BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Tabel Kapasitas Rill kemampuan keuangan daerah untuk mendanai Pembangunan Daerah

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Pada Bab II telah diuraiakan kondisi riil daerah yang ada di

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal.III. 12

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

Bab III Gambaran Umum Keuangan Daerah

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PROFIL KEUANGAN DAERAH

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Provinsi Jambi tidak terlepas dari kebijakan yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas pengelolaan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENGELOLAAN KEUNGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

III BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Bab-3 Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAANKEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 3 - GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kerangka Pendanaan

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

LAPORAN KEUANGAN 2014

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

BAB IIIGAMBARAN GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

LAPORAN KEUANGAN POKOK

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja Pelaksanaan APBD

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

local accountability pemerintah pusat terhadap pembangunan di daerah.

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KOTA SUKABUMI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

3.2.1 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

BAB V PENDANAAN DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi)

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Aceh Utara tidak terlepas dari kebijakan yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas pengelolaan penerimaan pendapatan yang dijabarkan melalui target APBD dan realisasinya, maupun dilihat dari efisiensi dan efektivitas pengeluaran daerah melalui belanja tidak langsung dan belanja langsung. Secara umum gambaran pengelolaan keuangan daerah yang berkaitan dengan pendapatan dan belanja daerah selama tahun 2007-2012 menunjukkan peningkatan kinerja. Hal ini dapat dilihat dari penilaian BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tahun 2011 dengan predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Ada 4 (empat) sumber pendanaan yang memegang peranan penting dalam pembangunan di Kabupaten Aceh Utara. Pertama, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Aceh Utara, yang pelaksanaannya ditetapkan melalui Qanun setiap tahunnya. Kedua, sumber Pendanaan yang berasal dari Tambahan Dana Bagi Hasil (TDBH) Migas dan Otonomi Khusus (Otsus), Ketiga, sumber pendanaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) dan Keempat, sumber pendanaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). A. Pengelolaan Pendapatan Daerah Dalam pelaksanaan pembangunan daerah, hal utama yang harus diperhatikan kemampuan keuangan daerah dalam membiayai program/kegiatan pembangunan daerah. Kemampuan keuangan daerah sangat dipengaruhi oleh pendapatan daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan maupun Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.1

Dana Perimbangan serta Lain-lain pendapatan daerah. Sedangkan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Lain-lain pendapatan yang sah yang merupakan komponen dari PAD, telah ditentukan baik jumlah maupun jenisnya sehingga sulit untuk melakukan ekstensifikasi sumber penerimaan yang baru, apalagi di dalam ketentuan peraturan perundang-undangan ditegaskan bahwa untuk penerimaan pendapatan yang baru agar tidak memberatkan masyarakat serta menghambat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara untuk tahun anggaran 2007-2012 tidak menerbitkan kebijakan untuk sumber penerimaan baru akan tetapi mengintensifkan terhadap sumber-sumber penerimaan yang telah ada. Tabel 3.1 Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2007-2011 Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase Realisasi 2007 1.098.053.375.687 1.073.971.740.724 97,81 Pertumbuhan Realisasi 2008 984.342.065.228 980.701.175.203 99,63-8,68 2009 772.182.325.949 733.890.710.053 95,04-25,17 2010 864.588.004.648 904.916.260.860 104,66 23,30 2011 1.144.019.069.553 1.115.418.331.429 97,50 23,26 GR (%) 16,08 99,73 Sumber : DPKKD Kabupaten Aceh Utara, 2012 (data diolah) Ket. GR = Pertumbuhan rata- rata Dari sisi Pendapatan Daerah selama tahun 2007-2011 tingkat realisasi ratarata mencapai 99,73 persen. Namun dari sisi pertumbuhan realisasi pada tahun 2008 dan 2009 mengalami penurunan yang sangat signifikan. Pertumbuhan realisasi selama periode 2007-2011 sebesar 16,08 persen. Pengelolaan pendapatan daerah lebih diarahkan pada optimalisasi pendapatan daerah melalui upaya yang efektif dan efisien serta mendapatkan dukungan masyarakat. Untuk itu langkah langkah kebijakan yang telah diambil dalam rangka meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah adalah : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.2

1. Kewenangan yang lebih luas dalam mengoptimalkan perolehan pendapatan daerah; 2. Perubahan manajemen keuangan dengan memberi peran lebih pada kas umum daerah; 3. Intensifikasi dan ekstensifikasi penggalian sumber-sumber pendapatan daerah, terutama melalui usaha daerah dan pendayagunaan aset daerah, termasuk pendapatan dari pihak ketiga; Usaha melalui intensifikasi antara lain meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait serta meningkatkan kinerja aparat Dinas Pendapatan Kabupaten Aceh Utara. Sedangkan langkah-langkah usaha ekstensifikasi pendapatan daerah Kabupaten Aceh Utara adalah melalui pemungutan pajak. A.1. Pendapatan Asli Daerah Persentase realisasi Penerimaan PAD selama tahun 2007-2011 rata-rata sebesar 95,14 persen dengan tingkat pertumbuhan fluktuatif Pertumbuhan PAD pada tahun 2010 mengalami penurunan yang sangat signifikan sebesar 60,97 persen dengan tingkat realisasi sebesar 74,18 persen. Penurunan PAD pada tahun 2010 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya disebabkan oleh penurunan pendapatan dari jasa giro, deposito, pajak restoran, pajak reklame, pajak pengambilan bahan galian golongan C dan pajak burung walet. Tabel 3.2 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2007-2011 Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase Realisasi 2007 89.276.142.575 101.357.843.058,18 113,53 Pertumbuhan Realisasi 2008 81.488.364.245 79.720.897.562,69 97,83-21,35 2009 75.015.143.500 79.924.769.604,31 106,54 0,26 2010 42.046.966.500 31.191.301.009,32 74,18-60,97 2011 53.079.754.320 42.269.082.420,00 79,63 35,52 GR (%) 95,14-11,63 Sumber : DPKKD Kabupaten Aceh Utara, 2012 (data diolah) Ket. GR = Pertumbuhan rata- rata Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam mendukung terwujudnya intensifikasi pajak dan retribusi daerah, diantaranya melakukan pendaftaran dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.3

