IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

dokumen-dokumen yang mirip
rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

(g/ kg gambut) D0(0) DI (10) D2 (20) D3 (30)

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV BASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

50,85 a B 50,98 b B. 53,32 b A

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

Pertambahan luas areal pertanaman kelapa sawit dari tahun ke tahun di karenakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 9 a)

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan bersifat irreversible (Anderson dan Beardall, 1991). Tanaman semasa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. satu MSI (Minggu Setelah Inokulasi). Respon eksplan berbeda pada setiap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah Varietas Biru Lancor (Allium

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

III. BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan terhadap jumlah anakan rumput Gajah mini Pennisetum

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

HASIL DAN PEMBAHASAN. memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman, berat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel pertumbuhan yang diamati pada eksplan anggrek Vanda tricolor

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman semusim yang tergolong

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1 Desember Januari

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMBAHASAN Kualitas Pupuk Kompos dengan Penambahan Mikroba Pemacu Tumbuh

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (Lampiran VI)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan Berat Kering Tanaman. Hasil analisis data masing masing parameter akan. A. Tinggi Tanaman (cm)

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.a. Parameter Utama 4.a.l. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan bahwa pemberian pupuk nitrogen (kombinasi kascing dan pupuk urea) berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kaylan. Hasil uji lanjut DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman kaylan dengan berbagai kombinasi perlakuan kascing dan pupuk urea (cm) Perlakuan Rata-rata B=150 kg N/ha(120 kg N/ha dari kascing dan 30 kg N/ha dari urea = 4:1) 37.167 a C=150kg N/ha(112.5 kg N/ha dari kascing dan 37.5kg N/ha dari urea=3:1) 32.633 b D=100 kg N/ha(80 kg N/ha dari kascing dan 20 kg N/ha dari urea = 4:1) 31.367 c E=100 kg N/ha(75 kg N/ha dari kascing dan 25 kg N/ha dari urea = 3:1) 29.267 d F=50 kg N/ha(40 kg N/ha dari kascing dan 10 kg N/ha dari urea = 4:1) 27.067 e G=50 kg N/ha(37.5 kg N/ha dari kascing dan 12.5 kg N/ha dari urea = 3:1) 24.900 f A= 0 kg N/ha (tanpa pupuk) 22.267 g KK= 1.30% Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%. Tabel 1 menunjukkan bahwa peningkatan takaran nitrogen (N) dari 50 kg N/ha hingga 150 kg N/ha dapat meningkatkan tinggi tanaman secara nyata dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk (A). Tabel 1 juga menunjukkan bahwa peningkatan perbandingan pupuk kascing pada setiap takaran N (50 kg N/ha, 100 kg N/ha dan 150 kg N/ha) yang diberikan, dapat meningkatkan tinggi tanaman secara nyata. Pemberian pupuk nitrogen terbaik (kascing dan pupuk urea) diperoleh pada perlakuan B yaitu pemberian 150 kg N/ha (perbandingan pupuk kascing dan urea 4:1).

20 Pemberian nitrogen dengan dosis yang tepat saat awal tanam sangat berpengaruh dalam penyediaan unsur hara nitrogen dalam bentuk tersedia sehingga proses pertumbuhan vegetatif tanaman menjadi lebih sempuma. Menurut Novizan (2005), nitrogen merupakan unsur hara utama yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan vegetatif seperti akar, batang dan daun. Unsur hara nitrogen merupakan salah satu bahan penyusun dari asam amino seperti metionin, sistin dan sistein yang merupakan komponen esensial protein tanaman yang berperan dalam metabolisme tanaman serta sebagai protein pendukung dalam merangsang percepatan pertvimbuhan pucuk daun sehingga tanaman mempunyai ukuran tinggi optimal. Selain itu, nitrogen diperlukan untuk memproduksi bahan-bahan penting lainnya yang diperlukan untxok memproduksi sel-sel serta klorofil. Klorofil akan dimanfaatkan oleh tanaman dalam proses fotosintesis. Fotosintesis pada tanaman merupakan suatu proses dimana zat-zat anorganik berupa H2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat organik berupa karbohidrat dengan bantuan cahaya matahari (Lakitan, 2001). Menurut Jumin (1992), karbohidrat diperlukan dalam jimilah besar untuk proses pembelahan, perpanjangan dan diferensiasi sel. Adanya faktor yang mendukung pertumbuhan tanaman dalam jumlah yang cukup dapat memacu pembentukan karbohidrat untuk perkembangan sel tanaman. Salah satu tanda dari proses tersebut adalah penambahan ukiiran dari organ tanaman yaitu bertambahnya tinggi tanaman. Gardner (1991) mengatakan bahwa, pertambahan tinggi tanaman terjadi sebagai akibat meningkatnya jumlah sel serta meluasnya sel.

