EtnosainsdanPeranannyaD alammenguatkankarakter Bangsa

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBELAJARAN ROLE PLAY DAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Mei Dwi Utami 1,*, Sri Mulyani 2, dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

(Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Sambi Tahun Ajaran 2012/2013) Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

MODEL PEMBELAJARAN PROBING- PROMPTING DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE)

Pendidikan Teknik Elektro, Universitas PGRI Madiun Madiun, 63118, Indonesia 2

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

Eko Yulianton Program Studi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Madiun. Abstrak

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN AIR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Sulistyaning Kartikawati. Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, FPTK, IKIP PGRI MADIUN

Oleh Tri Andari Agung Prastyo Pambudi.

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh: MAHFIATI A

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA. Oleh : VERA LUSIANA A

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE GI DAN STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL. Praptiwi dan Jeffry Handhika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTU KARTU MASALAH DAN THINK PAIR SHARE BERBANTU KARTU MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

*Keperluan korespondensi, tel/fax : ,

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika

Profil kesulitan siswa kelas VIII dalam menyelesaikan soal fisika materi cahaya ditinjau dari gaya belajar di SMPN 2 Wungu

Tren Penelitian Sains dan Penelitian Pendidikan Sains

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK

Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB III METODE PENELITIAN

Eksperimentasi Pembelajaran GI dan GI-PP Ditinjau dari Sikap Mahasiswa Terhadap Matematika

Korespondensi: Abstrak

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta

PEMBELAJARAN FISIKA PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK SISWA

Penerapan pembelajaran fisika dengan inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar kognitif

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE

*Keperluan korespodensi,

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK BERBANTUAN PERANGKAT LUNAK MAPLE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS ABSTRAK

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Abstrak. Kata kunci : Efektivitas, PMC, TGT, Prestasi, Gaya Kognitif.

Institut Agama Islam Ma arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

PROSIDING ISBN :

Fian Totiana*, Elfi Susanti VH 2, Tri Redjeki 2. Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)DAN LEARNING TOGETHER (LT) DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 24 hingga 36

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 1 ADIMULYO

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

BAB IV HASIL PENELITIAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA SMP KELAS VIII

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah ISSN Volume 2 Nomor 2, November 2015

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL BERBANTUAN MEDIA KOKAMI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Data Nilai Ulangan Semester I Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas

Peran Pendidik Dan Ilmuan Dalam Menghadapi MEA

PENEREPAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI BERBASIS OBSERVASI GEJALA FISIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Eksperimentasi Model Pembelajaran RME, NHT, dan MPL Terhadap Hasil Belajar Siswa SMPN 3 Balikpapan

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENELITIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI JIGSAW DAN BAMBOO DANCINGSERTA MOTIVASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mohammad Ulil Absor Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS PADA MATERI POKOK SEGITIGA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK

Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami No.36A, Surakarta, Indonesia 57126

*Keperluan korespondensi, HP : ,

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB IV HASIL PENELITIAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN TGT MATERI OPERASI HIMPUNAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

STUDI KOMPARASI MODEL TREFFINGER DAN PBL TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Artikel Publikasi Ilmiah Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Matematika

Naba Hamida*, Bakti Mulyani 2, dan Budi Utami 2 1 Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta

Abstrak. Kata kunci: model pembelajaran NHT, model pembelajaran TPS, fungsi, prestasi belajar matematika

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION (CAI) JENIS TUTORIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI TRIGONOMETRI

Pendidikan Matematika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR

*Keperluan korespondensi, HP: , ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ)

PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF TIPE TGT DILENGKAPI MODUL DAN LKS DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: DENNY RATNA HANDAYANI A

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017 UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TAI

2 Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Madiun

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

Analisis kesesuaian rpp dan pelaksanaan pembelajaran IPA berdasarkan Kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Madiun

