BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Siska Aprilia (2006) judul skripsi : Pengaruh Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Fanta Pada Siswa SMU ST. Thomas 1 Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variabel dari kemasan antara lain Portability, Memorable, Easy to Read dan Visual Protection terhadap keputusan pembelian minuman Fanta. Hasil dari analisis data primer dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel bebas yang memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu Memorable, Easy to Read dan Visual Protection, sedangkan variabel Portability tidak mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Fanta. Juwita Sari (2005) judul skripsi : Pengaruh Kemasan Sunslik Terhadap Keputusan Pembelian Pada Siswa SMU Negri 1 Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variabel dari kemasan antara lain Portability, Memorable, Easy to Read dan Visual Protection terhadap keputusan pembelian Sunslik.. Hasil dari analisis data primer dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel bebas yang memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu Memorable, Easy to Read dan Visual Protection, sedangkan variabel Portability
tidak mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Fanta. B. Pengemasan Produk 1. Pengertian Kemasan Menurut Angipora (2003: 151) kemasan adalah seluruh kegiatan merancang dan memproduksi pembungkus suatu produk. Ada beberapa alasan mengapa kemasan sangat diperlukan antara lain : a. Pengemasan sebagai alat untuk melindungi produk Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. Kemasan dirancang dengan tepat akan melindungi produk dari hal-hal yang dapat mengurangi mutu, jumlah dan penampilan. b. Pengemasan sebagai sarana yang dapat memberikan kemudahan penggunaan Kemasan harus dapat memberikan kemudahan dalam penggunaan produk. Misalnya kemasan harus mudah dibuka dan ditutup, tidak boleh terlalu berat. c. Kemasan berguna dalam melaksanakan program pemasaran perusahaan Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif sehingga produk dapat dibedakan dari produk pesaing. Beberapa kemasan dapat menjadi daya tarik sendiri dalam penjualan sehingga sekaligus menjadi media promosi.
2. Kemasan Produk di dalam Pemasaran Perkembangan baru dalam kemasan terjadi dengan cepat sekali sehingga manajemen perusahaan dituntut memperhatikan pembaharuan dalam desain kemasan produk misalnya bahan baru menggantikan bahan lama, bentuk dan ukuran yang dibuat semakin menarik dan ciri-ciri lain model kemasan dengan ukuran isi. Pengemasan menjadi alat pemasaran yang cukup potensial sekarang ini. Kemasan yang terancang dengan baik dapat memberikan kenyamanan bagi konsumen dan promosi bagi produsen menurut Susanto (2001: 593). Berbagai faktor berperan dalam meningkatkan penggunaan kemasan sebagai alat pemasaran antara lain : a. Swalayan: Produk yang dijual didalam swalayan jumlahnya sangat banyak, konsumen pasti melewati berbagai merek produk, jenis produk, dan lain sebagainya. Peran kemasan disini harus menarik perhatian, menjelaskan tampilan produk, memberikan keyakinan pada konsumen, dan menimbulkan kesan yang menyenangkan. b. Kemampuan konsumen: Meningkatkan kemampuan konsumen berarti konsumen bersedia membayar lebih banyak untuk kenyamanan, penampilan, dan prestise dari kemasan yang lebih baik. c. Citra Perusahaan dan Merek: Perusahaan mengakui kekuatan kemasan yang terancang baik dalam menghasilkan pengakuan seketika atas perusahaan atau merek. d. Kesempatan Inovasi: Pengemasan yang inovatif dapat memberikan manfaat yang besar bagi konsumen dan laba bagi produsen.
3. FUNGSI KEMASAN Kemasan memiliki fungsi yang sangat penting, Setiadi (2005:46) memberikan beberapa prinsip bagi perancang kemasan agar memahami proses kemasan antara lain : a. Kemasan berfungsi sebagai informasi, sehingga desain kemasan harus jujur dan memberikan informasi tentang produk. Artinya kemasan harus sesuai dengan desain yang tertera pada kemasan dengan isinya. b. Kemasan memiliki fungsi sebagai pelindung produk serta memiliki fungsi kepraktisan yang harus sesuai dengan pandangan konsumen. c. Kemasan memilki fungsi branding/merek sebagai sarana komunikasi citra dan posisi produk dipasar. Peranan fungsi kemasan dalam pemasaran juga ditimbulkan oleh beberapa faktor antara lain : a. Meningkatkan standar kesehatan dan sanitasi yang dituntut oleh masyarakat. b. Mahalnya harga tempat untuk peragaan produk yang diperlukan oleh pihak produsen dan sulitnya memperoleh tempat ditoko-toko eceran. c. Susahnya menghadapi pengecer yang hanya mau menjual produk dengan kemasan yang efektif saja. 4. Strategi Kemasan Strategi pengemasan menurut Sastradipoera (2003: 129) adalah strategi pengemasan ynga meliputi rencana dan metode yang cermat untuk melindungi dan memberikan kemudahan penggunaan produk dan memberikan kemasan yang tepat pada produk tersebut bagi kepentingan penjualan.
