BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal sendiri dalam perusahaan. Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam melakukan penelitian saat ini. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Konsep teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara (termasuk Indonesia) menganggap sektor industri sebagai motor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah menciptakan suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Hasa, 2008) (Lusiana, 2006) (Meyulinda dan Yusfarita, 2010) Weston and Copeland (2010:19)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian terutama dalam hal kebijakan agar perusahaan dapat menjawab

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh perusahaan adalah keputusan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan. dengan meningkatkan inovasi dan produktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu aspek keuangan yang penting dalam perkembangan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah cabang, dan sebagainya. Profitabilitas adalah hasil bersih dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Sawir, 2009:10).

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Sumber-sumber Pendanaan Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari internal perusahaan (pendanaan dari dalam perusahaan) dan eksternal perusahaan (pendanaan dari luar perusahaan). Pendanaan dari dalam perusahaan merupakan usaha pemenuhan kebutuhan modal dari dalam perusahaan seperti akumulasi penyusutan dan laba ditahan. Besarnya akumulasi penyusutan setiap tahun tergantung pada metode penyusutan yang digunakan perusahaan, sedangkan besarnya laba ditahan atau cadangan dipengaruhi oleh laba yang diperoleh selama periode tertentu. Pendanaan dari luar perusahaan merupakan usaha pemenuhan kebutuhan modal dari luar perusahaan seperti dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan. Modal yang berasal dari para kreditur merupakan utang bagi perusahaan dan disebut pendanaan dengan utang (debt financing), sedangkan dana yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan adalah dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan dan disebut modal sendiri dimana modal ini berasal dari pemilik perusahaan yang disebut pendanaan sendiri (equity financing). 8

9 2.1.2 Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan menurut Husnan (2012:251) menyangkut keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan digunakan oleh perusahaan. Keputusan pendanaan menjawab berbagai pertanyaan penting seperti: berapa banyak hutang dan modal sendiri yang akan digunakan, bagaimana tipe hutang dan modal sendiri yang akan digunakan, dan kapan akan menghimpun dana dalam bentuk hutang atau modal sendiri. Keputusan pendanaan menurut Ryanto (2002:10) adalah keputusan yang berkaitan dengan penentuan sumber dana yang akan digunakan, penentuan perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau penentuan sumber modal optimal. Fungsi pendanaan harus dilakukan secara efisien. Manager keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Selain itu manajer keuangan juga harus mempertimbangkan dengan cermat sifat dan biaya dari masing-masing sumber dana yang akan dipilih karena masing-masing sumber dana memiliki konsekuensi finansial yang berbeda. Menurut Sartono (2001:6), keputusan pendanaan yang disebut dengan keputusan pembelanjaan menjawab berbagai pertanyaan penting seperti: bagaimana pembelanjaan kegiatan perusahaan yang optimal, bagaimana memperoleh dana untuk investasi yang efisien, bagaimana komposisi sumber dana optimal yang harus dipertahankan, apakah perusahaan sebaiknya menggunakan modal asing atau modal sendiri, adakah pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan, serta bagaimana bentuk insentif terbaik untuk meningkatkan prestasi manajemen.

10 2004:5) : Keputusan pendanaan menyangkut beberapa hal antara lain (Martono & Harjito, 1) Keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi 2) Penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut struktur modal optimal Menurut Husnan (2000:333), salah satu rasio yang dapat digunakan untuk mengukur keputusan pendanaan di dalam suatu perusahaan adalah debt to equity ratio (DER). Rasio ini menunjukkan beberapa bagian hutang yang dijamin oleh setiap rupiah modal sendiri. DER dapat dirumuskan sebagai berikut: DER = Total Hutang Total Modal Sendiri DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar penggunaan hutang maka semakin besar pula kewajiban yang harus dipenuhi perusahaan. Peningkatan hutang akan mempengaruhi perolehan laba perusahaan. 2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pendanaan Keputusan untuk memilih pendanaan perusahaan sering mendatangkan dilema bagi manajer keuangan. Dilema tersebut adalah manajer harus mampu menghimpun dana, baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan secara efisien, dalam arti keputusan pendanaan harus mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan

11 tersebut merupakan konsekuensi yang langsung timbul dari keputusan yang dilakukan oleh manajer. Keputusan pendanaan yang digunakan secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis sumber-sumber dana yang ekonomis guna mendanai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usaha perusahaan. Untuk itu perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan. Menurut Ryanto (2002:297), faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan adalah tingkat bunga, stabilitas earning, susunan aktiva, kadar risiko dari aktiva, jumlah modal yang diperlukan, keadaan pasar modal, sifat manajemen dan ukuran perusahaan. Weston dan Brigham (1996) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan adalah stabilitas penjualan, likuiditas, struktur aktiva, operating leverage, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, produktivitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, kondisi pasar keuangan dan fleksibilitas keuangan. Menurut Sartono (2001:248), faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan adalah tingkat penjualan, struktur aset, tingkat pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, variabel laba dan pajak, skala perusahaan, kondisi internal perusahaan, dan ekonomi makro. 2.1.4 Balancing Theory Balancing theory diperkenalkan oleh Brealey dan Myers (1995). Balancing theory disebut juga trade-off theory. Teori ini menyatakan ada keseimbangan antara keuntungan penggunaan hutang dengan biaya financial distress (kesulitan keuangan)

12 dan agency cost (biaya keagenan). Financial distress terjadi jika perusahaan mengalami kesulitan dalam melunasi kewajiban atau hutangnya, dimana perusahaan terancam bangkrut. Karena itu financial distress perlu diperhitungkan karena dapat mengurangi nilai (value) perusahaan. Balancing theory menekankan pada keseimbangan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, hutang akan ditambah. Tetapi apabila pengorbanan menggunakan hutang lebih besar, maka hutang tidak boleh lagi ditambah. Menurut Fahmi (2012), balancing theory layak untuk diterapkan dalam kondisi perekonomian yang cenderung stabil, kondisi grafik penjualan perusahaan yang meningkat, cadangan perusahaan (laba ditahan) yang maksimal dan kondisi sosial politik dalam dan luar negeri yang cenderung stabil secara jangka panjang. 2.1.5 Packing order theory Teori ini dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984). Teori ini disebut packing order theory karena menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai. Menurut packing order theory, tidak ada struktur modal optimal yang diperoleh dari perimbangan hutang dan modal sendiri. Manajer cenderung menentukan keputusan pendanaan perusahaan berdasarkan hierarki sumber dana yang paling disukai yaitu mulai dari penggunaan sumber dana internal dan diikuti sumber dana eksternal yaitu hutang dan terakhir adalah menerbitkan saham. Packing order theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable umumnya meminjam dalam jumlah sedikit. Hal ini disebabkan karena

13 perusahaan-perusahaan tersebut mampu menghasilkan kas internal yang memadai untuk keperluan investasi, sehingga tidak ada lagi penggunaan hutang. Demikian juga sebaliknya perusahaan yang tidak profitable akan cenderung menggunakan hutang yang lebih besar. Alasannya karena dana internal tidak mencukupi dan pembiayaan dengan hutang lebih disukai dibandingkan pembiayaan eksternal. Menurut Myers (1984), dana internal lebih disukai dibandingkan dana eksternal karena kemungkinan perusahaan tidak perlu membuka diri dari sorotan investor. Sebaliknya, penggunaan hutang lebih disukai dibandingkan saham karena pertimbangan biaya emisi dan manajer khawatir kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar buruk bagi investor dan membuat harga saham turun yang disebabkan oleh adanya asimetri informasi. 2.1.6 Current Ratio Current Ratio (CR) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan yaitu kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar dengan hutang lancar. Semakin tinggi current ratio maka kebutuhan dana dari eksternal semakin rendah. Begitupun sebaliknya. Semakin rendah current ratio maka kebutuhan dana dari sumber eksternal akan semakin tinggi. Tinggi rendahnya current ratio perusahaan akan terhadap struktur modal perusahaan pada masa yang akan datang. 2.1.7 Receivable Turn Over Ratio Receivable Turn Over Ratio (RTO = Rasio Perputaran Piutang) yaitu perbandingan penjualan kredit terhadap piutang. Semakin tinggi rasio perputaran

