BAB I PENDAHULUAN. menghantarkan pendidikan menuju kemajuan adalah konsep dan. pengembangan kurikulum yang jelas di sekolah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah daya upaya manusia untuk berkembang lebih maju, baik

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadian manusia sesuai dengan nilai-nilai di dalam. Pendidikan dalam UU Sisdiknas tahun 2003 diartikan sebagai:

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

Ahlan wa Sahlan. PARA TAMU UNDANGAN open house

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

TELAAH KURIKULUM DI SDIP AL MADINAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

PERANAN BUKU KOMUNIKASI DALAM PENINGKATAN LAYANAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR GUMPANG KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pendidikan dijelaskan menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003

Annisa Restu Purwanti, 2015 MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MANAJEMEN KURIKULUM PADA SEKOLAH FULL DAY DI SDIT CAHAYA HATI KOTA BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Pelaksanaan pembelajaran PAI pada peserta didik tunanetra di SDLB Negeri Semarang Dalam proses pelaksanaan pembelajaran,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan Indonesia ibarat benang kusut yang terus bertambah.

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SALMAN AL-FARISI BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG

Bab V PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI BUDAYA SEKOLAH DI SMP AL HIKMAH SURABAYA

Keywords: proses pembelajaran, Islamic full day school

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. School, yaitu Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak, dan juga Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan merupakan upaya. memajukan dan meningkatkan sumber daya manusia siap memperbaiki

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB V PENUTUP. pada landasan teori yang berkaitan dengan implementasi kurikulum terpadu

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI SMK NURUL UMMAH PANINGGARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia masih belum selesai dengan problematika sarana dan

masyarakat yang maju, adil dan makmur serta memungkinkan para warganya untuk

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Kesimpulan disusun berdasarkan pembahasan pada enam fokus penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. CIPP. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Pada penelitian ini sasaran

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN

MA NEGERI 19 JAKARTA

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

Lampiran-lampiran A. DOKUMENTASI 1. Denah Lokasi Penelitian. 2. Dokumentasi Wawancara peneliti

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

PENGKOMPARASIAN SEKOLAH MAJU, SEKOLAH INTERNASIONAL, SEKOLAH KONVENSIONAL, SEKOLAH ALAM, DAN SEKOLAH TERPADU MATA KULIAH: PENDIDIKAN KOMPARATIF

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

I. PENDAHULUAN. tingkah laku moral anak, dengan menanamkan nilai agama agar tercipta insan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dan Hadis dan merancang segenap kegiatan pendidikannya. 2. madrasah, yakni pendidikan Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan

BAB I PENDAHULUHAN. Di dalam proses pendidikan ada sebuah tujuan mulia, yaitu

BAB VI PENUTUP. 1. Pengintegrasian PRB ke dalam kurikulum nasional berlandaskan Surat Edaran

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya bisa mencapai tingkat dewasa. 1. adalah upaya mengembangkan kemampuan atau potensi individu sehingga

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN

BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM

Drs. H. Imam Sujarwo, M.Pd NIP MAN P

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan diri, pendidikan merupakan upaya meningkatkan derajat. kompetensi dengan tujuan agar pesertanya adaptable

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

masuk sekolahpun semakin rendah dari ketentuan yang ada. Orangtua

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan apabila pembelajaran

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau kelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup dan ketrampilan hidup baik yang bersifat manual individual maupun sosial. Diantara bagian yang berperan dalam menghantarkan pendidikan menuju kemajuan adalah konsep dan pengembangan kurikulum yang jelas di sekolah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat (1) menyatakan bahwa Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, dan ayat (2) menyebutkan bahwa Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Pasal 38 ayat (2) menyatakan bahwa Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten / Kota untuk pendidikan dasar dan Provinsi untuk pendidikan 1

menengah. Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam perkembangan kurikulum adalah konsep kurikulum itu sendiri. Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi: Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem: Yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu 2

kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi: Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum. Seperti halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut untuk: (1) mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari istilah-istilah teknis, (2) mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam pengetahuan-pengetahuan baru, (3) melakukan penelitian inferensial dan prediktif, (4) mengembangkan subsubteori kurikulum, mengembangkan dan melaksanakan model-model kurikulum. Keempat tuntutan tersebut menjadi kewajiban seorang ahli teori kurikulum. Melalui pencapaian keempat hal tersebut baik sebagai subtansi, sebagai sistem, maupun bidang studi kurikulum dapat bertahan dan dikembangkan. Sebagaimana yang telah dilaksanakan oleh sekolah-sekolah yang memiliki ciri khusus, pengembangan kurikulum sangat dibutuhkan, 3

