BAB I PENDAHULUAN. dalam kandungan, pada keadaan ini Free thyroxine (FT4) yang merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada bayi baru lahir. Hal ini dapat terjadi karena janin kekurangan hormon

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia.

PENDAHULUAN Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) galur Spargue

BAB III METODE PENELITIAN. design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan post test and controlled group design terhadap hewan uji. Postest untuk

Apa yang dimaksud dengan Yodium?

BAB I PENDAHULUAN. namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan tikus putih Sprague Dawley yang belum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ancaman global untuk kesehatan dan perkembangan di seluruh dunia, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan. masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERKEMBANGANN SITUASI GAKI DAN GARAM BERIODIUM DI KABUPATEN TRENGGALEK SAMPAI DENGAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang masih ada di Indonesia adalah Hipotiroid.

BAB I PENDAHULUAN. GAKY merupakan masalah kesehatan yang telah mendunia. Organisasi. Kesehatan Sedunia (2007), menyatakan GAKY merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan pangan pada tingkat nasional, regional, maupun rumah tangga. Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi. Gangguan Akibat

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan (disgenesis) atau dyshomonogesis kelenjar tiroid yang terjadi

Diagnosis dan Tata Laksana Hipotiroid Kongenital

BAB 1 PENDAHULUAN. Tetrajodotyronin (T4) yang terakhir disebut juga tiroksin (Sediaoetama,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi menurunkan tingkat kecerdasan atau biasa disebut Intelligence Quotient

PENDAHULAUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kecerdasan terutama pada anak-anak (Arisman, 2004). Gangguan

I. PENDAHULUAN. cerdas, dan produktif (Adisasmito, 2010). Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat salah satunya melalui prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi masyarakat merupakan salah satu. masalah yang sering dialami oleh negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia. Pertama, kurang energi dan protein yang. kondisinya biasa disebut gizi kurang atau gizi buruk.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HIPOTIROID KONGENITAL

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Program Keluarga Berencana adalah perawatan. kesehatan utama yang sesuai untuk kaum ibu dalam masa

BAB I PENDAHULUAN. Gadjah Mada University Press, 2007), hlm Abdul Rohman dan Sumantri, Analisis Makanan, (Yogyakarta:

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Hormon tiroid disintesis dan disekresi oleh kelenjar tiroid, sintesis dan sekresi

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (tiga) Kesehatan Bidang Gizi

BAB I PENDAHULUAN. kebersihan rumah tangga dan lingkungan, serta meningkatnya pendapatan dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi suplemen secara teratur 2. Sementara itu, lebih dari setengah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

MODUL PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM UNTUK ANAK SD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun

Pembangunan nasional dibidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada

HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. satu masalah gizi yang ada di Indonesia. Data Riskesdas menyusui, wanita usia subur (WUS) dan anak umur 6-12 tahun.

IV. METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari tiga masalah gizi utama di Indonesia. GAKY merupakan masalah. kelenjar gondok, kekurangan yodium dapat mempengaruhi kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. wanita hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan. menghambat pembangunan (Depkes RI, 2005 ).

Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA DIVISI ENDOKRINOLOGI ANAK FKUSU / RSHAM

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi di Indonesia, terutama KEP masih lebih tinggi dari pada negara ASEAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu atau beberapa zat gizi tidak terpenuhi, atau zat-zat gizi tersebut hilang dalam jumlah besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. mewujudkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sehat,

HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. individu di seluruh dunia diperkirakan mengalami kekurangan yodium, dengan 285

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu aset sumber daya manusia di masa depan yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB I PENDAHULUAN. fisik. Pertumbuhan anak pada usia balita sangat pesat sehingga memerlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sembab dan sering kali tuli mutisme. Hormon tiroid, tiroksin, merupakan hormon

