BAB IV ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

BAB III BIAYA SALURAN DISTRIBUSI

ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI

atau pengaman pada pelanggan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan

BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

STUDI ANALISA PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI BERDASARKAN BEBAN LEBIH DI PT. PLN (PERSERO) AREA KEDIRI UPJ RAYON SRENGAT BLITAR

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

Jurnal Elektum Vol. 14 No. 1 ISSN : DOI: /elektum e-issn :

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN

ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN KAWAT TANAH TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR PADA SISTEM DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III METODELOGI DAN DATA PENELITIAN. 3.1 Metode Perhitungan Losses Pada Sambungan

BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PADA SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20KV

STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO

USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB III OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, adapun perangkat tersebut yaitu: laptop yang dilengkapi dengan peralatan printer.

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

PERHITUNGAN SUSUT TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA PENYULANG MG-3 DI PT. PLN (PERSERO) AREA BINJAI RAYON KUALA LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB III. Transformator

BAB III GARDU DISTRIBUSI

TEORI LISTRIK TERAPAN

Pengelompokan Sistem Tenaga Listrik

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV

STUDI PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN PEMBEBANAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV PT PLN (PERSERO) CABANG PONTIANAK

A. Latar Belakang. di Indonesia. Permasalahan utama yang dihadapi PT. PLN (Persero) adalah mulai

ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN

ANALISIS PERHITUNGAN LOSSES PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH DENGAN PERBAIKAN PEMASANGAN KAPASITOR. Ratih Novalina Putri, Hari Putranto

A. SALURAN TRANSMISI. Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. Parlindungan Doloksaribu.

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

BAB II LANDASAN TEORI

REKAPITULASI BQ T A. : No Jenis Pekerjaan. Jumlah Harga (Rp) A Pekerjaan Pendahuluan - B Pekerjaan Pemasangan Trafo Distribusi -

BAB II PERHITUNGAN ARUS HUBUNGAN SINGKAT

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KERJA DAERAH PROGRAM MEDAN. Menyelesaikan. oleh

Jurnal Teknik Elektro ISSN

PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN

BAB IV PERHITUNGAN RUGI TEGANGAN DAN SUSUT (LOSSES) SETELAH PENGGANTIAN KONEKTOR PRES (CCO)

BAB IV PERHITUNGAN SUSUT BEBAN. Data teknis dari transformator pada gardu induk tangerang yang ada pada

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

PERHITUNGAN PROFIL TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN MATRIX ADMITANSI DAN MATRIX IMPEDANSI BUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 1.1 Studi Kasus. PT Mayora Tbk merupakan salah satu pelanggan PT PLN

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III PENGOLAHAN DATA

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

Studi Analisis Gangguan Petir Terhadap Kinerja Arrester Pada Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20 KV Menggunakan Alternative Transient Program (ATP)

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 1/April 2014

5 Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

Kata kunci : gardu beton; grid; pentanahan; rod

PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA FEEDER B KB 31P SETIABUDI JAKARTA DENGAN METODE PECAH BEBAN

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN TEKEP ISOLATOR SEBAGAI PENGGANTI DISTRIBUTION TIE TERHADAP RUGI-RUGI DAYA DI PENYULANG KUBU

BAB I PENDAHULUAN. dan papan. Hampir seluruh peralatan-peralatan yang digunakan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator.

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

Transkripsi:

BAB IV ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV Pada bab ini akan dibahas analisa perhitungan biaya instalasi saluran udara pada jaringan distribusi berdasarkan besarnya beban pada pelanggan, panjang saluran dari Gardu Distribusi ke Gardu Distribusi yang akan ditarik, besarnya penampang konduktor yang akan digunakan dan beberapa komponen peralatan teknis yang lainnya. Juga disertai dengan perhitungan rugi-rugi listrik, sehingga akan didapatkan biaya investasi awal dan biaya penyaluran yang optimum dan ekonomis. Dalam membuat rancangan instalasi jaringan distribusi dibutuhkan data-data dasar seperti: harga satuan, konstanta, koefisien, asumsi dan prakiraan beban yang harus cukup andal dan tepat sesuai dengan tujuan perencanaan. Sedangkan untuk menganalisa perhitungan teknis dan ekonomis pada jaringan distribusi, akan dilakukan dengan cara memperbesar atau memperkecil ukuran penampang konduktor yang digunakan. Sehingga akan didapat biaya yang ekonomis, dan ukuran konduktor yang dapat diandalkan tanpa mengurangi batasanbatasan yang layak sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Untuk mempermudah dalam melakukan analisis maka pembahasan akan dibagi dalam beberapa bagian, yaitu: a. Analisis teknis dari penampang konduktor, yang menghasilkan besaran panampang konduktor yang digunakan aman dan dapat diandalkan sesuai dengan kenaikan arus beban dan kenaikan pertumbuhan pelanggan. b. Analisis ekonomis dari penampang konduktor, yang menghasilkan biaya penyaluran yang ekonomis. 26

