BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS II SDN BANTARGEBANG II KOTA BEKASI

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

pesar baik dari segi materi maupun kegunaannya. Tugas guru adalah membosankan. Jika hal ini dapat diwujudkan maka diharapkan di masa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MEDIA KARTU HURUF HIJAIYYAH TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYYAH DI KELOMPOK B TK 1 AL-KHAIRAAT KASIMBAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Kata "media" menurut Heinich, dkk (1982) berasal dari bahasa latin,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

BAB I PENDAHULUAN. atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi yang terjadi. Belajar melibatkan

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN KOMIK STRIP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB II PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN KARTU DALAM PEMBELAJARAN PAI PADA PERILAKU TERPUJI DI SEKOLAH DASAR

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (2), 8-13 (2016)

02. Konsep Dasar Media

BAB II KAJIAN PUSTAKA. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

PENGARUH MEDIA GAMBAR DALAM MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SULASTRI M. HABIBIE (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta, S.Pd, M.Pd Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. dan pendekatannya juga dalam upaya mencapai hasil belajar yang sesuai. dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan.

A. PENDAHULUAN B. KAJIAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Hasil Belajar Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penjumlahan dan pengurangan bilangan ini merupakan materi dasar pada. matematika digunakan oleh manusia dalam kehidupannya untuk

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM :

Oleh: Hadi Kusyono,S.Pd SDN Randuagung 01 Jember

PENGGUNAAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KONSEP PECAHAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Suhito, (strategi Pembelajaran Matematika Madrasah Ibtidaiyah(MI)), Modul

Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

BAB II KAJIAN TEORI. dalam diri pribadi individu yang belajar. 19 Ini berarti bahwa hasil belajar

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi PGSD FKIP UN PGRI Kediri OLEH:

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah, yang diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO

RINGKASAN SKRIPSI. Oleh Budi Nurdin, Dosen P1, Dosen P2

PENINGKATAN HASIL BELAJAR NILAI PENGETAHUAN HAM MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA MAPEL PPKn PESERTA DIDIK KELAS XI SMK NEGERI 6 SEMARANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DI MI AL ISLAM KALISALAK KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG

JURNAL PENELITIAN. Oleh. MARTEN MOKO NIM (SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango)

Pembelajaran Operasi Pecahan dengan Cuisenaire rods

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

SKRIPSI. Oleh: PUJI ASTUTI NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengukuran Waktu. Tema: Kegiatan Sehari-hari

BAB II MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SURAH AN NASR. Make a Match akan riuh, tetapi sangat asik dan menyenangkan.

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBAGIAN BILANGAN CACAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL DI KELAS II SD NEGERI 2 KOTA BANDA ACEH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 5 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

ABSTRAK. Keywords: Media Images, Learning Outcomes, Employment an Development.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB II LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN MEDIA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 2011) hlm Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

Konseling dan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah menengah kejuruan atau disingkat SMK merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau. model pembelajaran adalh suatu rencana atau pola yang dapat

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar Darmansyah menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan peserta didik yang ditentukan dalam bentuk angka.dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan peserta didik setelah menjalani proses pembelajaran. 1 Cece Rahmat yang dikutip Zainal Abidin mengatakan bahwa hasil belajar adalah Penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap peserta didik setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. 2 Belajar didefinisikan sebagai proses interaksional dimana pribadi menjangkau wawasan-wawasan baru atau merubah sesuatu yang lama. 3 Adapun Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler, tujuan institusional maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. Hasil belajar akan dipengaruhi oleh banyak faktor. Sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu : a. Faktor-faktor stimulasi belajar Yaitu segala sesuatu di luar individu yang merangsang individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar, yang dikelompokkan dalam faktor stimuli belajar antara lain; banyaknya bahan pelajaran, tingkat kesulitan bahan pelajaran, kebermaknaan bahan pelajaran, berat ringannya tugas, suasana lingkungan eksternal. 1 Darmansyah.2006.Penelitian Tindakan Kelas.UNP,hlm 13. 2 Zainal Abidin.2004.Evaluasi Pengajaran. Padang:UNP hlm 1. 3 NanaSujana.1989.Teori-Teori Belajar untukpengajaran.bandung:ekonomi UI,hal 9. 6

