Pengenalan Teknik Audit atas Kecurangan (Fraud) Sektor Anggaran dan Perbendaharaan Diklat Forensik Audit-Pusdiklat Keuangan Umum BPPK, 28 Oktober 2013
Pokok Bahasan
Dasar Pelaksanaan Audit atas Kecurangan oleh Inspektorat Jenderal Hukum Administrasi Negara Hukum Pidana PP Nomor 60 Tahun 2008 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Inspektorat Jenderal adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada menteri/pimpinan lembaga (salah satunya melalui audit dengan tujuan tertentu audit investigasi) PMK Nomor 184/PMK.01/2010 Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan Inspektorat Jenderal antara lain melaksanakan fungsi: pelaksanaan dan pengendalian audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi dan pengelolaan keuangan negara serta audit untuk tujuan tertentu penanganan pengaduan masyarakat dan informasi dari media pendeteksian dan pencegahan penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang atas pelaksanaan tugas unsur Kementerian Keuangan KUHAP KUHP UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi UU Nomor 30 Tahun 2002 Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi KPK antara lain bertugas melakukan koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi (salah satunya dengan Inspektorat Jenderal)
Proses Bisnis Penganggaran dan Perbendaharaan a. Siklus Penganggaran Unit terkait Alur Proses Bisnis Fungsi Penganggaran (Jan-Des) Perencanaan (Jan-Apr) Penyusunan (Mei-Jul) Pembahasan (Agt-Okt) Penetapan (Nov-Des) DPR 5 Pembicaraan Pendahuluan RAPBN (KEM, PPKF dan RKP) 8 9 Pembahasan RAPBN, RUU APBN, Nota Persetujuan Keuangan, DHP RUU APBN RKA-K/L dan DHP RDP-BUN 13 Penetapan Keppres Rincian ABPP & DHP RDP BUN 1 Presiden Arah Kebijakan & Prioritas Pembangunan Kemkeu c.q. DJA Bappenas 2 Penyusunan resource envelope & usulan kebijakan APBN 3 Pelaksanaan Trilateral Meeting 4 Penyusunan KEM, PPKF dan Pembicaraan Pendahuluan 6 Penyusunan RAPBN, RUU APBN, NK, DHP RKA-K/L dan DHP RDP-BUN Pembahasan RAPBN, RUU APBN, Nota Keu, DHP RKA- K/L dan DHP RDP-BUN 7 10 Pengesahan UU APBN 11 Penetapan Alokasi Anggaran K/L 12 Penyusunan Keppres Rincian ABPP Penyusunan & Pengesahan DIPA 14 K/L 5a Penyusunan RKA-K/L & Reviu RKA-K/L oleh API-K/L 11a Penyesuaian RKA-K/L 4
b. Mekanisme Perbendaharaan (Pengeluaran) PEMBUAT KOMITMEN PENGUJI TAGIHAN BENDAHARA PENGELUARAN PENERBIT SPM UNIT AKUNTASI SATKER DIPA Bayar SK SPK KONTRAK Draft SPM - GU SPM GU LAPORAN KEUANGAN Daftar Lembur DAFTAR GAJI BA PK BA PB BA SERAH TERIMA Draft SPM - LS PEMBEBANAN Transfer UP/GU BUKTI SPM LS BUKTI Proses SAI BUKTI DAN TAGIHAN Benar UJI DAN PERIKS A Salah Transfer pihak III KPPN SP2D SPM
Jenis-jenis TPK menurut UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001 Tindak pidana korupsi 1. Kerugian Negara 2. Suap-menyuap 3. Penggelapan dalam jabatan 4. Pemerasan 5. Perbuatan curang 6. Benturan kepentingan dalam pengadaan 7. Gratifikasi Tindak pidana lain yang terkait dengan korupsi 1. merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi 2. tidak memberikan keterangan atau memberikan keterangan yang tidak benar 3. bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka 4. saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu 5. orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu 6. saksi yang membuka identitas pelapor