pendataan kembali subyek dan obyek pajak, penetapan dan penyuluhan pajak atau retribusi, melakukan koordinasi dan pengawasan atas pekerjaan penagihan pajak daerah, retribusi dan pendapatan daerah lainnya, pemantauan, evaluasi dan mengkaji ulang terhadap kelayakan tarif pajak dan retribusi dengan kondisi sekarang, serta memberikan teguran terhadap wajib pajak dan retribusi yang menunggak. A.2. Dana Perimbangan Dari perkembangan dana perimbangan Kabupaten Aceh Utara selama tahun 2007-2011 rata-rata persentase realisasi mencapai 99,95 persen dengan tingkat pertumbuhan realisasi sebesar 13,56 persen pertahun. Persentase realisasi dana perimbangan terbesar terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 105,75 persen. Pada tahun 2009 terjadi penurunan akibat berkurangnya lifting dan penurunan harga migas. Tabel 3.3 Perkembangan Dana Perimbangan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2007-2011 Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase Realisasi Pertumbuhan Realisasi 1 2 3 4 5 2007 690.739.100.000 690.563.112.139,00 99,97 2008 764.238.658.616 760.499.259.286,00 99,51 10,13 2009 680.228.097.668 625.771.349.796,00 91,99-17,72 2010 746.369.853.263 789.321.190.786,00 105,75 26,14 2011 911.922.176.197 898.411.686.791 98,52 13,82 GR (%) 13,56 99,95 8,09 Sumber : DPKKD Kabupaten Aceh Utara, 2012 (data diolah) Ket. GR = Pertumbuhan rata- rata Jika dilihat dari realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara ketergantungan APBD Kabupaten Aceh Utara terhadap dana perimbangan pada tahun 2007-2011 sangat tinggi yaitu rata-rata sebesar 78,98 persen. Kontribusi terbesar dana perimbangan pada APBD terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 87,23 persen dan yang terendah pada tahun 2007 yaitu sebesar 64,30 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.4

persen. Sementara itu kontribusi terbesar dari dana perimbangan berasal dari dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan Pajak dan dana alokasi umum. A.3. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Kontribusi perkembangan lain-lain pendapatan yang sah terhadap APBD Kabupaten Aceh Utara selama tahun 2007-2011 mengalami fluktuasi yang relatif besar. Demikian juga persentase realisasi cukup fluktuatif dengan capaian rata-rata 113,78 persen dan pertumbuhan realisasi selama periode 2007-2011 yaitu sebesar 87,30 persen pertahun. Tabel 3.4 Perkembangan Lain-Lain Pendapatan yang Sah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2007-2011 Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase Realisasi 2007 318.038.133.112 282.050.785.527,00 88,68 Pertumbuhan Realisasi 2008 138.615.042.367 140.481.018.354,00 101,35-50,19 2009 16.939.084.781 28.194.590.653,00 166,45-79,93 2010 76.171.184.885 84.403.769.065,00 110,81 199,36 2011 179.017.139.036 174.737.562.218,00 97,61 107,03 GR (%) 87,30 113,78 Sumber : DPKKD Kabupaten Aceh Utara, 2012 (data diolah) Ket. GR = Pertumbuhan rata- rata Sumber penerimaan pos Lain-lain pendapatan yang sah Kabupaten Aceh Utara berasal dari pendapatan hibah, dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian dan otonomi khusus, bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya dan bantuan keuangan dari pemerintah pusat. Pada tahun 2009, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara tidak mendapatkan dana otonomi khusus karena ditempatkan di Pemerintah Provinsi sedangkan pada tahun 2010 mengalami peningkatan disebabkan adanya dana sertifikasi dan bantuan keuangan dari pemerintah pusat, demikian juga pada tahun 2011. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.5

B. Proporsi Sumber Pendapatan Tabel 3.5. menunjukkan potret kinerja APBD Kabupaten Aceh Utara selama tahun 2007-2011 dari sisi pendapatan daerah. Kontribusi PAD terhadap Pendapatan daerah Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2007 mencapai 9,44 persen dan kemudian terus menurun ditahun 2008 yaitu sebesar 8,13 persen. Penurunan dari kontribusi PAD ini disebabkan oleh penurunan kontribusi dari pendapatan pajak daerah yaitu dari 9,44 persen tahun 2007 merosot tajam menjadi 0,8 persen ditahun 2008 dan 2010. Dari persentase sumber pendapatan daerah tersebut terlihat bahwa PAD Kabupaten Aceh Utara selama tahun 2007-2011 sangat tergantung pada pendapatan pajak daerah dan juga lain- lain pendapatan asli daerah yang sah walaupun persentase realisasi lain- lain pendapatan asli daerah yang sah juga mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Sedangkan hasil retribusi daerah tidak memberikan kontribusi yang besar untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya sebesar rata- rata 0,48 persen. Fluktuasi persentase Dana Perimbangan terhadap APBD Kabupaten Aceh Utara terjadi selama tahun 2007-2011. Persentase terbesar terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 87,23 persen. Adapun pos penyumbang persentase terbesar adalah Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak yaitu sebesar 52,68 persen. Namun jika dilihat secara keseluruhan dari tahun ke tahun, Dana Perimbangan masih memberikan kontribusi terbesar bagi APBD Kabupaten Aceh Utara. Hal ini mengindikasikan bahwa potret kinerja APBD Kabupaten Aceh Utara tahun 2007-2011 masih bergantung pada pembiayaan dari pusat. Hal ini tidak sejalan dengan semangat otonomi daerah, dimana sumber pembiayaan pembangunan diharapkan dapat digali daerah dari sumber pendapatan daerah dan tidak bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.6

