BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan. majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kota Sibolga adalah daerah yang multikultural karena dihuni oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Propinsi Nanggro Aceh Darussalam. Wilayah yang menjadi bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai macam suku. Salah satu suku di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing, dan Angkola. Masyarakat tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. karakter setiap manusia. John Dewey (Hasbullah, 2005:2) mengatakan,

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Wilayah yang menjadi bagian dari Kabupaten Aceh Tenggara terdiri dari

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

BAB I PEDAHULUAN. pesisir, desa Rantau Panjang ini juga merupakan desa tertua di Kecamatan Pantai

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain. 1. Pertalian darah menurut garis bapak (Patrilineal)

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang

BAB I PENDAHULUAN. disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Tari pada

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN. beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN. km, sedangkan jarak Desa ke Ibukota kabupaten sekitar 15 km. Jarak dengan

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. upacara adat disebut kerja, yang pertama disebut Kerja Baik yaitu upacara adat

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. beberapa aspek yang perlu untuk diperhatikan baik itu oleh masyarakat sendiri

BAB 1 PENDAHULUAN. adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Pak-pak, Toba, Mandailing dan Angkola. (Padang Bolak), dan Tapanuli Selatan (B. G Siregar, 1984).

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

PEREMPUAN DALAM BUDAYA PATRIARKHI

KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM KEWARISAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. dengan luas desa 337,64 Ha yang terdiri dari 186 Ha sawah, 44,64 Ha Perumahan, 15

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beraneka ragam Suku. Salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA UTARA

yang dirasakan individu terhadap pengobatan.

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB II GEOGRAFI DAN MASYARAKAT. Bengkalis di sebelah Tenggara, dan Selat Malaka di bagian Timur Laut. 14 Luas

BAB I PENDAHULUAN. sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa

lingkungan sekolah maupun di rumah.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

WAWASAN BUDAYA NUSANTARA SUKU BATAK

BAB I PENDAHULUAN. Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Pada zaman

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Deskripsi Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Kota Medan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dengan laki-laki, ataupun dengan lingkungan dalam konstruksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya

BAB I PENDAHULUAN. Malinowyki mengemukakan bahwa cultural determinan berarti segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

I. PENDAHULUAN. terdapat beranekaragam suku bangsa, yang memiliki adat-istiadat, tradisi dan

JADWAL TENTATIF PENELITIAN Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli. Aktivitas Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu

1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. berlaku dalam masyarakat suku bangsanya sendiri-sendiri. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Angkola, dan Mandailing. Di. dengan cara mempelajarinya. (Koentjaraningrat, 1990:180)

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Wilayah Kota Medan, memiliki luas 1.156,147 Ha dan merupakan pecahan dari

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa. Sampai saat ini tercatat terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan tingkat keberagaman yang tinggi. Baik keberagaman hayati

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. mengubah atau mengembangkan karakter individu. Karakter yang dimaksud

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku, nilai-nilai pada individu, kelompok dan masyarakat. Perubahan tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan juga mampu membuat pemikiran untuk lebih berkembang sesuai kebutuhan yang ingin dicapai. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami tingkat kemajuan dalam berbagai aspek misalnya pengembangan kurikulum, model pembelajaran dan fasilitas. Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang ada di Indonesia, yang tingkat pendidikannya saat ini mulai berkembang pesat dan diikuti dengan majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan. Penduduk Sumatera Utara menurut golongan etnis terdiri dari penduduk asli, penduduk pendatang dan penduduk asing. Hal ini juga termasuk penduduk asli adalah suku Melayu, Batak Karo, Simalungun, Pakpak, Batak Toba, Mandailing, Pesisir dan Nias. Golongan pribumi pendatang diantaranya adalah suku Jawa, Sunda, Bali, Ambon, Minahasa, Banjar, Palembang, Riau, Minangkabau, sedangkan penduduk asing adalah orang Arab, India, Cina dan ban gsa bangsa lain (http://www.bpkp.go.id/sumut/konten/236/). 1

2 Sumatera Utara juga terdiri dari beberapa Kabupaten dan Kota, salah satu diantaranya adalah Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara di Kabupaten Deli Serdang terdapat 22 Kecamatan, salah satu Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Hamparan Perak. Kecamatan ini terdiri dari 20 desa salah satu desa tersebut adalah Paluh Manan. Desa ini terdiri dari sembilan dusun yang mayoritas penduduknya didiami oleh suku Banjar asli. Penduduk di desa ini juga terdapat berbagai suku-suku lain seperti suku Batak Toba, Jawa, Melayu, Mandailing, Aceh dan lain-lain. Di desa tersebut terlihat bahwa perkembangan pendidikan bagi kaum perempuan masih kurang berkembang khususnya pada perempuan suku Banjar. Hal ini juga terlihat dalam lingkungan keluarga dan tempat tinggal perempuan tersebut. Lingkungan keluarga dalam suku Banjar terlihat juga masih minim dalam hal pendidikan. Hal itu terlihat dari rendahnya pendidikan orangtua mereka secara turun-temurun. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya pendidikan perempuan suku Banjar juga dapat terlihat dari kehidupan perempuan suku Banjar di lingkungan tempat mereka tinggal, karena mereka terlihat masih terpengaruh dengan pergaulan bebas yang menyebabkan perempuan itu harus melakukan kawin anom (kawin muda), sehingga keinginan untuk melanjutkan pendidikan tinggi tidak menjadi hal yang utama. Rendahnya keinginan perempuan suku Banjar untuk memperoleh pendidikan tinggi juga terlihat karena masalah ekonomi dalam kehidupan keluarga suku Banjar.

