PENGARUH STATUS GIZI DAN STIMULASI IBU TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PAUD AL IKHLAS KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

PENGETAHUAN KADER MENINGKATKAN MOTIVASI DALAM MELAKUKAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).

Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

GAMBARAN HASIL PELAKSANAAN KPSP, TDL, TDD ANAK USIA 4 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

PEMBERIAN STIMULUS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN GIVING STIMULUS OF CHILDREN DEVELOPMENT AGES 3-5 YEARS OLD ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

PENGARUH STIMULASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TK PERTIWI BOYOLALI

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU BANYUWANGI

Oleh : Suyanti ABSTRAK

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurang, gizi baik, dan gizi lebih (William, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PANGAN-NON PANGAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

ABSTRAK. Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus Daftar Pustaka: ( )

BAB I PENDAHULUAN. usia dini, 50% akan mencapai kemampuan kemudian, 75% anak akan mencapai

PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan, karena masa balita

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4-5 TAHUN DI KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB I PENDAHULUAAN. Masa balita adalah masa kehidupan yang sangat penting dan perlu

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena

BAB IPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balita menjadi istilah umum bagi anak dengan usia dibawah 5 tahun (Sutomo

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA DI DESA KALIGONO. Pratiwi Dyah Kusumanti, Elvy Nurika Zulaicha

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TK AL-MUSTAQIM LUWUK TAHUN Juwita dan Erni Yusnita Lalusu

BAB I PENDAHULUAN. keemasan, yang memiliki masa tumbuh kembangnya berbagai organ tubuh. Bila

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan yang sangat pesat.

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dengan segala hasil yang ingin dicapai, di setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. masih berada dalam kandungan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa pra sekolah merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas Sumber Daya Manusia. (SDM), karena keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

1 Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA KANIGORO, SAPTOSARI, GUNUNG KIDUL

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan gizi masih menjadi masalah yang serius. Kekurangan gizi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. Kata kunci: BBLR, kualitas, kuantitas, antenatal care. viii

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan anak dibawah lima tahun (Balita) merupakan bagian yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

PENGARUH KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN DI PAUD TERHADAP PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK 3-5 TAHUN

Umi Sa adah, Asih Setyorini

Transkripsi:

PENGARUH STATUS GIZI DAN STIMULASI IBU TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PAUD AL IKHLAS KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN Eva Mahayani, Dewi Meliasari, Wildan Jurusan kebidanan Medan Abstrak Upaya pengembangan kualitas SDM dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak.pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hasil interaksi antara faktor genetik-herediter- konstitusi dengan faktor lingkungan. Peran orang tua dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak sangat penting, dimana orang tua bisa menyediakan sarana untuk tumbuh dan berkembang dengan dan sempurna. Pertumbuhan dan perkembangan balita dapat tumbuh secara optimal bila orang tua dapat mengasuh balitanya dengan benar, pemeliharaan kesehatan yang memadai, memberikan gizi yang adekuat, kondisi lingkungan yang bersih dan merangsang atau menstimulasi yang terarah kepada balitanya sesuai dengan usia dalam semua aspek perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa dan personal social. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat Pengaruh Status Gizi Dan Stimulasi Balita Terhadap Tumbuh Kembang Balita di Paud Al Ikhlas Kelurahan Padang Bulan Tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilalakukan di PAUD Al Ikhlas Kelurahan Padang Bulan.dengan sampel berjumlah 69orang yang diambil dengan teknik simple random sampling.analisis data menggunakan uji regresi logistic berganda.berdasarkan analisis bivariat didapat hasil ada hubungan antara status gizi dengan tumbuh kembang balita dengan nilai p<0,001, ada hubungan antara stimulasi ibu dengan tumbuh kembang balita dengan nilai p<0,001, dan dari analisis multivariat didapatkan hasil status gizi dan stimulasi ibu berpengaruh terhadap tumbuh kembang balita dengan nilai Exp(B) =38,650 untuk status gizi dan Exp(B)=59,848 untuk stimulasi.saran kepada orang tua untuk menjaga tumbuh kembang anak, memberikan stimulas sesuai tumbuh kembang anak dan meningkatkan peran ibu untuk mencari informasi tentang perkembangan anak. Kata Kunci : Status Gizi, Stimulasi, Tumbuhkembang PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak azasi manusia dan sekaligus sebagai investasi, Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Ukuran kualitas SDM dapat dilihat pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat antara lain dapat dilihat pada tingkat kemiskinan dan status gizi masyarakat. Upaya pengembangan kualitas SDM dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006). Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui peningkatan status gizi masyarakat, terganggunya perkembangan mental dan kecerdasan jika ditelusuri adalah akibat langsung maupun tidak langsung dari kekurangan asupan gizi dan ketersediaan pangan. Selain itu upaya-upaya untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang sehat perlu diperhatikan terutama pada masa peka atau masa keemasan (golden period) yang terjadi pada usia 0-5 tahun. Pada masa tersebut status kesehatan anak erat kaitannya dengan proses tumbuh kembang anak sehingga gizi dan stimulasi atau rangsangan-rangsangan dari orang tua penting untuk memenuhi proses tumbuh kembang anak. (WHO, 2015), Indikator SDGs untuk upaya kesehatan bayi dan balita mempunyai target pada tahun 2030 mengakhiri segala bentuk malnutrisi, termasuk mencapai target international 2025 untuk penurunan stunting dan wasting pada balita. Maka RPJM dan RENSTRA 2015-2019 membuat acuan menurunkan prevalensi kekurangan gizi 17 % dan prevalensi stunting 28 % pada tahun 2019. Sedangkan berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi beratkurang pada tahun 2013 adalah 19,6 persen, terdiri dari 5,7 persen gizi buruk dan 13,9 persen gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional tahun 2007 (18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %) terlihat 138

