BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam (makanan, dibuang melalui urin atau asam empedu.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2-5% dari berat badan pada orang dewasa normal yang terletak pada kwadran

BAB I PENDAHULUAN. Parasetamol atau asetaminofen atau N-asetil-p-aminofenol merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. senyawa kimia N-asetil-p-aminofenol yang termasuk dalam nonsteroid antiinflamatory

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

BAB I PENDAHULUAN. untuk menelitinya lebih jauh adalah Coriolus versicolor.

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk

1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

thiobarbituric acid (TBA) tidak spesifik untuk MDA (Montuschi et al., 2004; Singh, 2006; Rahman et al., 2012). Isoprostan (IsoPs) adalah

BAB I PENDAHULUAN. muskuloskeletal, serta gangguan nyeri lain seperti sakit kepala, dysmenorrhea,

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS. goreng terbagi menjadi Minyak dengan asam lemak jenuh (saturated fatty acids)

BAB 1 PENDAHULUAN. Jejas hati imbas obat (drug-induced liver injury; DILI) atau biasa dikenal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang yang masing-masing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam memproduksi daging. Mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter. Hati manusia mengandung sampai lobulus.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 5 PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan dilakukan pada masing-masing variabel meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS III-1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang meliputi persentase hepatosit normal, pembengkakan hepatosit, hidropik,

DiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam proses memasak. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. parasetamol diketahui sejak sekitar tahun peningkatan radikal oksigen, pembentukan radikal peroksinitrit, pelepasan enzim

BAB 1 PENDAHULUAN. dan berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 6 PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan tikus Wistar sebagai hewan coba. Mekanisme dasar

BAB I PENDAHULUAN. berat badan, dan sindrom restoran Cina, pada sebagian orang. 2, 3

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan sel, dan menjadi penyebab dari berbagai keadaan patologik. Oksidan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. imunologi sel. Sel hati (hepatosit) mempunyai kemampuan regenerasi yang cepat,

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi sebesar 9,33 liter/kapita/tahun pada tahun Makanan

BAB I PENDAHULUAN. macam, mulai dari virus, bakteri, jamur, parasit sampai dengan obat-obatan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merah kecoklatan yang memiliki berat sekitar 1,4 kg atau sekitar 2,5% dari massa

RINGKASAN. commit to user

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

BAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk

I. PENDAHULUAN. prevalensi tuberkulosis tertinggi ke-5 di dunia setelah Bangladesh, China,

BIOTRANSFORMASI TOKSIKAN

I. PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. LAIs. Golongan antipsikotik tipikal adalah antidopaminergik yang bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat bervariasi dan begitu populer di kalangan masyarakat. Kafein

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Berdasarkan intensitasnya, nyeri

PENGANTAR FARMAKOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang para ahli tidak henti-hentinya meneliti mekanisme kerja dari obat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia (global epidemic). World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyaring dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme juga zat-zat toksik

VITAMIN E (α - TOKOFEROL) Dr. Inge Permadhi MS

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat

BAB I PENDAHULUAN. Deksametason merupakan salah satu obat golongan glukokortikoid sintetik

EFEK VITAMIN-E TERHADAP KADAR ALKALI PHOSPHATASE SERUM PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERIKAN PARACETAMOL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh Jus Noni terhadap Jumlah Total Leukosit. kontrol mempunyai rata-rata 4,7x10 3 /mm 3, sedangkan pada kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tikus putih yang memiliki nama ilmiah Ratus novergicus adalah hewan

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) banyak digunakan oleh ibu rumah. tangga dan industri makanan sebagai penyedap rasa seperti halnya garam,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

menghilangkan kesadaran. Berdasarkan kerja farmakologinya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari.

EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

Oleh : Tanti Azizah Sujono Hidayah Karuniawati Agustin Cahyaningrum

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 tahun 2012 tentang Bahan

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemberian OAT fase awal di BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat. Melakukan aktivitas fisik merupakan salah satu treatment dari

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahaya dari logam berat tersebut ditunjukan oleh sifat fisik dan kimia.

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. banyak dilakukan oleh kelompok umur lansia (Supardi dan Susyanty, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. lokasinya dan kapsulnya yang tipis Glisson capsule. Cedera organ hepar

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Drug Induced Liver Injury Tubuh manusia secara konstan dan terus menerus selalu menerima zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam (makanan, lingkungan) ataupun dari hasil sintesis di dalam tubuh manusia. Banyak dari zat-zat ini bersifat berbahaya. Hepar, dengan kemampuan biotransformasinya, mampu mengubah zat-zat berbahaya tersebut menjadi bentuk yang non toksik dan lebih polar, sehingga lebih mudah untuk dibuang melalui urin atau asam empedu. 8 Meskipun hepar memiliki kemampuan untuk menurunkan toksisitas berbagai zat dan obat-obatan, terkadang proses metabolisme di dalam hepar justru mengubah suatu zat atau obat-obatan menjadi lebih aktif, bahkan berbahaya. 9 Proses ini disebut sebagai bioaktivasi. Tidak jarang metabolit obat ini memiliki efek merusak hepar. Peristiwa ini biasa disebut sebagai drug induced liver injury. Drug induced liver injury adalah salah satu tantangan besar dalam dunia farmasi, karena ini adalah efek samping yang sering terjadi pada pasien. Pemberian obat tanpa memahami dengan baik farmakokinetiknya dapat berujung pada kerusakan hepar yang justru akan memperburuk kondisi pasien. Ada berbagai macam akibat dari drug induced liver injury. 8