Beberapa kegiatan pada sektor penganggaran dan perbendaharaan yang mungkin/ berpotensi menjadi titik rawan terjadinya fraud Sektor Penganggaran K/L/D/I Penyusunan Renja dan RKA-KL oleh K/L/D/I Penyusunan TOR dan RAB (pendukung RKA-KL, usulan SBK, usulan persetujuan kontrak tahun jamak) DJA Penetapan resources envelope dan pagu indikatif (bersama Bappenas) Penetapan pagu anggaran K/L, PSO, subsidi, Rencana Bisnis dan Anggaran BLU Trilateral meeting antara K/L, Kementerian Keuangan (DJA), dan Bappenas Pelaksanaan penelaahan dan bimtek penyusunan RKA-KL (bersama K/L dan Bappenas) Penyusunan RDP BUN dan alokasi dana BA BUN Persetujuan Revisi Anggaran Persetujuan Kontrak Tahun Jamak Penetapan Standar Biaya (Masukan dan Keluaran) Pelaksanaan pemungutan PNBP sektor migas dan PPh sektor migas dari hasil kegiatan KKKS, PNBP sektor usaha panas bumi, PNBP dari hulu migas (SKK-Migas) Penyelesaian kewajiban Pemerintah sektor migas (a.l. PBB, reimburse PPN, PDRD, fee pengelolaan/penjualan migas bagian negara) dan sektor usaha panas bumi Penyusunan pagu dan realisasi penggunaan PNBP pada K/L Pembukaan tanda * (blokir) DJPK Penghitungan dan pengalokasian Dana Bagi Hasil Pajak & Cukai Hasil Tembakau dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Penghitungan dan pengalokasian Dana Alokasi Umum, Dana Otonomi Khusus, dan Dana Penyesuaian Evaluasi dan bimtek di bidang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pembiayaan dan Kapasitas Daerah, Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Pemantauan dan Evaluasi pengelolaan investasi pada BUMD, BLUD, dan PMP kepada daerah, hibah/pinjaman kepada daerah, obligasi daerah, dan pinjaman lainnya
Beberapa kegiatan pada sektor penganggaran dan perbendaharaan yang mungkin/berpotensi menjadi titik rawan terjadinya fraud (cont...) Sektor Perbendaharaan K/L/D/I Pengadaan Barang/Jasa Pemeliharaan Aset Perjalanan Dinas Belanja Pegawai (terutama terkait lembur dan rapel) Pengelolaan PNBP DJPB Pencairan Dana (Penerbitan SP2D) Dispensasi Pelaksanaan Anggaran Penunjukan bank/kantor pos dan/atau lembaga keuangan lainnya dalam rangka pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara, pengelolaan, perhitungan, dan pengembalian dana pihak ketiga Pembayaran jasa perbendaharaan kepada Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Kantor Pos dan/atau Lembaga Keuangan lainnya Pengelolaan dan pemantauan penerimaan bunga dan/atau jasa giro dari Bank Operasional Pelaksanaan verifikasi, perhitungan, penagihan, dan pembayaran atas pemberian pinjaman, penerusan pinjaman, dan kredit program Pelaksanaan analisis dan evaluasi terhadap permohonan pinjaman pemerintah dan penerusan pinjaman serta penyelesaian piutang negara pada BUMN, BUMD, dan Pemerintah Daerah Pemrosesan penetapan tarif dan remunerasi Badan Layanan Umum Pemrosesan penilaian, penetapan, dan pencabutan status instansi pengelola keuangan BLU
Indikator-Indikator (Redflags) Fraud di Sektor Anggaran dan Perbendaharaan Pada umumnya indikator fraud di sektor penganggaran dan perbendaharaan tidak berbeda jauh dengan indikator fraud di sektor-sektor lainnya, antara lain berupa: Perubahan gaya hidup atau perilaku pegawai Dokumentasi yang tidak tertib SOP tidak dilaksanakan dengan berbagai alasan Keluhan dari para stakeholders atau pengguna layanan Tingkat perputaran pegawai terlalu rendah atau terlalu tinggi (pola mutasi tidak berjalan efektif) Sering menjadi current issues dan topik perbincangan di media dan publik Perubahan secara tiba-tiba (mendadak) pada proses dan kebijakan Komunikasi dan interaksi yang intensif antara pegawai (manajemen) atau pemberi layanan dengan para stakeholders atau pengguna layanan Pegawai bekerja secara berlebihan, tertutup, dan tidak mau berbagi tugas Pegawai (manajemen) reaktif terhadap kritikan Perangkapan tugas dan fungsi dalam kurun waktu yang lama Resistensi terhadap reviu hasil kerja Bersikap ramah dan hormat secara signifikan kepada aparat pengawasan