meningkat. Perubahan terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4 persen tahun 2007, 4,9 persen pada tahun 2010, dan 5,7 persen tahun 2013. Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9 persen dari 2007 dan 2013. Hasil riskesdas pemantauan pertumbuhan balita yang dilakukan setiap bulan menunjukkan bahwa persentase balita umur 6-59 bulan yang tidak pernah ditimbang dalam enam bulan terakhir cenderung meningkat dari 25,5% (2007), 23,8% (2010) menjadi 34,3% (2013).Berdasarkan data tersebut pemantauan untuk tumbuh kembang balita masih sangat rendah. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan, jadi bersifat kuantitatif sehingga dapat kita ukur dengan mempergunakan satuan panjang atau satuan berat Perkembangan ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompelks, jadi bersifat kualitatif yang pengukurannya jauh lebih sulit daripada pengukuran pertumbuhan (Soetjiningsih,2010). Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hasil interaksi antara faktor genetik, herediter dengan faktor lingkungan. Faktor lingkungan inilah yang akan memberikan segala macam kebutuhan yang merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh anak untuk tumbuh dan berkembang yaitu kebutuhan fisik biomedis (asuh), kebutuhan kasih sayang ( asih ) dan stimulasi ( asah ) (Soetjiningsih,2010). Peran orang tua dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak sangat penting. Dimana orang tua bisa menyediakan sarana untuk tumbuh dan berkembang dengan dan sempurna. Pertumbuhan dan perkembangan balita dapat tumbuh secara optimal bila orang tua dapat mengasuh balitanya dengan benar, pemeliharaan kesehatan yang memadai, memberikan gizi yang adekuat, kondisi lingkungan yang bersih dan merangsang atau menstimulasi yang terarah kepada balitanya sesuai dengan usia dalam semua aspek perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa dan personal sosial. Selain itu juga peran sebagai tenaga kesehatan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan balita dengan memanfaatkan posyandu terintegrasi dengan mengaktifkan kegiatan bina keluarga balita serta pemberian Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang pertumbuhan dan perkembangan kepada orang tua khususnya ibu. Berdasarkan penelitian Mahesa (2013) Hasil pelaksanaan KPSP didapatkan kemungkinan ada penyimpangan sebanyak 13 anak (20,3%), perkembangan meragukan sebanyak 40 anak (62,5%), perkembangn sesuai 11 anak (17,2%). Menurut penelitian Dianita (2014) dengan pendekatan deskriftif tentang Studi tentang faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada balita di desa Pengalangan rw 03 Menganti Gresik didapatkan hasil faktor stimulasi yang mempengaruhi sebanyak 23 responden (82,1%) dan faktor gizi yang mempengaruhi sebanyak 22 responden (78,6%). Hasil penelitian Lindawati (2013), satu variabel independen (status gizi) yang mempunyai hubungan bermakna dengan perkembangan motorik anak usia prasekolah dengan p = 0,01. Uji regresi logistik yang dilakukan untuk menentukan varibel yang paling berhubungan dengan perkembangan motorik anak usia prasekolah adalah variabel status gizi. Berdasarkan uraian data yang dikemukakan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Status Gizi Dan Stimulasi Ibu Terhadap tumbuh Kembang Balita di PAUD Al Ikhlas Kecamatan Padang Bulan Kota Medan Tahun 2016. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah penelitian adalah apakah ada pengaruh status gizi dan stimulasi Ibu terhadap tumbuh kembang balita di PAUD Al Ikhlas Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru kota Medan tahun 2016. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk : Melihat pengaruh status gizi dan stimulasi Ibu terhadap tumbuh kembang balita di PAUD Al Ikhlas Kecamatan Padang bulan kota Medan tahun 2016. Manfaat Penelitian : 1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dan bahan masukan untuk peran pemantauan tumbuh kembang balita agar tumbuh kembang balita menjadi lebih optimal. 2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan balita. Metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang mempelajari hubungan dan faktor risiko dengan akibat yang berupa penyakit atau keadaan (status) kesehatan tertentu dalam waktu yang bersamaan (Nasir A dkk, 2011). Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PAUD Al Ikhlas Kelurahan Padang Bulan tahun 2016. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari proses pengajuan judul, pencarian literatur, proposal penelitian,pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, pembahasan, kesimpulan dan saran. Keseluruhan proses penelitian tersebut direncanakan akan dilakukan pada bulan Februari - Oktober 2016. Populasi Populasi dalam penelitian ini Seluruh murid PAUD Al Ikhlas yang tercatat dalam register tahun 2016/2017 berjumlah 80 orang, 139

Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian murid PAUD Al Ikhlas yang diambil menggunakan rumus isacc dan Michael (sugiyono, 2008): s = λ².n.p.q d² (N-1) + λ².p.q Berdasarkan perhitungan diatas maka besar sampel yang diambil 65 orang balita dan untuk mengambil sampel terpilih menggunakan simple ramdon sampling. dengan kriteria sampel usia anak minimal 24 bulan dan usia maksimal 60 bulan. HASIL Karakteristik Responden Pada penelitian ini diperoleh pendidikan ibu lebih banyak tamat SMA/SMK sebanyak 33 orang (47,8%), tamat sarjana sebanyak 19 orang (27,5%), tamat Diploma sebanyak 10 orang (14,5%) dan tamat SMP sebanyak 7 orang (10,1%). Ibu lebih banyak mempunyai balita dengan jenis kelamin perempuan yaitu 44 orang (63,8%) dan yang laki-laki sebanyak 25 orang (36,2%). Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Ibu Balita Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%) Pendidikan SD 0 0 SMP 7 10,1 SMA/SMK 33 47,8 Diploma 10 14,5 Sarjana 19 27,5 Jenis Kelamin Balita Laki-laki 25 36,2 Perempuan 44 63,8 Total 69 100,0 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa umur ibu diperoleh nilai rata-rata 33,19 tahun dan standar deviasi 4,21 dengan nilai minimum 24 sampai nilai maksimum 42. Umur balita diperoleh nilai rata-rata 4,54 tahun dan standar deviasi 0,59 dengan nilai minimum 3 sampai nilai maksimum 6. Berat badan balita diperoleh nilai rata-rata 17,01 kg dan standar deviasi 2,80 dengan nilai minimum 10,0 sampai nilai maksimum 29,0. Kemudian tinggi badan balita diperoleh nilai rata-rata 109,89 cm dan standar deviasi 4,83 dengan nilai minimum 101,5 sampai nilai maksimum 120,0. Tabel 4.2 Skor Pengukuran Umur Ibu, Umur Balita, Berat Badan dan Tinggi Badan Variabel N x SD Min Maks Umur ibu 69 33,19 4,21 24 42 Umur balita 69 4,54 0,59 3 6 Berat badan 69 17,01 2,80 10,0 29,0 Tinggi badan 69 109,89 4,83 101,5 120,0 Tumbuh Kembang Balita Berdasarkan tumbuh kembang balita di PAUD Al Ikhlas sebagian besar tumbuh kembang balita sebanyak 44 orang (63,8%) dan sedikit yang kurang yaitu 25 orang (36,2%). Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tumbuh Kembang Balita di PAUD Al Ikhlas Keluarahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tumbuh Kembang Balita Jumlah (n) Persentase (%) Baik 44 63,8 Kurang 25 36,2 Hasil penelitian yang dilakukan pada 69 ibu yang mempunyai balita dengan menanyakan KPSP, menunjukkan bahwa pernyataan yang paling banyak dijawab tidak adalah dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju, atau kaos kaki tanpa dibandu? (Tidak termasuk memasang kancing, gesper, atau ikat pinggang) (pertanyaan nomor 8) sebanyak 17 orang (24,6%) dan setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan tangannya dengan sehingga anda tidak perlu mengulanginya? (pernyataan nomor 2) sebanyak 13 orang (18,8%). Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi KPSP di PAUD Al Ikhlas Keluarahan Padang Bulan KPSP Jumlah (n) Persentase (%) Normal 50 72,5 Tidak normal 19 27,5 Status Gizi Berdasarkan status gizi balita di PAUD Al Ikhlas sebagian besar status gizinya sebanyak 51 orang (73,9%) dan sedikit balita dengan status gizi kurang yaitu 18 orang (26,1%). Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Status Gizi di PAUD Al Ikhlas Keluarahan Padang Bulan Status Gizi Jumlah (n) Persentase (%) Baik 51 73,9 Kurang 18 26,1 Stimulasi Ibu Hasil stimulasi ibu diperoleh sebagian besar sebanyak 43 orang (62,3%) dan sedikit yang kurang yaitu 26 orang (37,7%). Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Stimulasi Ibu di PAUD Al Ikhlas Keluarahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan Stimulasi Jumlah (n) Persentase (%) Baik 43 62,3 Kurang 26 37,7 140