NO Tabel 3.5 Proporsi Sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2007-2011 URAIAN Tahun Anggaran 2011 2010 2009 2008 2007 1 PENDAPATAN (Rp. Juta) 1.115.418 904.916 733.890 980.701 1.073.971 Rata- Rata Pertumbuhan 1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (%) 3,79 3,45 10,89 8,13 9,44 7,14 1.1. Pendapatan Pajak Daerah (%) 1,24 0,8 1,38 0,84 9,44 0,96 1 1.1. Hasil Retribusi Daerah (%) 0,54 0,58 0,57 0,44 0,52 0,48 2 1.1. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 0,84 1,39 1,28 0,92 0,27 1,03 3 yang Dipisahkan (%) 1.1. Zakat (%) 0,32 0 0 0 0,73 0,06 4 1.1. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang 0,85 0,68 7,67 5,94 7,91 4,61 5 Sah (%) 1.2 DANA PERIMBANGAN (%) 80,54 87,23 85,27 77,55 64,3 78,98 1.2. Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan 37,97 52,68 47,48 77,55 64,3 56 1 Pajak (%) 1.2. Dana Alokasi Umum (%) 39,48 27,18 30,93 0 0 19,52 2 1.2. Dana Alokasi Khusus (%) 3,09 7,36 6,86 0 0 3,46 3 1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH 15,67 9,33 3,84 14,32 26,26 13,88 YANG SAH (%) 1.3. 1 1.3. 3 1.3. 4 1.3. 5 1.3. 6 Pendapatan Hibah (%) 0,92 0,06 0 0 0 0,2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya (%) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus (%) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya (%) Bantuan Keuangan dari Pemerintah Pusat (%) 1,47 1,39 2,12 0 0 1 3,74 0 0,02 13,36 23,03 8,03 1,79 7,88 0 0,25 0,8 2,14 7,74 0 1,71 0,71 2,43 2,52 TOTAL PENDAPATAN (%) 100 100 100 100 100 100 Sumber: DPKKD Kabupaten Aceh Utara, 2012 (data diolah) C. Realisasi Belanja Proporsi belanja tidak langsung terus mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Peningkatan belanja tidak langsung terjadi pada tahun 2009 dan 2010 yaitu sebesar 8. 69 persen dan 11.1 persen. Peningkatan ini didorong oleh proporsi belanja pegawai dari 31.57 persen tahun 2008 meningkat menjadi 42.12 persen tahun 2009 atau secara rata-rata belanja pegawai selama kurun waktu 2007-2011 mencapai 52.85 persen. Belanja bantuan sosial juga meningkat dari 0.94 persen tahun 2007 menjadi 1,44 persen tahun 2008 dan pada tahun 2010 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.7

dari 0.64 persen menjadi 1.18 persen di tahun 2011. Demikian juga belanja bantuan keuangan kepada kabupaten/kota mengalami fluktuasi, namun meningkat dari 0,82 persen tahun 2010 menjadi 3,22 persen tahun 2011. Peningkatan bantuan ini menunjukkan tanggungjawab Pemerintah Provinsi untuk mendorong pembangunan di Kabupaten Aceh Utara cenderung meningkat. NO Tabel 3.6 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap APBD Kabupaten Aceh Utara Tahun 2007-2011 URAIAN 2011 (%) 2010 (%) Tahun Anggaran 2009 (%) 2008 (%) 2007 (%) Rata- Rata (%) 2 BELANJA 100 100 100 100 100 100 2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 58.36 61.65 50.55 41.86 56.32 52.85 2.1.1 Belanja Pegawai 49.30 57.31 42.12 31.57 44.74 43.88 2.1.2 Belanja Bunga - - - - - - 2.1.3 Belanja Subsidi 0.48 0.35 0.68-1.39 0.56 2.1.4 Belanja Hibah 4.14 2.50 4.46 7.66 8.50 5.60 2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 1.18 0.64 0.80 1.44 0.94 1.03 2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan kepada Prov/Kab/ Kota, Pemerintah Desa dan Partai Politik 3.22 0.82 2.35 1.08 0.01 1.56 2.1.8 Belanja Tidak Terduga 0.05 0.04 0.14 0.11 0.74 0.21 2.2 BELANJA LANGSUNG 41.64 38.35 49.45 58.14 43.68 47.15 2.2.1 Belanja Pegawai 6.30 10.67 10.41 12.39-8.14 2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 15.02 12.48 14.02 16.36 17.68 15.22 2.2.3 Belanja Modal 20.32 15.20 25.02 29.39 26.00 23.78 Dari sisi realisasi belanja langsung, kontribusinya mengalami fluktuasi yaitu dari 43,68 persen tahun 2007, meningkat menjadi 58,14 persen tahun 2008 dan kembali turun menjadi 49,45 persen tahun 2010 sampai dengan persentase terendah yaitu 38,38 persen pada tahun 2010. Penurunan belanja langsung ini terutama didorong oleh penurunan belanja modal yang juga berfluktuasi yaitu dari 26,00 persen tahun 2007 meningkat terus menjadi 29,39 persen tahun 2008 kemudian menurun menjadi 25,02 persen tahun 2009 dan yang terendah sebesar 15,20 persen pada tahun 2010. Namun untuk belanja barang dan jasa dari tahun ke tahun tidak mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Pertumbuhan rata- rata belanja barang dan jasa dari tahun 2007-2011 hanya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.8

sebesar 1.55 persen. Secara keseluruhan dari sisi realisasi belanja, komponen belanja tidak langsung relatif besar terutama yang berasal dari belanja pegawai. 3.1.2.Neraca Daerah Nilai aset lancar secara keseluruhan dalam neraca keuangan Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2008 menurun sebesar Rp. 405.058.456.525,40 jika dibandingkan dengan tahun 2007. Penurunan terbesar sepanjang tahun 2007-2011 terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 558.275.092.866,84. Hingga tahun 2011, nilai aset lancar Kabupaten Aceh Utara terus mengalami penurunan yang cukup signifikan dengan nilai Rp. 18.325.959.557,21 yang disebabkan oleh berkurangnya sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (silpa). Investasi jangka panjang tumbuh rata-rata sebesar 4,6 persen, investasi ini didorong investasi permanen sebesar 2,75 persen dan investasi non permanen sebesar 20 persen. Investasi permanen ditempatkan melalui penyertaan modal pemerintah daerah pada perusahaan daerah. Jumlah aset tetap dalam neraca daerah Kabupaten Aceh Utara selama tahun 2007 2011 terus mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 709.970.653.979,95. Kontribusi terbesar dari aset tetap berasal dari Tanah, jalan, irigasi, dan jaringan. Secara terperinci perkembangan neraca daerah Kabupaten Aceh Utara digambarkan dalam Tabel 3.7 berikut ini : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.9

