C. MATRIKS RENCANA TINDAK IX REPETA 2002 Program Pembangunan Nasional PROPENAS Rencana Tindak Indikator Kinerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IX PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IX PEMBANGUNAN DAERAH

e. Tersedianya sistem jaringan dokumentasi dan informasi yang sama di pusat dan daerah.

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

Lampiran 6. Menteri Keuangan RI DAFTAR BIDANG DAN PROGRAM. Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 13/PMK.06/2005 URAIAN BIDANG DAN PROGRAM

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

RENCANA AKSI DAERAH PEMANFAATAN DANA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI PROVINSI JAMBI

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB VI KEBIJAKAN UMUM

RGS Mitra 1 of 7 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

DAFTAR ISI PENGANTAR

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

A. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN.

REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

DAFTAR ISI PENGANTAR

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Matrik Keterkaitan Dukungan Kelembagaan Dalam Pembangunan Pertanian

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pemerintahan Desa dan Kelurahan

I. Permasalahan yang Dihadapi

BAB 5 ARAH KEBIJAKAN DAN AGENDA PEMBANGUNAN

REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA

NO LD.27 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2008 TANGGAL 16SEPTEMBER 2008 DAFTAR URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN GARUT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN KHUSUS TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Rencana Strategis

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

REVITALISASI KEHUTANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB X PEMBANGUNAN BIDANG DAERAH

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI ACEH

Transkripsi:

C. MATRIKS RENCANA TINDAK No 1 Peningkatan Kapasitas Aparat Pemerintah Menyusun standardisasi kompetensi jabatan aparatur daerah Menganalisis kebutuhan peningkatan sumberdaya manusia aparatur daerah Memperbaik sistem penghargaan dan penghukuman Terssusunnya standardisasi kompetensi jabatan aparatur daerah Tersusunnya kebutuhan peningkatan sumberdaya manusia aparatur daerah Tebentuknya sistem penghargaan dan penghukuman LAN, Depkeu Pengembangan Otonomi Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Pengawasan Aparatur Negara 5. Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Kemampuan Sumber Daya Iptek. 2 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintahan Mengkaji tentang berlakunya otonomi daerah bagi daerah Propinsi, Kabupaten, Kota, dan/atau Desa Menata struktur organisasi dan manajemen pemerintahan daerah yang mengikuti kaidah organisasi yang maju dan norma pemerintahan yang baik Mengembangkan hubungan kerja antarorganisasi di lingkungan pemerintah secara horisontal dan vertikal, dan antara pemerintah dan masyarakat. Tersedianya informasi tentang keberhasilan kelembagaan otonomi daerah (terutama kebutuhan pemekaran, penggabungan atau penghapusan daerah otonom) Terbentuknya struktur organisasi dan manajemen pemerintahan daerah yang mengikuti kaidah organisasi yang maju dan norma pemerintahan yang baik Terjalinnya hubungan kerja antarorganisasi di lingkungan pemerintah secara horisontal dan vertikal, dan antara pemerintah dan masyarakat LAN, Depkeu Pengembangan Otonomi Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan 3 Penguatan Lembaga Non Pemerintah Meningkatkan komunikasi dan konsultasi dengan masyarakat, lembaga masyarakat setempat, dunia usaha, dan pemerintahan daerah Meningkatkan kemampuan analisis kebijakan dan komunikasi politik anggota DPRD. Terciptanya komunikasi dan konsultasi antar berbagai pelaku pembangunan dalam masyarakat Meningkatnya kemampuan DPRD dalam merumuskan kebijakan publik dan komunikasi politik LAN, Depkeu Pengembangan Otonomi 4 Penataan Pengelolaan Keuangan Memperluas dan meningkatkan sumber penerimaan daerah Menyederhanakan peraturan dan membenahkan kelembagaan keuangan Mengembangkan mekanisme pembiayaan dan sistem akuntansi, dan keuangan yang transparan dan bertanggung jawab Tergalinya sumber penerimaan daerah Tersusunnya peraturan dan pembenahan kelembagaan keuangan; Terciptanya mekanisme pembiayaan dan sistem akuntansi, serta sistem informasi keuangan yang transparan dan bertanggung jawab LAN, Depkeu, BPKP Pengembangan Otonomi Peningkatan Penerimaan Negara Pengembangan Kelembagaan Keuangan IX - 12

