Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman

dokumen-dokumen yang mirip
Aku telah meminta hujan dengan Majaadiihus Samaa yang dengannya hujan diturunkan.

Tafsir Surat Al-Ikhlas

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Bukti Cinta Kepada Nabi

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Allah Itu Maha Indah dan Mencintai Keindahan

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Syariat Adalah Amanah

Carilah Rezeki Yang Halal dan Jauhi Yang Haram

Dosa Memutuskan Hubungan Kekeluargaan

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Janganlah Berlaku Zalim

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

Kecemburuan Seorang Suami Kepada Istri

Menjaga Hak-Hak Orang Yang Sudah Tua

Mentadabburi Nama Allah, Al-Ghani (Maha Kaya)

Dan kemarahan itu sering menimbulkan perkara-perkara negatif, berupa perkataan maupun perbuatan yang haram.

Islam Punya Cara Terhormat Untuk Memuliakan Wanita

Betapa Bahayanya Mengejek Syariat

Jika Kuburan Dijadikan Tuhan

APAKAH ITU MAHRAM. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

Bersama Orang Tua Menuju Surga

Memaksimalkan Waktu-Waktu Mustajab Untuk Berdoa

Dosa Bersumpah Dengan Menyebut Selain Allah

??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Hikmah dan Pelajaran dari Ibadah Haji

Memohon Agar Tidak Sesat dan Menyesatkan

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Jadilah Orang Yang Dekat Dengan Alquran

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

Memahami Radikalisme Secara Utuh

Mempraktikkan Akhlak Terpuji Dalam Kehidupan

Agar Nabi Muhammad Mencintai Kita

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong)

??????????????????????????????????????????????? :????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Diantara perintah Allah Azza wa Jalla kepada kita adalah perintah agar kita mengikuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Adab-Adab Kepada Non muslim

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Pengaruh Shalat dan Maksiat Terhadap Rezeki

Perjalanan Meraih Ridha Ar-Rahman

Di antara jalan untuk mencapai ketenangan jiwa dan hati yang dituntukan oleh syariat adalah menikah. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:

Al-Matiin, Yang Maha Kokoh

Dosa Durhaka Kepada Orang Tua

Menggemarkan Shalat Sunnah Rawatib

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda:

Mengimani Kehendak Allah

Metode Bijak Memperbaiki Aib

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah

Adab dan Keutamaan Hari Jumat

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman:

Tantangan Alquran. Khutbah Pertama:

Ajari Anak Untuk Berdoa

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

Suap Mengundang Laknat

Amalan-Amalan Yang Mendatangankan Rezeki

Riba, Dosa Besar Yang Menghancurkan

Berkawan dengan Orang Shalih

????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Memahami Takdir Secara Adil

Motivasi Untuk Bertaubat

Perbandingan Antara Dunia dan Akhirat

Surat Untuk Kaum Muslimin

Akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Bahaya Minuman Keras. Khutbah Pertama:

Malu Kepada Allah. Khutbah Pertama:

Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga

Menahan Amarah. Menahan Marah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ????????????????????????????????????????????

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

Bimbingan Islam di Musim Hujan

Hidayah Adalah Karunia Ilahi

????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Kematian Lebih Baik Bagi Seorang Mukmin

Kedudukan Dua Kalimat Syahadat Dalam Syariat Islam

3 Wasiat Agung Rasulullah

Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal

Shalat Berjamaah Tidak di Rumah

{??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????},

SIAPAKAH MAHRAMMU? Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan1)

Menjadi Hakim Zhalim ????????????:

Kesialan dan Keberuntungan

Siapakah Uzair Yang Dijuluki Anak Allah?

Ujian Dunia dan Ujian Akhirat

Kedudukan Sahabat Nabi dan Hukum Mencela Mereka

6 Prinsip Parenting Islami

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Ulama berselisih pendapat tentang hukum berdoa bagi kaum muslimin ketika khotbah kedua.

Rasulullah SAW suri teladan yang baik (ke-86)

Transkripsi:

Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:????????????????????????????????????????? Ibadallah, Dalam Alquran Allah Azza wa Jalla telah mensifati istri-istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebagai ibunda kaum Mukminin, sedangkan dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta ala menyebutkan bahwa penamaan ibu itu untuk wanita yang melahirkan, yaitu dalam firman-nya:????????????????????????????????????????????? Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang telah melahirkan mereka (Al-Mujadilah/58:2). Padahal dalam Alquran tidak akan didapati perbedaan dan pertentangan antara satu ayat dengan ayat lainnya. Oleh karena itu perlu dijelaskan maksud dari gelar Ummahat yang Allah Azza wa Jalla berikan kepada para istri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Berikut khotib akan menjelaskan beberapa perkataan ulama ketika menjelaskan maksud ayat di atas, kemudian khotib akan menyebutkan ringkasan (intisari) perkataan-perkataan mereka. Ibnu Jarir rahimahullah menyebutkan dari Qatadah rahimahullah tentang tafsir firman Allah Subhanahu wa Ta ala :??????????????????????????? Isteri-isteri nabi adalah ibu-ibu mereka (Al-Ahzab/33:6) Beliau rahimahullah berkata, "Dengan (kedudukan) tersebut Allah Azza wa Jalla mengagungkan hak-hak mereka. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Qatadah rahimahullah, beliau mengatakan, Maksudnya ibu-ibu 1 / 7