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipotiroid kongenital merupakan kekurangan hormon tiroid sejak dalam kandungan, pada keadaan ini Free thyroxine (FT4) yang merupakan hormon tiroid bebas menurun yakni < 0,8 ng/dl (Rustama, 2003). Kejadian hipotiroid di seluruh dunia prevalensinya mendekati 1:3.000. Prevalensi di Asia Timur saat ini bervariasi dari 1:1.000 sampai 1:6.467, sehingga bila dilihat dari jumlah penduduk maka bayi dengan hipotiroid kongenital yang lahir tiap tahun mendekati 40.000. Angka kejadian hipotiroid kongenital di Indonesia dengan angka kelahiran sekitar 5 juta per tahun, diperkirakan sebanyak 1.765 sampai 3.200 bayi dengan hipotiroid kongenital dan 966 sampai 3.200 bayi dengan hipotiroid kongenital transien karena kekurangan iodium, lahir setiap tahunnya (Crisostomacleo, 2008) Kekurangan asupan iodium yang berat merupakan penyebab utama terjadinya gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI). Mengacu pada besaran masalah yang ada, Indonesia diperkirakan telah mengalami penurunan tingkat kecerdasan sebesar 140 juta Intelligence quotient (IQ) point akibat GAKI. Kretin merupakan akibat 13 lanjut dari kekurangan iodium sejak dalam kandungan. Setiap penderita kretin mengalami defisit sebesar 50 IQ point. Apabila dijumpai 1-10% penderita kretin dipopulasi, maka diperkirakan ada 5-30% anak-anak yang mengalami kerusakan sebagian otaknya sehingga 1

2 tidak dapat berfungsi optimal, dan 30-70% penduduk didaerah tersebut lemah dan tidak produktif karena hipotiroid (Samsudin, 2014). Di Indonesia hipotiroid kongenital adalah penyakit yang sering ditemukan. Kunci pengobatan dan penatalaksanaan hipotiroid kongenital adalah dengan deteksi dini dan pengobatan sebelum anak berusia 1-3 bulan. Hipotiroid kongenital sangat jarang memperlihatkan gejala pada awal kehidupan. Bila gejala klinis sudah nampak, berarti ada keterlambatan penanganan. Data yang dikumpulkan oleh Unit Koordinasi Kerja Endokrinologi Anak dari beberapa rumah sakit di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Palembang, Medan, Banjarmasin, Solo, Surabaya, Malang, Denpasar, Makassar, dan Manado, ditemukan 595 kasus hipotiroid kongenital yang ditangani selama tahun 2010. Sebagian besar kasus ini terlambat didiagnosis sehingga mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan motorik serta gangguan intelektual (Kemenkes, 2012). Hipotiroid kongenital merupakan salah satu penyebab disabilitas intelektual yang sebenarnya dapat dilakukan upaya preventif melalui diagnosis dini, kemudian diberikan terapi dengan levo-tiroksin (L-T4). Diagnosis dini tersebut dapat melalui skrining hipotiroid kongenital (SHK). Akan tetapi skrining tersebut belum menjadi program rutin pemerintah sehingga mengakibatkan kasus hipotiroid kongenital belum banyak dapat dikelola dengan baik (Wirawan et al., 2013). Selain itu, banyak zat yang terbuang melalui urin sesaat setelah levotiroksin ini dikonsumsi (Latinulu, 2002). Keadaan ini diduga memperpendek masa proteksi.

3 Oleh karena terapi pengganti levotiroksin belum efektif, dan mengingat sebagian besar kejadian hipotiroid di Indonesia disebabkan kekurangan iodium, maka pemberian makanan yang mengandung banyak iodium perlu digalakkan. Peningkatan efektifitas iodium lebih tinggi bila diberikan bersama-sama dengan zat gizi mikro tertentu sehingga meningkatkan FT4 lebih baik dibandingkan dengan pemberian zat gizi mikro tunggal (Sattarzadeh, 2009). Asam amino esensial, yakni fenilalanin yang merupakan prekursor tirosin dapat membantu proses pembentukan FT4 (Edison, 2009). Salah satu sumber iodium dan asam amino esensial adalah ikan kembung, oleh karena itu penelitian tentang manfaat pemberian ikan kembung yang mengandung banyak iodium dan asam amino esensial perlu dilakukan. Bagi masyarakat muslim, status kehalalan ikan sudah tidak diragukan lagi, sebagaimana firman Allah dalam surat al-maidah ayat 96:3 Artinya: Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. dan