sehingga dapat lebih banyak menarik siswa-siswa untuk bersekolah di sekolah tersebut. Menyekolahkan anak di sekolah yang menerapkan program full day school kini telah menjadi tren. Walau biayanya sangat mahal, full day school tetap menjadi pilihan dari pada sekolah biasa, karena berbagai fasilitas menarik yang ditawarkan. Beberapa tujuan full day school adalah membuat anak sibuk belajar di sekolah sehingga mereka tidak bermain dan keluyuran di luar rumah sepulang dari sekolah. Sistem full day school dapat meringankan tugas orang tua. Karena kebutuhan orang tua yang sekarang ini rata-rata mempunyai kesibukan kerja baik di kantor maupun di rumah masing-masing, dengan menyekolahkan anaknya di sekolah yang menerapkan sistem full day school, anak-anak seharian di sekolah untuk belajar, sehingga para orang tua tidak lagi direpotkan dengan urusan mengasuh anak, mengawasi, dan sebagainya. Akhir-akhir ini banyak sekolah menawarkann output lulusannya dengan menguasai kecakapan atau ketrampilan tertentu. Misal di sekolah dasar anak dibekali kecakapan lancar membaca Al-Qur an, Hafal Juz Amma. Atau ada sekolah yang membekali siswanya mampu mengembangkan kecakapan hidupnya sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing siswa, dimana sekolah tersebut berusaha dengan maksimal menanamkan karakter tertentu dalam perilaku kesehariannya. 4

Sekolah saat ini ada yang mendesain dengan menambah waktu jam belajar siswa supaya pendidikan di sekolah semakin lama dan semakin leluasa sekolah dalam mengembangkan kurikulum yang sudah di standarkan oleh Dinas Pendidikan. Sekolah ini juga memperhatikan ketika banyak orang tua yang sangat sibuk dengan urusan pekerjaan sampai sore, sehingga pendidikan orang tua terhadap anak menjadi terbengkelai. Sekolah tersebut akhirnya tampil untuk mengatasi kesenjangan tersebut dengan menambah jam belajar siswa yang dikenal dengan full day school. Bagi orang tua full day school memiliki manfaat yang sangat signifikan untuk memasukkan anaknya ke ranah pendidikan tersebut. Diantara manfaatnya adalah anak akan mendapat metode pembelajaran yang berbeda dengan sekolah reguler. Orang tua tidak akan khawatir terhadap pergaulan anak, karena seharian anak akan dikendalikan oleh sekolah dalam hal pendidikan. Menurut Sismanto, full day school merupakan model sekolah umum yang memadukan sistem pengajaran Islam secara intensif yaitu dengan memberi tambahan waktu khusus untuk pendalaman keagamaan siswa. Biasanya jam tambahan tersebut dialokasikan pada jam setelah sholat Dhuhur sampai sholat Ashar, sehingga praktis sekolah model ini masuk pukul 07.00 WIB pulang pada pukul 16.00 WIB. Sedangkan pada sekolah-sekolah umum, anak biasanya sekolah sampai pukul 13.00 WIB. Definisi di atas tidak 5

sepenuhnya benar, karena faktanya jam-jam tambahan agama tidak mesti dilaksanakan setelah shalat Dhuhur. Bahkan di beberapa sekolah full day, jam mengaji terbimbing dilakukan sebelum Dhuhur. Full day school sebenarnya memiliki kurikulum inti yang sama dengan sekolah umumnya, namun mempunyai kurikulum lokal seperti leadership, Green Education, Teknologi Informatika, mengaji dan lain-lain. Dengan demikian kondisi anak didik lebih matang dari segi materi akademik dan non akademik. Dengan berbagai strategi yang dikembangkan oleh sekolah full day school, peserta didik lebih rileks, tidak terburu-buru dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan memberikan pengalaman yang bervariasi. Sedangkan guru dapat memberikan kesempatan untuk mengukur dan mengobservasi perkembangan anak secara leluasa, dan terbinanya kualitas interaksi antara figur guru dan murid secara lebih baik, sehingga tidak akan muncul murid takut dengan guru, bahkan figur guru benar-benar seseorang yang dapat digugu dan ditiru. Secara umum, full day school didirikan karena beberapa tuntutan, diantaranya adalah: Pertama, minimnya waktu orang tua di rumah, lebihlebih karena kesibukan di luar rumah yang tinggi (tuntutan kerja). Hal ini kalau tidak disiasati dengan tambahan jam sekolah maka akan berimplikasi pada kurangnya kontrol orang tua terhadap anak di rumah (di luar jam sekolah). Kedua, perlunya formalisasi jam-jam tambahan keagamaan karena 6

dengan minimnya waktu orang tua di rumah maka secara otomatis pengawasan terhadap hal tersebut juga minim. Ketiga, perlunya peningkatan mutu pendidikan sebagai solusi alternatif untuk mengatasi berbagai problematika kehidupan. Peningkatan mutu tidak akan tercapai tanpa terciptanya suasana dan proses pendidikan yang representatif dan profesional. Maka kehadiran full day school diharapkan dapat mengakomodir tuntutan-tuntutan di atas. SDIT Al Muhajirin Sawangan Magelang, merupakan salah satu sekolah yang melaksanakan model full day school. Sistem full day di SDIT Al Muhajirin Sawangan Magelang dilaksanakan melalui pendekatan integrated curriculum dan integrated activity. Dengan pendekatan ini maka seluruh program dan aktivitas anak di sekolah mulai dari belajar, bermain, makan dan ibadah dikemas dalam suatu sistem pendidikan. Dengan sistem ini pula diharapkan mampu memberikan nilai-nilai kehidupan yang islami pada anak didik secara utuh dan terintegrasi dalam tujuan pendidikan. Konsep pendidikan yang dijalankan sebenarnya adalah konsep "effective school," yaitu bagaimana menciptakan lingkungan yang efektif bagi anak didik. Sebagai konsekuensinya, anak-anak didik diberi waktu lebih banyak di lingkungan sekolah. Perpanjangan waktu inilah yang kemudian disebut full day school (sekolah sepanjang hari), karena siswa menghabiskan waktunya 7

di sekolah hampir sepanjang hari. Dengan demikian, diharapkan bahwa lingkungan luar sekolah tidak banyak mempengaruhi peserta didik. SDIT Al Muhajirin Sawangan Magelang juga menawarkan keunggulan tertentu, yakni mendidik siswa berakhlakul karimah dan berprestasi akademik secara maksimal. Dari sini, SDIT Al Muhajirin Sawangan Magelang tampil dengan sejumlah konsep unggulan seperti jaminan mutu, yang dirumuskan dalam beberapa poin berikut, siswa dapat membaca Al-Qur'an dengan baik, dapat menghafal Juz 'Amma dengan baik yang merupakan modal untuk berdakwah, seperti siswa dapat menjadi imam shalat di masjidmasjid, siswa dapat menguasai Bahasa Arab untuk dapat memahami al- Qur'an dan Hadis. Sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam, SDIT Al Muhajirin Sawangan Magelang adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang telah banyak berprestasi. Hal ini telah terbukti dengan banyaknya prestasi kejuaraan yang diperoleh. Kurikulum SDIT Al Muhajirin Sawangan Magelang memadukan antara Kurikulum Diknas dan kurikulum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT). Kurikulum Diknas meliputi PAI, PKn, IPA, IPS, Bhs. Indonesia dan Matematika, ditambah dengan materi penunjang yaitu Pendidikan Jasmani, Keterampilan-Kesenian dan Bhs. Inggris. Adapun Kurikulum khasnya adalah Al-Qur'an, Bhs. Arab Tarjamah dan Ibadah Praktis. Disamping itu, untuk menyalurkan bakat dan minat siswa dilaksanakan program Ekstra Kurikuler. 8

Penerapan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari dikemas sedemikian rupa sehingga siswa tidak merasa jenuh. siswa memulai pelajarannya dengan membaca Al-Qur'an setiap hari yang dibimbing oleh wali kelas. Demikian juga dengan praktis shalat Dhuha, Dhuhur dan Ashar berjama'ah B. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, peneliti menfokuskan pada Pegembangan Kurikulum Sekolah Full Day di SD. Yang dibagi dalam sub fokus : 1. Bagaimana implementasi kurikulum KTSP di SDIT AL Muhajirin Sawangan? 2. Bagaimana evaluasi kurikulum KTSP di SDIT AL Muhajirin Sawangan? 3. Bagaimana pengembangan kurikulum standar mutu di SDIT Al Muhajirin Sawangan Kabupaten Magelang? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian tindakan ini adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum KTSP yang dilaksanakan di SDIT AL Muhajirin Sawangan kabupaten Magelang. 2. Mengetahui evaluasi kurikulum KTSP di SDIT Al Muhajirin Sawangan Kabupaten Magelang 9

3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan kurikulum standar mutu di SDIT Al Muhajirin Sawangan Kabupaten Magelang. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat : 1. Manfaat Teoristik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan berkaitan dengan pengembangan kurikulum full day school di SDIT. Penelitian ini juga digunakan, sebagai bahan masukan untuk penelitian terkait atau bahan perbandingan dalam penelitian sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi kepala sekolah dapat merancang strategi pengembangan kurikulum, karena startegi pengembangan kurikulum sangat diperlukan dalam memajukan pendidikan terutama di SDIT Al Muhajirin Sawangan Kabupaten Magelang. b. Bagi guru dapat memberi pengetahuan tentang bagaimana cara yang tepat dalam mengembangkan kurikulum yang ada di SDIT Al Muhajirin Sawangan Kabupaten Magelang. c. Bagi yayasan dapat membuat peningkatan kualitas pendidikan sekolah dengan senantiasa melakukan pengembangan kurikulum 10

sesuai dengan kebutuhan dan tujuan didirikannya SDIT Al Muhajirin Sawangan Kabupaten Magelang. d. Bagi Dinas Pendidikan yang ada di Kabupaten Magelang, dapat merangsang untuk senantiasa mengembangkan kurikulum yang diberikan Dinas Pendidikan Pusat sesuai dengan budaya dan daerah Kabupaten Magelang E. Daftar Istilah Pengembangan : proses, cara, perbuatan mengembangkan secara bertahap dan teratur yg menjurus ke sasaran yg dikehendaki Kurikulum : seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan Full Day School : program sekolah dimana proses pembelajaran dilaksanakan sehari penuh di sekolah Implementasi : suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci 11

Evaluasi Kurikulum : merupakan suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseluruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun lingkup mikro (actual curriculum) dalam bentuk pembelajaran SDIT : Sekolah Dasar Islam yang memadukan kurikulum mata pelajaran umum dan agama 12