4.1. TINJAUAN LOKASI Sebagai bahan analisis perencanaan, diambil sebuah Gardu Induk (GI) di area Cikokol yang merupakan penyulang 20 KV, 3 fasa, saluran udara menggunakan penghantar AAAC seperti terlihat pada gambar 4.1. Direncanakan akan ditarik instalasi jaringan distribusi baru sepanjang 2 km dari Gardu Distribusi DK 102 (titik B) ke Gardu Distribusi DK 103S (titik C) untuk mensuplai beban ke pelanggan dan jaringan yang terlalu jauh. Sesuai dengan kebutuhan beban yang ada, maka direncanakan Transformator yang digunakan adalah sebesar 250 kva, maka besar arus (I) adalah: I = = 7,2 A GD DK 103S C 2 km GD DK 102 GI 60 MVA A B Gambar 4.1 Penyulang tegangan menengah 27

4.2. PERHITUNGAN BIAYA 4.2.1. Biaya Tetap Biaya investasi penarikan jaringan distribusi saluran udara tegangan menengah 20 KV dengan jarak 2 km, maka biaya investasi dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Biaya investasi No. Kebutuhan Material Volume Harga Satuan Harga Total 1 Trafo Dist 250 kva 1 bh Rp 64.130.000 Rp 64.130.000 2 Travers UNP tunggal 12-1800 mm² 2 bh Rp 163.000 Rp 326.000 3 Box Rak TR 630 A/4 jrs + NH Fuse 250 A 1 bh Rp 16.111.000 Rp 16.111.000 4 Pipa Arde TM panjang 6 m untuk pentanahan 4 bh Rp 690.000 Rp 2.760.000 5 Pin Isolator 46 bh Rp 140.000 Rp 6.440.000 6 Hang Isolator 150 bh Rp 170.000 Rp 25.500.000 7 L Arrester 20-24 kv 3 bh Rp 668.000 Rp 2.004.000 8 Cut Out 20 kv, 100A 3 bh Rp 487.000 Rp 1.461.000 9 Tiang beton 11/350 dan 50 bh Rp 1.650.000 Rp 82.500.000 Total Biaya Investasi Rp 201.232.000 Sumber PT. PLN (PERSERO) AJ Tangerang Dari tabel 4.1 didapat biaya investasi awal (Ha) sebesar Ha = Rp 201.232.000,- / 2 km = Rp 100.616.000.,- / km Biaya pemasangan (Hp) 20% dari biaya investasi awal, maka: Hp = 20% x biaya investasi = 20% x Rp 100.616.000,- = Rp 20.123.200,- / km Biaya pemeliharaan (Hh) = RP 2.000.000,- / km Maka biaya tetap/th (Ho) dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan (3.6) untuk faktor diskon (i) = 15%, masa ekonomis (n) = 25 tahun. Ho = {( Rp 100.616.000,- + Rp 20.123.200,- ) x 0,15 } + Rp 2.000.000,- = Rp 20.110.880,- 28

4.2.2. Biaya Penampang Konduktor Untuk mengetahui biaya konduktor, terlebih dahulu harus diketahui nilai faktor rugirugi penampang konduktor (kq) dengan menggunakan persamaan (3.7) dimana N = 3, hq = Rp 21.746.000,- / km mm² dan Fc = 0,15, maka: kq = 3 x Rp 21.746.000,- x 0,15 = Rp 9.785.700,- /km/mm²/th yaitu: Maka biaya konduktor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3.6), - Untuk q = 300 mm²: Hq = Rp 9.785.700,- x 300 = Rp 2.935.570.000,- /km/th - Untuk q = 240 mm²: Hq = Rp 9.785.700,- x 240 = Rp 2.348.855.000,- /km/th - Untuk q = 150 mm²: Hq = Rp 9.785.700,- x 150 = Rp 1.467.855.000,- /km/th 4.2.3. Biaya Rugi Listrik Faktor rugi-rugi listrik didapat dengan menggunakan persamaan (3.11) untuk Fb = 0,5 yaitu: Fr = 0,3 x (0,5) + 0,7 x (0,5)² = 0,325 Dengan menggunakan persamaan (3.12) energi rugi-rugi per km per tahun (Er) dapat dihitung, dimana p = 3, Fr = 0,325, I = 7,2 A, yaitu: - Untuk q = 300 mm²: Er = 3 x 0,100 x (7,2²) x 0,325 x 8,76 = 44 kwh/km/th 29

