1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Kompetensi merupakan aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan pencapaian kinerja yang superior. Aspek-aspek pribadi pekerja termasuk sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Kompetensi akan mengarahkan tingkah laku. Sedangkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja (Lasmahadi, 2002). Kompetensi merupakan salah satu atribut yang melekat pada sumber daya manusia. Sehingga kompetensi yang dimiliki seseorang belum tentu dapat dimiliki dengan sama persis oleh orang lain. Sebagai salah satu bentuk aset, sumber daya manusia yang berkompeten dibidangnya dapat menjadi unsur penunjang perusahaan untuk memiliki nilai kompetitif yang tinggi. Pemenuhan sumber daya manusia yang berkompeten dibidangnya juga sangat penting diterapkan di perguruan tinggi. Perguruan tinggi menurut Wong, PK et al yang diambil dari (Sastramihardja, 2008) merupakan salah satu bentuk organisasi yang saat ini tidak hanya berperan dalam menyelenggarakan pendidikan dan membentuk pengetahuan, tapi juga berperan dalam menerapkan dan menyebarkan pengetahuan dan kontribusi secara aktif dalam pengembangan perusahaan swasta, sehingga berperan lebih lanjut sebagai bagian dari sistem inovasi secara nasional. Salah satu bentuk sumber daya manusia yang mendukung penyelenggaraan tugas perguruan tinggi adalah dosen. Berdasarkan definisi dari Undang-undang RI Tentang Guru Dan Dosen (-, 2005), dijelaskan bahwa dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasi, mengembangkan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Untuk mengemban tanggungjawabnya, maka seorang dosen harus memiliki kompetensi pada bidang yang diampunya.
2 Kondisi lingkungan global saat ini kerap mengalami perubahan dikarenakan pengaruh perkembangan teknologi yang sangat cepat. Untuk dapat menyampaikan ilmu sesuai dengan kebutuhan lingkungan global, maka dosen harus selalu mengembangkan kompetensi dirinya. Hal ini tentunya menyebabkan kompetensi menjadi bukan sebuah titik akhir pencapaian, melainkan sesuatu yang harus terus menerus diperbaiki dan ditingkatkan. Dan untuk mengakomodir masalah kebutuhan kompetensi dosen yang selalu mengalami perubahan, maka diperlukan sebuah bentuk pengelolaan kompetensi dosen yang terorganisir dengan baik. Ada berbagai macam manfaat yang bisa didapatkan dari pengelolaan kompetensi dosen, baik bagi program studi maupun untuk keseluruhan civitas akademika perguruan tinggi. Contoh bentuk manfaatnya adalah pihak perguruan tinggi dapat secara berkelanjutan mendapatkan informasi tentang sejauh mana kompetensi yang dimiliki dosennya untuk menunjang tugas dan mengikuti tuntutan akan kebutuhan kompetensi dosen yang selalu berubah. Hasil pengelolaan kompetensi dosen dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi tingkat perguruan tinggi untuk menentukan perlu tidaknya pengembangan kompetensi dosen. Caranya adalah dengan membandingkan kompetensi yang dimiliki dosen saat ini dan kompetensi dosen yang dibutuhkan. Informasi kompetensi dosen juga akan memudahkan setiap jurusan untuk memenuhi kebutuhan tenaga yang berkompeten disuatu bidang tertentu. Contohnya, kebutuhan memenuhi kuota mengajar, membimbing penulisan ilmiah mahasiswa, pembawa materi seminar atau pelatihan, dan sebagainya. Agar dapat mengelola kompetensi dosen dengan baik, maka dibutuhkan sebuah arsitektur yang memberikan gambaran utuh mengenai aspek-aspek yang merupakan bagian dari pengelolaan kompetensi dosen. Untuk menyajikannya menjadi bentuk kerangka kerja yang terstruktur maka arsitektur tersebut akan ditampilkan dalam sebuah framework. Pembangunan Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen akan didasarkan pada Perspektif Zachman dalam membangun sebuah Enterprise Architecture Framework. Namun sebelum
3 menggunakan Perspektif Zachman untuk membangun Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen, maka harus ditunjukkan bahwa Arsitektur Enterprise dan Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen merupakan dua objek yang berkesesuaian. Caranya adalah melalui proses penganalogian. Tujuan proses penganalogian adalah mengadopsi cara penyelesaian masalah suatu objek untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah pada objek yang lain. I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada sub bab I.1, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas. 1. Bagaimana mendefinisikan kompetensi apa saja yang seharusnya dimiliki seorang dosen? 2. Aktivitas apa saja yang dapat dilakukan untuk mengelola kompetensi dosen? 3. Bagaimana caranya menunjukkan bahwa Perspektif Zachman dalam membangun Enterprise Architecture Framework dapat digunakan untuk membangun Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen? 4. Bagaimana membangun sebuah Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen berdasarkan Perspektif Zachman? I.3 Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun sebuah Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen yang dapat digunakan sebagai kerangka kerja pengelolaan kompetensi dosen pada perguruan tinggi. Dalam kerangka kerja pengelolaan ini dijelaskan kompetensi apa saja yang seharusnya dimiliki seorang dosen, serta aktivitas-aktivitas yang perlu dikelola untuk meningkatkan kompetensi dosen. Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen dapat dikembangkan dengan menggunakan Perspekif Zachman dalam membangun Enterprise Architecture Framework. Namun terlebih dahulu harus dapat ditunjukkan bahwa kedua framework memiliki kesesuaian, dengan melakukan proses penganalogian. Karena tujuan dari penganalogian adalah untuk
