XI mengenai minatnya terhadap pelajaran kimia. Diantara sebagian siswa berpendapat bahwa kimia merupakan pelajaran yang kurang diminati serta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komputer merupakan produk kemajuan teknologi yang mampu. melakukan hal-hal yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia menurut Faizi (2013) adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Materi Koloid merupakan materi yang penting dalam suatu pembelajaran di sekolah dan sangat berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum 2013 (penjelasan pada Lampiran 1), yang didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan komputer akhir-akhir ini merambah hampir seluruh aspek

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN S LEARNING IN SCIENCE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2 siswa, diketahui kegiatan belajar mengajar fisika yang berlangsung dikelas hanya mencatat dan mengerjakan soal-soal, hal ini menyebabkan siswa kuran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

yang maksimal diperlukan suatu metode atau model pembelajaran yang tepat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau melatihkan keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TYPE JIGSAW DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) Nawir R MTs Negeri Model Palopo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepribadian manusia sangat bergantung pada pendidikan yang diperolehnya, baik dari lingkungan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pernapasan manusia adalah sistem organ yang terjadi dalam tubuh manusia. Pada materi ini siswa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi dari mata pelajaran kimia di SMA adalah untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Efektifitas Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan sikap manusia. Proses pendidikan dilakukan oleh siapapun, dimanapun,

I. PENDAHULUAN. kehidupan. Setyawati (2013:1) menyatakan bahwa peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Vol. 4, No. 1, Maret 2017 ISSN:

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya ilmu kimia merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang memegang peranan penting terhadap perkembangan dan kemajuan teknologi. Bidang studi ini banyak digunakan dalam kehidupan seharihari, seperti bahan makanan, minuman, pakaian bahkan industri. Melihat begitu pentingnya ilmu kimia dalam kehidupan manusia dan teknologi, para siswa perlu dibekali pengetahuan dan kemampuan kimia, agar mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang saat ini menjadi prioritas pembangunan. Namun disisi lain, ilmu kimia dapat dikategorikan ke dalam ilmu pengetahuan yang kompleks sehingga tidak jarang para siswa mengalami kesulitan saat mempelajarinya. Dalam mempelajari kimia, siswa memerlukan pengetahuan yang mendalam untuk memahami konsep-konsep yang ada di dalam pelajaran kimia. Siswa tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam berhitung tetapi juga dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menguasai konsep yang bersifat abstrak. Sifat keabstrakan inilah yang menjadi penyebab kesulitan siswa untuk memahami pelajaran kimia yang pada akhirnya mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Salah satu konsep yang dipelajari pada mata pelajaran kimia di kelas XI adalah sistem koloid. Dalam mempelajari sistem koloid, diperlukan kegiatan yang dapat membangun pengetahuan siswa bukan hanya sekedar hafalan semata. Siswa harus secara pribadi melakukan berbagai kegiatan yang melibatkan proses mentalnya seperti mengadakan pengamatan, melakukan percobaan, bersimulasi, dan memecahkan masalah terkait dengan materi yang sedang dipelajari. Dengan demikian kualitas tenaga pendidik akan sangat berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang dikelolanya terutama dalam mengajarkan siswa. Oleh karena itu sebelum melakukan penelitian, peneliti memperhatikan situasi, kondisi belajar dan melakukan observasi di tempat penelitian yaitu SMA N 6 Binjai pada bulan Januari 2015. Peneliti mewawancarai beberapa siswa kelas

2 XI mengenai minatnya terhadap pelajaran kimia. Diantara sebagian siswa berpendapat bahwa kimia merupakan pelajaran yang kurang diminati serta merupakan pelajaran yang sulit, karena siswa hanya mengandalkan hafalan rumus dan konsep saja. Selain itu peneliti juga menemukan bahwa laboratorium kurang difungsikan untuk kegiatan pembelajaran karena kegiatan pembelajaran hanya terbatas pada mencatat, latihan dan hafalan saja. Dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran yang diterapkan guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional. Menurut Sanjaya (2008), pembelajaran konvensional sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Selain itu, pembelajaran konvensional juga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun minat, kemampuan berpikir serta sikap ilmiahnya. Dari permasalahan yang ada, model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat menjadi salah satu alternatif dari sekian banyak model pembelajaran inovativ yang diterapkan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Astuti (2011) mengemukakan bahwa, dalam pembelajaran berbasis masalah (PBL), pembelajaran didasarkan pada struktur masalah yang nyata dengan kehidupan sehari-hari dan berkaitan dengan konsep-konsep kimia yang akan dibelajarkan. Semua informasi akan mereka kumpulkan melalui penelaahan materi ajar, eksperimen, ataupun melalui diskusi dengan temannya, untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Dengan cara ini, siswa dapat mengetahui mengapa mereka belajar dan dapat memahami setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar berlangsung. Selain itu, agar pembelajaran terlihat lebih menarik peneliti menggunakan media Animasi pada proses belajar. Media Animasi dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi. Dengan demikian, media Animasi dapat membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan. Penelitian sehubungan dengan Problem Based Learning (PBL) telah banyak dilakukan diantaranya Dewi (2013), meneliti upaya peningkatan interaksi sosial dan prestasi belajar siswa dengan Problem Based Learning pada pembelajaran