- Untuk q = 240 mm²: Er = 3 x 0,125 x (7,2²) x 0,325 x 8,76 = 55 kwh/km/th - Untuk q = 150 mm²: Er = 3 x 0,206 x (7,2²) x 0,325 x 8,76 = 91 kwh/km/th Maka biaya rugi (susut) listrik selama 1 tahun dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3.8), untuk hr = Rp 495,-/kWh - Untuk q = 300 mm²: Hr = 44 kwh/km/th x Rp 495,-/kWh = Rp 21.780,- /km/th - Untuk q = 240 mm²: Hr = 55 kwh/km/th x Rp 495,-/kWh = Rp 27.225,- /km/th - Untuk q = 150 mm²: Hr = 91 kwh/km/th x Rp 495,-/kWh = Rp 45.045,- /km/th 4.2.4. Total Biaya Penyaluran Total biaya penyaluran untuk periode 1 tahun diperoleh dengan menggunakan persamaan (3.1) - Untuk q = 300 mm²: H = Rp (20.110.880,- + 2.935.710.000,- + 21.780,-) = Rp 2.955.842.660,- /km/th - Untuk q = 240 mm²: H = Rp (20.110.880,- + 2.348.568.000,- + 27.225,-) = Rp 2.368.706.105,- /km/th 30

- Untuk q = 150 mm²: H = Rp (20.110.880,- + 1.467.855.000,- + 45.045,-) = Rp 1.488.010.925,- /km/th Tabel 4.2 Total biaya penyaluran q Ho Hr (mm²) (Rp/km/th) Hq (Rp/km/th) (Rp/km/th) H (Rp/km/th) 300 20.110.880,- 2.935.710.000,- 21.780,- 2.955.842.660,- 240 20.110.880,- 2.348.568.000,- 27.225,- 2.368.706.105,- 150 20.110.880,- 1.467.855.000,- 45.045,- 1.488.010.925,- 4.3. MENGHITUNG RUGI-RUGI TOTAL PER TAHUN PADA SALURAN Untuk mempermudahkan analisis, maka perhitungan biaya hanya dilakukan pada satu jurusan yaitu titik B C, dan parameter yang digunakan untuk mendapatkan pola penyaluran yang baik seperti dijelaskan pada bagian 3.5 adalah a = 2, b = 0,5 sehingga untuk menghitung jatuh tegangan pada titik B C ( ) berikut: Untuk q = 300 mm²: a. Menghitung faktor pertumbuhan (G), dengan menggunakan persamaan (3.19) untuk a = 2, G = = 1,4711 b. Menghitung faktor distribusi rugi-rugi (D) dengan menggunakan persamaan (3.16) untuk b = 0,5, D = = 0,76 c. Menghitung Z (impedansi), untuk r = 0,100 dan x = 0,094, Z = = 0,137 31

d. Menghitung arus ekivalen karena pengaruh distribusi arus dan pertumbuhan beban dengan menggunakan persamaan (3.20) untuk Isa = 7,2 A, G = 1,4711 dan D = 0,76, Ieq = 7,2 x 0,76 x 1,4711 = 8,05 A Maka arus pangkal tahun ke-n (Isn) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3.21) untuk a = 2, G = 1,4711 dan D = 0,76, Isn = = 14,4 A e. Menghitung jatuh tegangan titik B C ( ) sepanjang saluran dengan menggunakan persamaan (3.23) untuk Z = 0,137, L= 2 km, Isn = 14,4 A dan kb = (1 + 0,5)/2 = 0,75, maka: = x 100% = 0,015% Selanjutnya untuk menghitung rugi total rata-rata per tahun, dengan langkahlangkah a. Menghitung rugi rata-rata per tahun pada titik B C ( ) dengan menggunakan persamaan (3.25) untuk Ieq = 8,05 A, r = 0,100 ohm, L = 2 km dan Fr = 0,325 Eu = 3 x (8,05²) x 0,100 x 2 x 0,325 x 8,76 = 110,695 kwh/th b. Menghitung arus efektif (Ieff) pada titik B C dengan menggunakan persamaan (3.24) untuk Isn = 14,4 A dan a = 2, Ieff = = 10,4 A c. Menghitung energi rata-rata per tahun (U) dengan menggunakan persamaan (3.26) untuk Ieff = 10,4 A, V = 20kV, cos θ = 0,85 dan Fb = 0,5 U = 3 x 20kV x 10,4 x 0,85 x 0,5 x 8,76 = 1.341,272 kwh 32