14 putang, semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek. 2.1.8 Fixed Assets Turn Over Ratio Fixed Assets Turn Over Ratio (FATO = Rasio Perputaran Aset Tetap) yaitu perbandingan antara penjualan kredit dengan aset tetap. Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aset tetap seperti gedung, kendaraan, mesin, perlengkapan kantor, dan sebagainya. 2.1.9 Net Profit Margin Net Profit Margin (NPM) dihitung dengan membagi laba setelah pajak dengan total penjualan. Semakin tinggi net profit margin maka kebutuhan dana dari eksternal semakin rendah karena laba yang dihasilkan semakin tinggi. Begitupun sebaliknya. Semakin rendah net profit margin maka kebutuhan dana dari sumber eksternal akan semakin tinggi karena laba yang dihasilkan perusahaan rendah. Tinggi rendahnya tingkat pengembalian atau laba yang dihasilkan akan terhadap struktur modal perusahaan pada masa yang akan datang. Return on Equity (ROE) dihitung dengan membagi laba setelah pajak dengan total ekuitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Hipotesis packing order menyatakan bahwa perusahaan cenderung menggunakan internal equity terlebih dahulu. Apabila memerlukan external financing, maka perusahaan akan menggunakan debt sebelum external equity. Apabila perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi, maka perusahaan akan lebih banyak menggunakan pendanaan dari dalam perusahaan. Jika profitabilitas semakin tinggi, maka perusahaan

15 dapat menyediakan laba ditahan dalam jumlah yang lebih besar sehingga penggunaan hutang dapat ditekan. 2.1.10 Return on Equity Return on Equity (ROE) dihitung dengan membagi laba setelah pajak dengan total ekuitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. 2.1.11 Degree of Operating Leverage Rasio ini dihitung dengan membagi perubahan EBIT (earning before interest and taxes) dengan perubahan penjualan. Semakin tinggi operating leverage maka semakin rendah kebutuhan perusahaan untuk melakukan pinjaman atau struktur modal. 2.1.12 Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan adalah perubahan (peningkatan atau penurunan) penjualan yang dimiliki perusahaan, baik penjualan secara tunai maupun kredit. Dalam penelitian ini pertumbuhan penjualan dihitung sebagai perbandingan total penjualan pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya. Semakin tinggi pertumbuhan penjualan maka semakin rendah kebutuhan perusahaan untuk melakukan pinjaman atau keputusan pendanaan. 2.1.13 Pertumbuhan Aktiva Pertumbuhan aktiva adalah perubahan (peningkatan atau penurunan) total aktiva yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini pertumbuhan aktiva dihitung sebagai perbandingan total aktiva pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya.

16 Semakin tinggi pertumbuhan aktiva maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Menurut Sartono (2001:248), semakin besar kebutuhan dana maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi, perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai dividen, melainkan menggunakan laba untuk pembiayaan investasi. Namun apabila laba ditahan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan, maka perusahaan tersebut dapat menggunakan dana tambahan yang berasal dari luar perusahaan dalam bentuk hutang. Brigham dan Houston (2001:13) juga berpendapat bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan aktiva yang cepat harus lebih banyak menggunakan dana eksternal. Sesuai dengan packing order theory, pendanaan eksternal cenderung dibutuhkan perusahaan berupa hutang daripada modal sendiri. Hal ini karena emisi biaya saham baru lebih mahal daripada biaya untuk penerbitan surat utang. Dewi (2010) mengungkapkan bahwa pertumbuhan aktiva berhubungan positif dengan keputusan pendanaan. Dengan demikian, perusahaan yang memiliki pertumbuhan aktiva tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang sehingga ada hubungan positif antara pertumbuhan aktiva dengan keputusan pendanaan. 2.1.14 Struktur Aktiva Struktur aktiva adalah proporsi investasi perusahaan dalam bentuk aktiva tetap. Menurut Munawir (2002:14), aktiva tetap adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang. Struktur aktiva dalam packing order theory memiliki hubungan positif dengan keputusan pendanaan.