7 b. Faktor-faktor metode belajar Metode belajar yang dipakai guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh pembelajar. Adapun faktor-faktor metode belajar menyangkut kegiatan berlatih atau praktek, over learning dan drill, resitasi belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan modalitas indera, bimbingan dalam belajar, kondisi-kondisi intensif. c. Faktor-faktor Individual Faktor-faktor individu meliputi kematangan, faktor usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi. Kemudian hasil belajar yang dicapai peserta didik melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut. 1) Kepuasan dan kebanggan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri peserta didik 2) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya 3) Hasil belajar yang diperoleh peserta didik mantap dan tahan lama 4) Hasil belajar yang diperoleh peserta didik secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotoris 5) Kemampuan peserta didik untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. 4 Dalam proses belajar, individu sering mengabaikan perkembangan hasil belajar selama dalam belajarnya. Penelitian menunjukkan, bahwa pengenalan seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, seseorang akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya. Untuk mencapai hasil belajar yang ideal seperti di atas, kemampuan para pendidik teristimewa guru dalam membimbing belajar peserta didiknya amat dituntut. Jika guru dalam keadaan siap dan memiliki profesiensi (berkemampuan tinggi) dalam menunaikan kewajibannya, harapan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas sudah tentu akan tercapai. hlm. 56-57. 4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1995),

8 Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh mana proses belajar dan pembelajaran telah belajar secara efektif. Keefektifan pembelajaran tampak pada kemampuan peserta didik mencapai tujuan belajar akan memberikan gambaran mengetahui keefektifan mengajarnya, apakah berhasil atau tidak. Informasi itu sampai dimana, juga penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Menurut Sudjana hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengalami proses belajar. Penguasaan peserta didik antara lain berupa penguasaan kognitif yang dapat diketahui melalui hasil belajar. Usaha untuk mencapai aspek tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. 5 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain : a. Faktor Ekternal 1) Lingkungan Yaitu suatu kondisi yang ada disekitar peserta didik contoh suhu, udara, cuaca, juga termasuk keadaan sosial yang ada disekitar peserta didik. 2) Faktor Instrumental Yaitu faktor yang adanya dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil yang diharapkan. Contoh: Kurikulum, Metode, sarana, media, dan sebagainya. Media dapat membantu guru menjelaskan sesuatu yang abstrak menjadi konkret, sehingga materi yang disampaikan mudah dipahami. Jika siswa memahami materi yang dipelajari dengan baik, dapat dipastikan hasil belajar siswa akan meningkat. b. Faktor Internal Yaitu Faktor Internal yang mempengaruhi peserta didik antara lain : Kondisi psikologi dan fisiologi peserta didik. hlm.2. 5 Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Pembelajaran (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1989 ),

9 2. Media dan Alat Peraga a. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Gagne (1970) dalam Sadiman mendefinisikan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. 6 Sedangkan menurut Briggs dalam Sadiman mendefinisikan arti media sebagai alat fisik yang dapat menyajikan pesan untuk merangsang siswa untuk belajar. 7 Berbagai macam jenis alat fisik yang dapat digunakan untuk merangsang siswa untuk belajar seperti buku, film, foto, gambar, televisi, komputer, kaset dan lain-lain. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa media dapat digunakan dalam membantu proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat bantu yang sangat penting dalam pengajaran atau proses belajar mengajar yang digunakan guru sebagai perantara atau pengantar untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Terdapat empat fungsi media dalam pembelajaran yang dikemukakan oleh Levi & Lentz (1982) dalam Arsyad (2009), yaitu: 1) Fungsi Atensi Media berfungsi untuk menarik dan mengarahkan perhatian siswa. 2) Fungsi Afektif Media berfungsi untuk melihat tingkat kenikmatan siswa ketika belajar. Melihat kenikmatan yang dimaksud adalah guru dapat melihat tingkat emosi dan sikap siswa melalui media yang digunakan oleh pembelajaran. 3) Fungsi kognitif Media berfungsi untuk memperlancar pencapaian tujuan guna memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. 4) Fungsi Kompensatoris Media berfungsi untuk membantu siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. 8 Disamping beberapa fungsi yang telah dijabarkan diatas, terdapat beberapa manfaat media. Menurut Sudjana & Ahmad Rivai manfaat media dalam proses belajar mengajar antara lain: 16-17 6 Sadiman. Arif, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2009. hlm.6 7 Ibid. 8 Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Rineka Cipta. 2009. hlm.

10 1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. 4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan dalam pembelajaran karena tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain. 9 Dari beberapa manfaat di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam proses belajar sangat membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa dan mempermudah siswa menerima materi yang diberikan oleh guru. c. Penggunaan Media Pembelajaran Nyata Media menurut Buku Strategi Belajar Mengajar, menurut Heinich, dkk (1982) berasal dari bahasa Latin, merupakan bentuk jamak dari kata Medium yang secara harfiah berarti Perantara (between) yaitu perantara sumber pesan (source), dengan penerima pesan (receiver). Dalam proses pembelajaran, media dapat diartikan sebagai berikut: 1) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm, 1977). 2) Sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran (Briggs, 1977). 3) Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar termasuk tehnologi perangkat keras (NEA, 1969). Media nyata merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik. Media ini merupakan model dan objek nyata dari suatu benda, misalnya, alat rumah tangga dan benda-benda yang ada disekitar lingkungan kita. Dalam proses belajar, agar pembelajaran lebih bermakna dan berkesan perlu adanya alat yang dapat membuat daya pikir siswa menjadi lebih hidup dan hlm. 2 9 Nana Sudjana & Ahmad Rivai. Media Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo. 2001.