Maka rugi total rata-rata per tahun (Et %) dengan menggunakan persamaan (3.27) Et (%) = x 100% = 8% Untuk q = 240 mm²: a. Menghitung faktor pertumbuhan (G), dengan menggunakan persamaan (3.19) untuk a = 2, G = = 1,4711 b. Menghitung faktor distribusi rugi-rugi (D) dengan menggunakan persamaan (3.16) untuk b = 0,5, D = = 0,76 c. Menghitung Z (impedansi), untuk r = 0,125 dan x = 0,097, Z = = 0,158 d. Menghitung arus ekivalen karena pengaruh distribusi arus dan pertumbuhan beban dengan menggunakan persamaan (3.20) untuk Isa = 7,2 A, G = 1,4711 dan D = 0,76, Ieq = 7,2 x 0,76 x 1,4711 = 8,05 A Maka arus pangkal tahun ke-n (Isn) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3.21) untuk a = 2, G = 1,4711 dan D = 0,76, Isn = = 14,4 A 33

e. Menghitung jatuh tegangan titik B C ( ) sepanjang saluran dengan menggunakan persamaan (3.23) untuk Z = 0,158, L = 2 km, Isn = 14,4 A dan kb = (1 + 0,5)/2 = 0,75, maka: = x 100% = 0,017% Selanjutnya untuk menghitung rugi total rata-rata per tahun, dengan langkahlangkah a. Menghitung rugi rata-rata per tahun pada titik B C ( ) dengan menggunakan persamaan (3.25) untuk Ieq = 8,05 A, r = 0,125 ohm, L = 2 km dan Fr = 0,325 Eu = 3 x (8,05²) x 0,125 x 2 x 0,325 x 8,76 = 138,37 kwh/th b. Menghitung arus efektif (Ieff) pada titik B C dengan menggunakan persamaan (3.24) untuk Isn = 14,4 A dan a = 2, Ieff = = 10,4 A c. Menghitung energi rata-rata per tahun (U) dengan menggunakan persamaan (3.26) untuk Ieff = 10,4 A, V = 20kV, cos θ = 0,85 dan Fb = 0,5 U = 3 x 20kV x 10,4 x 0,85 x 0,5 x 8,76 = 1.341,272 kwh Maka rugi total rata-rata per tahun (Et %) dengan menggunakan persamaan (3.27) Et (%) = x 100% = 10% 34

Untuk q =150 mm²: a. Menghitung faktor pertumbuhan (G), dengan menggunakan persamaan (3.19) untuk a = 2, G = = 1,4711 b. Menghitung faktor distribusi rugi-rugi (D) dengan menggunakan persamaan (3.16) untuk b = 0,5, D = = 0,76 c. Menghitung Z (impedansi), untuk r = 0,206 dan x = 0,104, Z = = 0,231 d. Menghitung arus ekivalen karena pengaruh distribusi arus dan pertumbuhan beban dengan menggunakan persamaan (3.20) untuk Isa = 7,2 A, G = 1,4711 dan D = 0,76, Ieq = 7,2 x 0,76 x 1,4711 = 8,05 A Maka arus pangkal tahun ke-n (Isn) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3.21) untuk a = 2, G = 1,4711 dan D = 0,76, Isn = = 14,4 A e. Menghitung jatuh tegangan titik B C ( ) sepanjang saluran dengan menggunakan persamaan (3.23) untuk Z = 0,231 L = 2 km, Isn = 14,4 A dan kb = (1 + 0,5)/2 = 0,75, maka: = x 100% = 0,025% 35

Selanjutnya untuk menghitung rugi total rata-rata per tahun, dengan langkahlangkah f. Menghitung rugi rata-rata per tahun pada titik B C ( ) dengan menggunakan persamaan (3.25) untuk Ieq = 8,05 A, r = 0,206 ohm, L = 2 km dan Fr = 0,325 Eu = 3 x (8,05²) x 0,206 x 2 x 0,325 x 8,76 = 228,033 kwh/th g. Menghitung arus efektif (Ieff) pada titik B C dengan menggunakan persamaan (3.24) untuk Isn = 14,4 A dan a = 2, Ieff = = 10,4 A h. Menghitung energi rata-rata per tahun (U) dengan menggunakan persamaan (3.26) untuk Ieff = 10,4 A, V = 20kV, cos θ = 0,85 dan Fb = 0,5 U = 3 x 20kV x 10,4 x 0,85 x 0,5 x 8,76 = 1.341,272 kwh Maka rugi total rata-rata per tahun (Et %) dengan menggunakan persamaan (3.27) Et (%) = x 100% = 17% Tabel 4.3 Jatuh tegangan dan rugi total rata-rata per tahun Penampang Jatuh Rugi Total Rata-rata Konduktor (mm²) Tegangan (ΔV %) per tahun (Et %) 300 0,015% 8% 240 0,017% 10% 150 0,025% 17% 36