5 Peningkatan Ekonomi Wilayah Mengembangkan jaringan dan mengelola prasarana dan sarana ekonomi wilayah Menyediakan bantuan alih teknologi, modal, pelayanan perbankan dan pemasaran produksi Mengembangkan kemitraan antarpelaku ekonomi dalam kegiatan produksi dan pemasaran Terciptanya jaringan dan pengelolaan prasarana dan sarana ekonomi antar daerah Terciptanya kelembagaan dan pelaku ekonomi lokal yang kompetitif Terbukanya kesempatan bagi daerah dalam alih teknologi dan manajemen produksi Terselenggarannya pelayanan perbankan yang menjangkau masyarakat Depkimpraswil, Depdagri & Otda, Depperindag, Pemda, Deptan, Depnakertrans, BKPM, Menmud UPPKTI Pengembangan Wilayah Pengembangan Prasarana dan 6 Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Menyusun kebijakan pengembangan wilayah dengan pendekatan wilayah strategis dan cepat tumbuh Meningkatkan kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Mengembangkan database, jaringan promosi dan publikasi, dalam mempromosikan potensi-potensi unggulan daerah. Menyiapkan dan mengelola sarana dan prasarana ekonomi pada kawasan cepat tumbuh termasuk transmigrasi Jumlah kawasan sentra produksi dan kawasan pengembangan ekonomi terpadu Tersusunnya pengembangan wilayah dengan pendekatan wilayah strategis dan cepat tumbuh Terselenggaranya kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, pertukaran informasi dan studi banding di wilayah nasional dan internasional Terciptanya forum-forum koordinasi dan temu usaha, antara pemerintah-pengusaha, pemerintah pusatdaerah-pengusaha, pemerintah-masyarakatpengusaha, regional/nasional-subregional 5. Tersedianya data dan informasi yang mendukung promosi investasi komoditi dan sektor unggulan daerah 6. Jumlah permukiman transmigrasi terbangun 7. Jumlah prasarana dan sarana ekonomi yang terbangun. Depdagri & Otda, Depkimpraswil, Deptan, Depperindag, Pemda, Deplu, Depnakertrans, Menmud. UPPKTI Pengembangan Wilayah Peningkatan Kerjasama Internasional Transmigrasi 7 Pembangunan Perdesaan Membangunan prasarana dan sarana Menguatkan lembaga dan organisasi ekonomi masyarakat Mengembangkan jaringan produksi dan pemasaran Mengelolakan pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan 5. Meningkatkan kehidupan sosial-ekonomi kelompok masyarakat dan keluarga miskin di perdesaan secara terpadu 6. Menyempurnakan struktur organisasi pemerintahan desa dan organisasi sosial masyarakat Jumlah desa yang mendapat prasarana dan sarana Berfungsinya lembaga dan organisasi ekonomi masyarakat Berkembangnya jaringan produksi dan pemasaran Terpeliharanya pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan 5. Meningkatnya kehidupan sosial-ekonomi kelompok masyarakat dan keluarga miskin di perdesaan secara terpadu 6. Tercapainya efektifitas peran organisasi pemerintahan desa dan organisasi sosial masyarakat Depdagri & Otda, Menkimpraswil, Depnakertrans, Pemda Kabupaten/ Kota Pengembangan Wilayah IX - 13