11 bekerja secara optimal terhadap apa yang disampaikan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Media pembelajaran yang nyata dapat dialih wujud dari bahan dan target hasil serta proses belajar yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message) merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. 10 3. Penggunaan Media Jam dalam Pembelajaran Jam adalah suatu alat untuk mengukur atau menunjukkan berjalannya waktu. Alat ini menunjukkan waktu dengan membagi setepat mungkin. Fungsi paling pokok bagi jam adalah sebagai penunjuk waktu. Bahkan, alasan pertama jam dinding ditemukan adalah karena adanya kebutuhan yang kuat dari manusia untuk mengetahui waktu secara serempak dan dapat diukur. Jam adalah satuan pembagi waktu, satu hari dibagi menjadi 24 jam; 1 jam dibagi menjadi 60 menit dan 1 menit dibagi menjadi 60 detik. Pada umumnya jam mempunyai 3 buah jarum jam yang menunjukkan jam, menit dan detik. Namun ada juga jam yang hanya mempunyai dua buah jarum jam yang menunjukkan jam dan menit. Jam dapat digunakan sebagai media dalam menyampaikn pembelajaran tentang pengukuran waktu. Penggunaan media jam berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik sehingga lebih mudah menerima materi yang sedang di pelajari, selain itu juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Rimgkasan Materi Pengukuran Waktu a. Membaca dan Menentukan Jam 11 Ami tidak pernah terlambat datang ke sekolah. Ia selalu mengikuti pelajaran dengan tekun. Tak lama kemudian, waktu istirahat pun tiba. Ami dan temantemannya bermain di halaman sekolah. 10 Udin S. Winataputra. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. 2007. hlm. 5-8 11 Purnomosidi. Wiyanto. MATEMATIKA 2 Untuk SD / MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2008.

12 Perhatikan gambar di atas a. Pukul berapa Ami sarapan pagi? b. Pukul berapakah waktu istirahat sekolah Ami? c. Pukul berapa Ami pulang sekolah? Sekarang, ayo kita perhatikan gambar jam di bawah ini Contoh soal : b. Menuliskan Waktu Ali mulai belajar pukul 7 malam. Dia mengerjakan semua pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Ali juga mengulang pelajaran yang telah diberikan di sekolah. Perhatikan gambar jam di bawah ini. Bilangan berapa saja yang kamu lihat. Ada bilangan 1 sampai dengan 12, sehari semalam ada 24 jam. Jadi dalam sehari, jam berputar penuh sebanyak 2 kali. Setelah pukul 12.00 siang, penulisan waktu tidak kembali ke pukul 01.00. Penulisan diteruskan ke pukul 13.00 hingga pukul 24.00. Pukul 24.00 sama dengan pukul 12 malam. Ali mulai belajar pada pukul 7 malam. Pukul 7 malam disebut juga pukul 19.00.

13 c. Lama Waktu Ami senang sekali dengan kegiatan Pramuka. Sore hari Ami kembali ke sekolah untuk mengikuti kegiatan Pramuka. Saat berangkat dari rumah, jam menunjukkan pukul 15.00. Akhirnya, kegiatan pramuka pun selesai. Saat itu jam menunjukkan pukul 17.00. Ami segera pulang ke rumah. Perhatikan gambar jarum pendek di atas. Pada saat Ami berangkat jarum jam pendek menunjuk angka 3. Saat Ami pulang ke rumah, jarum pendek menunjuk ke angka 6. Dari angka 3 ke angka 5 terdapat 2 langkah. Jadi Ami mengikuti kegiatan Pramuka selama 2 jam. Mudah, bukan.sekarang cobalah kalian hitung! 1) Berapa lama kalian belajar di sekolah setiap hari? 2) Berapa lama kalian belajar di rumah setiap hari? 3) Berapa lama kalian tidur setiap hari? B. Kajian Pustaka Untuk menghindari adanya plagiarisme, penulis sertakan beberapa judul Penelitian yang ada relevansinya dengan penelitian ini. Isi penelitian tersebut sebagai pembanding yang sama-sama mengkaji penerapan media nyata dalam pembelajaran. Beberapa Penelitian tersebut diantaranya: 1. Waluyo (2014). Meningkatkan Prestasi Belajar IPA tentang Perubahan Bentuk Energi Listrik Melalui Penggunaan Media Nyata pada Siswa Kelas VI Semester 2 SD Negeri 4 Kaliputih Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2013/2014. Dari hasil analisis diperoleh data bahwa prestasi belajar siswa pada saat pra siklus siswa yang telah tuntas KKM adalah 6 siswa atau 46,15%, siklus I menjadi 9 siswa atau 69,23% yang artinya ketuntasan siswa naik 23,08% dan pada