21 Jumin (1992) mengatakan bahwa daun dan jaringan hijau lainnya merupakan sumber asal hasil asimilasi, dan hasil asimilasi tersebut sebagian ditinggalkan di dalam jaringan tanaman untuk pemeliharaan sel dan cadangan makanan. Sisanya akan ditranslokasikan ke daerah pemanfaatan seperti akar, daun dan batang. Batang tanaman secara bertahap akan bertambah tingginya selama hasil asimilasi tersebut tetap ditranslokasikan dengan baik dan lancar. Dosis pupuk yang diberikan erat hubungaimya dengan kesuburan tanah dan jenis tanaman. Tanggapan yang optimal akan dicapai bila unsur hara yang diberikan seimbang dengan kebutuhan tanaman. Hal ini dapat dilihat pada pemberian takaran dan perbandingan pupuk organik yang semakin tinggi (perlakuan B, C, D, E, F dan G), akan menunjukkan tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan tanpa pupuk (A). Pupuk organik kascing mengandung unsur hara N yang cukup banyak yang dibutvihkan tanaman dalam pertumbuhannya. Tanaman kaylan dapat memanfaatkan unsur N yang tersedia secara optimal sehingga kaylan dapat tumbuh lebih tinggi. Tanaman kaylan yang diberi perlakuan tanpa pupuk (A) menunjukkan pertumbuhan tinggi yang lebih rendah. Tidak tersedianya unsur hara N dalam jumlah yang cukup mengakibatkan pertumbuhan vegetatif tanaman menjadi terganggu, dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap tinggi tanaman serta pembentukan daun dari tanaman tersebut. 4.a.2. Jumlah Daun (helai) Hasil sidik ragam parameter jimilah daun pertanaman (lampiran 7.2) menunjukkan bahwa pemberian pupuk nitrogen yang berasal dari kascing dan

22 pupiik urea berpengaruh nyata terhadap jumlah daim tanaman kaylan. Hasil uji lanjut DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata jumlah daun tanaman kaylan dengan berbagai kombinas perlakuan kascing dan pupuk urea (helai) Perlakuan Rata-rata B=150 kg N/ha(120 kg N/ha dari kascing dan 30 kg N/ha dari urea=4:1) 9.67 a C=150 kg N/ha(112.5 kg N/ha dari kascing dan 37.5 kg N/ha dari 9.33 a urea=3:1) D=100 kg N/ha(80 kg N/ha dari kascing dan 20 kg N/ha dari urea=4:1) 8.33 ab E=100 kg N/ha(75 kg N/ha dari kascing dan 25 kg N/ha dari urea=3:1) 8.33 ab F=50 kg N/ha(40 kg N/ha dari kascing dan 10 kg N/ha dari urea=4:1) 8.00 ab G=50 kg N/ha(37.5 kg N/ha dari kascing dan 12.5 kg N/ha dari urea=3:1) 7.67 ab A=0 kg N/ha(tanpa pupuk) 6.33 b KK= 6.49% Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%. Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian nitrogen (N) sebanyak 150 kg N/ha (perbandingan pupuk kascing dan urea 4:1 atau 3:1) dapat meningkatkan jumlah daun tanaman kaylan secara nyata dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk (A), namun meningkat secara tidak nyata dibandingkan dengan pemberian nitrogen (N) sebanyak 50-100 kg N/ha (perlakuan C, D, E, F dan G). Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya N yang diberikan, maka dapat meningkatkan jumlah daim tanaman kaylan. Unsur N diperlukan oleh tanaman pada masa pertumbuhan vegetatif. Nitrogen merupakan bahan dasar yang diperlukan dalam pembentukan asam amino dan protein yang akan dimanfaatkan untuk proses metabolisme dari tanaman tersebut (Lakitan, 2001). Tersedianya nitrogen dalam jimilah yang cukup akan memperlancar proses metabolisme tanaman dan akhimya akan mempengaruhi pertimibuhan organ-organ tanaman seperti batang, daun dan akar menjadi lebih baik. Akar akan menyerap unsur hara yang diperlukan tanaman dalam pertumbuhan vegetatif sehingga batang tanaman

23 tumbuh tinggi dan akhimya mempengamhi jumlah daun dari tanaman (Hakim dkk, 1986). Tanaman kaylan dalam masa pertumbuhannya tidak hanya memerlukan unsur N tetapi juga unsur hara lainnya. Fosfor mempakan salah satu unsur hara yang mempengaruhi pertambahan jumlah daun. Kebutuhan tanaman akan unsur hara fosfor dapat dipenuhi oleh pupuk kascing, karena selain mengandung unsur N, kascing juga mengandung unsur hara makro dan mikro yang diperlukan tanaman dalam pertumbuhaimya (lampiran 9). Unsur hara fosfor yang terkandung pada pupuk kascing bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, salah satunya dalam pertambahan jumlah daun. Fosfor berperan penting dalam pertimibuhan tanaman karena fosfor mempakan senyawa penyusun jaringan tanaman yang dimanfaatkan dalam bentuk H2PO4' dan HPO/". Yuwono dkk (2002) mengatakan bahwa, fosfor berfungsi dalam proses glikolisis sebagai ATP yang dibutuhkan dalam membentuk sel daun. Sel-sel bam yang terbentuk akan mengakibatkan tanaman menjadi lebih tinggi dan diikuti dengan pertambahan jumlah daun menjadi lebih banyak. Peningkatan dosis pupuk kascing yang diberikan dapat menambah ketersediaan bahan organik dalam tanah. Pemberian pupuk kascing mempakan salah satu usaha pengembalian ketersediaan bahan organik yang hilang bersama biomassa tanaman yang dipanen. Peningkatan jumlah bahan organik dalam tanah dapat membantu aktifitas mikroorganisme dalam tanah. Peranan mikroorganisme tanah adalah dalam perombakan bahan organik tanah dan bahan organik kascing, sehingga tanah menjadi gembur serta unsur hara dapat tersedia untuk diserap oleh tanaman.