8 Pembangunan Perkotaan Meningkatkan upaya penanggulangan kemiskinan di perkotaan Menguatkan institusi lokal di perkotaan Menyempurnakan struktur kelembagaan kota Meningkatkan kapasitas pengelolaan perkotaan 5. Meningkatkan fungsi kawasan fungsi di perkotaan Jumlah kelurahan yang mendapat program penanggulangan kemiskinan 2 Jumlah unit badan keswadayaan masyarakat Jumlah kota yang telah merumuskan struktur kelembagaan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan kota Jumlah pelatihan peningkatan kapasitas pengelolaan perkotaan dan jumlah rencana program perkotaan. Depkimpraswil, Dep. Dalam Negeri dan Otda, Pemda Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan Perkotaan Pengembangan Perumahan Pengembangan Prasarana dan 9 Pengembangan Perumahan Mengembangkan sistem penyediaan perumahan yang bertumpu pada swadaya masyarakat Mengembangkan mekanisme subsidi perumahan bagi masyarakat miskin dan berpendapatan rendah Mengembangkan rumah susun sewa sederhana di kota besar Memutakhirkan dan menyusun peraturan perundangundangan, pedoman, norma, standar dan prosedur keselamatan konstruksi 5. Menguatkan kelembagaan pengawasan konstruksi dan keselamatan bangunan Jumlah unit perumahan dengan swadaya masyarakat Jumlah unit RS/RSS yang disubsidi Jumlah kawasan dan lingkungan siap bangun Jumlah unit RS/RSS yang disubsidi prasarana dan sarana dasarnya 5. Jumlah rumah susun sewa sederhana di perkotaan yang terbangun Depkimpraswil, Perumnas, Pemda, Depkeu Pengembangan Perumahan Pengembangan Prasarana dan 10 Pengembangan Prasarana dan Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana permukiman, termasuk air bersih dan perbaikan kampung Menata dan merehabilitasi lingkungan permukiman kumuh Melestarikan bangunan bersejarah dan kawasan tradisional Jumlah kapasitas terpasang air bersih, Jumlah sistem pelayanan air limbah terbangun, Jumlah genangan yang tertangani, Jumlah sistem pengelolaan sampah yang tertangani 5. Jumlah panjang jaringan jalan, pembangunan jalan, rehabilitasi dan pemeliharaan jalan, 6. Jumlah pelayanan air bersih dan sanitasi desa terbangun 7. Jumlah lokasi dan areal penataan dan rehabilitasi lingkunngan kumuh 8. Luas dan lokasi peremajaan dan revitalisasi dan penataan permukiman tradisional Depkimpraswil, Depdagri dan Otda Pengembangan Prasarana dan Pengembangan Perkotaan 11 Pengembangan Wilayah Tertinggal Menyusun pedoman umum dan petunjuk pelaksanaan pengembangan kawasan tertinggal Menyusun pangkalan data (data base) kawsan tertinggal dan kepulauan terpencil Mengkaji dan mengevaluasi hasil identifikasi kawasan tertinggal Tersedianya pedoman umum dan petunjuk pelaksanaan pengembangan kawasan tertinggal Tersedianya pangkalan data (database) kawasan tertinggal Tersedianya hasil kajian kawasan tertinggal Depkimpraswil, Dep. Kel. & Perikanan, Menmud. UPPKTI, BPN, Bakosurtanal Pengembangan Wilayah IX - 14

12 Pengembangan Perbatasan Meningkatkan kerja sama dan kesepakatan dengan negara tetangga di bidang keamanan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan daerah perbatasan Menata tapal batas antara Indonesia dan negara-negara tetangga Mengembangkan ekonomi lokal melalui sistem pendampingan, kerjasama dan kemitraan dengan memperhatikan budaya, adat istiadat, kearifan tradisional dan keberlanjutan Meningkatkan kerjasama bilateral dengan negara-negara tetangga mengenai pengembangan daerah perbatasan Terselenggaranya kerja sama dan kesepakatan dengan negara tetangga di bidang keamanan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan daerah perbatasan Terciptanya perjanjian bilateral mengenai tapal batas yang jelas antara Indonesia dan negara-negara tetangga Terciptanya kegiatan ekonomi lokal melalui sistem pendampingan, kerjasama dan kemitraan dengan memperhatikan budaya, adat istiadat, kearifan tradisional dan keberlanjutan Terbentuknya kerjasama bilateral antara Indonesia dengan negara-negara Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste mengenai pengembangan daerah perbatasan Depkimpraswil, Dephan, Deplu, Dephut, Dep. Kel. & Perikanan, Menmud UPPKTI Pengembangan Wilayah Peningkatan Kerjasama Internasional Penataan Ruang 13 Penataan Ruang Menyusun peraturan perundang-undangan pelaksanaan penataan ruang Menyusun kebijakan penataan ruang wilayah pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil Menyusun rencana tata ruang wilayah dan kawasan, khususnya pada wilayah-wilayah metropolitan dan kawasan khusus yang berkembang pesat serta kawasan yang rawan konflik Menyelenggarakan peningkatan kapasitas aparat daerah khususnya dalam pengendalian pemanfaatan ruang dan pelayanan informasi tata ruang kepada masyarakat luas 5. Memantapkan koordinasi dan konsultasi antara pusat dan daerah, kerjasama antar daerah dan konsultasi dengan lembaga dan organisasi masyarakat dalam kegiatan penataan ruang di tingkat nasional dan daerah Tersedianya kebijakan penataan ruang sebagai revisi RTRWN Jumlah RTR yang mendapat supervisi dalam pembuatan Jumlah pulau besar yang disinkronkan RTRW P Tersusunnya kebijakan dan pedoman penataan ruang pesisir, laut dan pulau-pulau kecil sebagai naskah akademis dalam penyusunan UU Kelautan 5. Jumlah PP pelaksanaan UU No. 24/1992 yang disusun. 6. Tersosialisasikannya kebijakan, peraturan, dan pedoman umum pelaksanaan penataan ruang untuk aparat pemerintah, anggota DPRD, dan masyarakat. 7. Jumlah daerah yang kemampuan penataan ruang aparatnya telah tertingkatkan. 8. Jumlah daerah yang dilengkapi dengan basis data dan sistem informasi untuk mendukung perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan tata ruang. Depkimpraswil, Dep. Kel. & Perikanan, Depdagri & Otda, Bappenas, Bakosurtanal Penataan Ruang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan IX - 15