HubunganStatus Gizi dan Stimulasi Ibu dengan Tumbuh Kembang Balita di PAUD Al Ikhlas Keluarahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan Balita yang status gizi dengan tumbuh kembang sebanyak 39 orang (76,5%) dan yang kurang sebanyak 12 orang (23,5%), sedangkan balita yang status gizi kurang dengan tumbuh kembang sebanyak 5 orang (27,8%) dan yang kurang sebanyak 13 orang (72,2%). Hasil uji Chi-Square diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan tumbuh kembang balita dengan nilai p<0,001. Tabel 4.9 Status Gizi Hubungan Status Gizi dengan Tumbuh Kembang Balita di PAUD Al Ikhlas Keluarahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tumbuh Kembang Baik Kurang Jumlah P N % N % n % Baik 39 76,5 12 23,5 51 100,0 Kurang 5 27,8 13 72,2 18 100,0 <0,001 Ibu yang stimulasi dengan tumbuh kembang sebanyak 37 orang (86,0%) dan yang kurang sebanyak 6 orang (14,0%), sedangkan ibu yang stimulasi kurang dengan tumbuh kembang sebanyak 7 orang (26,9%) dan yang kurang sebanyak 19 orang (73,1%). Hasil uji Chi-Square diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara stimulasi ibu dengan tumbuh kembang balita dengan nilai p<0,001. Tabel 4.10 Hubungan Stimulasi Ibu dengan Tumbuh Kembang Balita di PAUD Al Ikhlas Keluarahan Padang Bulan Stimulasi Ibu Tumbuh Kembang Baik Kurang Jumlah N % N % n % Baik 37 86,0 6 14,0 43 100,0 Kurang 7 26,9 19 73,1 26 100,0 P <0,001 Analisis Multivariat Untuk menganalisis pengaruh status gizi dan stimulasi ibu terhadap tumbuh kembang balita menggunakan uji regresi logistik ganda (multiple logistic regression), karena variabel dependennya 2 kategori yaitu dan kurang. Regresi logistik ganda yaitu salah satu pendekatan model matematis untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen kategorik yang bersifat dikotomi atau binary, dengan metode Backward LR dimasukkan secara bersamasama kemudian variabel yang nilai p>0,05 akan dikeluarkan secara otomatis dari komputer sehingga dapat variabel yang berpengaruh. Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi logistik ganda adalah variabel yang mempunyai nilai p<0,25 pada analisis bivariatnya. Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Logistik Variabel B Sig Exp(B) 95,0% CI Lower Upper Status gizi 3,655 0,001 38,650 4,052 368,703 Stimulasi 4,086 <0,001 59,484 6,893 513,328 constant -3,604 - - - - Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil bahwa status gizi dan stimulasi ibu berpengaruh terhadap tumbuh kembang balita di PAUD AL Ikhlas. Status gizi memiliki nilai Exp (B) = 38,650 (95% CI 4,052-368,703) artinya balita yang status gizi kurang berpeluang 37 kali lebih besar dengan tumbuh kembang balita kurang dibanding balita yang status gizi. Stimulasi ibu memiliki nilai Exp (B) = 59,484 (95% CI 6,893-513,328) artinya balita yang stimulasi ibu kurang berpeluang 59 kali lebih besar dengan tumbuh kembang balita kurang dibanding balita yang stimulasi ibu. Nilai OverallPercentage diperoleh sebesar 84,1 yang artinya variabel status gizi dan stimulasi ibu bisa menjelaskan pengaruhnya terhadap tumbuh kembang balita di PAUD AL Ikhlas sebesar 84,1%, sedangkan sisanya sebesar 15,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini. Pengaruh Status Gizi terhadap Tumbuh Kembang Balita di PAUD Al Ikhlas Keluarahan Padang Bulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ditemukannya balita dengan status gizi kurang (26,1%). Hasil uji Chi-Square diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan tumbuh kembang balita dengan nilai p<0,001. Balita yang status gizi kurang cenderung mengalami tumbuh kembang yang kurang dibanding balita yang status gizi. Berdasarkan hasil analisis multivariat bahwa status gizi berpengaruh terhadap tumbuh kembang balita di PAUD AL Ikhlas. Status gizi memiliki nilai Exp (B) = 38,650 (95% CI 4,052-368,703) artinya balita yang status gizi kurang berpeluang 37 kali lebih besar dengan tumbuh kembang balita kurang dibanding balita yang status gizi. Masa anak dibawah lima tahun merupakan perode penting dalam tumbuh kembang anak karena pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak memerlukan zat gizi agar proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan. Zat-zat gizi yang dikonsumsi anak akan berpengaruh pada status gizi anak. Perbedaan status gizi anak memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap perkembangan anak, apabila gizi seimbang yang dikonsumsi tidak terpenuhi, pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak terutama perkembangan motorik yang baiak akan terhambat. 141

