Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment menggunakan pendekatan

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

BAB IV METODA PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary dalam penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. penelitian ini dilakukan studi preelimenery dengan mengunakan hewan coba yang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian. pretest postest randomized controlled group design. Dua kelompok penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. imunologi, farmakologi dan pengobatan tradisional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

III. METODE PENELITIAN. kategori. Dan pada penelitian ini digunakan 3 sampel. pengukuran kadar

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu farmakologi dan imunologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu : Anestesiologi,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan

Transkripsi:

53 4.1. Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan efisiensi pelaksanaan penelitian dan memberikan peluang hewan percobaan akan baik selama percobaan relatif tinggi, karena pengamatan dan pengambilan spesimen penelitian hanya dilakukan di akhir penelitian. Penentuan sampel untuk tiap kelompok dilakukan dengan alokasi random. Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus Sprague dawley yang diinjeksi Streptozotocin dosis 40 mg/kgbb secara intraperitoneal. Pemberian STZ dosis 40-60 mg/kgbb secara intravena atau intraperitoneal mampu menginduksi tikus menjadi DM tipe 1. 38 Hewan coba dibagi menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu kelompok kontrol (diabetik non perlakuan) dan 3 kelompok perlakuan (diabetik dengan pemberian EEDS). Output yang diamati adalah kadar glukosa darah, kadar HbA1c dan ekspresi kolagen pada ekspansi mesangial ginjal. Bagan disain penelitian ini dapat dilihat pada gambar 7. 4.2. Populasi dan sampel penelitian 4.2.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah tikus Sprague dawley yang diinbreed dari LPPT UGM bidang layanan pra klinik dan pengembangan hewan percobaan. 4.2.2. Sampel penelitian

54 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus Sprague dawley DM. Jumlah sampel minimal untuk jenis penelitian ini menurut WHO adalah 5 ekor untuk tiap kelompok. Dalam penelitian ini untuk menjamin kecukupan jumlah tikus dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi serta menjamin akurasi dan validitas dalam analisis inferensial data, jumlah hewan coba yang digunakan tiap kelompok adalah 6 ekor, sehingga jumlah hewan coba yang digunakan adalah 24 ekor. Penentuan hewan coba untuk tiap kelompok dilakukan secara random (simple random sampling). 4.2.3. Kriteria sampel Kriteria inklusi : 1. Jenis kelamin jantan 2. Usia 45 90 hari 3. Berat badan 50-200 gr 4. Kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl Kriteria eksklusi : 1. Tikus mengalami cacat fisik 2. Tikus mengalami infeksi Kriteria Drop Out : 1. Tikus mengalami diare selama penelitian. 2. Tikus mati pada penelitian P1 EEDS O1

55 Sampel ( Tikus SD DM ) R P2 P3 EEDS EEDS O2 O3 Hasil Peneliti an K O Gambar 7. Bagan disain penelitian Keterangan : S : Sampel R : Randomisasi P1 : Kelompok perlakuan dengan pemberian EEDS dosis 150 mg/200grbb selama 15 hari P2 : Kelompok perlakuan dengan pemberian EEDS dosis 300 mg/200 grbb selama 15 hari P3 : Kelompok perlakuan dengan pemberian EEDS dosis 450 mg/200 gr BB selama 15 hari K : Kelompok kontrol ( diabetik tanpa pemberian EEDS) O1 : Ekspresi kolagen mesangial P1 O2 : Ekspresi kolagen mesangial P2 O3 : Ekspresi kolagen mesangial P3 O : Ekspresi kolagen mesangial K 4.3. Variabel Penelitian

56 Variabel bebas : Ekstrak etanol daun salam ( EEDS ) Variabel tergantung : Ekspresi kolagen mesangial glomerulus. 4.4. Definisi Operasional Variabel Tabel 2 Definisi Operasional Variabel No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Satuan Skala 1 EEDS Daun salam yang diekstrak dengan etanol 70% secara maserasi, dengan dosis : a. 150 mg /200 grbb b. 300 mg /200 grbb c. 450 mg/ 200 gr BB yang diberikan secara per oral. 2 Ekspresi Kolagen mesangial glomerulus Ekspresi Kolagen mesangial tikus SD DM kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diperoleh dari pengecatan mesangial glomerulus secara imunohistokimia dan diamati secara mikroskopi Penentuan dosis EEDS berpedoman pada konversi dosis pada hewan percobaan ( dosis mencit ke dosis tikus ) Ekspresi Kolagen diukur dengan melihat intensitas kolagen dan proporsi mesangial glomerulus setelah pengecatan imunohistokimia secara mikroskopi dengan mikroskop cahaya. Ekspresi kolagen mg/200 gr BB Skor intensitas: 0=negatif 1=lemah 2=sedang 3=kuat Skor proporsi : 0= negatif 1=1/100 bagian 2= 1/10 bagian 3= 1/3 bagian 4= 2/3 bagian Nominal dengan 4 kategori Numerik