No Uraian Tabel 3.7 Neraca Kabupaten Aceh Utara Tahun 2007-2011 2011 2010 2009 2008 2007 GR % Rp. GR % Rp. GR % Rp. GR % Rp. Rp. Rata- rata Pertumbuha n (%) 1. ASET 1.1. ASET LANCAR 1.1.1. Kas (92,52) 5.475.528.126,53 (71,81) 73.161.885.060,07 (68,27) 259.527.160.461,45 (32,58) 817.802.253.328,29 1.212.996.357.184,62 (53,03) 1.1.2. Investasi jangka pendek 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 (100,00) 0,00 10.000.000.000,00 (20,00) 1.1.3. Piutang (20,14) 616.415.605,00 (84,39) 771.852.852,00 152,70 4.943.706.680,00 (24,25) 1.956.330.500,00 2.582.752.136,00 4,78 1.1.4. Piutang lain- lain 8,07 2.967.073.300,50 0,00 2.745.532.425,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,61 1.1.5. Persediaan 25,67 9.841.695.838,48 77,63 7.831.560.582,41 (23,75) 4.408.883.887,59 15,18 5.782.217.150,00 5.020.148.183,00 18,95 JUMLAH ASET LANCAR (77,64) 18.900.712.870,51 (68,57) 84.510.830.919,48 (67,43) 268.879.751.029,04 (32,92) 825.540.800.978,29 1.230.599.257.503,62 (49,31) 1.2. INVESTASI JANGKA PANJANG 1.2.1. Investasi non permanen (90,00) 2.000.000.000,00-20.000.000.000,00 0,00 20.000.000.000,00 100,00 20.000.000.000,00 0,00 2,00 1.2.2. Investasi permanen (15,61) 197.712.377.462,00 1,30 234.287.100.189,00 3,29 231.287.100.189,00 8,31 223.909.763.204,00 206.732.263.204,00 (0,54) JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG (21,46) 199.712.377.462,00 1,19 254.287.100.189,00 3,02 251.287.100.189,00 17,98 243.909.763.204,00 206.732.263.204,00 0,15 1.3 ASET TETAP 1.3.1 Tanah 7,01 1.452.425.219.624,00 203,28 1.357.228.093.166,00 11,47 447.520.426.626,00 6,00 401.456.463.062,00 378.736.140.332,00 45,55 1.3.2. Peralatan dan mesin 13,85 270.716.628.237,00 4,91 237.778.324.943,97 15,37 226.654.884.809,00 27,68 196.453.920.881,00 153.863.904.613,00 12,36 1.3.3. Gedung dan bangunan 3,18 660.082.517.347,65 (3,74) 639.754.812.284,65 7,53 664.581.221.756,00 7,09 618.029.616.738,00 577.100.384.104,00 2,81 1.3.4. Jalan, irigasi, dan jaringan 35,67 998.391.087.956,43 27,90 735.896.973.085,09 56,11 575.390.352.857,19 92,86 368.570.249.238,00 191.104.845.967,00 42,51 1.3.5. Aset tetap lainnya 229,26 15.551.126.644,00 93,30 4.723.001.705,00 105,53 2.443.317.574,00 1,78 1.188.789.494,00 1.167.944.424,00 85,98 1.3.6. Konstruksi dalam pengerjaan (90,32) 7.491.404.395,00 (81,84) 77.417.308.186,04 80,30 426.237.655.768,61 69,40 236.406.534.992,50 139.554.820.878,88 (4,49) 1.3.7. Akumulasi penyusutan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 JUMLAH ASET TETAP 11,53 3.404.657.984.204,08 30,30 3.052.798.513.370,75 28,58 2.342.827.859.390,80 26,40 1.822.105.574.405,50 1.441.528.040.318,88 19,36 1.4. DANA CADANGAN 1.4.1. Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 JUMLAH DANA CADANGAN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.5. ASET LAINNYA 1.5.1. Tagihan penjualan angsuran 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.5.2. Tagihan tuntutan ganti kerugian daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.5.3. kemitraan dengan pihak kedua 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.5.4. Aset tak berwujud 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.5.5. Aset lain- lain (7,42) 218.498.000.000,00 73.996,82 236.008.943.530,35 (30,10) 318.514.266,32 7,72 455.677.640,42 423.035.502,22 14.793,40 JUMLAH ASET LAIINYA (7,42) 218.498.000.000,00 73.996,82 236.008.943.530,35 (30,10) 318.514.266,32 7,72 455.677.640,42 423.035.502,22 14.793,40 JUMLAH ASET 5,90 3.841.769.074.536,59 26,69 3.627.605.388.009,58 (0,99) 2.863.313.224.875,16 0,44 2.892.011.816.228,21 2.879.282.596.528,72 6,41 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.10