Usaha untuk menentukan penampilan produk yang lebih baik memiliki beberapa strategi kemasan yang dapat memberikan kemasan yang tepat pada produk tersebut bagi kepentingan penjualan. Usaha untuk menentukan penampilan produk yang lebih baik memiliki beberapa strategi kemasan yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan antara lain : a. Mengubah Kemasan Menyadari kemasan yang ditampilkan tidak memiliki daya tarik yang begitu baik lagi dari konsumen, sehingga manajemen dihadapkan untuk mengambil tindakan mengubah kemasan dengan alasan : 1. Menangkal menurunnya omset penjualan 2. Memperluas pasar dengan menarik kelompok baru para konsumen 3. Memanfaatkan bahan kemasan baru 4. Membantu program promosi menjadi daya tarik utama dalam iklan. 5. Kemasan lini produk Suatu perusahaan harus memutuskan apakah mengembangkan kemasan yang sama untuk beberapa produk atau kemasan yang berbeda untuk masing-masing produk. Kemasan kelompok (family packaging) mencakup pemakaian kemasan yang serupa untuk semua produk yang mempunyai kesamaan dalam ciri. b. Kemasan yang dipakai ulang Strategi dalam kebijakan kemasan adalah pemakaian ulang kemasan dari produk yang telah laku. c. Kemasan aneka ragam
Terdapat kecenderungan dari berbagai perusahaan yang mengarah kepada penggunaan kemasan yang beraneka ragam. Hal ini disebabkan kemasan aneka ragam dapat meningkatkan penjualan. Perkembangan dalam kemasan terjadi dengan cepat sekali dan tidak hentihentinya memaksa pihak manajemen untuk terus memperhatikan pembaharuan dalam desain kemasan mereka, misalnya : a. Bahan baru menggantikan bahan lama b. Bentuk dan ukuran yang semakin menarik c. Model tutup kemasan yang lebih praktis d. Ciri-ciri lain model kemasan dengan ukuran isi 5. Program Pengemasan Semua kegiatan pemasaran perlu terprogram. Demikian pula halnya dengan pemasar. Program kemasan dalam pemasaran adalah segala rencana yang menetapkan cara pelaksanaan pengemasan produk. Program pengemasan ini meliputi : a. Perencanaan dan pengoordinasian kegiatan-kegiatan pengembangan pengemasan melalui organisasi. b. Pelaksanaan riset oleh para ahli yang berpengalaman di bidangnya. c. Pengembangan dan rekayasa yang sesuai dengan tujuan pengemasan dan efisiensi. d. Pengujian atas hasil pengembangan dan rekayasa yang didasarkan pada hasil riset. e. Spesifikasi penulisan yang biasanya merupakan gabungan hasil dari spesialis dalam bidang marketing dan kesenian.
f. Pemilihan dan pengawasan warna agar sesuai dengan tuntutan pasar dan teknologi. g. Pengawasan mutu komponen komponen pengemasan yang merupakan perpaduan antara ahli-ahli pemasaran dan teknologi. h. Perakitan dan penyimpanan informasi. i. Penganalisaan terhadap pengemasan produk. Mengembangkan kemasan yang efektif untuk suatu produk membutuhkan beberapa keputusan antara lain : a. Konsep pengemasan Konsep ini mendefinisikan apa bentuk atau fungsi dasar kemasan itu bagi suatu produk. Apakah fungsi utama memberikan perlindungan yang baik bagi produk itu sendiri, memperkenalkan metode penggunaan baru, menyatakan mutu tertentu dari perusahaan. b. Ukuran, bentuk, bahan, warna, dan lambang merek Berbagai unsur pengemasan ini harus diselaraskan. Ukuran berhubungan dengan bahan, warna, dan sebagainya. c. Keputusan mengenai keamanan produk itu sendiri Keputusan harus dibuat atas peralatan anti bocor mengingat masalah keamanan produk itu sendiri. d. Keputusan penetapan harga, pengiklanan, dan unsur pemasaran lainnya Mengembangkan pengemasan yang efektif membutuhkan biaya yang besar, dan membutuhkan waktu beberapa bulan sampai beberapa tahun, dan tentu juga iklan yang dibuat harus menjadi lebih menarik.
C. Keputusan Pembelian 1. Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Setiadi (2003: 16) proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian sebagai berikut : pengenalan masalah kebutuhan, pencarian, informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Mengenali Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Sumber: Nugroho Setiadi, 2003 Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Pengenalan Masalah Pembeli menyadari adanya kebutuhan yang disebabkan oleh rangsangan internal hingga suatu tingkat tertentu dapat berubah menjadi dorongan dan dapat juga dari eksternal. b. Pencarian Informasi Konsumen akan mulai mencari informasi yang lebih banyak jika minatnya mulai timbul. Proses pencarian informasi dapat dikelompokkan menjadi : sumber pribadi, sumber komersil, sumber umum, dan dari pengalaman. Secara umum konsumen menerima informasi terbanyak dari sumber komersil yang didominasi oleh pemasar. c. Evaluasi Alternatif Kebanyakan model proses evaluasi sekarang bersifat kognitif yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk berdasarkan pertimbangan yang sadar dan rasional. Konsumen mungkin
mengembangkan seperangkat kepercayaan merek tentang dimana setiap merek berada pada ciri masing-masing. d. Keputusan Pembelian Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi tujuan pembelian dan keputusan pembelian. Pertama sikap orang lain dan faktor-faktor yang tak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor seperti : pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. e. Perilaku Sesudah Pembelian Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia mungkin akan membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas akan mengalami satu atau dua tindakan, sampai pada tahap meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut.