BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Resume Medis Di RS. X, Mei - Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pemberi pelayanan kesehatan harus meningkatkan pelayanannya dari berbagai. mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 24 jam, dimana dibutuhkan sistem kerja yang bergantian(shift) dalam

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat in ap, rawat jalan,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Boyolali merupakan. salah satu instansi pelayanan kesehatan di Kabupaten Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan serta peningkatan kesehatan. tingginya kesadaran hukum masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang mendasar bagi setiap individu. Kesehatan juga merupakan topik yang tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu dan memperoleh penghasilan yang cukup untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi profesional baik di bidang teknik medis maupun. dilaksanakan surat persetujuan tindakan kedokteran.

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 377/Menkes/SK/III/2007

BAB 1 PENDAHULUAN. dokumen tempat mencatat segala transaksi pelayanan medis yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun. memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah. yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive

Risdian Nur Khayatur Rohman (Prodi D3 PMIK STIKes Buana Husada Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di rumah sakit. Rekam medis harus berisi informasi lengkap perihal

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

HUBUNGAN PERILAKU DOKTER TERHADAP KELENGKAPAN RESUME MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DR. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau. rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan

ANALISIS PERILAKU DOKTER DALAM MENGISI KELENGKAPAN DATA REKAM MEDIS LEMBAR RESUME RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UNGARAN TAHUN 2005

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu sistem/bagian dari sistem pelayanan kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas yang masing-masing bekerja secara otonom namun harus terkoordinasi dalam sistem tersebut. Menurut WHO dalam Budi (2011) rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun rehabilitatif. Penyedia pelayanan kesehatan yang baik harus membuat rekam medis yang baik juga untuk kepentingan pasien dalam jalannya pengobatan. Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis harus dibuat dengan baik oleh tenaga kesehatan yang nantinya akan diproses menjadi suatu informasi yang dapat digunakan oleh manajemen untuk meningkatkan pelayanan. Kegunaan rekam medis adalah untuk kepentingan administrasi, legal (hukum), finansial, riset, edukasi, dan dokumentasi. Mengingat banyaknya kegunaan rekam medis, pendokumentasian atau pengisian rekam medis harus dilakukan dengan baik. Artinya proses pendokumentasian harus lengkap, semua item yang ada diisi, berkesinambungan, dan terdapat autentikasi.

2 Dalam Kepmenkes No. 417 tahun 2011 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit menyebutkan bahwa akreditasi rumah sakit adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan oleh lembaga independen yang ditetapkan oleh menteri, setelah dinilai bahwa rumah sakit itu memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang berlaku. Berdasarkan Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 40 ayat 1 menyebutkan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali. Rekam medis terdiri dari beberapa macam lembar. Salah satunya adalah lembar resume medis. Lembar resume medis adalah lembar yang berisikan informasi berupa ringkasan dari seluruh masa perawatan dan pengobatan pasien sebagaimana yang telah diupayakan oleh para tenaga kesehatan dan pihak terkait. Resume medis mempunyai beberapa kegunaan, yaitu untuk menjaga kelangsungan pengobatan, untuk memberikan informasi pada pihak ketiga yang berwenang, dan untuk memberikan informasi untuk menunjang kegiatan komite telaahan staf medis (Hatta, 2010). Semua pemberi pelayanan kesehatan wajib mengisi rekam medis. Dalam Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 pasal 4 ayat (1) menunjukan bahwa resume medis harus dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien. Dalam peraturan tersebut sudah jelas disebutkan tentang kewajiban dokter dalam mengisi resume medis. Tetapi masih terdapat dokter yang tidak mengisi lembar resume medis. Ketidakterisian lembar resume medis dapat berdampak pada pelayanan pasien.

3 Berdasarkan Informasi yang didapatkan peneliti dari hasil wawancara dengan Kepala Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY saat studi pendahuluan pada November 2012 diperoleh informasi bahwa di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY sedang dalam proses persiapan akreditasi 2012. Selain itu didapatkan informasi bahwa masih banyak lembar resume dokter yang tidak terisi. Dilihat dari evaluasi sasaran mutu pada bulan Juli- Desember 2012, prosentase ketidaklengkapan dokumen rekam medis sebesar 5,827%. Ketidaklengkapan tersebut dapat dijabarkan menjadi 0,03% untuk data sosial lembar resume dokter, 2,093% untuk penulisan bukti rekaman pada lembar resume dokter, 3,698% untuk tanda bukti keabsahan pada lembar resume dokter, dan 0,005% tatacara pencatatan pada lembar ringkasan masuk dan keluar. Ketidakterisian lembar resume dokter dapat mempengaruhi pelayanan, klaim asuransi, dan dapat menyebabkan penumpukan berkas rekam medis sehingga dapat mempengaruhi pekerjaan petugas rekam medik. Mengingat pentingnya resume dokter, adanya dampak yang ditimbulkan dari ketidakterisian tersebut dan adanya poin-poin dalam penilaian akreditasi yang berhubungan dengan resume medis, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang kelengkapan pengisian lembar resume dokter terkait persiapan akreditasi KARS 2012 di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, masalah yang akan diangkat untuk penelitian adalah Bagaimana kelengkapan

4 pengisian lembar resume dokter terkait persiapan akreditasi KARS 2012 di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui kelengkapan pengisian lembar resume dokter terkait persiapan akreditasi KARS 2012 di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi KARS 2012 b. Mengetahui penyebab ketidakterisian lembar resume dokter c. Mengetahui upaya yang dilakukan petugas rekam medis dan profesi terkait (dokter dan komite rekam medis) dalam mengatasi ketidakterisian lembar resume dokter. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Dapat digunakan sebagai masukan untuk penyelesaian masalah dan sebagai sarana bertukar pikiran tentang masalah yang terjadi di lapangan dan teori yang telah diajarkan dalam perkuliahan. b. Bagi Peneliti 1) Dapat menambah pengetahuan tentang masalah yang diteliti; 2) Dapat menerapkan dan membandingkan teori yang telah diajarkan dalam perkuliahan dengan praktiknya;

5 3) Mendapatkan pengalaman kerja di bidang rekam medis; 4) Mengetahui penyebab ketidakterisian resume dokter. 5) Mengetahui upaya untuk mencapai kelengkapan pengisian resume dokter. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan 1) Dapat menjadi masukan untuk pembelajaran di perkuliahan 2) Dapat digunakan sebagai bahan tambahan referensi di perpustakaan. b. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan pembuatan atau pelaksanaan penelitian. Selain itu peneliti lain bisa melanjutkan penelitian yang sudah ada. E. Keaslian Penelitian Menurut pengetahuan peneliti, penelitian tentang Kelengkapan Pengisian Lembar Resume Dokter Terkait Persiapan Akreditasi KARS 2012 di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY sebelumnya sudah pernah ada penelitian yang serupa tetapi belum pernah dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY : 1. Anggraeni (2010): Penyebab Dan Dampak Ketidakterisian Lembar Resume Medis Pasien Rawat Inap di RSUD Sanjiwani Gianyar Bali Hasil Penelitian: Penyebab dari ketidakterisian lembar resume medis di RSUD Sanjiwani adalah format lembar resume medis yang bentuknya kecil, tidak adanya protap atau kebijakan, sikap perekam

6 medis yang terkadang lupa mengecek kelengkapan pengisian, tidak adanya sanksi, dan sikap perawat bangsal yang sering lupa mengingatkan dokter untuk melengkapi berkas rekam medis. Dampak ketidakterisian lembar resume medis adalah terhambatnya pemenuhan hak pasien terhadap isi rekam medisnya, mempersulit proses klasifikasi dan kodefikasi penyakit, terhambatnya proses pembuatan pelaporan rumah sakit, terhambatnya pembuatan tanda bukti untuk kasus kepolisian dan hukum, dan menghambat proses pengajuan klaim asuransi. Perbedaan penelitian: Tujuan penelitian, lokasi penelitian, teknik validitas data dan jumlah nara sumber atau subyek penelitian. Penelitian Anggraeni (2010) tujuannya adalah mengetahui penyebab ketidakterisian lembar resume medis dan mengetahui dampak ketidakterisian lembar resume medis. Lokasi penelitian dilaksanakan di RSUD Sanjiwani. Dalam penelitian Anggraeni (2010) menggunakan teknik validitas data triangulasi sumber dan subyek penelitiannya satu orang dokter, satu orang perawat, dan empat orang petugas rekam medis. Sedangkan pada penelitian ini tujuannya adalah mengetahui pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi KARS 2012, mengetahui penyebab ketidakterisian lembar resume dokter, mengetahui upaya yang dilakukan petugas rekam medis dan profesi terkait dalam mengatasi ketidakterisian lembar resume dokter. Pada penelitian yang akan dilakukan peneliti lebih memfokuskan pada upaya agar pendokumentasian pada lembar resume dokter dapat terisi. Penelitian yang akan dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY. Teknik validitas data yang digunakan adalah triangulasi teknik. Untuk

7 subyek penelitian peneliti menggunakan nara sumber satu orang dokter, satu orang petugas rekam medik bagian assembling, satu orang Ketua Komite Rekam Medik dan Kepala Instalasi Rekam Medik. Persamaan penelitian: Jenis dan rancangan penelitian, Obyek penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Obyek penelitian yang digunakan peneliti dan Anggraeni (2010) adalah lembar resume dokter. 2. Tianingsih (2007): Penyebab dan Dampak Ketidakterisian Diagnosa Utama Pada Lembar Ringkasan Masuk dan Keluar Berkas Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari. Hasil penelitian : Penyebab ketidakterisian diagnosis utama adalah faktor kesibukan dokter, berkas rekam medis rawat inap sering dipinjam untuk keperluan pendidikan, keterbatasan ruangan untuk menuliskan diagnosis utama. Sedangkan dampaknya adalah tidak dapat menentukan kode suatu penyakit, dan proses pelaporan menjadi terhambat. Perbedaan penelitian: tujuan penelitian dan obyek penelitian. Penelitian Tianingsih (2007) bertujuan untuk mengetahui penyebab dan dampak ketidakterisian diagnosa utama pada lembar ringkasan masuk dan keluar. Untuk obyek penelitian ditekankan pada lembar ringkasan masuk dan keluar. Sedangkan penelitian ini obyek penelitiannya adalah lembar resume dokter dan tujuan penelitiannya adalah mengetahui pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi KARS 2012, mengetahui penyebab ketidakterisian lembar resume dokter,mengetahui upaya yang dilakukan petugas rekam medis dan

8 profesi terkait dalam mengatasi ketidakterisian lembar resume dokter. Persamaan penelitian: Jenis dan rancangan penelitian. Penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian dengan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan rancangan penelitian cross sectional. 3. Lestari (2007): Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidaklengkapan Lembar Resume Medis Pasien Rawat Inap Bangsal Obsgyn di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta Hasil penelitian: Faktor-faktor yang menyebabkan ketidaklengkapan lembar resume medis adalah keterbatasan waktu dokter dan tidak adanya sanksi maupun kompensasi bagi ketidakterisian dan kelengkapan lembar resume medis. Perbedaan penelitian: tujuan khusus penelitian, cara memperoleh data dalam penelitian dan lokasi penelitian. Lestari (2007) tujuannya untuk mengetahui prosentase ketidaklengkapan resume medis bangsal obsgyn dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan resume medis. Cara memperoleh datanya menggunakan cara wawancara, observasi dan kuisioner. Lokasi penelitian di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. Sedangkan dalam penelitian ini tujuannya adalah mengetahui pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi KARS 2012, mengetahui penyebab ketidakterisian lembar resume dokter, mengetahui upaya yang dilakukan petugas rekam medis dan profesi terkait dalam mengatasi ketidakterisian lembar resume dokter. Pada penelitian Lestari (2007) hanya menekankan pada ketidaklengkapan pada resume medis. Alat pengambilan data peneliti menggunakan cara wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Lokasi penelitian akan dilakukan di Rumah Sakit

9 Jiwa Grhasia DIY yang beralamatkan di Jalan Kaliurang Km 17, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Persamaan penelitian: Obyek penelitian, jenis dan rancangan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti dan Lestari (2007) sama-sama memilih resume medis sebagai obyek penelitian. Selain itu jenis dan rancangan penelitian sama-sama menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan rancangan penelitian cross sectional.