BAB I PENDAHULUAN. orang. Ada juga belajar semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan faktafakta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Belajar dalam arti luas merupakan perubahan yang dilakukan banyak orang. Ada

BAB I PENDAHULUAN. juga belajar semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran juga merupakan

Imam Syuhada Akbar, Milfayeti. PPB-BK FIP Universitas Negeri Medan. Abstract

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA TEKS ARGUMENTASI MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 JEPON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Jamilah, 2013

BABI. Economic Risk Consultant (PERC), Indonesia memiliki daya saing PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat di pisahkan

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tertuang dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pula pembelajaran bahasa-bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, bahasa

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan di sekolah memiliki tiga variabel yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Bertanya dalam kelas adalah aktivitas yang sangat penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lama, yaitu pembelajaran berpusat pada guru, sementara siswa yang harus siap

I. PENDAHULUAN. kegiatan untuk membelajarkan peserta didik (Warsita, 2008: 85).

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GATAK SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. membaca sangat diperlukan setiap orang agar ia dapat mentransfer semua ilmu

BELAJAR EFEKTIF SISWA SMA TUGAS OLEH : MUHAMMAD DAUD LATUCONSINA NIM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamaludin Gumilar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah diharapkan mampu. memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif kepada para siswa guna

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan profesionalisasi dan sistem menajemen tenaga kependidikan serta

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan dari ke empat kasus

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan intrakurikuler. Sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, oleh karena itu pendidikan perlu dikaji secara baik. Menurut

PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEKNIK PERJANJIAN DAN PENGUATAN DIRI SISWA KELAS V SDN 1 TAWANG HARJO WONOGIRI

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, sehingga diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran IPA yang memberikan landasan melalui pengetahuan serta

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh peratian untuk

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar tidak dilatih untuk berekspresi secara bebas dan terlalu lama dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan untuk mewujudkan diri menjadi manusia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB I PENDAHULUAN. siswa yang lebih berhasil dalam belajar bila programnya memberikan peluang

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran yang diajarkan di MI pun bermacam-macam salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah. Menurut Slameto (dalam Pradhana, 2012), Keluarga adalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang dibutuhkan dan melatih peserta didik dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. guru dalam suatu proses belajar mengajar. Keluhan-keluhan tentang sulitnya

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI

BAB I PENDAHULUAN. dan pengetahuan. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Ungkapan bahwa banyaknya pelajar yang tidak berpikir sering kita. yang diajarkan oleh guru mereka (Hassoubah, 2004:9).

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Informan pertama bernama Prayoga yang usianya 17 tahun. Informan memeluk

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita dan kesuksesan dalam belajar. Clouder (Rüştü Yeşil, 2013: 2)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelulusan siswa. tentunya sangat penting untuk dikuasai. Saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. itu berlangsung seumur hidup dimulai dari keluarga kemudian di teruskan dalam

PENDAHULUAN. Jurusan Fisika FMIPA UNNES Jl. Raya Sekaran, Gunungpati Semarang. Masykur, dkk., Penerapan Metode SQ3R Dalam Pemb 73

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar dalam arti luas merupakan perubahan yang dilakukan banyak orang. Ada juga belajar semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan faktafakta yang tersaji dalam bentuk informasi/ materi pelajaran. Namun ada juga sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis. Di sekolah tugas pelajar adalah belajar dan menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, dengan belajar siswa akan dapat mengembangkan potensi dan meraih prestasi. Belajar yang Purwanto ( 2000 : 84 ) belajar adalah tingkah laku yang mengalami perubahan menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemahaman suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap. Menurut Wittig (dalam Syah, 2003 : 65), belajar sebagai any relatively permanen change in an organism behavioral repertoire that accurs as a result of experience (belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman). Jadi, dapat disimpulkan pengertian belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu yang berbeda dari sebelumnya yaitu perubahan tingkah laku tidak tahu menjadi tahu dengan adanya suatu proses yang dilakukan individu tersebut. 1