Teknik-Teknik Audit Kecurangan a.l: Pengujian dan Analisis Dokumen; Prosedur Analitis; Pengujian Fisik; Observasi; Rekonsiliasi; Interviu dan permintaan keterangan; Konfirmasi dan klarifikasi kepada pihak ketiga dan pihak-pihak terkait lainnya; Covert Operation (Operasi Intelijen): Profiling, Tapping, Surveillance, Camouflage, Entrapment Untuk dapat menyimpulkan terjadinya fraud dan dilakukan pelimpahan masalah kepada aparat penegak hukum, maka hasil audit harus memenuhi unsur 4W + 1H : What = apa kejadiannya Where = dimana kejadiannya Who = siapa pelakunya How = bagaimana kejadiannya When = kapan terjadinya F R A U D
Contoh Kasus Praktik Teknik Audit Kecurangan di Sektor Anggaran dan Perbendaharaan Kasus Persetujuan Kontrak Tahun Jamak Suatu K/L mengajukan permohonan persetujuan kontrak tahun jamak mendekati berakhirnya tahun anggaran dengan tujuan untuk dapat menarik uang muka pekerjaan dengan nilai yang signifikan (20% dari nilai kontrak) dengan jangka waktu penyelesaian pekerjaan direncanakan selama 3 tahun. Dalam proses pengajuan permohonan tersebut, ternyata dokumen pendukung yang disampaikan K/L bersangkutan tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, namun ternyata permohonan tersebut tetap disetujui oleh instansi yang berwenang. Dari hasil audit dengan teknik pengujian dokumen, prosedur analitis, dan interviu menunjukkan bahwa pemberian persetujuan tersebut ternyata bukanlah sebuah kelalaian ataupun kesalahan administrasi semata, namun terindikasi adanya kepentingan dari pihak tertentu yang berusaha mempengaruhi instansi yang berwenang untuk menerbitkan persetujuan kontrak tahun jamak yang tidak memenuhi persyaratan tersebut.
Contoh Kasus Praktik Teknik Audit Kecurangan di Sektor Anggaran dan Perbendaharaan (cont...) Kasus Perjalanan Dinas Seseorang pegawai pada suatu unit kerja mempertanggungjawabkan bukti perjalanan dinas ke Manado selama 10 hari sebesar Rp10 juta. Bukti pertanggungjawaban menunjukkan bahwa pegawai tersebut pergi-pulang menggunakan jasa sebuah maskapai penerbangan nasional dan menginap pada suatu hotel yang cukup terkenal di Manado. Melalui whistleblowing system, diperoleh informasi bahwa perjalanan dinas dimaksud terindikasi fiktif atau dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dari hasil audit dengan teknik pengujian dokumen, konfirmasi kepada pihak terkait (maskapai penerbangan dan penginapan), rekonsiliasi data, serta interviu menunjukkan bahwa pegawai yang bersangkutan ternyata tidak melakukan perjalanan dinas sebagaimana yang dipertanggungjawabkan, yaitu: pegawai tersebut tidak melaksanakan perjalanan dinas selama 10 hari karena ternyata sejak hari kelima dalam periode perjalanan dimaksud ybs mengikuti kegiatan workshop di Jakarta sesuai dengan bukti dokumentasi yang ada; maskapai penerbangan yang digunakan bukanlah maskapai sebagaimana yang dipertanggungjawabkan selama 5 hari perjalanan dinas tersebut ybs ternyata tidak menginap di tempat penginapan yang dipertanggungjawabkan melainkan di rumah kerabatnya yang ada di Manado. Akibatnya terdapat kelebihan pembayaran biaya perjalanan dinas kepada pegawai tersebut sebesar Rp5 juta. Menurut pengakuan ybs, uang tersebut ternyata digunakan untuk menambah penghasilan.
Pembuktian Hukum atas Fraud Sesuai Pasal 184 KUHAP, alat bukti yang sah adalah: 1. Keterangan Saksi 2. Keterangan Ahli 3. Surat 4. Petunjuk 5. Keterangan Terdakwa Untuk dapat menuntaskan/melimpahkan fraud yang terkait dengan tindak pidana (korupsi) pada sidang pengadilan, aparat penegak hukum harus mendapatkan minimal 2 alat bukti.
Pasal 64 PP Nomor 45 Tahun 2013 Kumpulkan Laporkan Setorkan Rekening Kas Negara
maulanamuhzi@gmail.com