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Matematika

Muhammadiyah Surakarta. Muhammadiyah Surakarta. Muhammadiyah Surakarta Alamat

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

Arinta Rara Kirana STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PICTORIAL RIDDLE TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KARAKTER BELAJAR SISWA

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DITINJAU DARI KREATIVITAS MAHASISWA

Transkripsi:

246 SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "EtnosainsdanPeranannyaDalamMenguatkanKarakterBangsa" Program StudiPendidikanFisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 Makalah Pendamping EtnosainsdanPeranannyaD alammenguatkankarakter Bangsa ISSN : 2527-6670 Pembelajaran fisika dengan metode eksperimen dan metode demonstrasi menggunakan model PBL (problem based learning) ditinjau dari kemampuan berfikir kritis siswa RezaMaulayaAzka 1, Purwandari 2, MislanSasono 3 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan fisika, Universitas PGRI Madiun 2,3) Dosen Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas PGRI Madiun e-mail: Rezamaulayaazka.RMA@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) apakah ada perbedaan pengaruh model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) antara metode Eksperimen dan metode Demonstrasi ditinjau dari kemampuan berpikir kritis siswa, 2) apakah ada perbedaan pengaruh kemampuan berfikir kritis siswa kategori tinggi dan rendah dengan menggunakan metode Eksperimen dan metode Demonstrasi, 3) apakah ada interkasi model pembelajaran PBL (Problem Based Learning), metode Eksperimen, metode Demonstrasi, dan kemampuan berpikir kritis siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas VIII SMP N 2 Wungu, sejumlah 10 kelas. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen I menggunakan metode Eksperimen dan kelas eksperimen II menggunakan metode Demonstrasi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes kognitif untuk data hasil belajar dan tes kemampuan berfrikir kritis untuk memperoleh data kemampuan berfikir kritis siswa. Pengujian persyaratan analisis menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Teknik analisis data yang digunakan analisis variansi (anava) dua jalan. Sebagai tindak lanjut dari analisis variansi dilakukan uji scheffe. Hasil penelitian dengan taraf signifikansi 0.05 menunjukkan bahwa: (1) F obs (2,73) <F tabel (4,07) Tidak ada perbedaan pengaruh model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) antara menggunakan metode Eksperimen dan metode Demonstrasi terhadap hasil belajar siswa. (2) F obs (83,995) >F tabel (4,07) Ada perbedaan hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi dan kemampuan berpikir kritis rendah terhadap hasil belajar siswa. (3) F obs (0,015) <F tabel (4,07) Tidak ada interaksi model pembelajaran PBL (Problem Based learning) metode Eksperimen, metode Demonsrasi dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa. Kata kunci: PBL, Eksperimen, Demonstrasi, Kemampuan Berpikir Kritis Pendahuluan Di era globalisasi seperti sekarang ini, sumber daya manusia dituntut untuk lebih aktif dan inovatif agar mampu beradaptasi dan bersaing. Kualitas menjadi tolak ukur pertama dalam menghadapi persaingan yang semakin tinggi. Sedangkan Avaliable online at :http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/snpf