14 siklus II mencapai 13 siswa atau 100%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran IPA tentang perubahan bentuk energi listrik menggunakan media nyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 12 2. Lilis Purwanti (2010). Peningkatan Aktivitas Pembelajaran IPA dengan Media Benda Konkret pada Siswa Kelas II SDN 01 Kaling Tasikmadu Karanganyar Tahun 2009/ 2010. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa tindakan kelas pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan nilai aktivitas pembelajaran siswa yakni bernilai rata-rata 2,63 atau dengan kata lain 65,75% siswa telah aktif dalam pembelajaran. Sedangkan pada siklus II ada peningkatan dibandingkan dengan siklus I yakni dari 2,63 menjadi 3,26 atau 81,6% siswa telah aktif dalam pembelajaran. Hal itu terbukti pada nilai IPA siswa pada siklus I adalah 71 meningkat pada siklus II menjadi 84,9. 13 3. Nurul Afiyati (2010). Penerapan Media Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Pokok Pencernaan Makanan Pada Manusia Kelas V Semester I MI Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan media visual mengalami peningkatan, khususnya pada materi pokok pencernaan makanan pada manusia. Pada pra siklus diperoleh nilai rata-rata 63,33 dengan ketuntasan belajar 35,89%. Pada siklus I diperoleh nilai nilai ratarata 68,46 dengan ketuntasan belajar 58,97% dan pada siklus II meningkat menjadi 81,54 dengan ketuntasan 82,05%. Sehingga bisa disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dari pra siklus ke siklus I kemudian ke siklus II dan tidak perlu dilakukan siklus ke III. 14 Dari ketiga penelitian yang peneliti paparkan di atas, terdapat keterkaitan persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan. Persamaan penelitian yang sedang peneliti lakukan dengan ketiga penelitian terdahulu adalah penerapan media nyata dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, sedangkan 12 Waluyo (2014). Meningkatkan Prestasi Belajar IPA tentang Perubahan Bentuk Energi Listrik Melalui Penggunaan Media Nyata pada Siswa Kelas VI Semester 2 SD Negeri 4 Kaliputih Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2013/2014. Laporan PKP, Program S1 PGSD UPBJJ, Universitas Terbuka Semarang 13 Lilis Purwanti (2010). Peningkatan Aktivitas Pembelajaran IPA dengan Media Benda Konkret pada Siswa Kelas II SDN 01 Kaling Tasikmadu Karanganyar Tahun 2009/ 2010. Mahasiswa S1-PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta 14 Nurul Afiyati (2010). Penerapan Media Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Pokok Pencernaan Makanan Pada Manusia Kelas V Semester I MI Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

15 perbedaan penelitian ini dengan ketiga penelitian terdahulu terdapat pada subjek, materi dan fokus penelitian. Penelitian yang penelitia lakukan pada Penelitian Tindakan Kelas ini menitik beratkan pada peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi pengukuran waktu pada siswa kelas II MI N 16 Kaligading Boja Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015. C. Kerangka berpikir Pemahaman materi yang disampaikan oleh guru pada anak didik merupakan bukti nyata tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dan merupakan salah satu syarat mengetahui keberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar. Mata pelajaran Matematika pada kelas II Semester I MI NU 16 Kaligading, pada materi pengukuran waktu, anak didik belum mampu menguasai materi karena banyak kekurangan yang masih ada, diantaranya : takut dengan mata pelajaran Matematika, banyak anak yang masih menyepelekan materi, malu untuk maju atau bertanya pada guru, dan masih banyak yang lainnya. Untuk mencapai ketuntasan belajar siswa 70,00 yaitu kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan, maka guru lebih sering mengadakan tanya jawab, tugas, dan latihan. Selain itu media jam digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang abstrak menjadi konkret, sehingga materi yang disampaikan mudah dipahami. D. Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih harus dibuktikan kebenarannya. 15 Adapun hipotesis yang peniliti ajukan adalah sebagai berikut: Penggunaan media jam pada pembelajaran matematika materi pengukuran waktu dapat meningkatkan belajar siswa kelas II MI NU 16 Kaligading Boja Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015. 15 Sutrisno Hadi, Statistik, (Yogyakarta: Andi, 2000), Jilid 2, hlm. 62.