Pengaruh Stimulasi Ibu terhadap Tumbuh Kembang Balita di PAUD Al Ikhlas Keluarahan Padang Bulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ditemukannya stimulasi ibu yang kurang (37,7%). Hasil uji Chi-Square diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara stimulasi ibu dengan tumbuh kembang balita dengan nilai p<0,001. Balita yang stimulasi ibu kurang cenderung mengalami tumbuh kembang yang kurang dibanding balita yang stimulasi ibunya. Hal ini dikarenakan pada kemampuan gerak kasar ibu tidak mencontohkan anak melompat tali, bermain dengan teman sebayanya, pada kemampuan gerak halus ibu tidak mengajari anak mencocokkan dan menghitung angka dengan kartu yang ditulis 1-10, pada kemampuan bicara dan bahasa ibu tidak memberikan dorongan kepada anak melengkapi kalimat dan pada kemampuan bersosialisasi dan kemandirian ibu tidak memberikan tugas rutin dalam kegiatan di rumah, memberikan dorongan kepada anak bermain dengan teman sebaya, memberikan dorongan kepada anak untuk mengutarakan persaannya, dan buat rencana jalan-jalan. Berdasarkan hasil analisis multivariat bahwa stimulasi ibu berpengaruh terhadap tumbuh kembang balita di PAUD AL Ikhlas. Stimulasi ibu memiliki nilai Exp (B) = 59,484 (95% CI 6,893-513,328) artinya balita yang stimulasi ibu kurang berpeluang 59 kali lebih besar dengan tumbuh kembang balita kurang dibanding balita yang stimulasi ibu. Pendidikan orang tua berpengaruh terhadap perkembangan anak terutama pendidikan ibu. Pendidikan ibu yang rendah mempunyai risiko untuk terjadinya keterlambatan perkembangan anak, disebabkan ibu belum tahu cara memberikan stimulasi perkembangna anaknya. Ibu dengan pendidikan lebih tinggi lebih terbuka untuk mendapat informasi dari luar tentang cara pengasuhan anak yang, menjaga kesehatan dan pendidikan anak.,pendidikan ibu... lebih dari SMA/SMK, cukup untuk mendidik anak. UNICEF (1998) mengatakan bahwa stimulasi yang diberikan oleh orang tua dan pengasuh sangat mendukung terhadap perkembangan anak yang optimal. Sementara Monks, dkk (1992) mengatakan bahwa stimulasi verbal sangat penting bagi perkembangan bahasa dalam perode pertama. Bayi-bayi yang sering diajak bicara oleh ibu-ibu mereka memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi daripada bayi yang tidak mengalami perlakuan tersebut. Jika dilihat berdasarkan kategori stimulasi maka pada umumnya perkembangan anak termasuk normal. Semakin banyak anak diberi stimulasi maka perkembangannya semakin. Menurut Gunarsa dan Gunarsa (1995) semakin banyak anak menerima stimulasi dari lingkungan semakin luas pengetahunnya akan optimal. Dekimikian juga Alisjahbana (2000) mengatakan bahwa perkembangan anak dapat didukung dan dirangsang dari lingkungan. Simpulan 1. Ada pengaruh status gizi terhadap tumbuh kembang balita di PAUD Al Ikhlas Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Status gizi merupakan variabel yang paling besar berpengaruh terhadap tumbuh kembang balita. Balita yang status gizi kurang berpeluang 37 kali lebih besar dengan tumbuh kembang balita kurang dibanding balita yang status gizi. Masih ditemukannya balita yang memiliki berat badan dan tinggi badan tidak normal. 2. Ada pengaruh stimulasi ibu terhadap tumbuh kembang balita di PAUD Al Ikhlas Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Balita yang mendapat stimulasi ibu kurang berpeluang 59 kali lebih besar dengan tumbuh kembang balita kurang dibanding balita yang stimulasi ibu. Balita kurang mendapat stimulasi ibu dari kemampuan bersosialisasi dan kemandirian yaitu kurang memberikan tugas rutin dalam kegiatan di rumah, kurang memberikan dorongan kepada anak bermain dengan teman sebaya, kurang memberikan dorongan kepada anak untuk mengutarakan persaannya, dan buat rencana jalanjalan. Saran 1. Diperlukan upaya menyeluruh untuk menjaga tumbuh kembang anak sedini mungkin sejak dalam kandungan sampai usia lima tahun. Pemberian stimulasi diperlukan sesuai usia anak. 2. Meningkatkan peran-serta ibu untuk selalu mendapat informasi mengenai perkembangan anak, sehingga apabila terjadi kecurigaan adanya gangguna atau keterlambatan sedini mungkin untuk dideteksi perkembangnnya. DAFTAR PUSTAKA Dianita, dkk, 2014, Studi Tentang Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan perkembangan Pada Balita di Desa Pengalangan Rw 03 Menganti Gresik, Surabaya Dinas Kesehatan Kota Medan, 2012. Profil Kesehatan kota Medan tahun 2011. Medan. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2012. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010. Medan. Departemen Kesehatan RI, 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta, 2006. Buku Kader Posyandu dalam Usaha Peran Gizi Keluarga. Jakarta. Hidayat, A., 2011. Metode Peneltian Kesehatan Paradigma Kuantatif, Health Books, Surabaya. Kementerian Kesehatan RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, Jakarta. 142