ISSN: 2557-8944 247 pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, jujur, dan beretika baik. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia harus tetap ditingkatkan dengan salah satunya melalui proses pendidikan. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan di satu generasi kegenerasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian (dikutip dari Wikipediayang diakses pada 12 Maret 2017). Pendidikan harus diberikan sejak dini mulai dari pendidikan nonformal sampai pendidikan formal. Dalam pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar. Belajar merupakan suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian (Suyono dan Hariyanto, 2012 : 9). Dalam proses belajar mengajar terdapat 2 komponen, yaitu guru dan murid. Dimana guru sebagai fasilitator dan murid sebagai peserta didik. Dalam pembelajaran, guru harus mempinyai metode pembelajaran yang efektif agar siswa tidak bosan dan mampu menyerap ilmu yang diberikan oleh guru dengan baik. Agar siswa tidak merasa bosan dengan metode yang monoton, maka dalam proses pembelajaran seorang guru membutuhkan metode pembelajaran yang bagus dan sesuai dengan materi sehingga siswa dapat menerima materi dengan mudah. Metode pembelajaran merupakan seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan (Suyono, Hariyanto, 2012 : 19). Dalam hal ini, metode pembelajaran yang dipilih adalah metode Eksperimen dan metode Demonstrasi dengan model pembelajaran yang sama yaitu PBL (Problem BasedLearning). Metode dan model ini akan diberikan kepada siswa pada pembelajaran fisika. Fisika merupakan ilmu pengetahuan alam yang membutuhkan pemahaman konsep yang mempelajari peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sehari-sehari. Mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh kebanyakan siswa. Dalam hal ini, kemampuan berfikir kritis siswa sangat dibutuhkan untuk memahami materi fisika. Kemampuan berfikir kritis dikategorikan menjadi 2, yaitu tinggi dan rendah.hal ini juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Berdasarkan pengalaman saat proses pengamatan maupun pembelajaran di kelas, memang ada sebagian siswa yang aktif dalam menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan. Namun, ada juga siswa yang tidak fokus belajar bahkan bercandan dengan teman sebangku. Model maupun metode yang diberikan oleh guru juga menjadi faktor mengapa siswa kurang menyukai pembelajaran Fisika. Dengan permasalahan diatas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian Menggunakan Model Pembelajaran Pbl (PrblemBasedLearning) Dengan Metode Eksperimen Dan Metode Demonstrasi dengan tinjauan Dari Kemampuan Berfikir Kritis Siswa. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh model pembelajaran PBL (Problem BasedLearning) dengan metode Eksperimen dan metode Demonstrasi ditinjau dari kemampuan berfikir kritis siswa. 2) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh kemampuan berfikir kritis siswa kategori tinggi dan rendah dengan menggunakan metode Eksperimen dan metode Demonstrasi. 3) Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran PBL (Problem BasedLearning), metode eksperimen, metode Demonstrasi, dan kemampuan berfikir kritis siswa. MetodePenelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 2 Wungu. Adapun waktu penelitian ini mulai dari penyusunan proposal hingga pembuatan laporan penelitian dimulai dari Maret 2017 sampai dengan bulan Agustus 2017. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen. Kelompok I menggunakan metode eksperimen dan kelompok II menggunakan metode demonstrasi. Pembelajaran Fisika Dengan MetodeEksperimen Dan Metode (Reza Maulaya Azka)

248 ISSN: 2527-6670 Rancangan penelitian dalam penelitian ini disusun sesuai dengan variablevariabel yang terlibat. Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini merupakan cerminan dari data-data yang akan diperoleh setelah perlakuan terhadap sampel penelitian yang dilakukan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji ANAVA 2 jalan 2 X 2. Teknik pengampilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik cluster random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 kelas, yaitu kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIB sebagai kelas demonstrasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes dalam bentuk pilihan ganda dan uraian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 2) Kisi-kisi soal 3) Soal tes hasil belajar 4) Soal kemampuan berpikir kritis. Soal tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh data hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda. Soal tes kemampuan berpikir kritis digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode Lilliefors dan uji homogenitas yang digunakan adalah metode Barlett dengan statistik uji Chi Kuadrat. Kemudian pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan ANAVA dua jalan dengan desain 2x2 dengan frekuensi pengamatan sel tak sama. HasildanPembahasan 1. HasilPenelitian a. Uji ANAVA Tabel 1.Hasil uji anava dua jalan dengan desain 2x2 Sumber JK Dk RK Fobs fα P Metode (A) 71,858 1 71,858 2,73 4,07 Ho diterima KemampuanBerfikirKri tis (B) 2210,99 5 1 2210,99 5 83,995 4,07 Interaksi (AB) 0,405 1 0,405 0,015 4,07 GALAT (G) TOTAL 1052,91 2 3336,17 1 40 26,323 - - - 43 - - - - Ho ditolak Ho diterima Dari hasil rangkuman analisis variansi dua jalan pada tabel, diperoleh hasil: 1) f obs<f α maka terima H 0A(Tidak ada perbedaan pengaruh model pembelajaran PBL (Problem BasedLearning) antara menggunakan metode Eksperimen dan metode Demonstrasi terhadap hasil belajar siswa). 2) f obs >f α maka tolak H 0B (Ada perbedaan hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi dan kemampuan berpikir kritis rendah terhadap hasil belajar siswa). 3) f obs <f α maka terima H 0AB (Tidak ada interaksi model pembelajaran PBL (Problem Basedlearning) metode Eksperimen, metode Demonsrasi dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa) b. Uji lanjut ANAVA Berdasarkan analisis uji variansi dua jalan sel tak sama menunjukkan bahwa H 0B ditolak,maka berlu dilanjutkan uji lanjut pasca anava untuk melihat pengaruh yang terjadi pada setiap metode pembelajaran dan melihat pengaruh kemampuan berfikir kritis siswa terhadap hasil belajar siswa. Uji lanjut yang digunakan pada penelitian ini Prosiding Seminar NasionalPendidikanFisika IIIJuli 2017: 246 252