17 Frank dan Goyal (2005:7) menyatakan bahwa relation between debt and tangibility of asset is reliably positive, yang berarti bahwa semakin besar aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, maka peluang perusahaan untuk mendapatkan utang semakin besar karena aktiva tetap dapat digunakan sebagai jaminan bagi perusahaan ketika hendak berhutang. Struktur aktiva pada penelitian ini diukur melalui rasio aktiva tetap yaitu rasio perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva. Perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan karena aktiva tetap dapat digunakan sebagai jaminan atau kolateral hutang perusahaan (Sartono,2001:248). Selain itu investor akan lebih mempercayai perusahaan yang memiliki jaminan atas utang dalam jumlah besar karena apabila perusahaan mengalami kebangkrutan, maka aktiva tetap tersebut tersedia dan dapat digunakan untuk melunasi utang yang dimiliki perusahaan. 2.1.15 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah ukuran yang menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata rata total penjualan dan rata rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan diproyeksikan dengan Log Natural dari total aktiva. Semakin tinggi ukuran perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. 2.2. Review Penelitian Terdahulu (Theoritical Mapping) berikut : Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini adalah sebagai

18 1) Juniati (2010), judul Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity, dan Profitability terhadap Struktur Modal Perusahaan-Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2003-2007. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh firm size, growth opportunity, liquidity, dan profitability secara simultan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Firm size secara parsial tidak struktur modal, Growth opportunity secara parsial struktur modal, Liquidity secara parsial struktur modal, Profitability secara parsial tidak struktur modal, firm size, growth opportunity, liquidity, dan profitability secara simultan struktur modal perusahaan. 2) Mardi (2008), judul Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Struktur Pendanaan pada Perusahaan Perbankan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, dan kebijakan dividen terhadap struktur pendanaan pada perusahaan perbankan. Hasil penelitian ini adalah struktur aktiva mempunyai pengaruh yang lebih struktur pendanaan industri perbankan daripada profitabilitas maupun kebijakan dividen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa struktur aktiva, profitabilitas dan kebijakan dividen secara simultan terhadap struktur pendanaan pada industri perbankan. 3) Widodo (2010), judul Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan, Beban Pajak dan Operating Leverage terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan,

19 profitabilitas, pertumbuhan penjualan, beban pajak dan operating leverage terhadap struktur modal. Hasil pengujian regresi secara parsial menunjukkan: struktur aktiva positif terhadap struktur modal, ukuran perusahaan positif terhadap struktur modal, profitabilitas negatif terhadap struktur modal, pertumbuhan penjualan positif terhadap struktur modal, beban pajak positif terhadap struktur modal dan operating leverage negatif terhadap struktur modal. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, beban pajak dan operating leverage struktur modal. 4) Dewi (2007), judul Pengaruh Profitabilitas dan Struktur Aset terhadap Keputusan Pendanaan Berdasarkan Packing Order Theory pada Perusahaan Otomotif di BEJ Periode 2001-2005. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa profitabilitas dan struktur aset secara simultan keputusan pendanaan. 5) Dewi (2010), judul Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aktiva dan Struktur Aktiva terhadap Keputusan Pendanaan pada PT.Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Ngurah Rai Bali Periode 2006-2008. Hasil analisis menunjukkan bahwa profitabilitas, pertumbuhan aktiva, dan struktur aktiva secara simultan sebesar 52,4 persen. Profitabilitas secara parsial negatif terhadap keputusan pendanaan, pertumbuhan aktiva secara parsial positif terhadap keputusan pendanaan dan struktur aktiva secara parsial positif terhadap keputusan pendanaan. 6) Bevan dan Danbolt (2001), judul On the Determinants and Dynamics of UK Capital Structure. Penelitian ini menggunakan perusahaan Inggris yang terdaftar tahun 1991-

