BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah kendaraan bermotor meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan jumlah kendaraan akan meningkat sejumlah 14-15% pada tiap tahunnya. Pada tahun 2012 saja jumlah kendaraan bermotor terdaftar di D.I.Yogyakarta sebanyak 1.749.348 unit, yang mana didominasi oleh kendaraan bermotor roda dua. Yogyakarta merupakan kota pendidikan yang dipenuhi berbagai perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta (PTS) yang sudah tersohor. Keadaan tersebut menjadikan Yogyakarta sebagai magnet bagi calon mahasiswa dari berbagai daerah di tanah air bahkan dunia. Untuk menempuh studi di Yogyakarta, para calon mahasiswa membawa kendaraan bermotor dari daerah asalnya namun juga tidak sedikit yang membeli di Yogyakarta. Persentase mahasiswa yang semakin tahun semakin meningkat ternyata berbanding lurus dengan peningkatan jumlah persentase kendaraan bermotor. Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) adalah perguruan tinggi yang menyumbang jumlah mahasiswa terbanyak di Yogyakarta. Kedua perguruan tinggi tersebut letak posisinya langsung bersebelahan. Dengan letaknya yang bersebelahan tersebut mengakibatkan bertambahnya bangkitan perjalanan dari daerah sekitarnya. Mahasiswa yang bertambah tiap tahunnya di UGM dan UNY, menyebabkan volume kendaraan yang lalu lalang di area ini meningkat cukup signifikan. Jalan Bougenville yang terletak sejajar dengan Selokan Mataram yang berada di depan Fakultas Teknik UNY, mengalami dampak dari peningkatan volume kendaraan yang menyebabkan kemacetan di jam-jam puncak. Permasalahan kemacetan terletak pada simpang antara Jalan Agro, Jalan Bougenville, Jalan Karangmalang, dan Jalan Gambir Karangasem. Dalam mengurangi permasalahan 1
kemacetan yang terjadi, solusi awal yang diberikan adalah berupa rekayasa lalu lintas. Rekayasa lalu lintas merupakan cabang ilmu teknik sipil untuk efisiensi dan efektivitas pergerakan dan trasportasi orang dan barang di jalan raya. Pada jaman modern ini, dalam pekerjaan rekayasa lalu lintas manusia terbantukan dengan adanya program komputer atau software. Untuk bidang transportasi Teknik Sipil, terdapat beberapa software seperti KREISEG,EMME2,AIMSUN,VISSIM, dan sebagainya. Pada penelitian ini, VISSIM merupakan software yang dipilih untuk melakukan simulasi dan kemudian dilakukan suatu perubahan agar dapat mengurangi permasalahan lalu lintas yang ada. VISSIM dipilih karena keunggulannya yang dapat memodelkan mixed traffic dan karakteristik dari pergerakan di dalam pengaturannya menyerupai di Indonesia. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana gambaran karakteristik ruas-ruas jalan pada daerah penelitian? b. Bagaimana penyelesaian masalah kemacetan yang ada pada lokasi tersebut? c. Bagaimana proses pemodelan simulasi dengan menggunakan software VISSIM? d. Apa saja alternatif solusi kemacetan yang ditawarkan? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk: a. Memberikan gambaran mengenai karakteristik ruas-ruas jalan pada daerah penelitian. b. Mendapatkan alternatif solusi dengan pemodelan mengenai masalah lalu lintas yang terjadi yang sesuai dengan kondisi lalu lintas yang ada, sehingga 2
ruas jalan dapat memberikan pelayanan yang optimal terhadap arus lalu lintas yang ada. c. Membuat beberapa pemodelan simulasi rute perjalanan baru untuk menyelesaikan permasalahan di daerah tersebut dengan software VISSIM. 1.4. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut: a. Penelitian dilakukan pada daerah Deresan, Sleman seperti Gambar 1.1. Tepatnya daerah di utara Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta dan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Dan survei lalu lintas dilakukan di lima simpang seperti Gambar 1.1. Gambar 1. 1 Lokasi Penelitian 3
b. Pengambilan data arus atau traffic counting dilakukan saat hari kerja selama satu hari pada jam sibuk, dan diambil datanya setiap 15 menit selama 3 jam, yaitu: i. Pagi : 06.30 09.30 WIB, ii. Sore : 14.00 17.00 WIB. c. Karakteristik hambatan samping dan pejalan kaki diasumsikan. d. Pergerakan pada pertokoan, perumahan, dan bangunan umum tidak dimodelkan. e. Sampel data kecepatan kendaraan diambil secara acak pada ruas Jalan Agro pada kedua jalurnya. 1.5. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang telah dilakukan, setelah data yang dibutuhkan terkumpul dan dianalisis dengan software VISSIM, maka manfaat yang diperoleh diantaranya, a. Membandingkan pergerakan dari berbagai jenis kendaraan di kawasan penelitian, antara hasil observasi dengan hasil model simulasi menggunakan software VISSIM. b. Mengoptimalkan kinerja ruas-ruas jalan pada kawasan penelitian. c. Sebagai bahan pertimbangan atau informasi untuk menentukan solusi yang tepat untuk meningkatkan kinerja arus lalu lintas di masa yang akan datang. 1.6. Keaslian Penelitian Berdasarkan literatur yang telah dipelajari, ditemui beberapa penelitian sejenis menggunakan software yang sama yaitu dengan dengan VISSIM seperti: a. Aryandi, R.D. 2014 (2014). Penggunaan Software VISSIM untuk Analisis Simpang Bersinyal (Simpang Mirota Kampus Terban, Yogyakarta). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja simpang eksisting dengan menggunakan software VISSIM untuk dibandingkan dengan hasil pengamatan langsung di lapangan. 4
b. Putri, N.H. dan Irawan, M.Z (2015). Mikrosimulasi Mixed Traffic pada Simpang Bersinyal dengan Perangkat Lunak VISSIM (Studi Kasus: Simpang Tugu, Yogyakarta). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi simpang eksisting dengan menggunakan software VISSIM dan melakukan kalibrasi dan validasi pada simulasi mikroskopik menggunakan software VISSIM. c. Fitrada, A.G., Munawar,.A. (2015). Evaluasi Penerapan Sistem Contraflow Buslane dengan Menggunakan Software VISSIM (Studi Kasus Jalan Prof. Yohannes dan Jalan C. Simanjuntak, Yogyakarta). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja Bus Trans Jogja dengan metode contraflow buslane yang disimulasikan dengan software VISSIM. Dari beberapa penelitian tersebut, terdapat perbedaan penelitian yang terletak pada, a. Penelitian terdahulu meneliti hanya satu titik simpang, sedangkan penelitian ini meneliti satu kawasan dengan lima titik simpang. b. Penelitian terdahulu meneliti simpang bersinyal. sedangkan penelitian ini meneliti simpang tak bersinyal. c. Studi kasus yang diteliti pada Simpang Mirota Kampus, Terban dan Simpang Tugu, Yogyakarta, sedangkan penelitian ini meneliti satu kawasan, yaitu kawasan Deresan, Sleman. 5