mereka dari sisi haramnya seorang Mukmin menikahi salah seorang istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam baik tatkala Beliau shallallahu alaihi wa sallam masih hidup bila Beliau shallallahu alaihi wa sallam telah mentalaknya, atau setelah Beliau shallallahu alaihi wa sallam wafat. Mereka haram untuk dinikahi seperti haramnya menikahi ibu kandung sendiri." Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari Ibnu Zaid mengenai makna ayat diatas, bahwa maksudnya adalah mereka haram dinikahi oleh orang-orang Mukmin. Imam Syafi i rahimahullah, "Firman Allah (??????????????????????????? ) sama seperti yang telah saya jelaskan bahwa itu termasuk bahasa Arab yang meluas, satu kalimat bisa mengandung beberapa makna yang berbeda, maka firman-nya (??????????????) dimaksudkan untuk sebagian makna bukan semua makna. Yaitu kaum Mukminin diharamkan menikahi para istri Nabi tersebut dalam keadaan apapun, namun tidak diharamkan menikahi anak-anak perempuan para istri Nabi tersebut, sebagaimana diharamkan menikahi anak perempuan dari ibu kandung mereka (saudarinya sendiri)), atau saudari sepersusuan. Imam Syafi i rahimahullah juga berkata, "jika ada yang bertanya, "Mana dalilnya?" Dalilnya adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam selaku bapaknya kaum Mukminin menikahkan anaknya Fathimah radhiyallahu anhuma yang merupakan anak dari Ummul Mukminin Khadijah Radhiyallahu anha dengan Ali radhiyallahu anhu. Beliau shallallahu alaihi wa sallam juga menikahkan Ruqayyah radhiyallahu anhuma dan Ummu Kultsum radhiyallahu anhuma dangan Utsman Bin Affan radhiyallahu anhu di Madinah, begitu juga Zainab bintu Ummu Salamah (salah seorang Ummul Mukminin) juga menikah, Zubair Bin Awwam radhiyallahu anhu menikahi salah satu Anak Abu Bakr radhiyallahu anhu dan yang lainnya dinikahi oleh Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu anhu sedangkan mereka berdua merupakan saudari dari Ummul Mukminin (Aisyah). Kemudian juga Abdurrahman Bin Auf radhiyallahu anhu menikahi saudari Ummul Mukminin Zainab bintu Jahsyi radhiyallahu anhuma. Dalil yang lain yaitu kaum Mukminin tidak bisa mewarisi harta mereka, begitupun sebaliknya Ummahatul Mukminin tidak mewarisi harta kaum Mukminin, sebagaimana kaum Mukminin mewarisi ibu kandung mereka dan mereka juga mewarisi kaum Mukminin. Para istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam itu diserupakan dengan para ibu karena besarnya hak mereka atas kaum Mukminin, dan juga karena diharamkan menikahi mereka. Ibnu Jarir at-thabari rahimahullah mengatakan, "Keharaman istri-istri Nabi sama seperti keharaman ibu kandung mereka, yang mana istri-istri Nabi diharamkan untuk dinikahi setelah Beliau shallallahu alaihi wa sallam wafat, sebagaimana diharamkan menikahi ibu-ibu kandung." Imam al-qurtubi rahimahullah berkata, "Maksud ayat tersebut adalah wajibnya memuliakan, mengagungkan, serta haramnya kaum lelaki Mukminin menikahi mereka (Ummahatul Mukminin), namun (tetap) wajib menutup hijab mereka, berbeda dengan ibu kandung (tidak perlu ada hijab ketika bertemu dengan anak kandungnya). 2 / 7

Ada juga yang mengatakan, 'Karena kasih sayang Ummahatul Mukminin kepada kaum Mukminin itu sama seperti kasih sayang ibu kandung kepada anak-anaknya, maka mereka diposisikan sebagai ibu bagi kaum Mukminin. Namun kedudukan mereka sebagai ibu ini tidak berkonsekuensi saling mewarisi sebagaimana ibu kandung, kemudian boleh juga menikahi anak-anak perempuan Ummahatul Mukminin. Kedudukan para istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebagai Ummahatul Mukminin tidak lantas menjadikan anak-anak perempuan mereka menjadi saudari-saudari bagi kaum Mukminin. Syaikh Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, "Ummat Islam telah sepakat atas haramnya menikahi Ummahatul Mukminin setelah Nabi shallallahu alaihi wa sallam wafat, juga sepakat atas wajibnya memuliakan mereka. Mereka adalah ibunda kaum Mukminin dalam hal kehormatan dan haramnya dinikahi. Namun mereka bukan ibunda kaum Mukminin dalam masalah kemahraman. Oleh karena itu tidak boleh bagi seseorang yang bukan kerabat mereka untuk berkhalwat (berduaan) dengan mereka, sebagaimana bolehnya seorang laki-laki berkhalwat dan safar bersama mahramnya. Oleh karena itulah Allah Azza wa Jalla memerintahkan mereka untuk memakai hijab, Allah Azza wa Jalla berfirman:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab/33:59) Allah juga berfirman:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) menikahi isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. (Al- Ahzab/33:53) Ibnu Katsir rahimahullah berkata, "Maksudnya (mereka adalah ibunda kaum Mukminin-red) dalam hal kehormatan, haramnya dinikahi, berhak mendapatkan pemulian, penghormatan, pengagungan, akan tetapi tidak diperbolehkan berkhalwat dengan mereka. Haramnya menikahi mereka ini tidak 3 / 7

