Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan Inisiasi Menyusu Dini dengan Tehnik Bidan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

Sugiarti dan Vera Talumepa

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya

GAMBARAN PARITAS DAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI BPM HUSNIYATI PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Inisiasi Menyusui Dini. bayi dan kulit ibu. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu, setelah puting

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang merupakan langkah wajib pada

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO), data statistik. menyatakan bahwa Neonatal Mortality Rate Indonesia pada tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PENINGKATAN SUHU TUBUH BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI PUJI LESTARI MAWUNG TRUCUK

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

BAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi terutama di negara berkembang. Diantara kematian pada anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

Nisa khoiriah INTISARI

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI BPM HJ. A BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI. ASI mengikuti pola pertumbuhan dan kebutuhan bayi untuk proses

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. IBU Surakarta, yang dikumpulkan pada tanggal November 2013,

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi dengan ibunya, setidaknya selama 1 jam segera setelah lahir (Roesli,2011).

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KECEPATAN KELUARNYA ASI PADA IBU POST PARTUM DI BPS FIRDA TUBAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : MIRANTI OCTARINA

ANALISA HUBUNGAN PENGARUH CARA MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB 1 PENDAHULUAN. makan yang kurang tepat pada bayi dan anak, maka penting penerapan optimal

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RUANG MAWAR ABSTRAK

Lampiran 1. Surat Persetujuan resmi (Informed Concent)

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai

Transkripsi:

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung Wanda Redisa Lambertus 1 & Imelda Sianipar 1* 1 STIK Immanuel Bandung Abstrak Latar Belakang : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 pada seminar di Sumatera Barat menyatakan bahwa 40% dari 4,5 juta wanita yang melahirkan di Indonesia tidak mau menyusui bayinya dimana sebagai gantinya mereka memberikan susu formula.hasil penelitian menyebutkan bahwa Inisiasi Menyusu Dini dapat mencegah 22% kematian neonatal dan meningkatkan 2-8 kali lebih besar keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan populasi ibu hamil berjumlah 37 orang. Teknik pengumpulan sampel dilakukan dengan cara Total Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner kepada responden. Instrumen penelitian terdiri dari 25 pertanyaan. Hasil : Hasil penelitian menunjukan Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah kota bandung adalah sebagian besar berpengetahuan Cukup (70,27%), sedikit berpengetahuan Baik (29,73%) dan tidak ada berpengetahuan kurang (0%). Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu hamil sebagian besar dikategorikan cukup. Saran untuk BPS. Hj. Umah Kota Bandung untuk lebih meningkatkan penyuluhan tentang Inisiasi Menyusu Dini bagi ibu hamil. Kata kunci: Pengetahuan, Ibu Hamil, Inisiasi Menyusu Dini 447

Pendahuluan ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena ASI mampu memenuhi kebutuhan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Dari hasil penelitian yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2008, 576 bayi meninggal setiap harinya di Indonesia dan 24 bayi meninggal setiap satu jamnya di dunia. Kendala yang dihadapi dalam pemberian ASI adalah kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya IMD bagi bayi. Mengingat besarnya manfaat ASI bagi bayi, keluarga, masyarakat, dan negara maka perlu serangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus dalam bentuk Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI). Selama ini dukungan yang diberikan baik dari WHO maupun dari pemerintah terhadap peningkatan pemberian ASI sebenarnya telah memadai. Hal ini terbukti dengan adanya rekomendasi dari WHO dan UNICEF (2002) yang salah satunya adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada satu jam setelah kelahiran. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu merupakan suatu penelitian yang menggambarkan bagaimana Inisiasi Menyusu Dini Di BPS. Hj. Umah Kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil di BPS Hj. Umah Kota Bandung sebanyak 37 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan Total Sampling yaitu dimana pengambilan sampel dilakukan secara keseluruhan. Pengumpulan data diperoleh langsung dari responden dengan teknik wawancara menggunakan instrument kuisoner meliputi kuesioner yang mengukur pengetahuan ibu terhadap pengetahuannya terhadap pengertian IMD, manfaat IMD, penatalaksanaan IMD dan perilaku bayi saat IMD. Kuesioner terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliablitias yang kemudian digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil Penelitian Dari hasil pengumpulan dan pengolah data yang telah didapat dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil hasil akhir yang digambarkan dalam tabel berikut ini : 448

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini 1. Baik 11 29,73 2. Cukup 26 70,27 3. Kurang 0 0 Inisiasi Menyusu Dini. dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada kategori pengetahuan yang cukup tentang pengertian Inisiasi Menyusu Dini. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Pengertian Inisiasi Menyusu Dini 1. Baik 31 83,8 2. Cukup 2 5,41 3. Kurang 4 10,8 pengertian Inisiasi Menyusu Dini. dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden memiliki pengetahuan yang baik tentang pengertian Inisiasi Menyusu Dini. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Manfaat Inisiasi Menyusu Dini 1. Baik 32 86,5 2. Cukup 3 8,11 3. Kurang 2 5,41 manfaat Inisiasi Menyusu Dini. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden memiliki pengetahuan yang baik tentang manfaat Inisiasi Menyusu Dini. 449

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Penatalaksanaan Inisiasi Menyusu Dini 1. Baik 3 8,11 2. Cukup 30 81,1 3. Kurang 4 10,8 penatalaksanaan Inisiasi Menyusu Dini. dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden memiliki pengetahuan yang baik tentang penatalaksanaan Inisiasi Menyusu Dini. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Perilaku Bayi Pada Saat Melakukan Inisiasi Menyusu Dini 1. Baik 0 0 2. Cukup 9 24,3 3. Kurang 28 75,7 perilaku bayi pada saat Inisiasi Menyusu Dini. dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tidak ada seorangpun (0%) responden memiliki pengetahuan yang baik tentang perilaku bayi pada saat Inisiasi Menyusu Dini. Pembahasan Inisiasi Menyusu Dini adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri untuk dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit bayi dan ibu (Depkes RI, 2008). Setelah dilakukan penelitian pada 37 responden tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kecamatan Cidadap Kelurahan Ciumbuleuit Kota Bandung, didapatkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang pengertian Inisiasi Menyusu Dini dengan hasil 83.8%. Pengetahuan ibu hamil tentang pengertian Inisiasi Menyusu Dini termasuk kedalam kategori baik, hasil wawancara dengan sebagian besar responden dapat disimpulakan bahwa responden mengetahui secara baik tentang pengertian dari Inisiasi Menyusu Dini. 450

Pengetahuan ibu Manfaat yang akan didapat dari Inisiasi Menyusu Dini diantaranya adalah saat terbaik memberi stimulus pada otak bayi, penyempurnaan fungsi neurologis lebih optimal, ikatan batin ibu dan anak akan terjalin dengan kuat, mencegah perdarahan pada ibu (Budiasih, 2006). Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 37 responden didapatkan bahwa pengetahuan ibu hamil khususnya tentang manfaat Inisiasi Menyusu Dini dapat dikategorikan baik dengan hasil 86.5%. Penatalaksanaan Inisiasi Menyusu Dini adalah segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat, letakan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi yang bersentuhan langsung ke kulit ibu. Biarkan kontak kulit ini berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih, bahkan sampai bayi dapat menyusu sendiri apabila sebelumnya tidak berhasil. Bayi diberi topi dan selimuti. Ayah atau keluarga dapat memberi dukungan dan membantu selama proses ini. Ibu diberi dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk menyusu, menolong bayi bila diperlukan.(utami, 2008). Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 37 responden didapatkan bahwa inisiasi menyusu dini khususnya tentang penatalaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dapat dikategorikan cukup dengan hasil 81,1%. Perilaku bayi pada saat melakukan Inisiasi Menyusu Dini dibagi menjadi 5 tahapan dimana pada 30 menit pertama bayi diam tidak bergerak. Sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Setelah 30-40 menit pertama bayi akan mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium dan merasakan cairan ketuban yang ditangannya. Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Lalu bayi akan mengeluarkan air liur saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya bayi mulai mengeluarkan air liurnya. Setelah itu bayi mulai bergerak ke arah payudara, areola sebagai sasaran dengan kaki menekan perut ibu. Bayi menjilat-jilati kulit ibunya, menghentak-hentakkan kepala kedada ibu, menoleh ke kanan dan kiri serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangannya. Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar dan melekat dengan baik.(utami, 2008). Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 37 responden didapatkan bahwa inisiasi menyusu dini khususnya tentang perilaku bayi pada saat melakukan Inisiasi Menyusu Dini dikategorikan kurang dengan hasil 75,7%. Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa ibu hamil dikategorikan berpengetahuan kurang. Setelah dilakukan penelitian pada 37 responden tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kecamatan Cidadap Kelurahan Ciumbuleuit Kota Bandung, didapatkan bahwa secara umum 451

pengertian Inisiasi Menyusu Dini dengan hasil 70,27% berada pada kategori cukup. Peneliti mengambil kesimpulan pengetahuan ibu hamil yang kurang mengenai perilaku bayi pada saat Inisiasi Menyusu Dini menimbulkan banyak ibu hamil yang tidak bersedia dilakukan proses Inisiasi Menyusu Dini pada saat persalinan. Menurut Notoatmodjo (2007), meningkatnya pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi, kebiasaan dan membentuk kepercayaan seseorang. Selain itu pengetahuan merubah sikap seseorang terhadap hal tertentu. Dari hasil wawancara lapangan yang dilakukan oleh peneliti, banyak ibu yang mengatakan takut pada saat bayinya terdiam dengan waktu yang sedikit lama tanpa melakukan gerakan apapun diatas perut ibu pada saat IMD, padahal itu adalah hal yang normal karena pada menit-menit pertama perilaku bayi pada saat IMD memang terdiam diatas perut ibu tanpa melakukan gerakan. Mungkin untuk tenaga kesehatan sendiri harus dapat memberikan pemaham yang lebih tentang perilaku bayi pada saat IMD agar ibu tahu bahwa perilaku bayi mana yang normal dan tidak norma agar ibu mau melakukan proses IMD. Notoadmodjo dalam teorinya mengatakan semakin tinggi pendidikan yang ditempuh seseorang, maka semakin baik dan luas pengetahuan dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang rendah. Begitu juga semakin tinggi pula motivasi untuk mengetahui halhal baru dan semakin tinggi pula pengetahuan untuk menganalisa dan memilih sesuatu baik yang menguntungkan ataupun merugikan. Menurut Andrianny (2005) pengalaman ibu dalam kehamilan, persalinan dan merawat anak berpengaruh terhadap pengetahuannya mengenai IMD dan ASI Eksklusif. Menurut Nagy (2001) menjelaskan temuannya dalam penelitian yang dilakukan di prancis, bahwa pengalaman Inisiasi dan lamanya menyusui pada anak kedua secara signifikan berhubungan dengan pengalaman pada anaka pertama. Ibu yang pernah melahrkan dan melakukan kontak kulit kemudian menyusui mempunyai pengalaman tersendiri dalam menghadapi masalah, sedanglan bagi ibu yang pertama kali melahirkan banyak sekali menemukan masalah dalam prakteknya. Simpulan 1. Hampir seluruh responden memiliki Pengetahuan tentang pengertian Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah kota Bandung berada dalam kategori baik. 2. Hampir seluruh responden memiliki Pengetahuan tentang manfaat Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah kota Bandung berada dalam kategori baik 452

3. Hampir seluruh responden memiliki Pengetahuan tentang penatalaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah kota Bandung berada dalam kategori baik 4. Tidak ada seorangpun responden memiliki Pengetahuan tentang perilaku bayi saat dilakukan Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah kota Bandung berada dalam kategori baik 5. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang IMD di BPS Hj. Umah kota Bandung berada dalam kategori cukup. Saran Diharapkan bidan dapat meningkatkan promosi kesehatan khususnya dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini. Sehingga ibu hamil pada saat bersalin mau untuk dilakukan proses Inisiasi Menyusu Dini pada bayinya. Promosi kesehatan dapat berupa pemberian konseling dengan menggunakan lembar balik, melakukan penyuluhan atau pembagian leaflet. DAFTAR PUSTAKA Andriani, Enny, 2005, Potret Ketertinggalan SDM Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta Baskoro, Anton. 2008. ASI panduan praktis bagi ibu menyusui. Bandung : Banyu Media Budiasih, K. 2006. Handbook Ibu Menyusui. Yogyakarta: Hayati Qualita Departemen Kesehatan RI. 2005. Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan RI Departemen Kesehatan RI. 2008. Pelatihan Klinik Asuhn Persalinan Normal, Jakarta : DEPKES RI Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo. (2003). pengantar ilmu kesehatan dan ilmu perilaku kesehatan, jakarta: rineka cipta Notoatmodjo. (2005). promosi kesehatan, teori dan aplikasinya, jakarta : rineka cipta Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Bandung: Salemba Medika Utami. 2003. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwijaya 453

Utami. 2005. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta : Puspa Swara Utami. 2008. IMD Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda 454