57 dinyatakan dalam Allred Score yang merupakan penjumlahan dari skor proporsi dan intensitas. 5= seluruh bagian 4.5. Pengolahan dan Analisis Data Data data penelitian yang berupa kadar glukosa darah dan ekspresi kolagen mesangial glomerulus dilakukan cleaning, coding dan tabulasi. Analisis data dilakukan dengan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) for widows release ver 16,0 Analisis deskriptif dilakukan untuk mnghitung nilai mean, median dan standar deviasi dari kadar glukosa darah, kadar HbA1c dan ekspresi kolagen mesangial glomerulus. Selanjutnya data disajikan dalam tabel grafik boxplot untuk melihat karakteristik tiap set data. Data ekspresi kolagen yang dinyatakan dalam proportion score, intensity score dan Allred score kemudian dianalisis perbedaan antar kelompok dengan uji Krusskall-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney. Data ekspresi kolagen didapatkan dari pembacaan oleh 2 pengamat sehingga dilakukan uji reliabilitas dan Kappa untuk kesesuaian antara kedua pengamat. 4.6. Alat dan Bahan 4.6.1. Alat

58 1. Kandang hewan 2. Sonde Lambung 3. Spuit Injeksi 4. Neraca elektrik 5. Alat uji pengukuran glukosa darah (metoda heksokinase) 6. Alat uji pengukuran HbA1c 7. Mikroskop cahaya 4.6.2. Bahan 1. Streptozotocin (Merek Nacalai, catalog 32238-91, Lot No M3P4239) 2. Bufer sitrat 3. Serum darah hewan coba untuk diukur glukosa darah pada awal penelitian sebelum pemberian ekstrak daun salam untuk menentukan keberhasilan induksi STZ meningkatkan kadar glukosa darah. 4. Pakan standar hewan uji (Comfeed AD II) 5. Reagen untuk pengukuran kadar glukosa darah (metode heksokinase) 6. Reagen untuk pengukuran kadar HbA1c (metode turbidimetri) 7. Reagen immunohistokimia untuk pengecatan kolagen mesangial glomerulus hewan uji. 4.7. Tempat dan waktu Penelitian Pemeliharaan dan perlakuan terhadap hewan coba dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT-UGM) unit IV. Pembuatan ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dilakukan di LPPT Unit I UGM Yogyakarta. Analisis kualitatif zat bioaktif dari EEDS dilakukan di

59 Laboratorium Kimia Fakultas MIPA Kimia Universitas Diponegoro Semarang. Pengukuran kadar glukosa darah, HbA1c dan Hb dilakukan di Laboratorium Klinik Pramita Yogyakarta. Pembuatan dan pembacaan preparat IHC kolagen mesangial glomerulus dilakukan di bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta dan Laboratorium Patologi anatomi Rumah sakit Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 2 (dua ) bulan. 4.8. Alur Penelitian Tikus Sprague Dawley jantan Induksi STZ 40 mg/kgbb Cek glukosa darah darah 96 Jam (hasil uji pendahuluan ) Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi Kelompok Kontrol tanpa pemberian EEDS Kelompok Perlakuan dengan EEDS Dosis: 150/300/450 mg/200 grbb 15 hari Kadar glukosa darah dan HbA1c Ekspresi kolagen mesangial ANALISIS DATA 4.9. Teknik Pengumpulan Data Gambar 8. Gambar bagan alur penelitian

60 4.9.1. Aklimatisasi Uji pendahuluan ( pilot study), empat ekor tikus jantan galur Sprague dawley usia 1,5-3 bulan, berat 50-200 gram diaklimatisasi laboratorium dengan cara dikandangkan dan diadaptasikan dengan diberi pakan standar secara ad libitum. Tikus diinjeksi dengan STZ dalam buffer sitrat 0,1N ph 4,5 dosis 40 mg/kgbb secara intraperitoneal, diukur glukosa darahnya setiap 2 hari sekali selama satu minggu dengan sampel darah dari vena ekor. Diamati pada hari ke berapa tikus mengalami DM dengan kriteria kadar glukosa melebihi 200mg/dl dan stabil. Hasil dari uji pendahuluan digunakan untuk menentukan pada hari ke berapa setelah induksi dengan STZ 40 mg/kg BB tikus mengalami DM dan EEDS mulai diberikan pada kelompok hewan perlakuan. Selanjutnya berdasarkan uji pendahuluan, dua puluh empat ekor tikus jantan galur Sprague dawley usia 1,5 3 bulan, berat badan 50 200 gram yang telah diaklimatisasi laboratorium diinduksi STZ dosis 40 mg/kgbb dimana STZ dalam buffer sitrat 0,1 N sampai ph 4,5 dan dibiarkan selama waktu tertentu (sesuai hasil uji pendahuluan) sampai mengalami DM. Dilakukan pengukuran kadar glukosa darah, dan selanjutnya tikus yang memenuhi kriteria DM dan selanjutnya dilakukan randomisasi kelompok. 4.9.2. Randomisasi

61 Hewan coba dibagi secara acak menjadi 4 kelompok, terdiri dari 1 kelompok kontrol (kelompok diabetik tanpa pemberian EEDS) dan 3 kelompok perlakuan (kelompok diabetik dengan pemberian EEDS 3 dosis bertingkat ). Hewan coba diberi pakan standar (Comfeed AD II) dan kelompok perlakuan diintervensi dengan pemberian ekstrak etanol daun salam selama 15 hari. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel darah tikus melalui plexus retroorbitalis sebanyak 2 ml untuk pengukuran kadar glukosa darah dan HbA1c. Hewan coba disacrified, dan ginjal diproses secara imunohistokimia untuk menentukan ekspresi kolagen mesangial glomerulus. 7.10. Ethical Clearence Ethical Cleareance diajukan melalui Komite Etik Penelitian Kedokteran Universitas Diponegoro di Semarang untuk memperoleh ijin menggunakan hewan coba sebelum penelitian dimulai. BAB V