BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. virus DEN 1, 2, 3, dan 4 dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedesal

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4),

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

HIV dengan anemia (Volberding, dkk., 2002; Volberding, dkk 2004). Anemia juga

ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mencapai target Millenium Development Goal s (MDG s), peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dipengaruhi epidemi ini ditinjau dari jumlah infeksi dan dampak yang

7.2 CIRI UMUM SITOKIN

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan kriteria WHO, anemia merupakan suatu keadaan klinis

I. PENDAHULUAN. imuno kompromis infeksius yang berbahaya, dikenal sejak tahun Pada

leukemia Kanker darah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular?

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

BAB III KERANGKA TEORI, KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. SURAT PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR SINGKATAN...

BAB I P E N D A H U L U A N. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe tertentu dengan kelainan berupa

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu. Penurunan imunitas seluler penderita HIV dikarenakan sasaran utama

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit infeksi yang hingga saat

BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator

BAB I PENDAHULUAN. Anemia hemolitik otoimun (autoimmune hemolytic anemia /AIHA)

BAB 1 PENDAHULUAN. perannya melawan infeksi dan penyakit. Infeksi yang terkait dengan. daya tahan tubuh penderita (Murtiastutik, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. bersifat nontosik, sehingga dapat juga digunakan sebagai obat anti kanker dan anti

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

FAKTOR IMUNOLOGI PATOGENESIS ENDOMETRIOSIS

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

serta terlibat dalam metabolisme energi dan sintesis protein (Wester, 1987; Saris et al., 2000). Dalam studi epidemiologi besar, menunjukkan bahwa

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII

PENGETAHUAN DASAR. Dr. Ariyati Yosi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di

I. PENDAHULUAN. selain kelainan vaskular ( Junaidi, 2011). Terdapat dua macam stroke,

BAB I PENDAHULUAN 1,2,3. 4 United Nations Programme on HIV/AIDS melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) ditingkat dunia AKB berkisar sekitar 37 per 1000

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit infeksius. yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina.

FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum

BAB I PENDAHULUAN. Seiring proses penuaan mengakibatkan tubuh rentan terhadap penyakit. Integritas

BAB I PENDAHULUAN. Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sel Cluster of differentiation 4 (CD4) adalah semacam sel darah putih

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

2 Sebutkan macam-macam klas sel limfosit dan apa fungsi dasar masingmasing limfosit tersebut

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI. Oleh : Rini Rinelly, (B8A)

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan

BAB I PENDAHULUAN. Cyclophosphamide merupakan alkylating agent dari golongan nitrogen

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. terutama di Asia dan Afrika. Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Selatan dan 900/ /tahun di Asia (Soedarmo, et al., 2008).

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Atopi berasal dari bahasa Yunani yaitu atopos, yang memiliki arti tidak pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut disebut AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). UNAIDS

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. seluruhnya berjumlah 270 dengan 9 penderita diantaranya memiliki penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB I PENDAHULUAN. atau fungsi ginjal yang berlangsung 3 bulan dengan atau tanpa disertai

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS).

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis vulgaris merupakan suatu penyakit inflamasi kulit yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan adanya hiperglikemia kronik akibat defisiensi insulin baik relatif maupun

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. pembekuan darah yang diturunkan (herediter) secara sex-linked recessive pada

Bab 1 PENDAHULUAN. Preeklampsia-eklampsia sampai saat ini masih merupakan the disease of

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sepsis adalah suatu kumpulan gejala inflamasi sistemik (Systemic Inflammatory

BAB I PENDAHULUAN. utama morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. The World Health

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum HIV/AIDS HIV merupakan virus yang menyebabkan infeksi HIV (AIDSinfo, 2012). HIV termasuk famili Retroviridae dan memiliki genome single stranded RNA. Sejauh ini dikenal dua tipe HIV, yaitu HIV tipe 1 (HIV-1) dan HIV tipe 2 (HIV- 2). HIV-1 adalah jenis virus yang paling sering menginfeksi secara global sedangkan HIV-2 hanya ditemukan di beberapa daerah di dunia, dan pertama kali ditemukan di Afrika Barat (Campbell-Yesufu, 2011). Target infeksi HIV dalam tubuh manusia adalah CD4 atau sel T-helper. Cluster of differentiation (CD) adalah protein yang diekspresikan di permukaan sel sistem hematopoietik. CD4 merupakan koordinator dari respon imun tubuh, seperti membantu sel B dalam menghasilkan antibodi, dan meningkatkan respon imun seluler terhadap antigen. Penurunan jumlah CD4 secara terus menerus menyebabkan menurunnya respon imun dan infeksi oportunistik mulai terjadi (Mohamad, 2015; WHO, 2007). Secara umum perjalanan penyakit HIV/AIDS terdiri dari dua fase, yaitu fase primer dan fase laten. Fase primer terjadi dalam hitungan bulan dan di dalamnya terdapat window period, di mana tes HIV dapat bernilai negatif karena dibutuhkan waktu 3-6 minggu untuk antibodi anti-hiv muncul di sirkulasi (WHO, 2007). Setelah fase primer terlewati, pasien akan memasuki fase laten yang bisa berlangsung dalam hitungan tahun. Pada fase ini terdapat kondisi AIDS, 6