No Uraian 2. KEWAJIBAN 2.1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 2.1.1. Utang perhitungan pihak ketiga (PFK) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2.1.2. Utang bunga 129,93 69.575.413,26 225,55 30.259.968,52 (82,31) 9.295.073,92 163,97 52.550.031,36 19.907.893,16 87,43 2.1.3. Utang pajak 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2.1.4. Bagian lancar utang jangka panjang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2.1.5. Pendapatan diterima dimuka 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2.1.6. Utang jangka pendek lainnya (29,49) 11.265.977.517,83 5.067,43 15.978.683.561,83 (23,29) 309.219.192,40-403.127.609,06 403.127.609,06 1.002,93 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (29,19) 11.335.552.931,09 4.926,13 16.008.943.530,35 (30,10) 318.514.266,32 7,72 455.677.640,42 423.035.502,22 974,91 2.2. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 2.2.1 Utang dalam negeri 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2.2.2 Utang luar negeri 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 JUMLAH KEWAJIBAN (29,19) 11.335.552.931,09 4.926,13 16.008.943.530,35 (30,10) 318.514.266,32 7,72 455.677.640,42 423.035.502,22 974,91 3. EKUITAS DANA 3.1. EKUITAS DANA LANCAR 3.1.1. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) (92,52) 5.475.528.126,53 (71,81) 73.161.885.060,07 (68,27) 259.527.160.461,45 (33,13) 817.802.253.328,29 1.222.996.357.184,62 (53,14) 3.1.2. Cadangan untuk piutang 1,88 3.583.488.905,50 (28,85) 3.517.385.277,00 152,70 4.943.706.680,00 (24,25) 1.956.330.500,00 2.582.752.136,00 20,30 3.1.3. Cadangan untuk persediaan 25,67 9.841.695.838,48 77,63 7.831.560.582,41 (23,75) 4.408.883.887,59 15,18 5.782.217.150,00 5.020.148.183,00 18,95 3.1.4. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek (29,19) (11.335.552.931,09) 4.926,13 (16.008.943.530,35) 0,00 (318.514.266,32) 0,00 0,00 0,00 979,39 3.1.5. Pendapatan yang ditangguhkan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR (88,96) 7.565.159.939,42 (74,49) 68.501.887.389,13 (67,47) 268.561.236.762,72 (32,92) 825.540.800.978,29 1.230.599.257.503,62 (52,77) 3.2. EKUITAS DANA INVESTASI 2011 2010 2009 2008 2007 GR % Rp. GR % Rp. GR % Rp. GR % Rp. Rp. Rata- rata Pertumbuha n (%) 3.2.1. Diinvestasikan dalam investasi jangka panjang (21,46) 199.712.377.462,00 1,19 254.287.100.189,00 3,02 251.287.100.189,00 17,98 243.909.763.204,00 206.732.263.204,00 0,15 3.2.2. Diinvestasikan dalam aset tetap 11,53 3.404.657.984.204,08 30,30 3.052.798.513.370,75 28,58 2.342.827.859.390,80 26,40 1.822.105.574.405,50 1.441.528.040.319,58 19,36 3.2.3. Diinvestasikan dalam aset lainnya (tidak termasuk dana cadangan (7,42) 218.498.000.000,00 0,00 236.008.943.530,35 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 (1,48) 3.2.4. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.2.5. Bagian lancar utang jangka panjang - utang pemerintah kabupaten/ kota 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.3.5. JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI 7,90 3.822.868.361.666,08 36,58 3.543.094.557.090,10 25,56 2.594.114.959.579,80 25,35 2.066.015.337.609,50 1.648.260.303.523,58 19,08 3.3 EKUITAS DANA CADANGAN 3.3.1. Diinvestasikan dalam dana cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 JUMLAH EKUITAS DANA 6,06 3.830.433.521.605,50 26,15 3.611.596.444.479,23 (0,99) 2.862.994.710.608,84 0,44 2.891.556.138.587,79 2.878.859.561.027,20 6,33 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 5,90 3.841.769.074.536,59 26,69 3.627.605.388.009,58 (0,99) 2.863.313.224.875,16 0,44 2.892.011.816.228,21 2.879.282.596.529,42 6,41 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.11

Untuk neraca keuangan daerah, rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar (current rasio) dan Quick Ratio. Rasio lancar adalah aset lancar dibagi dengan kewajiban jangka pendek, sedang Quick Ratio adalah aset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan kewajiban jangka pendek. Berdasarkan formula tersebut, maka rasio likuiditas neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara tahun 2007-2011 adalah sebagai berikut: Tabel 3.8 Rasio Likuiditas Neraca Kabupaten Aceh Utara No Uraian 2011 2010 2009 2008 2007 1. Rasio Lancar 1,57 5,27 844,16 1.812 2.909 2. Quick Ratio 0,77 4,79 830,32 1.799 2.872 A. Rasio Lancar (Current ratio) Rasio Lancar (Current ratio), digunakan untuk mengetahui sampai seberapa jauh Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dapat melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh, semakin lancar hutang pembayaran jangka pendeknya. Jika yang digunakan adalah rasio yang dibuat oleh Dun & Bradstreet (D&B), angka rasio ini mengindikasikan kemampuan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara untuk memenuhi hutang jangka pendeknya. Jika rasio ini lebih kecil dari 1,5, hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Aceh Utara akan mengalami kesulitan dalam membayar tagihan jangka pendeknya. Tetapi jika rasio ini cukup besar misalnya diatas 4,0, maka Pemerintah daerah dapat dengan mudah mencairkan aset lancarnya untuk membayar seluruh tagihan kewajiban jangka pendek yang dimilikinya. Berdasarkan perhitungan, nilai rasio lancar Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara tahun 2007 sebesar 2.909 tahun 2008 sebesar 1.812 tahun 2009 sebesar 844,16 tahun 2010 sebesar 5,27 dan tahun 2011 sebesar 1,57. Nilai yang diperoleh ini mengindikasikan bahwa Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dapat dengan mudah mencairkan aset lancarnya untuk membayar seluruh hutang atau kewajiban jangka pendeknya. Namun jika dilihat dari trend nilai rasio lancar cenderung terus menurun dan sudah persis berada pada angka 1,5 ditahun 2011, maka kedepan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, harus mulai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.12

hati-hati dalam mengelola aset lancarnya terutama terkait dengan kewajiban jangka pendek. B. Quick Ratio Jika dibandingkan dengan rasio lancar dengan rasio dari Dun & Bradstreet (D&B), maka quick ratio yang nilainya lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa aset lancar (setelah dikurangi persediaan) dapat menutup kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya quick ratio yang lebih kecil dari 0,75 menunjukkan bahwa Pemerintah daerah tidak mampu untuk menutup kewajiban jangka pendeknya dengan segera. Rasio keuangan ini lebih akurat dibandingkan rasio lancar (current ratio) karena Quick ratio, atau yang sering juga disebut Acid Test Ratio telah mempertimbangkan persediaan dalam perhitungannya. Sebaiknya ratio ini tidak kurang dari 1 atau 100%. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai quick ratio neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara tahun 2007 sebesar 2.875 tahun 2008 sebesar 1.799 tahun 2009 sebesar 830,32 tahun 2010 sebesar 4,79 dan tahun 2011 sebesar 0,77. Nilai dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan aset lancar Pemerintah Kabupaten Aceh Utara setelah dikurangi persediaan, mempunyai kemampuan yang cukup kuat untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Namun nilai dari quick ratio menunjukkan kecenderungan yang menurun,terutama yang paling drastis pada tahun 2011 sehingga kedepan perlu pengolalaan aset lancar yang lebih hati-hati. Untuk neraca keuangan daerah, rasio solvabilitas yang digunakan adalah rasio kewajiban terhadap aset dan rasio kewajiban terhadap ekuitas. Rasio kewajiban terhadap aset adalah kewajiban dibagi dengan aset, sedang rasio kewajiban terhadap ekuitas adalah kewajiban dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan formula tersebut, maka rasio solvabilitas neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara tahun 2007-2011 tertera pada tabel berikut ini : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.13