9. Tersusunnya kajian akademis sebagai pedoman bagi daerah dalam pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang terutama bagi daerah yang rawan konflik yaitu: (a) pengelolaan tata guna air; (b) paduserasi tata ruang dan tata guna hutan; (c) kawasan lindung; (d) kawasan pertumbuhan pesat; (e) kawasan tertinggal; dan (f) 2 kawasan perbatasan negara 10. Terselenggaranya forum komunikasi tata ruang antarinstansi di tingkat pusat, tingkat daerah, instansi pusat dan daerah, serta antarpemerintah dan masyarakat. 14 Pengelolaan Pertanahan Mengembangan kapasitas kelembagaan pertanahan di pusat dan daerah Meningkatkan pelayanan pertanahan di daerah yang didukung sistem informasi pertanahan yang handal dan transparan Mengendalikan penggunaan tanah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah termasuk pemantapan sistem perijinan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang atau penggunaan tanah di daerah Menata penguasaan tanah agar sesuai dengan prinsip keadilan. 5. Menginventarisasikan dan menyelesaikan masalah/kasus pertanahan 6. Menegakkan hukum pertanahan secara konsisten Tercapai kinerja pemerintah pusat dan daerah dalam kegiatan pengelolaan pertanahan Terselenggaranya pelayanan pertanahan yang sederhana, terjangkau, aman dan transparan baik di pusat maupun di daerah Tersedianya data dan informasi pertanahan yang akurat dan mutakhir yang dapat diakses oleh masyarakat secara mudah dan murah Tersedianya pedoman, dan tata laksana serta terselenggaranya pengendalian penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai dengan rencana tata ruang., serta penataan penguasaan dan pemecahan masalah tanah yang berkeadilan 5. Terselenggaranya reformasi peraturan perundangundangan dan kebijakan di bidang pertanahan, untuk menjamin kepastian hukum hak atas tanah BPN, Depnakertrans Pengelolaan Pertanahan Pengembangan dan Peningkatan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Transmigrasi Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 5. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 6. Peningkatan Kesadaran Hukum dan Pengembangan Budaya Hukum 7. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara 8. Pengawasan Aparatur Negara 15 Penguatan Organisasi Masyarakat Menyediakan bantuan pendampingan dalam manajerial dan penyediaan informasi kepada lembaga ekonomi-sosial masyarakat Mengembangkan forum lintas pelaku dalam komunikasi dan konsultasi baik antara pemerintah dan lembaga masyarakat, maupun antarlembaga masyarakat dalam kegiatan pengambilan keputusan publik Tersedianya bantuan pendampingan dalam manajerial dan penyediaan informasi Berkembangnya forum lintas pelaku dalam komunikasi dan konsultasi baik antara pemerintah dan lembaga masyarakat, maupun antarlembaga masyarakat dalam kegiatan pengambilan keputusan publik Depdagri & Otda, Pemda Kabupaten/Kota Pemberdayaan Masyarakat IX - 16

