III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November di perairan Pulau Kelagian, Provinsi Lampung.

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE KERJA. A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan pengambilan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di perairan Pulau Penjaliran Timur, Kepulauan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung,

III. METODE PENELITIAN. zona intertidal pantai Wediombo, Gunungkidul Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

memiliki karakteristik topografi yang berbeda. Penelitian ini dilakukan selama enam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

METODE KERJA. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juli sampai dengan Bulan Oktober Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan kegiatan penelitian ini berlangsung selama 2 bulan dihitung

3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan dari bulan Juni Juli 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan metode

3. METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN. Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara,

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo pada bulan Mei sampai Juli

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Youth Camp Tahura WAR pada bulan Maret sampai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2014 di Desa Kibang Pacing. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang.

III. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penelitian dan pengambilan sampel di Pulau Pramuka

3. METODE. Tabel 1 Posisi geografis stasiun penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Tambak Cibalong (Sumber : Google Earth)

BAB III METODE PENELITIAN

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN (Seagrass) DI PERAIRAN PANTAI KAMPUNG ISENEBUAI DAN YARIARI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

LAPORAN REEF CHECK DI PERAIRAN KRUENG RAYA DAN UJONG PANCU ACEH BESAR DI SUSUN OLEH

3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di habitat lamun Pulau Sapudi, Kabupaten

3. METODOLOGI. Koordinat stasiun penelitian.

METODE SURVEI TERUMBU KARANG INDONESIA Oleh OFRI JOHAN, M.Si. *

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. kerapu macan ini berada di perairan sekitar Pulau Maitam, Kabupaten Pesawaran,

ANALISIS KESUKAAN HABITAT IKAN KARANG DI SEKITAR PULAU BATAM, KEPULAUAN RZAU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

PENUNTUN PELAKSANAAN MONITORING TERUMBU KARANG DENGAN METODE MANTA TOW

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2013

BAB III METODE PENELITIAN. secara langsung. Perameter yang diamati dalam penelitian adalah jenis-jenis

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : ASEP SOFIAN COG SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Geiar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2012 di Rawa Bujung Raman

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei. Penelitian survei yaitu

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

Korelasi Tutupan Terumbu Karang dengan Kelimpahan Relatif Ikan Famili Chaetodontidae di Perairan Pantai Pasir Putih, Situbondo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Modul Pelatihan Teknik Analisis Kuantitatif Data *

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB 2 BAHAN DAN METODA

KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada bulan September-Oktober 2012.

3 BAHAN DAN METODE. KAWASAN TITIK STASIUN SPOT PENYELAMAN 1 Deudap * 2 Lamteng * 3 Lapeng 4 Leun Balee 1* PULAU ACEH

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Penentuan Titik Sampling 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengambilan Contoh Air

BAB III METODOLOGI. Gambar 1. Peta Lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Desa Margasari

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif (Muhamad Ali, 1992). Jenis penelitian ini memberikan

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN BALAI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB 2 BAHAN DAN METODA

Indeks Keanekaragaman (H )

TEKNIK PENGUKURAN DAN ANALISIS KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG

Keputusan Kepala Badpedal No. 47 Tahun 2001 Tentang : Pedoman Pengukuran Kondisi Terumbu Karang

BAHAN DAN METODE. Posisi Penelitian Bujur Timur (BT) I Lintang Selatan (LS) 106' 34'. 647" 106' 34'. 892" 106' 34'. 09,l" 106' 33'.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Indeks Keanekaragaman ( H) dari Shannon-Wiener dan Indeks Nilai Penting

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November 2014 di perairan Pulau Kelagian, Provinsi Lampung. B. Alat dan Bahan 1. Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan dalam penelitian adalah peralatan SCUBA yang berfungsi sebagai alat bantu menyelam di dalam air untuk mengamati ikan selama kegiatan berlangsung. Satu unit GPS (Global Positioning System) digunakan untuk mendapatkan posisi titik pengambilan data. Data sheet digunakan untuk alat bantu mencatat jenis ikan. Wacth underwater berfungsi untuk menentukan waktu pengambilan data dan lama pengambilan data. Underwater camera digunakan untuk dokumentasi jenis biota laut yang ada saat pengamatan dan sebagai alat untuk koleksi data. Pipet tetes untuk memindahkan sampel, Sachi Disk digunakan untuk mengukur kecerahan, termometer pengukuran suhu, Refraktometer untuk mengukur salinitas perairan, ph stick untuk mengukur ph, planktonet nomor 25 untuk mengambil sampel plankton, botol film sebagai wadah sampel air, mikroskop untuk mengamati sampel

18 plankton, dan buku identifikasi ikan dan plankton untuk identifikasi data. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel air laut pada 3 titik dengan kedalaman sampel masing-masing di permukaan laut, kedalaman 5 meter, dan 10 meter. C. Metode Kerja 1. Pengambilan Data Ikan Karang a. Metode Manta Tow Metode ini digunakan untuk penentuan titik sampling, metode manta tow adalah pengamatan langsung di atas permukaan air yang ditarik secara perlahan menggunakan rubber boat yang dilengkapi dengan alat snorkeling ( yaitu masker, snorkel, serta fins). Metode ini digunakan untuk koleksi data dan pengamatan ikan karang sepanjang jalur transek. Pengamatan secara umum dilakukan untuk menentukan lokasi yang mewakili kondisi terumbu karang yang sama dalam hal karateristik secara fisik, kemiringan, serta tutupan karangnya. b. Metode Underwater Visual Cencus Metode ini digunakan untuk pengamatan dan koleksi jenis data ikan karang pada titik pengamatan. Pengamatan secara umum diusahakan lokasi yang dapat mewakili jenis ikan karang yang ada. Lokasi yang dipilih dalam hal karateristik secara fisik semuanya harus sama. Pengamatan dan pengambilan data dilakukan dengan SCUBA berdiam

19 diri pada satu titik transek yang diamati, dan berpindah pada titik pengamatan berikutnya dalam waktu 5 menit pada kedalaman yang berbeda yaitu 5 meter dan 10 meter (Salmoilys, 1997). 2. Pengambilan Data Plankton Metode pengambilan sampel plankton dilakukan pada 3 titik dengan 3 kedalaman yang berbeda yaitu 0 meter, 5 meter, dan 10 meter dengan cara pengambilan sampel air pada setiap kedalaman menggunakan botol sebanyak 2 liter dengan menggunakan distribusi vertikal yang diambil sampel pada pukul 09.00 WIB kemudian sampel dituangkan kedalam planktonet nomor 25 lalu disimpan dalam botol film yang diberi formalin 4%. D. Prosedur Kerja 1. Penentuan Lokasi Pengamatan Penentuan lokasi dilakukan dengan metode manta tow yaitu pengamatan langsung dengan menggunakan alat snorkeling di atas permukaan air yang digunakan sebagai acuan untuk penentuan stasiun penelitian. Dari hasil survei permukaan dengan manta tow ditentukan 3 titik (stasiun) penelitian ikan karang. Stasiun penelitian ikan karang adalah di daerah ekosistem terumbu karang yang memiliki kontur pantai dan keadaan ekosistem terumbu karang di daerah tersebut.

20 2. Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan dengan cara menyelam kedalam perairan dan mencatat jenis-jenis ikan karang yang ada serta mengambil sampel plankton menggunakan botol dengan volume 2 liter. Jenis-jenis ikan diidentifikasi berdasarkan pedoman yang telah baku sesuai dengan panduan buku identifikasi ikan karang (Lieske dan Myers, 2001). Pengamatan juga dibantu melalui koleksi data ikan karang dengan menggunakan underwater camera sebagai alat dokumentasi. 3. Analisis Data a. Ikan Karang Hasil pengamatan dan hasil dari dokumentasi yang diperoleh diidentifikasi menggunakan buku panduan pengamatan ikan karang (Lieske dan Myers, 2001). Hasil identifikasi tersebut digunakan untuk menentukan nama spesies ikan karang yang diperoleh. Komposisi spesies ikan karang merupakan gambaran kekayaan ikan karang yang terdapat di ekosisitem tersebut. Dalam perhitungan komposisi perstasiun, pengamatan dihitung dalam bentuk persentase (%) sebagai proporsi spesies ikan yang ada, yang ditentukan menggunakan persamaan sebagai berikut : Komposisi ikan karang (%) = x 100%

21 Ikan karang memiliki kriteria yang dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Sedikit, apabila jumlah individu ikan sepanjang transek kurang dari 25 ekor ikan. 2. Banyak, apabila jumlah individu ikan sepanjang transek antara 25-50 ekor ikan. 3. Melimpah, apabila jumlah individu ikan sepanjang transek lebih dari 50 ekor ikan (Anna dan Djuariah, 2004). Menurut Dahl (1981), kondisi terumbu karang dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Kondisi rusak, jika persentase tutupan terumbu karang hidup sebesar 0-30% dalam suatu perairan. 2. Kondisi sedang, jika persentase tutupan terumbu karang hidup sebesar 30-51% dalam suatu perairan. 3. Kondisi baik, jika persentase tutupan terumbu karang hidup sebesar 51-75% dalam suatu perairan. 4. Kondisi sangat baik, jika persentase tutupan terumbu karang hidup sebesar 75-100% dalam suatu perairan. b. Plankton Untuk menghitung kemelimpahan plankton dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H ), indeks dominansi (C), dan indeks keseragaman (E) sebagai berikut:

22 b.1. Indeks Keanekaragaman (H ) H = ( ) Keterangan: H' S Pi : Indeks keanekaragaman Shannon Wiener : Jumlah spesies plankton : Perbandingan plankton spesies ke-i (n,) Kisaran total Indeks Keanekaragaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Wilhm dan Dorris(1968) dalam Mason (1981)): H < 2,3026 : Keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas rendah 2,3026 < H < 6,9078 : Keanekaragaman dan kestabilan komunitas sedang H > 6,9078 : Keanekaragaman tinggi dan kestabilan komunitas tinggi b.2. Indeks Dominansi (C) Untuk melihat dominansi plankton digunakan indeks dominansi Simpson (Odum, 1971) sebagai berikut: C = ( ) Keterangan : C s pi : Indeks dominansi Shannon-Wiener : Jumlah spesies plankton : Perbandingan jumlah plankton spesies ke-i (n) terhadap jumlah total plankton (N) : n/n

23 Kisaran nilai indeks dominansi adalah sebagai berikut: 0,00 < C < 0,30 : Dominansi rendah 0,30 < C < 0,60 : Dominansi sedang 0,60 < C < 1,00 : Dominansi tinggi b.3. Indeks Keseragaman (E) Indeks keseragaman dihitung dengan rumus sebagai berikut : E = H / H max Indeks Keseragaman memiliki nilai berkisar antara 0-1. Apabila nilai mendekati 1 maka sebaran individu antar jenis merata. Jika nilai E mendekati 0 maka sebaran individu antar jenis tidak merata atau ada jenis tertentu yang dominan. c. Korelasi Antara Kelimpahan Plankton dan Ikan Karang Untuk menghitung koreasi antara Kelimpahan Plankton dan Ikan Karang dengan menggunakan program Excel microsoft office 2007, dengan mencari nilai r (regresi).