, 2014a, Instrumen Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang, Kemenkes, Jakarta., 2014b, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dini dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Jakarta. Helen, B, 2010, Early Childhood Stimulation Interventions in Developing Countries: A comprehensive literature review, BID Lindawati, 2013, Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perkembangan Motorik Anak Usia Sekolah, Jakarta Mahesa, 2013, Gambaran Hasil Pelaksanaan KPSP, TDL, TDD Anak Usia 4 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Wiradesa Kabupaten Pekalongan, Stikes Muhamdiyah, Pekalongan Marmi, 2012, Asuhan Neonatus Bayi, Balita, dan anak prasekolah, pustaka Pelajar, Yogyakarta. Nasir, A.,Muhith, A., Ideputri, M.E., 2011. Buku Ajar, Metode Penelitian Kesehatan, Konsep Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta. Ridwan, 2005. Skala Pengukuran Variabel-veriabel Penelitian. Penerbit Alfabeta. Jakarta. Supariasa, I.D.N, 2002. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta Sugiyono, 2008. Metode penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta. Bandung. Soetjiningsih, 2010. Tumbuh Kembang Anak. EGC, Jakarta. WHO, 2015, Integrating Early Childhood Development (ECD) activities into nutrition programmes in Emergency, Why, what and How. 143