ISSN: 2557-8944 249 yaitu metode scheffe. Rangkuman analisis dengan metode scheffe pada tingkat signifikan α = 0,05 dapat disajikan dengan tabel 2 berikut: Tabel 2.Rangkuman analisis dengan metode Scheffe H 1 F obs F (0,05;1;43) Keputusan 1 2 85,6 4,07 H 0 ditolak Berdasarkan tabel 2 dapat dikatakan bahwa Ada perbedaan hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi dan kemampuan berpikir kritis rendah terhadap hasil belajar siswa. 2. Pembahasan a. Hipotesis Pertama Dari hasil deskripsi data diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa dengan metode eksperimen adalah 81,14 dan rata-rata hasil belajar siswa menggunakan metode demonstrasi adalah 77,05. Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar fisika pada kelas yang menggunakan metode eksperimen lebih baik dari pada kelas yang menggunakan metode demonstrasi. Hasil analisis uji hipotesis diperoleh hasil F obs (2,730), F tabel (4,07) maka H 0A diterima dan H 1A ditolak. Ini berarti Tidak ada perbedaan pengaruh model pembelajaran PBL (Problem terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang diajukan yaitu ada perbedaan pengaruh model pembelajaran PBL (Problem terhadap hasil belajar siswa. Tidak adanya perbedaan pengaruh model pembelajaran PBL (Problem terhadap hasil belajar siswa dikarenakan kedua metode tersebut mempunyai kemiripan dalam proses pembelajarannya. Dalam kedua metode tersebut siswa sama-sama berlatih bekerja sama secara kelompok, saling berdiskusi menyelesaikan suatu permasalahan, dan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Pada kelas eksperimen I dengan metode pembelajaran eksperimen secara berkelompok siswa menginvestigasi suatu permasalahan yang diberikan oleh guru. Selanjutnya siswa bersama kelompoknya melakukan percobaan terhadap permasalahan yang ada. Setelah melakukan percobaan, siswa menganalisis hasil percobaan. Dan yang terakhir perwakilan siswa melakukan presentasi di depan. Pada tahapan pembelajaran terdapat kendala disaat siswa melakukan pengamatan karena guru tidak bisa mengarahkan siswa disebabkan minimnya waktu dan saat siswa menyampaikan hasil diskusi ada keterbatasan waktu sehingga siswa menyampaikan hasil diskusi tidak lengkap dan jelas. Selaian itu ada beberapa siswa yang tidak aktif dalam proses pembelajaran. Kelas eksperimen II dengan metode demonstrasi secara berkelompok siswa mengamati percobaan yang dilakukan oleh guru dan perwakilan kelompok. Selanjutnya siswa beserta kelompoknya menganalisis percobaan. Setelah ditemukan kesimpulan perwakilan siswa mempresentasikan di depan. Pada kelas ini banyak siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan aktif. Sebagian besar justru bercanda bersama teman dan tidak menghiraukan guru. Keterbatasan waktu dalam proses pembelajaran juga menjadi penghambat. Sehingga ketika siswa menyampaikan kesimpulan tidak maksimal. Metode pembelajaran eksperimen dan demonstrasi sama-sama meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi Tidak ada perbedaan pengaruh model pembelajaran PBL (Problem BasedLearning) antara menggunakan metode Eksperimen dan Pembelajaran Fisika Dengan MetodeEksperimen Dan Metode (Reza Maulaya Azka)