9 Salah satu yang paling utama adalah hepatitis akut dan kolestasis. 10 Pada semua kasus hepatitis akut, selalu terjadi reaksi inflamasi. Reaksi inflamasi dapat terjadi di vena porta dan sering terjadi di lobulus hepar. Reaksi inflamasi yang terjadi pada hepatitis akut diyakini karena terjadinya nekrosis atau apoptosis dari hepatosit, karena kolestasis, atau bahkan keduanya. Kerusakan ini ditandai dengan adanya peningkatan aktivitas enzim alanine aminotransferase (ALT) atau disebut juga serum glutamate pyruvate transaminase (SGPT), enzim aspartate aminotransferase (AST) atau disebut juga serum glutamate oxaloacetate transaminase (SGOT), alkaline phosphatase (ALP), γ-glutamyl transferase (GGT), glutathione peroxidase (GPx), superoxide dismutase (SOD), catalase (Cat), lactate dehydrogenase (LDH), 5-nukleotidase, bilirubin, dan TBA-reacting substance (TBARS). 11 2.1.2 Alkaline Phosphatase (ALP) Alkaline phosphatase (ALP) merupakan enzim yang banyak ditemukan di hepar (isoenzim ALP-1) dan tulang (isoenzim ALP-2), serta sedikit diproduksi oleh sel-sel pada saluran pencernaan, plasenta, dan ginjal. 12 ALP sering digunakan untuk mendeteksi penyakit yang berhubungan dengan organ-organ tersebut.

Kadar ALP dalam darah sangat bervariasi tergantung dari jenis kelamin, usia, kehamilan, morfometrik tubuh, serta obat-obatan. 13,14 Peningkatan kadar ALP dapat terjadi antara lain karena : 1. Obat-obatan seperti glukokortikoid dan antikonvulsan. 15 2. Pengaruh usia. 15 Kadar ALP tertinggi terdapat pada bayi yang baru lahir, pada usia 10-11 tahun untuk anak perempuan dan 13-14 tahun untuk anak laki-laki. 14 3. Penyaki-penyakit seperti gangguan hepatobilier, hyperadrenocorticism, dan peningkatan aktivitas osteoblas. 15 2.1.3 Kerusakan Jaringan Hepar Akibat Parasetamol Acetaminophen atau Parasetamol adalah obat yang memiliki efek analgesik dan antipiretik. Pada dosis terapi, parasetamol dinyatakan aman sejauh dikonsumsi dalam jangka waktu normal. Absorbsi parasetamol dalam dosis terapi terjadi secara cepat dan sempurna. Bioavailabilitas sistemik dan paruh waktu dalam plasma kurang lebih sebesar 75% dan dalam waktu 1,5 hingga 2,5 jam. 16 Di dalam hepar, sebagian besar parasetamol ( + 90%) akan berkonjugasi dengan asam glukuronat dan sulfat. Sedangkan sisanya akan dimetabolisme oleh sitokrom P450 (CYP450) dan membentuk metabolit N-acetyl-p-benzo-quinone-imine (NAPQI) yang bersifat toksik. 2 Secara normal, NAPQI dapat didetoksikasi oleh glutathione. Akan tetapi dalam kondisi overdosis parasetamol, jumlah NAPQI yang berlebihan akan menyebabkan menipisnya jumlah glutathione. 17 Hal ini berakibat adanya 10

NAPQI yang tidak terdetoksikasi, dan akan berujung pada centrilobular hepatic necrosis. Overdosis parasetamol tidak hanya mengakibatkan kerusakan hepar karena jumlah NAPQI yang berlebihan. Overdosis parasetamol juga mengakibatkan peningkatan sintesis nitric oxide (NO). 18 NO dapat bereaksi dengan superoksida (O 2 - ) dalam tubuh untuk membentuk peroxynitrite. Peroxynitrite adalah jenis radikal bebas yang mampu menyerang berbagai sasaran biologis. 19 Secara normal, peroxynitrite dapat didetoksikasi oleh glutathione. 20 Tetapi dalam overdosis parasetamol, kadar glutathione menjadi sangat tipis. Hal ini mengakibatkan peroxynitrite menjadi sangat toksik. 21 2.1.4 Vitamin-E Sebagai Antioksidan Vitamin-E adalah antioksidan yang larut dalam lemak. Vitamin-E terdiri dari 4 grup tocopherol (α-tocopherol, β-tocopherol, γ-tocopherol, δ- tocopherol) dan 4 grup tocotrienol (α-tocotrienol, β-tocotrienol, γ- tocotrienol, δ-tocotrienol). 22 Tetapi dari 8 jenis Vitamin-E, hanya α- tocopherol yang dapat diterima oleh tubuh manusia. Vitamin-E adalah salah satu nutrisi esensial yang berperan dalam beberapa reaksi pada tubuh. Vitamin-E dapat diperoleh oleh tubuh dari berbagai jenis makanan seperti alpukat, blueberry, kelapa, minyak zaitun, asparagus, jagung, bayam, dan masih banyak lagi. 23 Vitamin-E memiliki kemampuan mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas dengan menetralkan radikal bebas sebelum mereka mampu 11

mengoksidasi lipid atau merusak DNA. Dengan demikian dapat meminimalisir reaksi peroksidasi lipid berantai. 24 α-tocopherol (α-toh) mampu menetralisir radikal peroksil (ROO ), yang merupakan hasil dari reaksi peroksidasi lipid, dengan memberikan atom hidrogennya sehingga membentuk hidroperoksid. Sedangkan sisanya, radikal tokoperoksil (α- TO ), akan berikatan dengan radikal peroksil lain untuk membentuk produk inaktif. 25 12

13