Tabel 3.9 Rasio Solvabilitas Neraca Kabupaten Aceh Utara Tahun 2007-2011 No Uraian 2011 2010 2009 2008 2007 1. Rasio Kewajiban Terhadap Aset 0,29 0,44 0,01 0,02 0,02 2. Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas 0,30 0,44 0,01 0,02 0,02 B. 1. Rasio Kewajiban Terhadap Asset Rasio ini secara langsung membandingkan kewajiban jangka panjang ditambah dengan kewajiban jangka pendek dibagi dengan aset dikurangi kewajiban (hutang jangka panjang dan jangka pendek). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tahun 2007 sebesar 0,02 persen tahun 2008 sebesar 0,02 persen, tahun 2009 sebesar 0,01 persen, tahun 2010 sebesar 0,44 persen dan tahun 2011 sebesar 0,29 persen. Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio-rasio kewajiban terhadap aset, namun jika nilai rasio cukup besar atau berada diatas 0,75 maka pihak kreditor harus berhati-hati meminjamkan memberikan kredit kepada Pemerintah daerah. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara selama tahun 2007-2011 cukup kuat untuk membayar jika Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melakukan pinjaman ke kreditor. B. 2. Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas Rasio ini secara langsung membandingkan kewajiban jangka pendek dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai tahun 2007 sebesar 0,02 persen tahun 2008 sebesar 0,02 persen, tahun 2009 sebesar 0,01 persen, tahun 2010 sebesar 0,44 persen dan tahun 2011 sebesar 0,30 persen. Nilai rasio ini persis sama dengan Rasio Kewajiban Terhadap Asset, hal ini disebabkan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara selama tahun 2007-2011 tidak mempunyai kewajiban jangka panjang. Sehingga total aset dikurangi dengan kewajiban nilainya sama dengan ekuitas (lihat tabel sebelumnya). Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio rasio kewajiban terhadap ekuitas, namun jika nilai rasio cukup besar atau berada diatas 0,75 maka, pihak kreditor harus berhati-hati meminjamkan memberikan kredit kepada Pemerintah daerah. Jika Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.14

dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara selama tahun 2007-2011 cukup kuat untuk membayar jika Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melakukan pinjaman ke kreditor. 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu 3.2.1.Proporsi Penggunaan Anggaran Kebijakan umum keuangan daerah yang tergambar dalam pelaksanaan APBD yang merupakan instrumen dalam menjamin terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan yang terkait dengan kebijakan pendapatan maupun belanja daerah mengacu pada aturan yang melandasinya baik Undang- Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah maupun Keputusan Kepala Daerah. Anggaran pemerintah daerah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana kerja keuangan tahunan pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun yang disusun secara jelas dan spesifik serta merupakan desain teknis pelaksanaan strategi untuk mencapai tujuan daerah dalam bentuk alokasi dana. Analisis proporsi anggaran bertujuan untuk mendapatkan diskripsi tentang kebijakan pembelanjaan dan pembiayaan pengeluaran yang dapat digunakan dalam menentukan kebijakan di masa mendatang tercantum pada pada Tabel 3.10. No. Tabel 3.10 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Aceh Utara Uraian Total Belanja untuk Pemeuhan Kebutuhan Aparatur (Rp.) sebagaimana Total Pengeluaran (Belanja + Pembiayaan Pengeluaran) (Rp.) Persentase 1 Tahun Anggaran 2009 647.155.721.263 1.292.165.802.920 50,08 2 Tahun Anggaran 2010 535.324.697.212 871.281.536.261 61,44 3 Tahun Anggaran 2011 680.179.305.673 1.183.104.688.363 57,49 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.15

NO 3.2.2. Analisis Pembiayaan Pembiayaan daerah yang termuat dalam APBD Kabupaten Aceh Utara terdiri atas penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. Pada sisi penerimaan pembiayaan daerah terdiri dari SiLPA Tahun lalu, penerimaan kembali penyertaan modal, penerimaan kembali piutang dan penerimaan hutang. Sedangkan sisi pengeluaran pembiayaan terdiri dari SiLPA Tahun berkenaan, pembentukan dana cadangan dan penyertaan modal/investasi. Selisih antara penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan merupakan pembiayaan netto dan selisih antara penerimaan daerah dengan belanja daerah merupakan surplus/defisit belanja. Berikut adalah beberapa tabel pendukung analisis sesuai kebutuhan. U R A I A N Tabel 3.11 Defisit Riil Anggaran Kabupaten Aceh Utara 2009 2010 2011 (Rp) (Rp) (Rp) 1 Realisasi Pendapatan Daerah 733.890.710.053,31 904.916.260.860,32 1.115.418.331.429,46 Dikurangi Realisasi: 2 Belanja Daerah 1.280.245.802.920,15 868.281.536.261,70 1.165.484.578.950,00 3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 11.920.000.000,00 3.000.000.000,00 17.620.109.413,00 Defisit Rill. (558.275.092.866,84) 33.634.724.598,62 (67.686.356.933,54) NO U R A I A N Tabel 3.12 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Aceh Utara Proporsi dari total devisit rill 2009 2010 2011 (%) (%) (%) 1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun 817.802.253.328,29 39.527.160.461,45 5.475.528.126,53 Anggaran Sebelumnya 2 Pencairan Dana Cadangan 0 0 0 3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 0 0 0 4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0 0 0 5 Penerimaan Kembalian Pemberian Pinjaman Daerah 0 0 0 6 Penerimaan Piutang Daerah 0 0 0 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.16