24 Aktifitas perombakan bahan organik tanah dan kascing oleh mikroorganisme menyebabkan unsur hara makro dan mikro tersedia untuk diserap oleh akar tanaman kaylan. Pupuk kascing mengandung nitrogen dan fosfor yang cukup tinggi yang dibutuhkan dalam pertumbiihan dan perkembangan tanaman kaylan. Tanaman yang mendapat tambahan unsur nitrogen dan fosfor tumbuh lebih tinggi serta daun yang terbentuk lebih banyak dan lebar (Mulat, 2003). Nilai ekonomis dari tanaman kaylan adalah daunnya. Semakin banyak jimilah daun yang dihasilkan maka akan memberikan keuntungan yang lebih besar. Banyaknya jumlah daun tanaman tidak lepas kaitaimya dengan pertambahan tinggi tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Gardner (1991) yang menyatakan bahwa pembentukan daun berkaitan dengan tinggi tanaman dimana pertumbuhan tinggi tanaman diikuti pembentukan buku-buku batang yang merupakan tempat kedudukan daun tanaman. Batang tanaman tersusun dari ruas yang merentang diantara buku-buku batang tempat melekatnya daun. Semakin banyak buku-buku batang, maka akan semakin banyak jumlah daun yang terdapat pada tanaman tersebut. Pemberian takaran serta perbandingan kascing dan pupuk urea yang berbeda-beda menunjukkan jumlah daun yang dihasilkan berbeda pula. Pemberian pupuk nitrogen terbaik (kascing dan pupuk urea ) diperoleh pada perlakuan B yaitu pemberian 150 kg N/ha (120 kg N/ha dari kascing dan 30 kg N/ha dari urea atau perbandingan pupuk kascing dan urea 4:1). Pemberian kascing dan pupuk urea pada setiap takaran dan perbandingan yang diberikan belum dapat melebihi deskripsi jumlah daun kaylan varietas Nova yaitu 5-9 helai (lampiran 8). Hal ini disebabkan oleh faktor genetik dari tanaman kaylan itu sendiri. Rata-rata jumlah

25 daun optimal yang mampu dihasilkan oleh tanaman kaylan tidak lebih dari 10 helai, walaupun diberi periakuan pupuk N dalam dosis yang besar. 4.a.3. Panjang daun (cm) Hasil sidik ragam parameter panjang daun (lampiran 7.3) menunjukkan bahwa pemberian pupuk nitrogen yang berasal dari kascing dan pupuk virea berpengaruh nyata terhadap panjang daun tanaman kaylan. Hasil uji lanjut DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata panjang daun tanaman kaylan dengan berbagai kombinasi perlakuan kascing dan pupuk urea (cm) Perlakuan Rata-rata B=150 kg N/ha(120 kg N/ha dari kascing dan 30 kg N/ha dari urea=4:1) 25.267 a C=150 kg N/ha(112.5 kg N/ha dari kascing dan 37.5 kg N/ha dari 21.467 b urea=3:1) D=100 kg N/ha(80 kg N/ha dari kascing dan 20 kg N/ha dari urea=4:1) 20.500 c E=100 kg N/ha(75 kg N/ha dari kascing dan 25 kg N/ha dari urea=3:1) 19.400 d F=50 kg N/ha(40 kg N/ha dari kascing dan 10 kg N/ha dari urea=4:1) 18.533 e G=50 kg N/ha(37.5 kg N/ha dari kascing dan 12.5 kg N/ha dari urea=3:1) 17.433 f A=0 kg N/ha(tanpa pupuk) 15.967 g KK= 2.09% Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%. Tabel 3 menunjukkan bahwa peningkatan takaran nitrogen (N) dari 50 kg N/ha hingga 150 kg N/ha dapat meningkatkan panjang daun tanaman kaylan secara nyata dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk (A). Tabel 3 juga menunjukkan bahwa peningkatan perbandingan pupuk kascing pada setiap takaran N (50 kg N/ha, 100 kg N/ha dan 150 kg N/ha) yang diberikan, dapat meningkatkan panjang daun tanaman secara nyata. Pemberian pupuk nitrogen terbaik (kascing dan pupuk urea) diperoleh pada perlakuan B yaitu pemberian 150 kg N/ha (perbandingan kascing dan pupuk urea 4:1).