menjalarkan kepada anak-anak perempuan mereka dan saudari-saudari mereka berdasarkan kesepakatan para Ulama." Setelah menukil perkataan Ibnu Katsir di atas syaikh Muhammad al-amin as-syingqhiti rahimahullah mengatakan, "Apa yang beliau rahimahullah sebutkan tentang maksud Ummahatul Mukminin yaitu haramnya menikahi mereka seperti haramnya menikahi ibu kandung, dan wajibnya memuliakan mereka seperti memulyakan ibu kandung..., ini sangat jelas tidak ada masalah. Ini dikuatkan juga oleh firman Allah Subhanahu wa Ta ala :?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. (Al-Ahzab/33:53) Karena manusia tidak akan bertanya atau meminta sesuatu kepada ibu kandungnya dari belakang hijab (tabir). Juga dikuatkan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta ala :????????????????????????????????????????????? Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. (Al-Mujadilah/58:2) Sudah jelas dan maklum bahwa istri-istri Nabi tidak pernah melahirkan semua kaum Mukmin padahal mereka adalah ibu-ibu orang-orang Mukmin."???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Khutbah Kedua:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????: Ibadallah, Dengan uraian pada khotbah pertama, maka menjadi jelas bagi kita bagaimana menggabungkan 4 / 7

antara firman Allah (??????????????????????????? ) dan firman-nya: (????????????????????????????????????????????? ) dan jelas juga bagi kita makna ibu yang Allah Azza wa Jalla sematkan kepada istri-istri Rasulullah. Jadi bisa kita katakan, ibu itu ada dua jenis: Pertama: Ibu secara agama, yaitu ibu yang disebabkan oleh agama. Dalam hal ini, istri-istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah ibu bagi kaum Mukminin. Karena mereka semua adalah istriistri Nabi yang berkedudukan seperti bapak bagi kaum Mukminin. Juga karena jasa mereka yang sangat besar dalam meriwayat hadits-hadits Rasulullah, berupa perkataan, perbuatan, akhlak, dan ibadah Beliau shallallahu alaihi wa sallam, sehingga dengan sebab mereka ummat mendapatkan manfaat yang sangat besar. Kedudukan mereka sebagai ibu ini menyebabkan mereka wajib dimuliakan, diagung, ditunaikan hak-hak mereka karena sesugguhnya kedudukan mereka sama seperti kedudukan ibu kandung. Kedudukan ini juga menyebabkan mereka haram dinikahi oleh kaum Mukminin, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) menikahi isteri-isterinya selamalamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. (Al-Ahzab/33:53). (Namun) kedudukan ini tidak menyebabkan saling waris mewarisi sebagaimana dengan ibu kandung. Jugakeharaman menikahi mereka tidak menyebar kepada anak perempuan atau saudarisaudari mereka. Oleh karena itu halal menikahi anak atau saudari-saudari mereka, sebagaimana dalil-dalil di atas. Kedua: Ibu karena nasab. Ibu inilah yang dimaksud dengan firman Allah :????????????????????????????????????????????? Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka (Al-Mujadilah/58:2) Jadi seorang perempuan merupakan ibu dari anak yang dilahirkannya. Ibu jenis kedua ini memiliki hak-hak dan hukum-hukum yang khusus dalam syari at sebagaimana yang telah diketahui kaum Muslimin. Ringkasan dari pemaparan di atas, karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkedudukan seperti bapak bagi kaum Mukminin, maka istri-istri Beliau shallallahu alaihi wa sallam berkedudukan 5 / 7

sebagai ibunda kaum Muslimin, maksudnya ibu dalam hal keharaman untuk dinikahi, wajib dihormati serta dimuliakan, bukan ibu dalam hal kemahraman dan kebolehan untuk berkhalwat dengannya.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? [???????:??]????????????????????????????????????: ((????????????????????????????????????????????????????????)).????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????,??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????.?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. 6 / 7

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Khotbah Jumat????????? (????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????*??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????) [?????:90-91]???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. (Diangkat dari al-jami' Lil Buhuts war Rasa-il, oleh Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr). www.khotbahjumat.com 7 / 7