BAB II TINJAUN PUSTAKA. masyarakat.adapun ciri-ciri sapi pedaging seperti berikut: tubuh besar, badan

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Bakalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

memiliki potensi dapat tumbuh optimal setelah digemukkan. Prioritas utama bakalan sapi yang dipilih yaitu kurus, berusia remaja, dan sepasang gigi

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Bangsa-bangsa Sapi

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

II. TINJAUAN PUSTAKA. ternak dalam suatu usahatani atau dalam suatu wilayah. Adapun ciri keterkaitan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler pembibit merupakan ayam yang menghasilkan bibit ayam

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

TINJAUAN PUSTAKA. Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam

I. PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan, sapi ini adalah keturunan Banteng (Bos sundaicus)

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

Budidaya Ternak Kambing Dan Domba

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

TINJAUAN PUSTAKA. dimiliki dapat diturunkan ke generasi berikutnya. Sapi potong merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus)

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutfah (Batubara dkk., 2014). Sebagian dari peternak menjadikan kambing

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama seperti sapi Bali betina. Kaki bagian bawah lutut berwarna putih atau

BAB VIII PEMBIBITAN TERNAK RIMINANSIA

I. PENDAHULUAN. Pendapatan nasional per kapita tahun 2012 yakni ,07 sedangkan tahun 2013

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya dari pulau Madura. Sapi Madura merupakan ternak yang dikembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit adalah ayam penghasil telur tetas fertil yang digunakan

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

KAJIAN KEPUSTAKAAN. relatif lebih kecil dibanding sapi potong lainnya diduga muncul setelah jenis sapi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sapi Potong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Susilorini, dkk (2010) sapi Bali memiliki taksonomi

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

dan sapi-sapi setempat (sapi Jawa), sapi Ongole masuk ke Indonesia pada awal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimanfaatkan sebagai produk utama (Sutarto dan Sutarto, 1998). Produktivitas

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penetasan telur ada dua cara, yaitu melalui penetasan alami (induk ayam)

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sapi Bali Sapi bali adalah sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membajak sawah oleh petani ataupun digunakan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795.

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. dikembangbiakkan dengan tujuan utama untuk menghasilkan daging. Menurut

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. indicus yang berasal dari India, Bos taurus yang merupakan ternak keturunan

TINJAUAN PUSTAKA. Populasi sapi bali di Kecamatan Benai sekitar ekor (Unit Pelaksana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU

MANAJEMEN PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI CV. PLESUNGAN RAYA GONDANGREJO, KARANGANYAR

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA JUDUL PROGRAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggul dari tetuanya. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi bali merupakan sapi murni asal Indonesia yang tersebar luas

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN

BAB XV LIMBAH TERNAK RIMINANSIA

BAB IV. PEMBAHASAN Profil Peternakan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit atau parent stock (PS) adalah ayam penghasil final stock

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong adalah ternak yang dipelihara secara intensif untuk

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Phylum : Chordata; Subphylum :

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

TINJAUAN PUSTAKA. Penggolongan sapi ke dalam suatu bangsa (breed) sapi, didasarkan atas

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung adalah provinsi yang memiliki luas wilayah ,50 km 2

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi ongole merupakan keturunan sapi liar yang dijinakkan di India. Di

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

Transkripsi:

3 BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan komoditas sumber pangan hewani terutama daging yangbertujuan untuk mensejahterakan manusia, memenuhi kebutuhan selera konsumendalam rangka meningkatkan kualitas hidup, dan mencerdaskan masyarakat.adapun ciri-ciri sapi pedaging seperti berikut: tubuh besar, badan simetris, kualitas dagingnya maksimum dan mudah dipasarkan, laju pertumbuhan cepat, cepat mencapai dewasa, efisiensi pakannya tinggi (Santosa, 1995). Menurut AbidindanSoeprapto (2006) sapi potong adalah jenis sapi khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi-sapi ini umumnya dijadikan sebagai sapi bakalan, dipelihara secara intensif selama beberapa bulan, sehingga diperoleh pertambahan bobot badan ideal untuk dipotong. Penggemukan sapi potong adalah usaha pemeliharaan ternak dengan cara mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan meningkatkan produksi daging dengan mutu yang lebih baik sebelum ternak dipotongdalam waktu relatif singkat (3-5 bulan). Beberapa jenis sapi dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : 1. Sapi Bali Menurut Guntoro (2002) Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan sapi yang berdarah murni karena merupakan hasil domestifikasi (penjinakan)

4 langsung dari banteng liar. Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). 2. Sapi Ongole Menurut Murtidjo (1990) sapi ongole merupakan sapi keturunan Bos Indicus yang berhasil dijinakkan di India. Sapi ongole masuk di Indonesia mulai abad ke 19, dan dikembangkan cukup baik di pulau Sumba, sehingga lebih populer dikenal sebagai sapi sumba Ongole.Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Persilangan sapi ongole jantan murni dengan sapi betina Jawa, menghasilkan keturunan yang disebut Sapi peranakan Ongole (PO). 3. Sapi Brahman Menurut Murtidjo (1990) Sapi Brahman merupakan sapi keturunan Bos Indicusyang berhasil dijinakkan di India, tetapi mengalami perkembangan pesat di Amerika Serikat.Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia. 4. Sapi Madura Sapi madura merupakan keturunan perkawinan silang antara Bos Sondaicus dan Bos Indicus.Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.