20 1997. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan, ukuran perusahaan, profitabilitas dan aktiva berwujud struktur modal. 7) Pathak (2010), judul What Determines Capital Structure of Listed Firms in India? Penelitian ini menggunakan sampel 135 perusahaan dalam periode 1990-2009 yang tercatat di Bursa Efek Bombay (Mumbay Stock Exchange). Hasil penelitian menunjukkan aktiva berwujud, tingkat pertumbuhan, ukuran perusahaan, risiko bisnis, likuiditas, dan profitabilitas struktur modal pada Mumbay Stock Exchange. Tabel ringkasan dari hasil penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut : Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama dan Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Tahun Penelitian Niken Juniati (2010) Pengaruh firm size, growth opportunity, liquidity,dan profitability terhadap struktur modal perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2007 Variabel dependen : Struktur modal (Y) Variabel independen : firm size (X 1 ), growth opportunity (X 2 ), liquidity (X 3 ) dan profitability (X ) 4 Secara simultan : struktur modal Secara parsial : Faktor firm size dan profitability tidak struktur modal Rina Walmiaty Mardi (2008) Pengaruh struktur aktiva, profitabilitas dan kebijakan dividen terhadap struktur pendanaan pada perusahaan perbankan Variabel dependen : struktur pendanaan (Y) Variabel independen : struktur aktiva (X 1 ), profitabilitas (X 2 ), dan kebijakan dividen (X ) 3 Secara simultan : struktur pendanaan Secara parsial : Hanya faktor struktur aktiva saja yang struktur pendanaan

21 Alif Widodo (2010) Pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, beban pajak dan operating leverage terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2007 Variabel dependen : struktur modal (Y) Variabel independen : struktur aktiva (X 1 ), ukuran perusahaan (X 2 ), profitabilitas (X 3 ), pertumbuhan penjualan (X 4 ), beban pajak (X 5 ) dan operating leverage (X 6 ) Secara simultan : struktur modal Secara parsial : Faktor profitabilitas dan operating leverage negatif terhadap struktur modal I Dewa Ayu Sri Lestari Dewi (2007) Pengaruh profitabilitas dan struktur aset terhadap keputusan pendanaan berdasarkan packing order theory pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2005 Variabel dependen : Keputusan pendanaan (Y) Variabel independen : profitabilitas (X 1 ) dan struktur aset (X 2 ) Secara simultan : keputusan pendanaan Secara parsial : Kedua faktor keputusan pendanaan I Gusti Ayu Agung Sri Purnama Dewi (2010) Pengaruh profitabilitas, pertumbuhan aktiva dan struktur aktiva terhadap keputusan pendanaan pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Ngurah Rai- Bali periode 2006-2008 Variabel dependen : Keputusan pendanaan (Y) Variabel independen : profitabilitas (X 1 ) dan struktur aset (X 2 ) Secara simultan : keputusan pendanaan Secara parsial : Hanya faktor profitabilitas saja yang negatif terhadap keputusan pendanaan Alan A. Bevan dan Jo Danbolt (2001) On the Determinants and Dynamics of UK Capital Structure Variabel dependen : struktur modal (Y) Variabel independen : Pertumbuhan (X 1 ), ukuran perusahaan (X 2 ), profitabilitas (X3), dan aktiva berwujud (X 4 ) Secara simultan : struktur modal Secara parsial : Hanya faktor profitabilitas saja yang negatif terhadap struktur modal

22 Joy Pathak (2010) What Determines Capital Structure of Listed Firms in India? Variabel dependen : struktur modal (Y) Variabel independen : Aktiva berwujud (X 1 ), pertumbuhan (X2), risiko bisnis (X3), likuiditas (X 4 ) dan profitabilitas (X ) 5 Secara simultan : signifikan terhadap struktur modal Secara parsial : Faktor likuiditas dan profitabilitas negatif terhadap struktur modal