BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan terjun ke masyarakat. keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ENTENG KARYANA, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh lebih dari separuh penduduk dunia. Bahasa tersebut berperan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4)

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Karena sangat penting penggunaan dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembelajaran siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan. masyarakat, dan berdaya saing tinggi dalam kehidupan global.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara terencana dengan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kejayaan suatu bangsa di dunia ditentukan oleh pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasa. Adapun kemampuan berbahasa dalam kurikulum terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan global. Maka, untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah selalu

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pendidikan nasional dalam era globalisasi ini, menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia. mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang digunakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini telah memasuki seluruh sendi kehidupan manusia. Salah satu diantaranya adalah dunia pendidikan. Secara khusus dapat dilihat perkembangan IPTEK dalam dunia pendidikan dengan ditemukan dan digunakan berbagai media pembelajaran dalam mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar, meskipun masih terdapat banyak masalah dan kekurangan terkait kualitas pendidikan. Usaha pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan di era globalisasi ini telah banyak dilakukan. Upaya peningkatan mutu proses pembelajaran saat ini masih terus dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sampai sekarang masih dirasakan sulit oleh berbagai pihak, bahkan cukup mengkhawatirkan (menakutkan) bagi beberapa siswa mulai dari siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai siswa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Untuk dapat menghadapi perkembangan era tersebut perlu diciptakan pendidikan dasar yang berkualitas dan bermutu. Artinya, pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga tingkat lanjutan perlu diperhatikan kualitasnya. Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu pendidikan dasar yang wajib diikuti. Selama proses pembelajaran, kebanyakan guru belum memberdayakan seluruh potensi dirinya, sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. 1

Salah satu komponen pendidikan yang perlu diperbaiki adalah kemampuan guru dalam mengajar. Secara teknis, guru bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tersebut. Pada kenyataannya masih sering dijumpai kecenderungan guru tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran, guru sering menggunakan metode ceramah, sehingga siswa kurang mengembangkan dan menemukan kemampuan sendiri. Siswa lebih bersifat pasif dan menunggu informasi guru daripada menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Fenomena pelajaran Bahasa Indonesia saat ini dan masa mendatang penuh dengan tantangan. Substansi pembelajaran menuntut adanya pengembangan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan siswa dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia terutama dalam aspek menulis menuntut komitmen dan kemauan untuk perbaikan mutu dari semua kalangan pendidik. Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi secara lisan maupun tulis dengan baik dan benar. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, menulis dan membaca. Salah satu keterampilan yang cukup kompleks adalah menulis. Menulis diajarkan dengan tujuan agar siswa memiliki kemampuan dalam mengungkapkan ide atau gagasan, pikiran, pengalaman dan pendapatnya dengan benar. Menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan menulis hendaknya mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan merangsang kemampuan siswa dalam merangkai kata. 2

Akan tetapi dalam penerapannya banyak guru mengalami kesulitan untuk membiasakan siswa belajar menulis. Penyebabnya adalah kesalahan dalam hal pengajaran yang terlalu kaku sehingga menimbulkan kesan bahwa menulis itu sulit. Belum banyak guru yang bisa menyuguhkan materi pelajaran dengan cara yang tepat dan menarik. Siswa akhirnya tidak mampu dan tidak menyukai pelajaran menulis. Permasalahan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia ini, juga dialami oleh siswa-siswi kelas IV SDN 066044 Medan Helvetia. Rendahnya kemampuan siswa pada aspek menulis dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian bahasa Indonesia seperti di bawah ini: Tabel 1.1 Rata-Rata Ulangan Harian Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN 066044 Medan Helvetia TP. 2012/2013 No. Aspek KKM Rata-Rata % Ketuntasan 1 Membaca 70 72,10 90% 2 Menyimak 65 70,25 74% 3 Menulis 65 62,30 62,16% 4 Berbicara 70 70,22 75% Sumber: Daftar Kumpulan Nilai SDN 066044 Medan Helvetia TP 2012/2013 Salah satu aspek menulis adalah melengkapi paragraf rumpang, sebagai fokus materi pada penelitian. Kemampuan daya ingat dan imajinasi siswa melengkapi paragraf rumpang rendah. Sejalan dengan hal tersebut, hasil pre-test yang dilakukan peneliti terkait melengkapi paragraf rumpang pada kelas IV SDN 066044 Medan Helvetia menunjukkan bahwa masih banyak siswa belum mampu melengkapi (menuliskan) bagian cerita yang hilang (rumpang) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia secara benar. Dari 37 orang siswa yang mengikuti tes 3