5 5. Sapi Limousin Sapi Limousin kadang disebut juga Sapi Diamond Limousine (termasuk Bos Taurus), dikembangkan pertama di Perancis, merupakan tipe sapi pedaging dengan perototan yang lebih baik dibandingkan Sapi Simmental. Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik 6. Sapi Sumba Ongole (SO) Sumba Ongole (SO) adalah sapi ongole asli Indonesia berasal dari Sumba, Nusa Tenggara Timur dengan perawakan seperti sapi ongole (Jawa), warna asli putih, memiliki rangka dan perfoma produksi yang lebih baik dari sapi ongole. Adanya ternak SO di Indonesia mulai sejak Ongole sapi diimpor dari India pada tahun 1914 dan ditempatkan di pulau Sumba (Nusa Tenggara Timur Provinsi) dan dapat beradaptasi di iklim Indonesia (Departemen Pertanian Republik Indonesia, 2014). Menurut Hardjosubroto (2004) Pulau Sumba akhirnya ditetapkan untuk ternak Ongole pusat penangkaran yang kemudian dikenal sebagai Sumba Sapi Ongole. Sapi SO dapat digunakan dalam penggemukan, terutama penggemukan yang relatif lama periodenya.pemeliharaan yang baik dan benar akan sangat mempengruhi keberhasilan usaha penggemukan hewan, dengan sistem pemeliharaan yang baik akan diperoleh pertambahan bobot badan yang maksimal serta performa ternak yang optimal (Abidin, 2002). Umur ternak sapi Sumba Ongole (SO) pada Pen G04 12 ekor dengan umur 1 4 tahun.

6 Pemeliharaan dapat mempengaruhi kesehatan ternak, sehingga pencegahan dan pemenanganan penyakit. 2.2. Pencegahan Penyakit Pencegahan untuk seluruh penyakit menular di pusatkan pada penggunaan agen biologis biasanya di berikan melalui suntikan, penggunaan bahan kimia yang membunuh induk semang antara yang membawa bibit penyakit, dan isolasi hewan terserang dan mencegah agar tidak menular ke hewan yang sehat. Agen biologis termasuk vaksinasi yang berisikan organisme hidup yang dimodifikasi sehingga mereka hanya memberi serangan penyakit ringan dan ini membuat hewan tahan atau kebal terhadap penyakit tersebut (AbidindanSoeprapto, 2006). Bahan kimia untuk membunuh serangga dan kutu penyebab penyakit, di pergunakan dalam tangki celup dan seperti penyemprot untuk membunuh lalat tsetse, pembawa trypanosoma.upaya pengendalian penyakit dengan berbagai cara, seperti : 2.2.1. Tindakan higiene dan sanitasi Tindakan higiene dan sanitasi merupakan upaya dalam menjaga kebersihan kandang seperti lantai yang bersih dan kering, drainase sekitar bangunan kandang yang baik, pengapuran dinding kandang yang teratur, pengaturan ventilasi kandang yang sempurna dan usaha - usaha yang mampu membentengi dari serangan berbagai jenis infeksi penyakit. Sanitasi kandang merupakan usaha dalam rangka membebaskan kandang dari bibit-bibit penyakit maupun parasit lainnya. Kandang sapi potong dilengkapi dengan saluran pembuangan berupa

7 selokan kecil yang memenjang dibagian belakang posisi sapi. Cara membersihkan kotoran biasanya mengguyurkan ke arah kotoran sapi yang berserakan sehingga, kotoran tersebut langsung mengalir ke suatu bak penampungan (Setiawan, 2003). Menurut Sugeng (2000) kandang harus dibersihkan setiap hari dan sapi - sapi harus dimandikan setiap hari atau minimal satu minggu sekali. Pembersihan kandang dan dilanjutkan dengan pemandian sapi ini bertujuan untuk menjaga kebersihan kandang dan menjaga kesehatan sapi agar sapi tidak mudah terjangkit penyakit. 2.2.2. Vaksinasi Program vaksinasi merupakan usaha untuk menciptakan kekebalan tubuh. Vaksinasi penting yang harus dilakukan oleh setiap peternak sapi potong antara lain vaksinasi untuk pencegahan terhadap penyakit Brucellossis, Anthrax,IBR, BVD, juga vaksin SE. Menurut Fikar dan Ruhyadi (2012) menambahkan bahwa vaksinasi dilakukan untuk mencegah sapi tertular penyakit, biasanya petugas penyuluh atau dokter hewan setempat mengadakan program vaksinasi secara massal jika daerah tertentu merupakan daeran rawan penyakit menular, seperti SE, antraks dan brucellosis. Pemberantasan penyakit secara tuntas di suatu kawasan tertentu mungkin sulit dilaksanakan hal ini karena dapat terjadi karena sifat ilmiah agen penyakit yang berkemampuan tetap hidup diluar induk semangnya, keterbatasan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menciptakan vaksin yang handal, atau ketidakmungkinan mengatasi atau mengendalikan semua macam pembawa sifat bagi jasad renik yang ada (Akoso, 1996).

8 2.2.3. Pencegahan terhadap parasit Parasit adalah organisme hidup yang mendapatkan makanan dari organisme hidup yang lain dan hidupnya tergantung pada organisme tersebut. Parasit pada ternak ada 2 sifat yaitu Endoparasit dan ektoparasit. Endoparasit (entozoa)yaitu parasit yang hidup di dalam tubuh hospes. Hal ini sesuai Griffiths (1991) yang menyatakan bahwa endoparasit sebagai parasit yang hidup di dalam tubuh induk semang. Endoparasit meliputi cacing (Helminth). Cacing merupakan salah satu endoparasit dalam tubuh ternak yang sangat merugikan, baik parasit yang bersarang di usus maupun di hati. Oleh karena itu, agar sapi terhindar dari cacing harus melakukan pemberantasan cacing secara rutin, yaitu 4 bulan sekali dengan dosis sesuai anjuran. Ektoparasit (ectozoa) yaitu parasit yang hidup di luar tubuh hospes atau liang-liang kulit yang masih mempunyai hubungan dengan dunia luar. Kutu merupakan ektoparasit yang menghisap darah hewan yang dihinggapinya sehingga hewan yang bersangkutan merasa terganggu terus - menerus akibat gatal dan sebagainya. Oleh karena itu, harus menjaga kebersihan kulit sapi dengan cara memandikan sapi setiap hari dan peternak harus memberantas atau mengobati sapi yang berkutu. Kebersihan merupakan kunci pokok dalam pengendalian lalat rumah (Akoso,1996). 2.2.4. Kandang karantina Kadang karantina merupakan suatu kandang isolasi ternak dengan bertujuan pengobatan dan pencegahan penyebaran suatu penyakit (Rasyid dan Hartati,

9 2007). Karantina bertujuan guna memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang belum diketahui ketika proses pembelian. Selain itu juga untuk adaptasi sapi pada lingkungan yang baru. Menurut Santoso (2002) ketika sapi yang baru datang dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing sebab berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. 2.3. Penanganan Penyakit Penanganan penyakit merupakan mata rantai kegiatan yang menjamin keberhasilan perkembangbiakan dan peningkatan produksi ternak.penanganan kesehatan ternak dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pengobatan, pengafkiran dan pembasmian. 1. Pengobatan, yaitu usaha memberikan obat kepada ternak yang sakit hingga ternak menjadi sembuh dan berproduksi. Pemberian obat harus disesuaikan dengan petunjuk pada lebel atau resep dokter hewan agar tidak terjadi hal negatif. 2. Pengafkiran, yaitu tindakan atau usaha pemisahan ternak yang sudah tidak lagi berproduktif. Usaha ini merupakan salah satu penanganan terhadap ternak yang tidak produktif lagi dari ternak yang masih berproduktif. 3. Pembasmian merupakan penanganan kesehatan terhadap ternak khususnya ternak sapi dalam suatu populasi yang mengalami penyakit yang sangat berbahaya dan menular dengan cara dibunuh lalu dibakar atau dikubur agar penyakit tersebut tidak menyebar ke ternak lainnya. Hal ini karena dapat terjadi karena sifat ilmiah agen penyakit yang berkemampuan tetap hidup

10 diluar induk semangnya, keterbatasan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menciptakan vaksin yang handal, atau ketidakmungkinan mengatasi atau mengendalikan semua macam pembawa sifat bagi jasad renik yang ada (Akoso, 1996). Suatu aspek penting dari penanganan penyakit adalah perawatan hewan yang dalam pengobatan. Dari segi ekonomis, bila biaya pengobatan lebih tinggi dari pada nilai ternaknya, maka lebih baik ternak tersebut dijual sebagai ternak potong, dengan catatan penyakit sapi tersebut tidak membahayakan konsumen (Murtidjo, 1993). 2.4. Perkandangan Perkandangan merupakan kompleks bangunan yang digunakan untuk memberikan perlindungan dan kenyamanan kepada ternak terhadap hujan, radiasi matahari, derasnya aliran angin dan bahaya dari gangguan ternak lain sehingga proses fisiologis ternak dapat berlangsung secara optimal. Kandang merupakan tempat tinggal ternak sepanjang waktu, sehingga pembangunan kandang sebagai salah satu faktor lingkungan hidup ternak, harus bisa menjamin hidup yang sehat dan nyaman (Sugeng, 2003). Kandang koloni adalah kandang yang terdiri dari satu ruangan atau bangunan tetapi digunakan untuk ternak dalam jumlah banyak yang dilepas. Fungsi kandang adalah melindungi sapi potong dari gangguan cuaca, tempat sapi beristirahat dengan nyaman, mengontrol agar sapi tidak merusak tanaman di sekitar lokasi, tempat pengumpulan kotoran sapi, melindungi sapi dari hewan

11 pengganggu, dan memudahkan pelaksanaan pemeliharaan sapi tersebut (AbidindanSoeprapto, 2006). Lokasi kandang sebaiknya cukup jauh dari pemukiman agar bau dan limbah peternakan tidak mengganggu penghuni pemukiman. Jarak kandang dengan pemukiman minimum 50 meter. Apabila jaraknya terlalu dekat sebaiknya dibangun barrier (tembok pembatas). Tembok setinggi 3 meter sebagai peredam angin pengaruhnya setara dengan jarak 50 meter (Sugeng, 2003). 2.5. Pakan Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan hara atau nutrien yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, dan reproduksi. Faktor pakan dapat mempengaruhi kesehatan dalam hal jenis pakan, pemberian pakan, kualitas dan adanya zat beracun pada pakan. Hijauan merupakan sumber bahan pakan ternak yang utama dan perananya sangat penting bagi ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) baik untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi maupun untuk reproduksi. Hijauan dapat ditanam di ladang dan hewan dibiarkan merumput, atau dipangkas kemudian diberikan sebagai sumber pakan. Konsentrat adalah bahan pakan yang konsentrasi gizinya tinggi tetapi kandungan serat kasarnya relatif rendah dan mudah dicerna. Parakassi (1999) menyatakan bahwa konsentrat atau makanan penguat adalah bahan pakan yang tinggi kadar zat-zat makanan seperti protein atau karbohidrat dan rendahnya kadar serat kasar (dibawah 18%). Konsentrat mudah dicerna, karena terbuat dari campuran beberapa bahan pakan

12 sumber energi (biji-bijian, sumber protein jenis bungkil, kacang-kacangan, vitamin dan mineral). Pemberian pakan dimaksudkan agar sapi dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, pertumbuhan dan reproduksi. Pada umumnya sapi membutuhkan pakan hijauan dan pakan tambahan seperti konsentrat untuk tetap bisa memacu pertumbuhannya. Kebanyakan para peternak dalam mendapatkan hijauan segar mau tak mau harus mengeluarkan biaya atau tenaga untuk pengadaan pakan, terutama untuk pembelian hijauan dan transportasi (Sarwono dan Arianto, 2007). Untuk sapi yang sehat pada umumnya memerlukan jumlah pakan yang cukup dan berkualitas, baik dari segi kondisi pakan maupun nutrisi yang dikandungnya. Nutrisi di dalam pakan ternak merupakan unsur penting untuk menjamin kesehatan sapi, pertumbuhan badan yang optimal, dan kesuburan dalam reproduksi. (Siregar, 2003). 2.6. Penanganan Limbah Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk ternak. Limbah ternak yang berupa kotoran ternak, baik padat (feses) maupun cair (air kencing, air bekas mandi sapi, air bekas mencuci kandang dan prasarana kandang) serta sisa pakan yang tercecer merupakan sumber pencemaran lingkungan di area peternakan. Limbah ternak dalam jumlah besar dapat menimbulkan bau yang menyengat, sehingga perlu penanganan khusus agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan (Sarwono dan Arianto, 2002). Menurut

13 Abidin (2002) penanganan limbah perlu direncanakan dengan sebaik baiknya, bahkan bisa diupayakan untuk meningkatkan penghasilan tambahan seperti mengolah kotoran menjadi kompos. Total limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari jenis ternak, besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Manure yang terdiri dari feses dan urine merupakan limbah ternak yang terbanyak dihasilkan dan sebagian besar manure dihasilkan oleh ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba.selain menghasilkan feses dan urine, dari proses pencernaan ternak ruminansia menghasilkan gas metan (CH4) yang cukup tinggi. Gas metan ini adalah salah satu gas yang bertanggung jawab terhadap pemanasan global dan perusakan ozon, dengan laju 1% per tahun dan terus meningkat. Kontribusi emisi metan dari peternakan mencapai 20-35 % dari total emisi yang dilepaskan ke atmosfer.