250 ISSN: 2527-6670 metodedemonstrasi terhadap hasil belajar siswa. Metode pembelajaran eksperimen lebih efektif daripada metode pembelajaran demonstrasi karena siswa melakukan percobaan sendiri, menganalisis, dan mempresentasikan di depan kelas. b. Hipotesis Kedua Berdasarkan deskripsi data kemampuan berfikir kritis siswa diketahui bahwa pada kelas yang menggunakan metode eksperimen yang mempunyai kemampuan berfikir kritis tinggi sebesar 59,09% dan siswa yang mempunyai kemampuan berfikir kritis rendah sebesar 40,91%. Pada kelas yang menggunakan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran diketahui bahwa siswa dengan kemampuan berfikir kritis tinggi sebesar 45,45% dan siswa dengan kemampuan berfikir kritis rendah sebesar 54,55%. Nilai rata-rata siswa yang memiliki kemampuan berfikirkitis tinggi pada kelas yang menggunakan metode eksperimen adalah 79,7 sedangkan nilai rata-rata siswa dengan kemampuan berfikir kritis rendah adalah 65,56. Nilai rata-rata siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi pada kelas yang menggunakan metode demonstrasi adalah 77,3 sedangkan nilai rata-rata siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis rendah adalah 63,13. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi memiliki hasil belajar yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis rendah. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa untuk F obs (83,995) >F tabel (4,07) maka dapat diambil kesimpulan bahwa H 0B ditolak dan H 1B diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Ada perbedaan hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi dan kemampuan berpikir kritis rendah terhadap hasil belajar siswa. Siswa dengan kemampuan berfikir kritis tinggi memiliki hasil belajar yang lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis rendah. Hal ini dikarenakan siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi mampu menganalisa suatu permasalahan sehingga lebih faham dengan apa yang dimaksud. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah akan kesulitan menganalisis suatu permasalahan sehingga kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru pada saat pembelajaran. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah cenderung pasif dan malas dalam mengikuti pembelajaran sehingga kurang dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru. Berbeda dengan siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi cenderung akan lebih aktif, kreatif, dan mampu memecahkan masalah. Hal tersebut relevan dengan kesimpulan yang dikemukakan oleh Hadi Santoso ( 2009 : 89 ), dengan judul Pengaruh Penggunaan Laboratorium Riil Dan Laboratorium Virtuil Pada Pembelajaran Fisika Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Dari penelitian tersebut kesimpulan yang diperoleh yaitu terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar ranah kognitif, dimana siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi memberikan rataan prestasi belajar pada ranah kognitif yang lebih tinggi dibanding siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah baik menggunakan laboratorium riil maupun laboratorium vituil. c. Hipotesis Ketiga Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan didapatkan F obs (0,015) <F tabel (4,007) maka H 0AB diterima dan H 1AB ditolak. Hal ini menunjukkan Tidak ada interaksi model pembelajaran PBL (Problem Basedlearning) metode Eksperimen, metode Demonsrasi dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan pada kelas eksperimen I dengan menggunakan metode eksperimen menunjukan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi memperoleh hasil belajar lebih baik dengan rata-rata 80, daripada siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis rendah dengan nilai rata-rata 65,6. Pada kelas Prosiding Seminar NasionalPendidikanFisika IIIJuli 2017: 246 252