4 bertakwalah kepada Allah yang kepada-nyalah kamu akan dikumpulkan. (QS. Al-Maidah: 96) Ikan kembung memiliki kandungan yodium mencapai 83 μg/100 g ikan dan asam amino esensial mencapai 22 μg /100 g (Yempita, 2002). Pentingnya konsumsi ikan kembung yang tinggi, akan dapat meningkatkan kadar FT4. Ikan kembung dipilih sebagai bahan baku, karena ikan kembung memiliki rasa yang enak, mudah diperoleh, harganya terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dan kandungan proteinnya cukup tinggi (Eddy et al., 2001). B. Rumusan Masalah Apakah pemberian suplemen ikan kembung dapat meningkatkan kadar FT4 serum pada tikus putih hipotiroid kongenital? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian suplemen ikan kembung yang mendapat terapi tiroksin dan tidak, terhadap kadar FT4 serum pada tikus hipotiroid kongenital. Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. Mengetahui dan mengkaji kadar FT4 serum pada tikus normal. 2. Mengetahui dan mengkaji kadar FT4 serum pada tikus hipotiroid kongenital.

5 3. Mengetahui dan mengkaji kadar FT4 serum pada tikus hipotiroid kongenital yang diberi terapi tiroksin. 4. Mengetahui dan mengkaji kadar FT4 serum pada tikus hipotiroid kongenital yang diberi suplemen ikan kembung. 5. Mengetahui perbedaan kadar FT4 serum pada tikus normal dan tikus hipotiroid kongenital yang mendapatkan atau tidak mendapatkan terapi tiroksin dan mendapatkan atau tidak mendapatkan suplemen ikan kembung.. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini nantinya diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai tatalaksana hipotiroid kongenital. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memasukkan dan merealisasikan suplemen ikan kembung sebagai alternatif dan tatalaksana tambahan selain terapi farmakologis dengan tiroksin, sehingga nantinya diharapkan bermanfaat dan dapat meningkatkan kualitas hidup khususnya bagi mereka penderita hipotiroid kongenital. E. Keaslian Penelitian Sampai saat ini penelitian terkait terapi hipotiroid kongenital yang dilakukan oleh Adi wirawan, Bali 2013 dengan judul Tumbuh Kembang Anak Hipotyroid Kongenital yang Diterapi Dini dengan L-T4 Tiroksin dan

6 Dosis Tinggi. Metode penelitian ini menggunakan seluruh sampel bayi yang menderita hipotiroid kongenital di rumah sakit umum karangasem. Pada penelitian ini hasilnya adalah pemberian dosis L-T4 tinggi dapat memperbaiki eutiroid lebih cepat dibanding dengan dosis standar. Perbedaan pada penelitian ini adalah perlakuan yang dan variabel penelitian yang digunakan. Penelitian lain terkait hipotiroid kongenital yang dilakukan oleh Laeli Anggraeni, 2015 dengan judul Efek Aktivitas Jalan Cepat Dan Terapi Tiroksin Terhadap Kadar FT4 Serum Tikus Hipotiroid Kongenital Pada Masa Pertumbuhan. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental dengan desain kelompok kontrol dan postes. Hasil penelitian ini adalah Jalan cepat meningkatkan kadar FT4 yang sama dengan kelompok kontrol maupun tiroksin. Perbedaan penelitian ini terdapat pada perlakuan yang diberikan. Puspitasari, 2015, Efek Aktifitas Jalan Cepat dan Terapi Tiroksin terhadap Memori Spasial Tikus Hipotiroid Kongenital pada Masa Pertumbuhan. Desain penelitian ini adalah experimental dengan Posttest Control Group Design. Hipotiroid kongenital diperoleh dari induknya (usia 4-5 bulan) dengan diinduksi propiltiourasil (PTU) dosis 0,1 gr/l. Subjek dibagi dalam 4 kelompok yaitu, kelompok konrol, kelompok hipotiroid tanpa latihan, kelompok hipotiroid dengan latihan jalan cepat, serta kelompok hipotiroid dengan terapi tiroksin, olahraga jalan cepat dan terapi tiroksin cenderung memperbaiki memori spasial pada anak tikus hipotiroid

7 kongenital. Perbedaan dari penelitian ini adalah dari segi bahan, tempat dan jumlah sampel dan kelompok penelitian.