16 Pemberdayaan Masyarakat Miskin Menyediakan bantuan hibah dalam bentuk pelayanan sosial dasar terutama pendidikan dan kesehatan Memberikan potongan harga atau subsidi dalam berbagai pelayanan sosial dasar Memberikan bantuan biaya hidup dan modal Menyediakan bantuan prasarana dan sarana sosial ekonomi 5. Menyediakan bantuan pendampingan kepada keluarga dan kelompok masyarakat miskin untuk mengembangkan kemampuan usaha dan kebiasaan hidup produktif 6. Mengembangkan sistem perlindungan sosial yang sudah ada di masyarakat, usaha swasta, dan pemerintah 7. Meningkatkan kapasitas daerah untuk mengelola bantuan hibah dan perlindungan sosial. 8. Memberdayakan perempuan melalui penguatan ekonomi lokal Tersedianya bantuan hibah dalam bentuk pelayanan sosial dasar terutama pendidikan dan kesehatan Tersedianya potongan harga atau subsidi dalam berbagai pelayanan sosial dasar Terpenuhinya bantuan biaya hidup dan modal Tersedianya bantuan prasarana dan sarana produktif 5. Tersedianya bantuan pendampingan kepada keluarga dan kelompok masyarakat miskin untuk mengembangkan kemampuan usaha dan kebiasaan hidup produktif 6. Tersedianya bantuan untuk mengembangkan sistem perlindungan sosial yang sudah ada di masyarakat, usaha swasta, dan pemerintah 7. Tercapai kapasitas daerah untuk mengelola bantuan hibah dan perlindungan sosial 8. Jumlah perempuan yang dapat mengakses modal Menneg. Pemb. Perempuan, Depdiknas, Depkes & Kesos, Depkimpraswil, Deptan, Meneg. Koperasi & PKM, Depperindag, Dep. Energi & SDM, Depnakertrans, Bapedal, Menneg. LH, Dep. Kel. & Perikanan Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan Potensi Kesejahteraan Sosial Pendidikan Dasar & Prasekolah Pendidikan Luar Sekolah 5. Upaya Kesehatan 6. Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat, dan Pengembangan Masyarakat 7. Pengembangan Perumahan 8. Pembangunan Prasarana dan 9. Pengembangan Agribisnis 10. Pengembangan Kewirausahaan dan Daya Saing PKMK 1 Pengembangan Sistem Pendukung Usaha PKMK 1 Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 1 Perbaikan Gizi Masyarakat 1 Peningkatan Peran Masyarakat dan Perempuan Melembagakan Pengarusutamaan Gender 17 Peningkatan Keswadayaan Masyarakat Meningkatkan kemampuan pemerintah daerah untuk membantu pengembangan jaringan kerja keswadayaan Mengembangkan kapasitas lembaga-lembaga keswadayaan Mengembangkan kemitraan lintas pelaku dalam kegiatan keswadayaan Tercapainya kemampuan pemerintah daerah untuk membantu pengembangan jaringan kerja keswadayaan Tercapainya forum komunikasi antartokoh penggerak kegiatan keswadayaan Tercapainya kemitraan lintas pelaku dalam kegiatan keswadayaan Depdagri & Otda, Pemda Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan Otonomi IX - 17

18 Penanganan Khusus Istimewa Aceh, Irian Jaya, Maluku dan Maluku Utara Menerapkan Undang-Undang Otonomi Khusus Istimewa Aceh dan Irian Jaya. Memulihkan kehidupan masyarakat melalui rehabilitasi sarana dan prasarana umum di bidang pendidikan, kesehatan, sarana ekonomi, maupun sarana agama. Mempercepat pemberdayaan masyarakat lokal melalui penguatan pendidikan, kesehatan, kekuatan ekonomi rakyat, dan sistem pendampingan sosial. Menguatkan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan kemasyarakatan. 5. Merekonsiliasikan dan menormalisasikan kehidupan masyarakat Maluku dan Maluku Utara. 6. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi anak usia sekolah keluarga pengungsi dan daerah yang mengalami kerusuhan. 7. Penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM melalui peradilan yang jujur, adil, dan bermartabat. 8. Pemberian suatu kompensasi materiil dan spritual kepada keluarga korban 5. 6. 7. Diterapkannya format otonomi khusus dalam bentuk Undang-Undang di DI Aceh dan Irian Jaya Meningkatnya pemulihan kehidupan masyarakat melalui pembangunan prasarana dan sarana ekonomi dan sosial. Terciptanya percepatan pemberdayaan masyarakat lokal sesuai dengan karakteristik lokal. Berfungsinya kembali kelembagaan pemerintah daerah yang berguna bagi fungsi pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang efektif Terwujudnya rekonsiliasi dan normalisasi kehidupan masyarakat di Maluku dan Maluku Utara. Terselenggaranya pelayanan dasar maupun pendidikan bagi anak usia sekolah keluarga pengungsi dan daerah yang mengalami kerusuhan. Terselesaikannya kasus-kasus pelanggaran HAM melalui pelaksanaan peradilan maupun pemberian suatu kompensasi materiil dan spritual kepada keluarga korban. Depdagri & Otda, Depkimpraswil, Depkes & Kesos, Depdiknas, Deptan, Depkeh & HAM, Menmud UUPKTI, TNI dan Polri, Pemda Penanganan Khusus IX - 18