ISSN: 2557-8944 251 eksperimen II dengan menggunakan metode demonstrasi menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi memperoleh hasil belajar lebih baik dengan nilai rata-rata 78,7, sedangkan siswa yang mempunya kemampuan berpikir kritis rendah memiliki nilai rata-rata 64,4. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi tidak akan berpengaruh cara belajarnya meskipun menggunakan metode yang berbeda. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah dengan menggunakan metode pembelajaran yang aktif dan menyenangkan akan dapat memperbaiki nilai hasil belajarnya. Dapat disimpulkan hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi lebih baik daripada hasil belajar yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah. Jadi tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan berpikir kritis. Penelitian yang relevan dengan hasil tersebut adalah menurut Raehanah, Sri Mulyani, Sulistyo Saputro (2013 : 26), dengan judul Pembelajaran Kimia Menggunakan Model Problem SolvingCreate And Share (SSCS) Dan Cooperative Problem Solving (CPS) Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kemampuan Matematis. Dari jurnal tersebut kesimpulan yang diperoleh yaitu tidak ada interaksi antara model pembelajaran SSCS dan CPS dengan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa, tetapi ada interaksinya terhadap prestasi psikomotor. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Tidak ada perbedaan pengaruh model pembelajaran PBL (Problem terhadap hasil belajar siswa. Dari uji hipotesis menunjukkan bahwa F obs (2,73) <F tabel (4,07) maka H 0A diterima dan H 1A ditolak. 2) Ada perbedaan hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi dan kemampuan berpikir kritis rendah terhadap hasil belajar siswa. Dari uji hipotesis menunjukkan bahwa F obs (83,995) >F tabel (4,07) maka dapat diambil kesimpulan bahwa H 0B ditolak dan H 1B diterima. 3) Tidak ada interaksi model pembelajaran PBL (Problem Basedlearning) metode Eksperimen, metode Demonsrasi dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa. Dari uji hipotesis menunjukkan bahwa F obs (0,015) <F tabel (4,07) maka H 0AB diterima dan H 1AB ditolak. Daftar Pustaka Budiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University Press Karim, Saeful, dkk. (2008). Belajar IPA. Jakarta : Sarana Agung Pratama Kholifudin, Y. (2012). Pembelajaran Fisika Dengan Inkuiri Terbimbing Melalui Metode Eksperimen Dan Metode Demonstrasi Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa. (Online)httphfi-diyjateng.or.idsitesdefaultfiles1 Kiswanto, H, dkk. (2016). Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Metode Proyek Dan Eksperimen Ditinjau Dari Kreativitas Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siwa (Online)httpseprints.uns.ac.id1589 Kuswono, W.S. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung : Remaja RosdakaryaOffset Nurlaila, N, dkk. (2013). Pembelajaran Fisika Dengan PBL Menggunakan Problem Solving (online) httpjurnal.fkip.uns.ac.idindex.phpinkuiriarticleview3791 Putra, S.R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: Diva Press Raharjo, T. (2008). Fisika-Mekanika. Surakarta: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Sani, R.A (2014). Pembelajaran Saintik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara Pembelajaran Fisika Dengan MetodeEksperimen Dan Metode (Reza Maulaya Azka)

252 ISSN: 2527-6670 Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Susilo, A.B. (2012). Pengembangan Model Pembelajaran IPA berbasis masalah untuk meningkatkan motivasi belajar dan berpikir kritis siswa SMP. (online). httpjournal.unnes.ac.idsjuindex.phpjpearticleview58 Suyono & Haryanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya Trianto. (2014). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara Yuliani, H, dkk. (2012). Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Ketrampilan Proses dengan Metode Eksperimen Ditinjau dari Kreativitas dan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa. (online). httpseprints.uns.ac.id1589 Prosiding Seminar NasionalPendidikanFisika IIIJuli 2017: 246 252