Tabel 3.13 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Aceh Utara NO U R A I A N (Rp) 2009 2010 2011 % % % dari (Rp) dari (Rp) dari SiLPA SiLPA SiLPA 1 Jumlah SiLPA 259.527.160.461,45 73.161.885.060,07 5.475.528.126,53 2 Pelampauan Penerimaan PAD 4.909.626.104,31 (10.855.665.490,68) (10.810.671.899,54) 3 Pelampauan Penerimaan Dana Perimbangan (54.456.747.872,00) 42.951.337.523,00 (13.510.489.406,00) 4 Pelampauan Penerimaan Lain-lain Pendapatan 11.255.505.872,00 8.232.584.180,00 (2.735.169.600,00) Daerah Yang Sah 5 Sisa Penghematan Belanja atau akibat lainnya 284.060.452.857,14 70.375.953.547,30 75.641.726.542,00 6 Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan 0 0 15.620.109.413,00 akhir tahun belum terselesaikan 7 Kegiatan Lanjutan 0 0 0 Memperhatikan Tabel 3.12 dan Tabel 3.13, jelas terlihat bahwa Pemerintah kabupaten Aceh Utara sangat bergantung pada Silpa baik Silpa tahun lalu maupun tahun berkenaan untuk menutupi defisit anggaran. Walaupun terjadi peningkatan pada realisasi pendapatan daerah diakhir tahun 2011, namun disisi lain peningkatan pun terjadi untuk pos belanja daerah untuk membiayai pembangunan. Oleh karena itu kedepan perlu dikembangkan sumber pembiayaan pembangunan melalui pembentukan dana cadangan ataupun investasi pada sektor-sektor ekonomi yang menguntungkan, sehingga sumber pembiayaan pembangunan menjadi lebih beragam serta beberapa arah kebijakan terhadap penggunaan anggaran daerah. Adapun beberapa hal yang perlu dilakukan terkait hal dimaksud adalah : 1) Menyediakan regulasi daerah terkait dengan penetapan pajak daerah dan retribusi daerah terkait dengan perubahan dari open-list system menjadi closed-list system dalam rangka menyesuaikan kebijakan keuangan daerah dengan kebijakan keuangan pemerintah. Dalam kaitan ini regulasi daerah terkait dengan 10 dari 11 jenis pajak daerah dan 30 jenis retribusi daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten perlu dilakukan penyesuaian sehingga semua regulasi yang dibutuhkan telah disesuaikan dan lengkap pada akhir tahun 2012. Khusus regulasi daerah terkait Pajak Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.17

Bumi dan Bangunan (PBB) akan diselesaikan berdasarkan Undang-Undang yang berlaku. 2) Mengoptimalkan kewenangan yang dimiliki Pemerintah Daerah di bidang perpajakan dan retribusi daerah melalui penguatan dan perluasan basis data potensi pajak daerah dan retribusi daerah, optimalisasi pemungutan dan penatausahaan, pencegahan kebocoran penerimaan daerah dan peningkatan sistem informasi pengelolaan pajak dan retribusi daerah dalam rangka peningkatan pendapatan daerah. 3) Menjaga keseimbangan antara upaya peningkatan penerimaan daerah dan pencegahan timbulnya ekonomi biaya tinggi dalam rangka optimalisasi kewenangan yang dimiliki daerah. 4) Memperbaiki sistem penerimaan dan pengalokasian anggaran yang bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah melalui penerapan kebijakan earmarking yakni sebagian hasil pajak daerah dan retribusi daerah dialokasikan untuk membiayai kegiatan yang dapat dirasakan secara langsung oleh pembayar pajak tersebut. Kebijakan ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pembayar pajak. 5) Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang dipisahkan dialokasikan untuk upaya-upaya peningkatan kapasitas pengembalian investasi bagi daerah. 6) Penerimaan dana alokasi umum diprioritaskan bagi belanja umum pegawai dan operasional rutin pemerintahan daerah. 7) Penerimaan dari dana alokasi khusus dialokasikan sesuai dengan tujuan tertentu sesuai dengan ketentuan berlaku. 8) Penerimaan dana bagi hasil agar dialokasikan secara memadai untuk perbaikan layanan atau perbaikan lingkungan sesuai jenis dana bagi hasil didapat. 9) Menerapkan Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu tertib, taat pada peraturan perundangan-undangan, efisien, ekonomi, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan melalui penetapan peraturan daerah mengenai pengelolaan keuangan dan aset daerah, pelaksanaan penyusunan anggaran sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.18

jadwal yang ditetapkan peraturan perundang-undangan, pemantapan implementasi money follow function dalam menyusun anggaran. 10) Mengoptimalkan upaya peningkatan Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah melalui pemenuhan berbagai persyaratan/ketentuan yang dapat mendorong diberikannya insentif dan penambahan alokasi anggaran pemerintah. 11) Meningkatkan efektivitas pengawasan pungutan dengan mengubah mekanisme pengawasan dari sistem represif menjadi sistem preventif dan korektif termasuk penegakan hukum. 12) Meningkatkan pengelolaan aset daerah melalui pemetaan dan pembenahan administrasi pembukuan aset dan validasi data aset daerah, sertifikasi seluruh tanah pemerintah daerah, penertiban pemanfaatan aset daerah dan menetapkan peraturan mengenai pengelolaan aset daerah. 13) Melaksanakan kewajiban daerah terkait dengan pelepasan aset masyarakat kepada Pemerintah daerah sebagai akibat pelaksanaan program/kegiatan pembangunan. 14) Tersedianya regulasi daerah terkait dengan pajak daerah dan retribusi daerah sesuai ketentuan berlaku. 15) Tersedianya basis data dan potensi pajak daerah dan retribusi daerah. 3.3. Kerangka Pendanaan 3.3.1.Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama. Belanja periodik wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap periodik oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Utara seperti gaji dan tunjangan pegawai serta anggota dewan, bunga, belanja jasa kantor, atau belanja sejenis lainnya. Belanja periodik prioritas utama adalah pengeluaran yang harus dibayar setiap periodik oleh pemerintah daerah dalam rangka memenuhi amanat peraturan perundang-undangan serta keberlangsungan pelayanan dasar pemerintah daerah yaitu pelayanan pendidikan dan kesehatan, seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.19