26 Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya dosis N yang diberikan, maka panjang daun akan semakin meningkat. Peningkatan panjang daun tanaman diduga disebabkan oleh unsur N yang terkandung dalam pupuk kascing dan urea dapat merangsang pertumbuhan titik tumbuh tanaman. Pupuk kascing mengandung hormon auksin yang berfungsi sebagai hormon pertumbuhan yang dapat memacu pertambahan panjang daun pada tanaman (Suprapto, 2002). Panjang daun akan meningkat secara berangsur-angsur menurut ontogeni sampai ke suatu titik maksimum dari panjang daun tanaman tersebut (Gardner, 1991). Mulat (2003) mengatakan bahwa peningkatan pemberian pupuk kascing akan meningkatkan kandungan nitrogen dalam tanah karena kotoran cacing merupakan bahan organik yang kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Hakim dkk (1986) mengatakan bahwa nitrogen diperlukan untuk memproduksi protein dan bahan-bahan penting lairmya yang dimanfaatkan untuk membentuk sel-sel serta klorofil. Klorofil yang tersedia dalam jumlah yang cukup pada daun tanaman akan meningkatkan kemampuan daun untuk menyerap cahaya matahari, sehingga proses fotosintesis akan beijalan lancar. Fotosintat yang dihasilkan akan dirombak kembali melalui proses respirasi dan menghasilkan energi yang diperlukan oleh sel untuk melakukan aktivitas seperti pembelahan dan pembesaran sel yang terdapat pada daun tanaman yang menyebabkan daun tumbuh menjadi lebih panjang dan lebar. Pupuk kascing tidak hanya mengandung unsur hara N. Pupuk kascing juga mengandung usur hara makro dan mikro lairmya yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman (lampiran 9). Salah satu unsur hara yang terkandung dalam

27 pupuk kascing dalam jumlah yang cukup banyak dan diperlukan dalam pertumbuhan tanaman adalah unsur hara fosfor. Fosfor berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena fosfor terdapat pada seluruh sel hidup tanaman yang berfungsi untuk membentuk asam nukleat yaitu DNA dan RNA (Novizan, 2005). Nukleotida merupakan monomer dari asam nukleat yang terdiri dari nukleosida yang mengikat asam fosfat. DNA terdapat di dalam sel yang berfungsi untuk melakukan pembelahan sel, sehingga sel akan bertambah banyak dan ukurannya akan membesar yang menyebabkan daun tanaman tumbuh menjadi lebih panjang dan lebar (Salisbury dan Ross, 1995). Sarief (1985) menambahkan bahwa salah satu fungsi dari unsur hara fosfor adalah untuk perkembangan jaringan meristem. Heddy (1987) mengatakan bahwa jaringan meristem terdiri dari jaringan meristem pipih dan meristem pita. Meristem pita akan menghasilkan deret sel yang berfungsi memperpanjang jaringan, sehingga daun menjadi panjang dan tumbuh lebar. Penambahan pupuk kascing dan urea berarti penambahan unsur-unsur hara yang berperan pada proses pembelahan dan pembentukan sel, sehingga terdapat perbedaan yang nyata pada panjang daun tanaman yang mendapat penambahan pupuk kascing dan urea dengan tanaman yang tidak mendapat penambahan pupuk kascing dan urea (A) sebagai tambahan unsur hara. Tanaman kaylan yang tidak mendapat perlakuan pupuk kascing dan urea (A), ukuran panjang daunnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan tanaman kaylan yang mendapat perlakuan pupuk kascing dan urea pada berbagai takaran dan perbandingan N yang diberikan pada tanaman kaylan. Semakin tinggi takaran

28 dan perbandingan N yang diberikan menyebabkan panjang daun tanaman kaylan menjadi lebih panjang. 4.a.4. Lebar daun (cm) Hasil sidik ragam parameter lebar daun (lampiran 7.4) menunjukkan bahwa pemberian pupuk nitrogen (kombinasi kascing dan pupxik urea) berpengaruh nyata terhadap lebar daun tanaman kaylan. Hasil uji lanjut DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rata-rata lebar daun tanaman kaylan dengan berbagai kombinasi perlakuan kascing dan pupuk urea (cm) Perlakuan Rata-rata B=150 kg N/ha(120 kg N/ha dari kascing dan 30 kg N/ha dari urea=4:1) 18.267 a C=150 kg N/ha(112.5 kg N/ha dari kascing dan 37.5 kg N/ha dari 15.333 b urea=3:1) D=100 kg N/ha(80 kg N/ha dari kascing dan 20 kg N/ha dari urea=4:1) 12.733 c E=100 kg N/ha(75 kg N/ha dari kascing dan 25 kg N/ha dari urea=3;1) 11.367 d F=50 kg N/ha(40 kg N/ha dari kascing dan 10 kg N/ha dari urea=4:1) 10.900 e G=50 kg N/ha(37.5 kg N/ha dari kascing dan 12.5 kg N/ha dari urea=3:1) 9-900 f A=0 kg N/ha (tanpa pupuk) 8.333 g KK= 15.62% Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%. Tabel 4 menunjukkan bahwa peningkatan takaran nitrogen (N) dari 50 kg N/ha hingga 150 kg N/ha dapat meningkatkan lebar daun tanaman secara nyata dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk (A). Tabel 4 juga memmjukkan bahwa peningkatan perbandingan pupuk kascing pada setiap takaran N (50 kg N/ha, 100 kg N/ha dan 150 kg N/ha) yang diberikan, dapat meningkatkan lebar daun tanaman secara nyata. Pemberian pupuk nitrogen terbaik (kascing dan pupuk urea) diperoleh pada perlakuan B yaitu pemberian 150 kg N/ha (perbandingan pupuk kascing dan urea 4:1).

29 Pemberian N sebanyak 50 hingga 150 kg N/ha dapat merangsang pertumbuhan tanaman, karena unsur N yang terkandung dalam pupuk kascing dan urea dimanfaatkan oleh tanaman untuk menghasilkan sejumlah protein yang akan digunakan dalam pembentukan sel-sel daun terutama pada jaringan meristem daun sehingga daun dapat tumbuh lebih lebar. Hakim dkk (1986) mengatakan bahwa nitrogen diperlukan untuk memproduksi protein dan bahan-bahan penting lainnya yang dimanfaatkan untuk membentuk sel-sel serta klorofil. Klorofil yang tersedia dalam jumlah yang cukup pada daun tanaman akan meningkatkan kemampuan daun untuk menyerap cahaya matahari, sehingga proses fotosintesis akan berjalan lancar. Fotosintat yang dihasilkan akan dirombak kembali melalui proses respirasi dan menghasilkan energi yang diperlukan oleh sel untuk melakukan aktivitas seperti pembelahan dan pembesaran sel yang terdapat pada daun tanaman yang menyebabkan daun tumbuh menjadi lebih panjang dan lebar. Mulat (2003) mengatakan bahwa peningkatan pemberian pupuk kascing akan meningkatkan kandungan nitrogen dalam tanah karena kotoran cacing merupakan bahan organik yang kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Pupuk kascing tidak hanya mengandung imsur hara N. Pupuk kascing juga mengandung usur hara makro dan mikro lairmya yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman (lampiran 9). Salah satu unsur hara yang terdapat pada pupuk kascing dalam jumlah yang cukup banyak dan diperlukan dalam pertumbuhan tanaman adalah unsur hara fosfor. Fosfor berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena fosfor terdapat pada seluruh sel hidup tanaman yang berfungsi untuk

30 membentuk asam nukleat yaitu DNA dan RNA (Novizan, 2005). Nukleotida merupakan monomer dari asam nukleat yang terdiri dari nukleosida yang mengikat asam fosfat. DNA terdapat di dalam sel yang berfungsi untuk melakukan pembelahan sel, sehingga sel akan bertambah banyak dan ukuraimya akan membesar yang menyebabkan daun tanaman tumbuh menjadi lebih panjang dan lebar (Salisbury dan Ross, 1995). Sarief (1985) menambahkan bahwa salah satu fungsi dari unsur hara fosfor adalah untuk perkembangan jaringan meristem. Heddy (1987) mengatakan bahwa jaringan meristem terdiri dari jaringan meristem pipih dan meristem pita. Meristem pita akan menghasilkan deret sel yang berfungsi memperpanjang jaringan, sehingga daun menjadi panjang dan tumbuh lebar. Pengaruh penambahan unsur hara terhadap peningkatan lebar daun memiliki respon yang berbeda pada tiap tingkatan penambahan unsur hara. Tanaman kaylan yang diberi perlakuan tanpa pupuk (A), lebar dauimya lebih rendah dibandingkan dengan tanaman kaylan yang diberi perlakuan pupuk kascing dan urea (perlakuan B, C, D, E, F dan G). Tidak tersedianya unsur hara dalam jumlah yang cukup menyebabkan pertumbuhan vegetatif dari tanaman menjadi terhambat dan akhimya mempengaruhi ukuran dari daun tanaman tersebut. 4.a.5. Berat basah (g) Hasil sidik ragam parameter berat basah (lampiran 7.5) menunjukkan bahwa pemberian pupuk nitrogen (kombinasi kascing dan pupuk urea) berpengaruh nyata terhadap berat basah tanaman kaylan. Hasil uji lanjut DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 5.

31 Tabel 5. Rata-rata berat basah tanaman kaylan dengan berbagai kombinas perlakuan kascing dan pupuk urea (g) Perlakuan Rata-rata B=150 kg N/ha(120 kg N/ha dari kascing dan 30 kg N/ha dari urea =4:1) 58.8867 a C=150 kg N/ha(112.5 kg N/ha dari kascing dan 37.5 kg N/ha dari urea 51.8933 b =3:1) D=100 kg N/ha(80 kg N/ha dari kascing dan 20 kg N/ha dari urea =4:1) 50.5567 b E=100 kg N/ha(75 kg N/ha dari kascing dan 25 kg N/ha dari urea =3:1) 47.3433 c F=50 kg N/ha(40 kg N/ha dari kascing dan 10 kg N/ha dari urea =4:1) 41.5967 d G=50 kg N/ha(37.5 kg N/ha dari kascing dan 12.5 kg N/ha dari urea 37.3500 e =3:1) A=0 kg N/ha (tanpa pupuk) 24.2133 f KK= 1.85% Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%. Tabel 5 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing dan urea dengan takaran 50 kg N/ha hingga 150 kg N/ha, dapat meningkatkan berat basah tanaman kaylan sebesar 54.25% hingga 143.199% dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk (A). Tabel 5 juga menunjukkan bahwa pemberian N sebesar 150 kg N/ha dengan perbandingan kascing yang lebih besar dari pupuk urea (4:1) dapat meningkatkan berat basah kaylan tertinggi yaitu sebesar 143.199% dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk (A). Tingginya berat segar tanaman yang diperoleh pada perlakuan B yaitu dosis 150 kg N/ha (120 kg N/ha dari kascing dan 30 kg N/ha dari urea atau perbandingan 4:1) diduga disebabkan oleh kemampuan pupuk kascing dalam menciptakan lingkungan fisik, kimia dan biologi tanah yang cukup baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kaylan (Mulat, 2003). Terciptanya lingkungan tanah yang seimbang akan menyebabkan akar tanaman dapat berkembang dengan baik dan mampu menembus lapisan tanah untuk mendapatkan unsur hara. Tersedianya unsur hara esensial yang dibutuhkan

32 tanaman dalam jumlah yang cukup seimbang menyebabkan tanaman dapat melakukan proses fisiologisnya dengan baik (Hakim dkk, 1986). Tanaman akan tumbiih dan berproduksi dengan baik apabila lingkungarmya sesuai dengan pertimibuhan tanaman. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman adalah dengan cara pemberian pupuk organik yang lebih banyak untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Bahan organik yang diberikan kedaiam tanah dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah, mengurangi kepadatan tanah, menambah kemampuan tanah mengikat air sehingga tanah menjadi lebih subur dan akhimya memperlancar penyerapan unsur hara dan air (Yuwono, 2005). Unsur hara dan air yang dapat diserap tanaman mempakan cerminan berat segar dari tanaman (Prawiranata dkk, 1981). Sarief (1985) menyatakan bahwa nitrogen dapat meningkatkan perbandingan protoplasma terhadap bahan-bahan dinding sel yang dapat menyebabkan bertambah besamya ukuran sel, sehingga sel banyak diisi dengan air. Fitter dan Hay (1991) menambahkan, air akan membentuk ikatan hidrogen dengan bahan organik seperti protein dan karbohidrat. Unsur hara yang diserap oleh akar akan dibawa bersama air yang akhimya mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti tinggi, jumlah daun, lebar dan panjang daun. Akumulasi dari tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, serta lebar daun akan menentukan berat basah dari tanaman kaylan. Semakin baik pertumbuhan dari keempat macam bagian dari tanaman kaylan tersebut maka dapat meningkatkan berat basah dari tanaman tersebut.

33 Pemberian pupuk organik tersebut harus diiringi dengan pemberian pupuk anorganik, karena peningkatan produksi tidak bisa terlepas dari penggunaan pupuk anorganik (Sarief, 1989). Lingga (2005) juga mengatakan bahwa vintuk mencapai pertumbuhan yang maksimal, pemakaian pupuk organik hendaknya diikuti dengan pemberian pupuk anorganik sehingga kombinasi keduanya dapat saling menyeimbangkan penyediaan unsur hara bagi tanaman. Salah satu pupuk N yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah pupuk urea karena memiliki kandungan N yang cukup tinggi yaitu sekitar 46%. Tinggi rendahnya produksi tanaman dipengaruhi oleh keseimbangan N, P dan K yang diterima oleh tanaman. Menurut Suriatna (1988), keseimbangan hara N, P dan K akan menjadikan larutan tanah di daerah perakaran lebih baik. Keadaan ini akan mendorong akar untuk menyerap N yang tersedia, sehingga hilangnya N menjadi lebih sedikit dan tanaman dapat tumbuh dengan baik karena unsur N yang dibutuhkan tanaman dapat tersedia dalam jumlah yang cukup. Pemberian pupuk nitrogen yang berasal dari kascing dan pupuk urea, jika dikonversikan belum dapat memenuhi potensi hasil dari tanaman kaylan varietas Nova yaitu 20 ton/ha. Pemberian kascing dan pupuk urea sebanyak 150 kg N/ha (120 kg N/ha dari kascing dan 30 kg N/ha dari urea atau perbandingan 4:1) hanya dapat menghasilkan produksi tanaman kaylan sebesar 14,7 ton/ha (jarak tanam 20 cm X 20 cm).

34 4.b. Parameter Tambahan Tabel 6. Rata-rata kandungan vitamin C, kandungan nitrogen tanaman serta uji organoleptik warna daun Perlakuan Kandungan vitamin C (mg/100g) Kandungan nitrogen tanaman A =0 kg N/ha (tanpa pupuk) 176 2.09 B=150 kg N/ha(120 kg N/ha dari kascing dan 30 kg N/ha dari urea 130.53 3.49 =4:1) C=150 kg N/ha(112.5 kg N/ha dari kascing dan 37.5 kg N/ha dari urea 115.86 4.5 =3:1) D=100 kg N/ha(80 kg N/ha dari kascing dan 20 kg N/ha dari urea 140.56 3.34 =4:1) E=100 kg N/ha(75 kg N/ha dari kascing dan 25 kg N/ha dari urea 105.6 2.87 =3:1) F=50 kg N/ha(40 kg N/ha dari kascing dan 10 kg N/ha dari urea 149.6 3.37 =4:1) G=50 kg N/ha(37.5 kg N/ha dari kascing dan 12.5 kg N/ha dari urea 68.93 3.72 =3:1) Uji organoleptikwarna daun 3.6 1.2 1.3 1.9 2 2.3 2.3 4.b.l. Kandungan Vitamin C (mg/100 g) Hasil pengamatan terhadap parameter kandungan vitamin C pada tanaman kaylan menunjukkan bahwa kandungan vitamin C tertinggi diperoleh pada perlakuan A (0 kg N/ha). Tanaman kaylan yang diberi kascing dan urea dengan perbandingan 3:1 (perlakuan C, E dan G) menunjukkan kandungan vitamin C yang lebih rendah dibandingkan dengan tanaman kaylan yang diberi perlakuan pupuk kascing dan urea dengan perbandingan 4:1 (perlakuan B, D dan F). Hal ini diduga karena pada pemberian pupuk nitrogen (N) dengan perbandingan 3:1 jumlah pupuk virea yang digimakan lebih banyak dari paket teknologi 4:1, sehingga kandungan vitamin C menjadi lebih rendah akibat teroksidasi oleh kandungan zat kimia yang berasal dari pupuk urea.

35 Tanaman yang tidak diberi pupuk anorganik dapat tumbuh dengan baik serta antioksidan yang terkandung dalam tanaman tersebut, seperti vitamin C dapat meningkat. Tanaman yang diberi pupuk anorganik, antioksidannya akan mengalami penurunan. Hal ini diduga karena terjadinya oksidasi sebagian vitamin C oleh pupuk buatan (anorganik). Pupuk buatan yang mengandung bahan kimia merupakan senyawa radikal bebas yang akan terus-menerus melakukan oksidasi untuk menstabilkan diri. Penggunaan bahan-bahan kimia ini akan mengakibatkan terjadinya reaksi tanaman untuk mempertahankan diri yaitu dengan dengan memberikan antioksidan yang dimilikinya hingga senyawa radikal bebas tersebut memperoleh pasangan dan menjadi stabil. Kondisi seperti ini jika berlangsung terus-menerus dalam waktu yang lama, maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan kandungan vitamin C dari tanaman tersebut (Higa, 1998). Pemberian kascing dan pupuk urea terbaik diperoleh pada perlakuan F yaitu pemberian 50 kg N/ha (40 kg N/ha dari kascing dan 10 kg N/ha dari urea atau perbandingan 4:1). Kandungan vitamin C tanaman kaylan yang diberi perlakuan F yaitu 149.6 mg/loog. Kandungan vitamin C tanaman kaylan yang diberi perlakuan F lebih tinggi dari perlakuan B, C, D, E dan G diduga karena pada perlakuan F kandungan pupuk ureanya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan B, C, D, E dan G sehingga antioksidan yang terdapat pada tanaman kaylan hanya sedikit yang teroksidasi dan akhimya berpengaruh positif pada kandungan vitamin C dari tanaman tersebut.

36 4.b.2. Analisa Kandungan Nitrogen (N) Tanaman (%) Hasil analisa kandungan nitrogen (N) tanaman kaylan menunjukkan bahwa pemberian pupuk nitrogen (N) yang berasaldari kascing dan urea dapat meningkatkan kandungan nitrogen tanaman kaylan. Pemberian perlakuan C yaitu dosis 150 kg N/ha (112,5 kg N/ha dari kascing dan 37,5 kg N/ha dari urea atau 3:1) menunjukkan kandimgan nitrogen yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk (A) dan perlakuan lainnya. Pemberian pupuk kascing dan urea pada dosis yang paling tinggi berpengaruh nyata dalam penyerapan nitrogen tanaman. Peningkatan N yang diberikan kedaiam tanah akan meningkatkan aktivitas bakteri pengikat N, sehingga N yang tersedia menjadi lebih banyak dan penyerapan N oleh tanaman menjadi lebih optimal. Asam humat yang terkandung pada pupuk kascing akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme yang menguntungkan. Jumlah sel azotobacter atau bakteri pengikat nitrogen akan bertambah banyak sehingga jumlah nitrogen yang difiksasi juga semakin banyak (Mulat, 2003). Menurut Suriatna (1988), keseimbangan hara N, P dan K akan menjadikan larutan tanah di daerah perakaran lebih baik. Keadaan ini akan mendorong akar imtuk menyerap N yang tersedia, sehingga hilangnya N menjadi lebih sedikit dan tanaman dapat tumbuh dengan baik karena unsur N yang dibutuhkan tanaman dapat tersedia dalam jumlah yang cukup. Tanaman mengabsorpsi N pada waktu tanaman tanaman tumbuh aktif. Banyaknya N yang dapat diabsorpsi tiap hari per satuan berat tanaman adalah

37 maksimum pada saat masih muda dan berangsur-angsur menurun dengan bertambahnya usia tanaman (Stevenson, 1982). 4.b.3. Uji Organoleptik Warna Daun Hasil uji organoleptik wama daun yang dilaksanakan oleh 10 orang panelis yang berasal dari berbagai disiplin ilmu (THP, Agronomi, Kedokteran dan ekonomi) menunjukkan bahwa pemberian pupuk nitrogen (kascing dan pupuk urea) berpengaruh terhadap kepekatan wama hijau dari daun tanaman kaylan. Nilai rata-rata yang diperoleh dari pengamatan terhadap uji organoleptik wama daun berkisar antara skala 1.2 hingga 3.60 yaitu hijau tua pekat hingga hijau tua pudar. Semakin tinggi nilai dari skala wama tersebut, berarti wama hijau dari daun akan semakin pudar serta semakin rendah nilai dari skala wama berarti wama hijau dari daun akan semakin pekat. Hal ini sesuai dengan skala hedonik yang terdapat pada halaman 18. Wama daun kaylan yang tidak diberi perlakuan pupuk kascing dan urea (perlakuan A) menunjukkan wama hijau tua pudar hingga hijau muda (lampiran 5), sementara kaylan yang diberi kascing dan urea wama daunnya menunjukkan wama hijau tua pudar, hijau tua agak pekat serta hijau tua pekat. Peningkatan perbandingan kascing dan pupuk urea pada setiap takaran N (50 kg N/ha, 100 kg N/ha dan 150 kg N/ha) yang diberikan, dapat menyebabkan wama hijau daun kaylan menjadi lebih pekat. Perbedaan wama yang dihasilkan disebabkan karena pengaruh dari dosis pupuk kascing dan urea yang diberikan pada kaylan. Unsur N yang dikandung pupuk kascing dan urea cukup banyak. Tanaman kaylan mampu menyerap unsur N yang terdapat dalam tanah secara optimal sehingga wama daunnya menjadi

38 hijau tua pekat. Pitojo (1995) menyatakan bahwa tanaman yang timibuh pada tanah yang cukup nitrogen akan berwama lebih hijau, karena nitrogen berperan dalam membuat bagian tanaman menjadi hijau yaitu dalam pembentukan klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Tanaman yang kekurangan imsur N akan menyebabkan wama hijau dari daun tanaman menjadi lebih pudar atau pucat. Wama pucat pada tanaman yang kekurangan N berasal dari terhambatnya pembentukan klorofil yang selanjutnya mengakibatkan pertumbuhan tanaman akan berjalan lambat karena klorofil tersebut dibutuhkan dalam proses fotosintesis untuk pembentukan karbohidrat. Kekurangan N yang berlangsung tems-menems akan membuat wama tanaman menjadi kekuning-kuningan (Foth, 1994). Menumt Kartasapoetra (1989), suatu tanaman walaupun berada dalam satu spesies yang sama wamanya akan berbeda. Hal ini disebabkan oleh pengaruh faktor genetik dan lingkungan. Winamo (1997) mengatakan bahwa wama sering digunakan sebagai parameter mutu dalam perdagangan. Faktor visual wama mempakan salah satu faktor utama yang diperhatikan oleh konsumen dalam membeli produk yang diinginkannya. Untuk lebih jelasnya, nilai skala wama daun tanaman kaylan yang diberi kombinasi perlakuan kascing dan pupuk urea dapat dilihat pada Gambar 1. Wama daun kaylan yang diberi perlakuan B, C dan D berada pada skala 1 (hijau tua pekat). Wama daun kaylan yang diberi perlakuan E, F dan G berada pada skala 2 (hijau tua agak pekat), sementara itu wama daun kaylan yang diberi perlakuan A (tanpa pupuk), berada pada skala 3 (hijau tua pudar). Pemberian pupuk nitrogen terbaik (kascing dan pupuk urea) untuk parameter wama daun diperoleh pada

39 perlakuan B yaitu pemberian 150 kg N/ha (120 kg N /ha dari kascing dan 30 kg N/ha dari urea atau perbandingan pupuk kascing dan urea 4:1). Pemberian perlakuan B dapat meningkatkan wama hijau dari daun tanaman kaylan menjadi lebih pekat. Skala Warna Tanaman 4 3,5+ 3 2,5 2 1,5 1-H 0,5 0 2.3 2.3 1.9 1.3 B C D E F 3.6 Perlakuan Gambar 1. Rata-rata nilai skala hedonik uji organoleptik wama daim tanaman kaylan yang diberi perlakuan pupuk nitrogen (kascing dan pupuk urea)