2 Apa yang dipelajari tidak seluruhnya tersimpan dalam memori ingatan atau bisa dikatakan lupa. Tidak sedikit pengalaman dan pelajaran yang diterima mudah melekat dalam ingatan. Untuk dapat mengetahui peristiwa lupa dalam belajar ini, dilatar belakangi oleh adanya perubahan sikap dan minat siswa dalam belajar siswa yang di perlihatkan saat waktu belajar. Seorang ahli pendidikan Winkel (dalam Djamarah 2008: 207) mengemukakan sejumlah kesan yang telah didapat sebagai buah dari pengalaman belajar tidak akan pernah hilang, tetapi kesan-kesan itu mengendap ke alam bawah sadar. Bila diperlukan kembali kesankesan terpilih ke alam sadar. Pengalian kesan-kesan terpilih bisa karena kekuatan asosiasi atau bisa juga karena kemauan yang keras melakukan reproduksi dengan pengandalan konsentrasi. Pendapat di atas mengatakan bahwa peristiwa lupa dapat terjadi pada siapapun juga akibat ketiadaannya konsentrasi. Tak peduli itu anak-anak, remaja, atau siapapun. Meskipun demikian peristiwa lupa dapat dikurangi. Dengan upaya meningkatkan kemampuan mengingat pada siswa dalam belajar dan memberikan penjelasan materi pelajaran yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Maka sebab itu betapa pentingnya kemampuan mengingat dalam proses belajar guna untuk meningkatkan prestasi akademik atau mendapatkan hasil yang memuaskan dalam setiap uji kompetensi siswa. Kemampuan mengingat merupakan hal yang sering kita anggap sebagai hal yang mudah, namun pada kenyataannya mengingat merupakan kegiatan otak yang melalui beberapa proses yang tidak sesederhana yang kita pikirkan. Ormrod (2009:275) mengemukakan bahwa proses mengingat informasi yang telah disimpan sebelumnya yaitu menemukan memori disebut pemanggilan

3 (retrival ). Pada dasarnya kegiatan mengingat diawali dengan adanya informasi yang diterima oleh indera kita, yaitu indera penglihatan, pendengaran, kinestetik, dan taktil. Selanjutnya stimulus tersebut akan diolah, diproses, dan akhirnya disimpan di otak yaitu dibagian storage (penyimpanan). Storage (penyimpanan) yaitu proses menempatkan informasi baru ke dalam memori. Informasi tersebut yang telah tersimpan apabila dibutuhkan suatu kali waktu maka akan dengan cepat kita dapat mengungkapkannya. Kemampuan mengingat dan melupakan yang dimiliki manusia tersebut harus diorganisir dengan sebaik-baiknya. Kemampuan mengingat harus dipertahankan, sedangkan kemampuan melupakan harus diminimalisir. Hal ini dilakukan untuk mendukung keberhasilan belajar seorang individu dalam belajar. Banyak siswa yang tidak berhasil dalam belajar karena pengaruh lupa. Siswa tidak mengetahui cara-cara untuk menjaga dan mempertahankan kemampuan mengingatnya. Kemampuan mengingat pada setiap diri manusia berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi dari berbagai faktor yang dapat mengakibatkan apakah pengalaman hidup seseorang tersebut memang dapat meningkatkan kemampuan mengingat atau malah menurunkan kemampuan mengingat seseorang. Pada dasarnya manusia lebih condong menerima informasi melalui indera penglihatan, kemudian pendengaran, kinestetik, dan taktil. Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan mengingat salah satunya adalah pendidikan. Dalam pendidikan kemampuan mengingat sangatlah penting untuk kelancaran proses belajar mengajar. Dengan pendidikan kita dapat meningkatkan kemampuan mengingat dengan berbagai macam metode

4 atau teknik. Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu unsur yang ada didalam pendidikan. Bimbingan dan Konseling dilaksanakan melalui berbagai layanan, dengan mempertimbangkan kehidupan pribadi, kehidupan sosial dan perkembangan kehidupan pembelajaran serta perencanaan karir. Bentuk pelayanan bagi peserta didik dapat dikembangkan dengan menggunakan berbagai cara dan variasi sesuai kebutuhan sekolah, kekhasan atau karakteristik budaya. Oleh karena itu, secara teoritis masalah di atas dapat ditanggulangi dengan pendekatan dan model pembelajaran yang tepat, aktif, efektif bahkan menyenangkan. Salah satunya dengan cara menggunakan Strategi Survey, Question, Read, Recite Dan Review (SQ3R) dengan mengkombinasikannya dengan media pembelajaran mind mapping. Strategi SQ3R merupakan salah satu bagian strategi elaborasi. Strategi ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Kegiatan membaca buku bertujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu buku pelajaran. Langkah pertama, Survey dimaksudkan agar siswa membaca selintas dengan cepat sebelum mulai membaca bahan yang akan diajarkan, langkah kedua, Question yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri untuk setiap yang ada pada bahan bacaan siswa, langkah ketiga, Read yaitu membaca secara aktif dan memberikan respon atas apa yang dibacanya dan langkah keempat, Recite yaitu dalam langkah berhubungan dengan langkah ketiga yang diharapkan dapat menghapal atau mengingat dan langkah terakhir adalah Review yaitu siswa diharapkan untuk