honorarium aparatur gampong, guru, guru pendidikan dayah, imum mesjid dan meunasah, Geuchiek dan tenaga medis serta belanja sejenis lainnya. Realisasi Belanja tidak langsung pada tahun 2011 sebesar Rp. 680.179.305.673, yang terdiri dari belanja gaji dan tunjangan, belanja penerimaan anggota dan pimpinan DPRK serta operasional KDH/ WKDH, belanja bagi hasil dan belanja lainnya seperti yang tercantum pada Tabel 3.12. Pengeluaran wajib untuk belanja tidak langsung, diprioritaskan untuk belanja pegawai, dengan jumlah yang relatif lebih besar dibandingkan dengan pos lainnya pada belanja tidak langsung. Hal ini berarti bahwa kedepan pemerintah Kabupaten Aceh Utara harus mengalokasikan belanja tidak langsung untuk belanja pegawai dengan memperhitungkan kenaikan gaji pegawai negeri sipil setiap tahunnya. Sedangkan pengeluaran wajib untuk belanja langsung sebagian besar diserap oleh belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan serta belanja modal, untuk belanja pegawai pada pos pengeluaran belanja langsung masih dapat ditekan antara lain untuk biaya perjalanan dinas dan biaya akomodasi lainnya. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.20

Tabel 3.14 Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Aceh Utara NO U R A I A N Tahun 2011 (Rp) A Belanja Tidak Langsung 680.179.305.673 1 Belanja Gaji dan Tunjangan 480.581.967.139 2 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRK 3.802.000.000 serta Operasional KDH / WKDH 3 Belanja Bunga 0 4 Belanja Bagi Hasil 0 5 Belanja Subsidi 5.567.607.495 6 Belanja Hibah 48.193.938.297 7 Belanja Bantuan Sosial 13.729.092.000 8 Belanja Bantuan Keuangan 37.505.748.050 9 Belanja Tidak Terduga 631.916.000 10 Tambahan Penghasilan PNS 27.440.858.702 11 Biaya Pemungutan Pajak Daerah 2.365.430.610 12 Biaya Penghasilan lainnya 60.360.747.380 B Belanja Langsung 485.305.273.277 1 Belanja Pegawai 73.443.527.739 2 Belanja Honorarium PNS Khusus untuk Guru dan 0 Tenaga Medis 3 Belanja Bea Siswa Pendidikan PNS 470.000.000 4 Belanja Jasa Kantor (Khusus Tagihan Bulanan 21.886.284.825 Kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya) 5 Belanja Sewa Gedung Kantor (yang telah ada kontrak 387.266.200 jangka panjangnya) 6 Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor 858.882.500 (yang telah ada kontrak jangka panjangnya) 7 Belanja Bahan Pakai Habis Kantor 9.890.823.718 8 Belanja Bahan / Material 31.304.867.272 9 Belanja Premi Asuransi 1.037.058.500 10 Belanja Perawatan Kend. Bermotor 3.633.394.639 11 Belanja Cetak dan Penggandaan 3.708.253.830 12 Belanja Sewa Sarana Mobilitas 384.800.000 13 Belanja Sewa Alat Berat 99.800.700 14 Belanja Makanan dan Minuman 8.281.963.350 15 Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya 5.969.338.840 16 Belanja Pakaian Kerja 1.751.943.500 17 Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari Tertentu 189.827.000 18 Belanja Perjalanan Dinas 22.735.386.936 19 Belanja Kursus, Palatihan, Sosialisasi & Bintek PNS 1.652.378.700 20 Belanja Pemulangan Pegawai 2.760.000.000 21 Belanja Pemeliharaan 44.144.613.172 22 Belanja Jasa Konsultansi 640.984.000 23 Belanja Jasa Pihak Ketiga 11.994.439.369 24 Belanja Peningkatan Pelayanan Masyarakat 1.256.075.500 25 Belanja Modal 236.823.362.987 C Pembiayaan Pengeluaran 17.620.109.413 1 Pembentukan Dana Cadangan 0 2 Pembayaran Pokok Utang 0 3 Penyertaan Modal PEMDA 2.000.000.000 4 Pembayaran Utang pada Pihak Ketiga 15.620.109.413 TOTAL A+B+C 1.183.104.688.363 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.21

3.3.2.Penghitungan Kerangka Pendanaan Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang- undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Prinsip pengelolaan ini tercermin pada proses penyusunan anggaran daerah, struktur pendapatan dan struktur belanja daerah. Pada bagian ini akan dikemukakan kerangka pendanaan untuk menentukan arah kebijakan umum pendapatan dan belanja daerah anggaran lima tahun yang akan datang. NO U R A I A N Tabel 3.15 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Utara Proyeksi Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 1 Pendapatan 1.276.381.939.400 1.398.914.605.582 1.478.652.738.101 1.611.731.484.530 1.772.904.632.983 2 Pencairan Dana Cadangan (sesuai Perda) 0 0 0 0 0 3 Sisa Lebih Rill Perhitungan Anggaran Total Penerimaan 1.276.381.939.400 1.398.914.605.582 1.478.652.738.101 1.611.731.484.530 1.772.904.632.983 dikurangi : 4 Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib 719.363.622.250 755.331.803.363 793.098.393.531 832.753.313.207 874.390.978.868 dan Mengikat serta Prioritas Utama Kapasitas Rill Kemapuan Keuangan 557.018.317.150 643.582.802.220 685.554.344.570 778.978.171.322 898.513.654.115 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.22

Pada kerangka pendanaan APBK Aceh Utara Tahun 2013-2017, pendapatan daerah tahun 2013 diperkirakan sebesar Rp. 1.276.381.999.400 dan diperkirakan akan terus meningkat untuk tahun berikutnya. Tabel 3.16 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013 2017 NO U R A I A N Proyeksi Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) I Kapasitas Rill Kemampuan Keuangan Rencana Alokasi Pengeluaran Prioritas I 557.018.317.150 643.582.802.220 685.554.344.570 778.978.171.322 898.513.654.115 II.a Belanja Langsung 548.244.603.499 770.114.000.000 729.189.000.000 854.194.000.000 1.002.268.000.000 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 III.23