4 mengadopsi cara penyelesaian masalah dari sumber analogi, untuk diterapkan dalam menyelesaikan masalah yang ditemukan pada target analogi. I.4 Ruang Lingkup Pada penelitian ini, ruang lingkup dari permasalahan yang akan dibahas adalah: 1. Membahas mengenai pembangunan Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen berdasarkan Perspektif Zachman. 2. Studi kasus akan dilakukan pada salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung, yaitu UNIKOM. 3. Kompetensi dosen yang akan dibahas adalah kompetensi profesional, kepribadian, pedagogik, dan sosial. Pada pengelompokan kompetensi berdasarkan core competency, role competency, dan functional competency, jenis pengelompokan yang akan dibahas pada penelitian ini hanya yang core competency dan functional competency saja. 4. Dalam penerapannya, model kompetensi dosen yang digunakan pada penelitian ini hanya untuk kompetensi penunjang tugas dalam bidang pendidikan saja. Sedangkan untuk kompetensi sebagai penunjang tugas dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tidak digunakan. 5. Pengelolaan kompetensi dosen yang akan dibahas hanya untuk dosen tetap dan untuk tingkat perguruan tinggi saja. Sedangkan pengelolaan kompetensi dosen pada wadah dosen serumpun ilmu tidak dibahas secara detail. Untuk aktivitasnya, yang dibahas hanya pada penilaian dan pengembangan saja, sedangkan rekrutmen, perencanaan karir dan pemberian penghargaan tidak dibahas lebih jauh. 6. Pada tahap evaluasi model, yang diuji dilapangan hanya Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen saja. Sedangkan untuk model kompetensi dosennya karena harus dilakukan penyesuaian terhadap penetapan kebutuhan kompetensi dosen oleh pihak perguruan tinggi, maka pengujian model kompetensi tidak dilakukan disini.
5 I.5 Kegunaan Penelitian Bentuk model yang dihasilkan diharapkan pada penerapannya akan memberikan manfaat berupa: 1. Membantu memberikan sebuah Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen yang dapat digunakan sebagai dasar atau kerangka kerja dalam pengelolaan kompetensi dosen dalam perguruan tinggi. 2. Penerapan dari Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen diharapkan bisa membantu pihak perguruan tinggi untuk memantau sejauh mana kompetensi yang dimiliki para dosennya. Apakah kompetensi dosen sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak perguruan tinggi atau perlu ditingkatkan. Pengelolaan kompetensi dosen akan dilakukan melalui aktivitas-aktivitas pengelolaan model kompetensi dosen dan pengelolaan kompetensi dosen. 3. Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen diharapkan bisa memberikan informasi untuk memenuhi kebutuhan tenaga yang berkompeten disuatu bidang tertentu. Contohnya, kebutuhan memenuhi kuota mengajar, membimbing penulisan ilmiah mahasiswa, pembawa materi seminar atau pelatihan, dan sebagainya. I.6 Metode Penelitian Untuk melaksanakan penelitian, terdapat beberapa metode yang akan digunakan. Penjelasan dari setiap metode adalah: 1. Studi Literatur Melakukan studi literatur yang berhubungan dengan topik tesis terkait. Diantaranya adalah mencari definisi kompetensi dosen, model kompetensi, manajemen, manajemen sumber daya manusia, Arsitektur Enterprise, serta Perspektif Zachman (cara pandang Zachman dalam membuat sebuah framework dari Arsitektur Enterprise), penelitian degisn-sccience, analogi. 2. Analisis Melakukan analisis terhadap elemen-elemen pembangun model yang terdiri dari kompetensi dosen dalam perguruan tinggi, bentuk
6 pengelolaan kompetensi dosen, konsep Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen dan konsep Arsitektur Enterprise, serta melakukan analogi antar kedua konsep. 3. Perancangan Membangun sebuah Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen didasarkan pada Perspektif Zachman. 4. Pengujian Mengujikan framework yang telah dibangun pada objek studi kasus, yaitu di Universitas Komputer Indonesia 5. Membuat laporan tesis Menuangkan hasil penelitian kedalam bentuk penulisan ilmiah yaitu berupa laporan tesis I.7 Sistematika Penulisan Dalam penulisannya, tesis akan dibentuk dalam beberapa bab. Pada setiap bab akan dimuat cara dan pelaksanaan kerja, hasil pengamatan atau pengumpulan data dan informasi, pengolahan data dan informasi, analisis dan pembahasan data dan informasi serta pembahasan hasilnya. Penjelasan singkat dari setiap bab adalah: Bab 1. Pendahuluan, berisi tentang latar belakang yang melandasi diangkatnya masalah yang akan dibahas, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup, kegunaan, metode, serta sistematika penulisan. Bab 2. Tinjauan Pustaka, berisi tentang dasar-dasar teori terkait dengan kompetensi dosen, model kompetensi, manajemen, manajemen sumber daya manusia, Arsitektur Enterprise, serta Perspektif Zachman (cara pandang Zachman dalam membuat sebuah framework dari Arsitektur Enterprise) penelitian degisn-sccience, analogi. Bab 3. Analisis Masalah, berisi analisis terhadap elemen-elemen pembangun model yang terdiri dari kompetensi dosen dalam perguruan tinggi, bentuk pengelolaan kompetensi dosen, konsep Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen serta konsep Arsitektur Enterprise, dan melakukan proses analogi antar kedua konsep.
7 Bab 4. Perancangan Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen, membahas mengenai proses perancangan Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen yang sekiranya akan dijadikan solusi dari masalah yang dibahas. Bab 5. Kesimpulan Dan Saran, berisi mengenai kesimpulan dari apa yang didapatkan dalam penelitian serta saran untuk pihak pengguna hasil penelitian.