5 merenungkan (mengingat) kembali informasi yang telah dipelajari pada langkah kedua dan ketiga. Berdasarkan wawancara dengan siswa-siswi SMA Negeri 1 Tanjung Pura, peneliti memperoleh informasi bahwa siswa kelas X IPA 4 membutuhkan bimbingan belajar terkait peningkatan kemampuan mengingat, agar nantinya mereka semakin semangat dalam belajar dan tidak ada merasa kesulitan dalam belajar. Terlebih masih adanya jiwa-jiwa ketika masih SMP yang cenderung lebih santai dalam belajar dan masih memikirkan bermain. Maka sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Tajung Pura. Hal ini sesuai dengan pendapat Bu Hidayati (guru BK SMA Negeri 1 Tanjung Pura) yang mengatakan bahwa masih adanya siswa yang lupa dengan materi pelajaran yang baru saja dipelajari hal itu diambil dari ketidak bisanya siswa itu untuk mengulang kembali materi pelajaran yang baru dijelaskan oleh guru, apalagi pada siswa kelas X IPA 4. Karena siswa kelas X IPA 4 cenderung lebih santai dalam belajar dan masih terbawa situasi ketika masih SMP yang mengakibatkan adanya ketidak seriusan dalam belajar sehingga menyebabkan menurunnya prestasi nilai rata-rata siswa. Kemudian juga pemberian layanan bimbingan dan konseling kurang dimanfaatkan dan kurang berkembang karena kurangnya jam BK/BP, terlebih dalam hal pemberian bimbingan belajar berupa teknik-teknik yang dapat meningkatkan kemampuan mengingat pada siswa. Dalam peristiwa tersebut peneliti menyimpulkan adanya ketidak seriusan ataupun ketiadaan konsentrasi dalam belajar yang terjadi pada siswa kelas X IPA 4 SMA Negeri 1 Tanjung Pura terutama dalam hal belajar. Dan hal ini sesuai dengan pendapat Asyah (2011:53), disamping untuk menganalisis kebutuhan

6 siswa, data-data yang diperoleh ini juga dapat dijadikan bahan untuk mengetahui potensi anak, sehingga guru BK dapat memberikan pengembangan kepada siswa sesuai dengan potensi yang ada. Baik pengembangan diri, minat-bakat, maupun mengurangi peristiwa lupa dalam belajar siswa. Pengembangan diri ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dibidang akademik maupun seni, olahraga dan lainnya (ekskul) dengan cara bekerjasama dengan personil sekolah lainnya, seperti kepala sekolah, guru bidang studi, maupun kerjasama dengan pihak yang berkompeten (diluar instansi sekolah). Atas fenomena yang diatas hasil belajar dapat meningkat jika daya ingat siswa baik dan jika memiliki daya ingat yang rendah maka hasil belajar akan menunjukkan penurunan. Inilah yang mendasari penulis untuk mengadakan sebuah penelitian dengan judul : Pengaruh Bimbingan Belajar Strategi SQ3R Terhadap Kemampuan Mengingat Pada Siswa Kelas X IPA 4 SMA Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2015/2016. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yang akan diteliti di antaranya : a. Rendahnya kemampuan siswa dalam mengingat pelajaran. b. Siswa sulit belajar dalam mengingat pelajaran yang diberikan guru. c. Siswa sulit mengingat pelajaran ketika guru mengulang pelajaran. d. Siswa sulit mengeluarkan pendapat ketika guru bertanya. e. Siswa sulit memberikan pertanyaan setalah apa yang dibacanya.

7 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari timbulnya permasalahan dan penafsiran yang berbeda beda, maka perlu ada pembatasan yang diteliti. Masalah yang akan dibahas adalah Pengaruh Bimbingan Belajar Strategi SQ3R Terhadap Kemampuan Mengingat Pada Siswa Kelas X IPA 4 SMA Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2015/2016. 1.4 Rumusan Masalah Sesuai dengan batasan masalah, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada pengaruh bimbingan belajar strategi SQ3R terhadap kemampuan mengingat pada siswa kelas X IPA 4 SMA Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2015/2016?. 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh bimbingan belajar strategi SQ3R terhadap kemampuan mengingat pada siswa kelas X IPA 4 SMA Negeri 1 Tanjung Pura tahun ajaran 2015/2016. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain: 1. Manfaat Praktis 1. Bagi Siswa : Melalui penerapan strategi SQ3R dapat membantu siswa mengoptimalkan keterampilan mengingat siswa dalam pelajaran.

8 2. Bagi Sekolah : dapat dijadikan model untuk memberikan bimbingan belajar kepada siswa. 3. Bagi Guru BK : Sebagai bahan masukan bagi guru dalam menerapkan strategi mengingat kepada siswa. 2. Manfaat Teoritis Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat menambah wawasan dan memberikan masukkan, khususnya dalam bidang bimbingan dan konseling mengenai bimbingan belajar strategi SQ3R kepada peserta didik.