3 Perempuan suku Banjar lebih mengutamakan bekerja untuk membantu kehidupan ekonomi keluarga seperti; bekerja sebagai buruh harian lepas di perkebunan, mengayam atap, berjualan dan ada juga yang bekerja sebagai buruh di pabrik. Hal inilah yang dilakukan setiap hari oleh perempuan suku Banjar di desa ini dalam menjalankan aktifitasnya. Rendahnya pendidikan pada perempuan suku Banjar di desa ini menjadikan mereka tetap bertahan pada posisi yang jauh berbeda dengan perempuan pada umumnya. Fenomena perempuan suku Banjar yang bekerja membantu kehidupan ekonomi keluarga memiliki latar pendidikan yang berbeda-beda, ada yang hanya tamat SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan ada juga SMA (Sekolah Menengah Atas) tetapi tidak ada yang sampai menyelesaikannya. Perkembangan pendidikan terhadap perempuan khususnya juga tidak terlepas dari adanya peran orang tua itu sendiri, sebab peran orang tua merupakan tahap awal yang menentukan pendidikan terhadap anak-anaknya. Menurut Rosdiana (2008:167) Peran orangtua dalam keluarga sebagai penuntun, pengajar, dan juga sebagai pemberi teladan. Karena keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan, baik pendidikan individual maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat pendidikan yang sempurna sifatnya dan keberadaannya untuk melangsungkan pendidikan kearah pembentuk pribadi yang utuh, tidak saja bagi kanak-kanak tetapi juga bagi para remaja. Fenomena rendahnya pendidikan perempuan suku Banjar kemungkinan juga disebabkan oleh tradisi yang masih diwariskan secara turun-temurun, seperti

4 halnya falsafah mereka yang mengatakan hangin napang sakulah tinggi-tinggi amun hujung-hujungnya kawin tukang bermasak didapur (artinya untuk apa sekolah tinggi-tinggi nanti akhirnya kawin dan di dapur juga). Dalam kehidupan sehari-hari perempuan lebih dominan bekerja didalam urusan rumah tangga seperti mengasuh anak, mencuci, memasak dan mengurus keperluan suami seharihari (domestic area). Hal ini kemungkinan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perempuan suku Banjar semakin tertinggal dalam bidang pendidikan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas menjadi sebuah ketertarikan bagi penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang Fenomena Pendidikan Perempuan Suku Banjar Dalam Kehidupan Sosial Budaya di Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Faktor lingkungan keluarga dan tempat tingggal menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya pendidikan perempuan Suku Banjar. 2. Kawin anom (kawin muda) menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya pendidikan suku Banjar. 3. Ekonomi keluarga menjadi faktor penyebab rendahnya pendidikan perempuan tersebut. 4. Pengaruh tradisi terhadap tingkat pendidikan perempuan suku Banjar. 5. Peran orangtua menyekolahkan anak perempuannya.

5 6. Pengetahuan perempuan dan masyarakat terhadap pendidikan perempuan suku Banjar. 7. fenomena pendidikan perempuan suku Banjar. 1.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas khususnya tentang tradisi suku Banjar dan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya pendidikan di desa tersebut. Maka penulis melihat fenomena pendidikan perempuan suku Banjar dalam kehidupan sosial budaya, sehingga dapat memunculkan sebuah pembahasan yang mendalam mengenai fenomena rendahnya pendidikan perempuan suku Banjar di Desa Paluh Manan. 1.4. Rumusan Masalah Agar penulis memiliki panduan dan fokus penelitian dalam mengumpulkan data maka perlu dirumuskan masalah yang dikaji, yaitu: 1. Bagaimana fenomena pendidikan perempuan suku Banjar di Desa Paluh Manan? 2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan rendahnya pendidikan pada perempuan suku Banjar di Desa Paluh Manan? 3. Bagaimana pengetahuan perempuan dan masyarakat terhadap pendidikan anak perempuan suku Banjar? 1.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui fenomena pendidikan perempuan suku Banjar di Desa Paluh Manan.

6 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya pendidikan perempuan Suku Banjar di Desa Paluh Manan. 3. Untuk mengetahui pengetahuan perempuan dan masyarakat terhadap pendidikan anak perempuan suku Banjar. 1.6. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. Adapun manfaat secara teoritis adalah sebagai berikut: 1. Memperluas wawasan dan memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu antropologi khususnya dalam kajian Antropologi Pendidikan. 2. Memberikan kontribusi terhadap perkembangan pendidikan perempuan untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Adapun manfaat secara praktis adalah sebagai berikut: 1. Membuka pemikiran baru perempuan suku Banjar terhadap pentingnya kemajuan dalam hal meraih pendidikan tinggi. 2. Memberikan dorongan, semangat serta pandangan yang kritis untuk le bih mengutamakan pendidikan perempuan suku Banjar di Desa Paluh Manan.