Bahasa Indonesia, nilai rata-rata kelas 62,9. Siswa yang mendapat nilai 65 (KKM) yaitu sebanyak 23 orang siswa dan 14 orang lainnya memperoleh nilai 65. Hal ini ditandai dengan: 1) siswa tidak dapat menyelesaikan kata/kalimat dalam sebuah paragraf; 2) siswa belum mengerti penggunaan tanda baca; 3) siswa salah dalam meletakkan tanda titik atau koma dalam setiap paragraf yang mereka buat dan kesalahan lain dalam penempatan tanda baca; 4) terdapat kesalahan dalam menuliskan kata atau kalimat ; dan 5) siswa belum bisa menggunakan huruf besar dan kecil pada setiap kalimat dan paragraf. Hasil wawancara awal yang dilakukan peneliti kepada guru bidang studi Bahasa Indonesia, rendahnya kemampuan siswa dalam melengkapi paragraf rumpang diakibatkan proses pembelajaran yang kurang tepat, yaitu:1) kurangnya motivasi dalam belajar Bahasa Indonesia; 2) kurangnya penguasaan metode untuk memacu kemampuan siswa dalam menulis; dan 3) Guru masih menggunakan sistem belajar tradisional dengan metode ceramah yang monoton, sehingga siswa tidak aktif dan tidak terpacu kreatifitasnya dalam belajar. Mencermati berbagai permasalahan di atas, banyak model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar, seperti pembelajaran kooperatif tipe STAD, TTW, TPS, tutor sebaya dan lain sebagainya. Pembelajaran koperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata. Hal ini juga sesuai dengan yang dinyatakan Ibrahim (2000:7) bahwa Strategi pembelajaran kooperatif telah dapat meningkatkan 4

penilaian siswa pada belajar dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan pada kelas IV SDN 066044 Medan Helvetia sebagai kelas bermasalah di atas adalah strategi pembelajaran Tutor Sebaya. Strategi pembelajaran tutor sebaya menurut Supriyadi (dalam Suherman, 2003:276) adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengisi kata/kalimat yang belum lengkap (rumpang). Strategi pembelajaran tutor sebaya bertujuan untuk membimbing dan membantu siswa dalam melengkapi kata/kalimat yang belum lengkap (rumpang) sehingga menjadi cerita yang padu. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan peneliti menerapkan strategi pembelajaran tutor sebaya untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN 066044 Medan Helvetia dalam melengkapi paragraf rumpang pada pelajaran Bahasa Indonesia adalah: 1. Konsep strategi pembelajaran tutor sebaya dimulai tahap pemberian informasi/materi ajar oleh guru kepada beberapa siswa sebagai perwakilan guru, yang selanjutnya oleh beberapa siswa tersebut mengajarkannya ke siswa yang lain. Dengan demikian akan terbangun pembelajaran dua arah baik antar siswa maupun antara siswa dengan gurunya. 2. Siswa yang memiliki kemampuan rendah dapat belajar dari teman sebaya mereka (siswa lain) yang dipilih oleh guru sebagai perwakilan. Mereka (siswa) akan lebih terbuka menanyakan/menyampaikan hal-hal yang belum dipahami kepada teman sebaya dibandingkan dengan bertanya kepada guru 5

mereka sendiri. Saat diskusi kelompok/belajar bersama, siswa dapat berpartisipasi serta memiliki pengalaman belajar. Hal ini dipastikan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melengkapi paragraf rumpang pada pelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan pertimbangan peneliti di atas sekaligus sebagai tindak lanjutnya, maka perlu dilaksanakan penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Siswa Melengkapi Paragraf Rumpang pada Pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi pembelajaran tutor sebaya. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian ini, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi agar pelaksanaan penelitian ini jelas. Identifikasi masalah tersebut akan diuraikan sebagai berikut : 1. Kemampuan siswa dalam melengkapi paragraf rumpang masih relatif rendah. 2. Siswa kurang tertarik dalam hal mempelajari paragraf khususnya melengkapi paragraf rumpang karena kurangnya inovasi guru dalam memilih model pembelajaran. 3. Kurangnya improvisasi guru dalam mengajar terkait strategi pembelajaran yang diterapkan. 1.3. Pembatasan Masalah Melihat luasnya cakupan masalah yang diidentifikasi, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti agar penelitian ini mencapai sasarannya. Pembatasan masalah ini juga dilakukan dengan mempertimbangkan waktu, dan 6

dana. Peneliti membatasi masalah pada kemampuan siswa dalam melengkapi paragraf rumpang dengan memfokuskan tema pada kegiatan siswa sehari-hari dan jumlah paragraf sebanyak 2 dengan strategi pembelajaran tutor sebaya. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi pembelajaran tutor sebaya dalam meningkatkan kemampuan melengkapi paragraf rumpang siswa kelas IV SD Negeri 066044 Medan Helvetia? 2. Bagaimana penggunaan strategi pembelajaran tutor sebaya dalam meningkatkan proses pembelajaran melengkapi paragraf rumpang pada siswa kelas IV SD Negeri 066044 Medan Helvetia? 1.5. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Penggunaan strategi pembelajaran tutor sebaya dalam meningkatkan kemampuan melengkapi paragraf rumpang siswa kelas IV SD Negeri 066044 Medan Helvetia. 2. Penggunaan strategi pembelajaran tutor sebaya dalam meningkatkan proses pembelajaran melengkapi paragraf rumpang pada siswa kelas IV SD Negeri 066044 Medan Helvetia. 7

1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Menambah wawasan guru dan siswa dalam melengkapi paragraf rumpang pada pelajaran Bahasa Indonesia. 2. Bahan masukan bagi guru dalam memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran tutor sebaya. 3. Bahan referensi dalam proses belajar mengajar mendatang, serta meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya pemberian strategi pembelajaran tutor sebaya kepada siswa. 8