3 kimia pokok bahasan sistem koloid di SMA N 5 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem koloid sebesar 90,63%. Hasil penelitian lainnya dengan judul pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi redoks kelas X SMA Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014, menunjukkan bahwa PBL dapat meningkatkan persentase peserta didik yang mencapai KKM pada materi redoks sebesar 81,25% (Pratiwi, 2014). Penelitian lain dilakukan oleh Wasonowati (2014), dengan hasil penelitiannya mengenai penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran hukum-hukum dasar kimia ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014, menunjukkan bahwa PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa dengan persentase peningkatan berturut-turut adalah 78%; 81,24% dan 78,13%. Lebih lanjut penelitian mengenai media Animasi yang dilakukan oleh Widya (2012), dengan judul penelitian perbandingan penggunaan media video dan animasi terhadap hasil belajar dan minimalisasi miskonsepsi siswa tentang kultur jaringan di SMA Negeri 1 Lubukpakam, hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa media animasi dapat menurunkan miskonsepsi siswa terhadap materi yang diajarkan dengan persentase siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 29%. Berikutnya, hasil penelitan perbandingan hasil belajar dan aktivitas siswa menggunakan multimedia video animasi dengan media gambar charta pada materi sistem reproduksi manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 5 Binjai t.p. 2012/2013, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia video animasi mengalami peningkatan hasil belajar dengan rata-rata sebesar 76,86% (Noferi, 2013). Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan peneltian dengan judul: Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) dengan Media Animasi terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Materi Sistem Koloid di kelas XI IPA SMA Negeri 6 Binjai T. P. 2014/2015.

4 1.2. Ruang Lingkup Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah model Problem Based Learning (PBL) dengan media Animasi terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi sistem koloid di kelas XI IPA SMA Negeri 6 Binjai t. p. 2014/2015. 1.3. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Apakah hasil belajar siswa yang dibelajarkan melalui model Problem Based Learning (PBL) dengan media Animasi lebih tinggi secara signifikan dibandingkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional dengan media Animasi? 2. Berapa persen (%) kah gain ternormalisasi siswa pada materi sistem koloid yang dibelajarkan melalui model Problem Based Learning (PBL) dengan media Animasi? 1.4. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan media Animasi. 2. Materi yang diberikan pada penelitian ini adalah sistem koloid. 3. Hasil penelitian yang diukur adalah data hasil belajar siswa. 4. Subjek penelitian adalah siswa di kelas XI IPA SMA Negeri 6 Binjai t. p. 2014/2015. 1.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui apakah hasil belajar siswa yang dibelajarkan melalui model Problem Based Learning (PBL) dengan media Animasi lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional dengan media Animasi.

5 2. Mengetahui berapa persen (%) kah gain ternormalisasi siswa pada materi sistem koloid yang dibelajarkan melalui model Problem Based Learning (PBL) dengan media Animasi. 1.6. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru Pertimbangan bagi para guru dalam memilih model dan media pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar kimia. 2. Bagi Siswa Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi ajar yang diberikan guru. 3. Bagi Peneliti Menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensi sebagai calon guru. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya. 1.7. Definisi Operasional 1. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar (Dimyanti, 2006). Dalam penelitian ini yang menjadi hasil belajar adalah nilai atau skor yang diperoleh siswa pada tes akhir penelitian. 2. Skor gain ternormalisasi adalah perbandingan dari skor gain aktual dan skor gain maksimal. Skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh siswa sedangkan skor gain maksimal yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa (Muflihah, 2008). 3. Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan cara menghadapkan para peserta didik tersebut dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya (Istarani, 2012). Adapun sintaks Problem Based Learning (PBL) menurut Trianto (2011) adalah sebagai berikut: Tahapan Tahap 1: Orientasi siswa pada masalah Guru Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan masalah logistik yang

6 Tahap 2: Mengorganisasi siswa untuk belajar Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih. Guru membantu mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Guru mendorong untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu siswa berbagi tugas dengan temannya. Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses pemecahan masalah yang digunakan 4. Media Animasi pembelajaran merupakan media yang berisi kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesanpesan pembelajaran (Furoidah, 2009).