7 di mana terjadi kolapsnya sistem imun sehingga pasien rentan terkena infeksi oportunistik (Bodhade, 2011). Penyakit HIV dapat menyebar melalui hubungan seksual, jarum suntik, darah, maupun cairan tubuh. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan menghindari faktor-faktor tersebut bagi pasien HIV-positif, namun bagi yang belum, dapat dilakukan skrining dan pengobatan terhadap penyakit infeksi menular seksual (IMS) (Fauci, 2007). Bagi pasien HIV-positif juga dianjurkan untuk menggunakan ARV untuk memperlambat progresi penyakit. Saat ini terdapat beragam jenis ARV yang penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki efek samping yang berbeda-beda (Khan, 2015). 2.2 Gambaran Umum Profil Hematologi Pasien HIV/AIDS Secara umum, sel-sel darah dihasilkan oleh hematopoietic stem cell (HSC) di sumsum tulang. Selain HSC terdapat komponen penting lainnya, yaitu limfosit T, makrofag, sel endotel, dan fibroblast untuk produksi dan diferensiasi sel darah putih, serta eritropoietin (produksi sel darah merah). Dalam proses produksi, HSC akan berdiferensiasi menjadi beberapa lineage, yaitu eritroid lineage (sel darah merah), granulocyte-macrophage colonies of progenitor cells (sel darah putih), dan megakariosit (platelet). Pada pasien HIV/AIDS, terjadi perubahan morfologi sumsum tulang, termasuk mielodisplasia (perubahan abnormal pada struktur seluler), yang akhirnya menganggu lineage tersebut sehingga jumlah ketiga sel darah di sirkulasi perifer menurun (Mehta, 2011). Insiden dan keparahan sitopenia secara umum memiliki korelasi dengan stadium penyakit (Attili, 2008). Selain itu, beberapa pasien dapat mengalami lebih dari satu kelainan darah, seperti

8 bisitopenia (penurunan jumlah dua jenis sel darah) dan pansitopenia (penurunan jumlah seluruh sel darah). 2.2.1 Anemia pada HIV/AIDS Prevalensi anemia pada pasien HIV diketahui cukup tinggi, berkisar antara 1,3% - 95% tergantung dari stadium penyakitnya. Semakin lanjut penyakitnya, maka kejadian anemia makin tinggi dan meningkatkan morbiditas serta mortalitas (Sumantri, 2009). Hasil penelitian dari Belperio dan Rhew (2004) mengungkapkan bahwa anemia merupakan faktor risiko independen untuk kematian pada HIV/AIDS, di samping jumlah CD4 dan viral load. Tipe anemia yang paling sering menyerang pasien HIV/AIDS adalah normokromik normositer, namun beberapa pasien juga dapat terkena anemia hipokromik mikrositer (Mehta, 2011). Penyebab anemia sendiri multifaktorial. Sitokin proinflamasi seperti tumor necrosis factor (TNF), interleukin-1 (IL-1), dan interferon gamma dianggap berperan penting dalam patogenesis anemia. Sitokin ini menunjukkan penghambatan terhadap produksi sel darah merah (eritropoiesis) secara in vitro. Level TNF sering ditemukan meningkat pada pasien HIV/AIDS secara konsisten dan kondisi ini berkorelasi dengan viral load. Adanya diseritropoiesis dan infeksi oportunistik berakibat pada abnormalitas morfologi dan fungsional sel darah merah sehingga fungsi sel darah merah sebagai pengangkut oksigen juga dapat berubah. Hal ini menyebabkan semakin tinggi progresi HIV/AIDS makin tinggi pula prevalensi dan keparahan dari anemia (Mohamad, 2015). Anemia juga dapat

9 disebabkan oleh penggunaan HAART, defisiensi nutrisi, terutama di negaranegara berkembang, serta penyakit bawaan dari pasien (De Santis, dkk., 2011). 2.2.2 Leukopenia pada HIV/AIDS Leukopenia diartikan sebagai kondisi dimana jumlah leukosit dalam tubuh di bawah angka normal. Jenis kelainan darah ini merupakan hal umum yang ditemukan pada pasien HIV/AIDS, terutama disebabkan limfopenia akibat penurunan jumlah CD4 dalam sirkulasi. Penurunan jumlah CD4 absolut menjadi salah satu abnormalitas imunologi dini pada infeksi HIV dan salah satu indikator prognosis yang penting dalam risiko timbulnya infeksi oportunistik (Mohamad, 2015). Selain limfopenia, neutropenia, penurunan jumlah neutrofil dalam darah, juga sering ditemukan. Penyebab penurunan ini dikarenakan menurunnya produksi progenitor granulosit dan monosit sebagai salah satu prekursor sel darah putih, dan dapat pula disebabkan oleh infeksi, gangguan imunitas, atau efek samping terapi, seperti AZT. Jika neutropenia yang ditemukan disebabkan karena AZT, dosis obat dianjurkan untuk diturunkan atau tidak dilanjutkan sama sekali, tergantung kondisi pasien (Mehta, 2011). 2.2.3 Trombositopenia pada HIV/AIDS Trombositopenia merupakan keadaan menurunnya platelet dari rentang normal, yaitu 150-400 x 10 9 /L. Penyebab dari trombositopenia sendiri yaitu penghacuran platelet oleh sistem imun dan produksi platelet yang inadekuat oleh sumsum tulang (Attili, 2008). Penghancuran platelet ini biasanya terjadi pada

10 awal perjalanan penyakit dan penghancuran ini disebabkan oleh sistem imun. Saat ini diketahui ada beberapa antibodi spesifik HIV yang memiliki epitope yang sama dengan antibodi yang melawan glikoprotein pada permukaan platelet (platelet GPIIb/IIIa). Selain itu, trombositopenia juga bisa disebabkan oleh infeksi langsung virus pada megakariosit sehingga menimbulkan pertumbuhan morfologi abnormal pada megakariosit pada sumsum tulang (Mehta, 2011). Limfoma, infiltrasi infeksi oportunistik pada sumsum tulang, dan obat yang memiliki efek myelosupresif juga dapat menyebabkan trombositopenia (Mohamad, 2015).