BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik telah menjadi kebutuhan primer bagi kehidupan manusia modern. Ketersediaan energi listrik berhubungan erat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Telah banyak contoh yang membuktikan bahwa pembangunan pembangkit listrik di daerah terpencil, memberi dampak positif pada kehidupan sosial, ekonomi, dan bahkan keamanan dan ketahanan nasional. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk mewujudkan pemerataan ketersediaan energi listrik di seluruh wilayah Indonesia. Hingga tahun 2011, pencapaian rasio elektrifikasi nasional adalah sebesar 74,49 % dari total jumlah penduduk di Indonesia dengan realisasi rasio elektrifikasi Jawa Bali sebesar 76,9 %, Indonesia bagian barat 76,7 %, sedangkan Indonesia bagian timur hanya mencapai 62,4 % [1]. Salah satu faktor yang menjadi kendala dalam pemenuhan kebutuhan energi listrik di Indonesia adalah kondisi geografis wilayah Indonesia yang merupakan kepulauan dan pegunungan dengan pola pemukiman menyebar. Pada keadaan seperti ini pengembangan sistem stand alone menggunakan pembangkit diesel dan PV merupakan langkah yang tepat, ini juga sesuai dengan kebijakan Pemerintah yang telah menetapkan target bauran energi dari sumber energi baru terbarukan (EBT) sebesar 17,6 % pada tahun 2025 [2]. 1
2 Bunaken sebagai tempat wisata Indonesia yang terletak di teluk Manado Sulawesi Utara telah menggunakan sistem stand alone yang dipasok oleh PLTD dan PLTS. Penggunaan pembangkit diesel disebabkan pembangkit ini sangat cocok untuk daerah yang kecil dengan beban yang tidak terlalu besar, selain itu biaya investasi pembangkitannya juga cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan jenis pembangkit lainnya. Hal berbeda dalam penggunaan PV yaitu disebabkan pada ketersediaan energi baru terbarukan (EBT) yang ada, energi panas matahari dirasa paling cocok untuk diaplikasikan di Indonesia mengingat Indonesia berada di garis khatulistiwa yang beriklim tropis sehingga memiliki cukup banyak potensi energi panas matahari. Tarif dasar listrik yang saat ini berlaku dirasa tidak sesuai apabila diaplikasikan pada daerah yang menggunakan EBT dalam pembangkitan listriknya, ini dikarenakan investasi yang diberikan untuk pembangunan pembangkit dengan menggunakan EBT terbilang cukup besar karena jelas teknologi yang digunakan akan berbeda. Sementara pada PLTD bahan bakar yang digunakan berupa solar akan lebih mahal dibandingkan dengan PLTU yang bahan bakarnya adalah batubara. Tarif tenaga listrik yang ditetapkan Pemerintah dirasa tidak sesuai dan masih terlalu murah dibanding tarif yang seharusnya diberikan kepada pelanggan. Akibat dari harga tarif yang sangat rendah adalah tidak dapatnya PLN sebagai pihak penyedia listrik dalam mengembangkan usahanya, sehingga nantinya Pemerintah akan memberikan subsidi yang besar untuk menutupi kekurangan biaya yang diderita oleh PLN, dan jelas subsidi dari Pemerintah terbatas nilainya sehingga pihak PLN harus menanggung kekurangan
3 yang cukup besar dan dipaksa beroperasi dalam keadaan merugi, hal ini nantinya dikhawatirkan PLN tidak mampu lagi memenuhi pertumbuhan permintaan beban, ini menjadi ironi bagi daerah wisata yang sangat indah namun belum terlistriki dengan cukup baik. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, ada beberapa pokok permasalahan yang menjadi bahasan pada tugas akhir ini. Permasalahan yang muncul di antaranya ialah berapa harga tarif PLTH PV-Diesel Bunaken yang seharusnya dibebankan pada konsumen dan bagaimana perbandingannya dengan harga tarif yang saat ini ditetapkan oleh Pemerintah. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dibuat batasan masalah terhadap hal-hal yang akan dibahas. Pembatasan ini bertujuan agar pembahasan dalam skripsi ini terfokus pada masalah yang dikaji. Tugas akhir ini berfokus pada perancangan tarif pada tiap konsumen di Bunaken dengan metode LRMC sehingga nantinya dapat memberi hasil berupa nilai Rp/kWh. Berdasarkan nilai tersebut, dilakukan analisis perbandingannya terhadap struktur tarif yang saat ini diterapkan oleh Pemerintah. Penulis hanya menggunakan satu metode dalam perhitungannya sehingga tidak akan dilakukan perbandingan struktur tarif dengan menggunakan metode lainnya. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian adalah sebagai berikut :
4 1. Melakukan perhitungan mengenai kebutuhan pembangkit listrik Bunaken dalam penyediaan listrik jangka panjang menggunakan metode LRMC. 2. Memberikan gambaran bagaimana pengaruh perubahan komponen pembentuk biaya dengan metode LRMC terhadap biaya yang dihasilkan melalui uji sensitivitas. 1.5 Metode Penelitian Penulisan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut. 1. Studi pustaka dengan mengumpulkan informasi dan mempelajari literatur dari buku, skripsi-skripsi terdahulu serta internet. 2. Pengambilan data sistem kelistrikan Bunaken melalui PLN Suluttenggo. 3. Perhitungan struktur tarif tiap pelanggan di Bunaken dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel. 4. Melakukan analisis dan pembahasan atas hasil perhitungan tarif yang telah dibuat. 1.6 Sistematika Penelitian berikut. Penulisan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan sistematika sebagai BAB I : Pendahuluan Bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Dasar Teori
5 Bab ini membahas mengenai pengertian tarif, konsep daya, energi dan kapasitas, konsep biaya marjinal, serta metode perhitungan tarif berdasar LRMC. Deskripsi singkat atas penelitian terdahulu mengenai LRMC juga disajikan dalam bab ini. BAB III : Metode Penelitian Bab ini memuat metode perhitungan LRMC yang terdiri atas perhitungan biaya kapasitas marjinal dan energi, serta metode penyusunan nilai tarif setelah diperoleh biaya marjinal LRMC. BAB IV : Analisis dan Pembahasan Bab ini berisi data pembangkitan listrik PLTH PV-Diesel Bunaken, termasuk di dalamnya: data pembangkit, jaringan transmisi dan distribusi, pertumbuhan beban puncak, dan kurva beban. Perhitungan metode LRMC yang dilakukan berdasar data tersebut disajikan pula dalam bab ini, berikut dengan analisis dan pembahasan mengenai hasil perhitungan tersebut. BAB V : Penutup Bab ini berisi tentang beberapa kesimpulan yang diperoleh dari hasil perhitungan dan pembahasan, serta saran-saran yang diperlukan sehubungan dengan hasil tersebut.