BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

DISUS O L E H. Nama:Hariadi.T Kelas: X Otomotif A

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu :

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

BAB II KAJIAN TEORI. Gambar 2.1. Transmisi Otomatis Yamaha Mio. (duniamotormatic,2010)

: Memperbaiki transmisi otomatis

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

Gambar 2.1 Motor Matic Yamaha Mio Soul (Sumber S : Dokumen Pribadi) 2.2 PENGERTIAN CVT Sistem CVT (Continously Variable Transmission), adalah sistem o

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Konstruksi CVT. Parts name

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat

BAB II LANDASAN TEORI

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Honda Beat PGM-FI Komponen tersebut adalah drive belt, boss movable

ANALISIS PERFORMANCE CONTINUOSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) PADA MOTOR BEBEK MATIC HONDA BEAT MENGGUNAKAN DYNO ABD. Gatot Budy Prasetiyo*)

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini perkembangan teknologi semakin pesat diberbagai Negara

Tugas Akhir TM

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian

BAB I PENDAHULUAN. negeri harus diimbangi dengan pengembangan kualitas sumber daya manusia. dibidang industri otomotif yang semakin maju dan canggih.

BAB III ANALISA DATA

Dosen Pembimbing: Ir. Suhariyanto, MSc Oleh : Alessandro Eranto Bais

Berdasarkan data hasil pengamatan daya pada poros roda menggunakan roller CVT diameter 15 mm diperoleh daya tertinggi pada putaran mesin 8000 rpm yait


TEKNOLOGI KOPLING SENTRIFUGAL

Perawatan System C V T

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI KOPLING

TUGAS AKHIR CARA KERJA DAN TROUBLE SHOOTING CVT SUZUKI SPIN 125 R

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A-947

Diagram 2.1 Prinsip Kerja Motor Matic Narasumber : Kawan Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Gambar 4.1 mesin Vespa P150X. Gambar 4.2 stand mesin. 4.2 Hasil pemeriksaan komponen mesin VESPA P150X Hasil pemeriksaan karburator

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

PENGUJIAN TRANSMISI OTOMATIS CVT MESIN SEPEDA MOTOR SUZUKI SKYDRIVE TAHUN 2010

1 BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. menemukan sebuah masalah yang dihadapinya untuk menciptakan kenyamanan, semakin

Sistem Transmisi Otomatis

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

ANALISA dan PENGUJIAN ROLLER PADA MESIN GOKART MATIC. Dr-Ing. Mohamad Yamin *), Achmad Ardhiko Widyarso **)

RANCANG DAN BANGUN TRANSMISI CHASSIS ENGINE TEST BED SEPEDA MOTOR 10 kw

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses analisis pada sistem pemindahan tenaga sepeda

BAB III KONSTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB-ASSEMBLY

VARIASI KONSTANTA BERAT ROLLER SENTRIFUGAL TERHADAP DAYA DAN TORSI MESIN PADA MOTOR GOKART MATIC

BAB I PENDAHULUAN. transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar

ABSTRAKSI ABSTRACT. Kata kunci : Roller, CVT, Performa, Sistem Transmisi.

BAB III. Metode Rancang Bangun

PENGARUH PEMAKAIAN VARIASI PEGAS SLIDING SHEAVE TERHADAP PERFORMANCE MOTOR HONDA BEAT 2011

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM CONTINOUSLY VARIABEL TRANSMISION (CVT) MOTOR HONDA BEAT PGM-FI 2014

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40

I. PENDAHULUAN. Modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia sering dilakukan, baik kendaraan

Modifikasi Transmisi dan Final Gear pada Mobil Prototype Ronggo Jumeno

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Alamat : Jl. Kusuma No.75 Telp.(0287) , , FAX.(0287) Kebumen Jawa Tengah 54316, MODUL PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan suatu benda dari tempat kesuatu tempat. Transportasi sangat dibutuhkan manusia untuk kebutuhan aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

ALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Chassis Dynamometer

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam judul tugas penelitian pemindah tenaga transmisi manual pada

TRANSMISI RANTAI ROL

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menentunya perekonomian indonesia, maka para produsen otomotif. dapat di jadikan solusi untuk masalah ini, Material komposit dapat

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

BAB II LANDASAN TEORI

MODIFIKASI KOPLING JENIS PLAT BANYAK DENGAN PEMBERIAN LUBANG LUBANG PADA PLAT BAJA UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS KERJA KOPLING

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI

MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II PEMBAHASAN MATERI

Karakteristik Traksi Sepeda Motor dengan Continuose Variable Transmission System

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian)

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CVT (CONTINUES VARIABLE TRANSMISSION) PADA MICROCAR RODA TIGA UNTUK PARA PENYANDANG CACAT KAKI

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan, yang umumnya menggunakan perbandingan roda gigi. Prinsip dasar transmisi adalah bagaimana mengubah kecepatan putaran suatu poros menjadi kecepatan putaran yang diinginkan. Gigi transmisi berfungsi untuk mengatur tingkat kecepatan dan momen mesin sesuai dengan kondisi yang dialami sepeda motor. Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari unit kopling, transmisi, penggerak akhir (final drive). Fungsi transmisi adalah untuk mengatur perbedaan putaran antara mesin dengan putaran poros yang keluar dari transmisi. Pengaturan Universitas Mercubuana 6

putaran ini dimaksudkan agar kendaraan dapat bergerak sesuai beban dan kecepatan kendaraan. Rangkaian pemindah pada transmisi manual tenaga berawal dari sumber tenaga (engine) ke sistem pemindah tenaga yaitu masuk ke unit kopling (clutch), diteruskan ke transmisi (gear box), kemudian menuju final drive. Final drive adalah bagian terakhir dari sistem pemindah tenaga yang memindahkan tenaga mesin ke roda belakang. 2.2 Kegunaan Transmisi Transmisi digunakan pada kendaraan kecil maupun besar, untuk merubah putaran mesin yang menuju ke roda. Putaran yang dirubah tingkat reduksinya digunakan untuk berbagai keperluan, seperti untuk start awal kendaraan diperlukan putaran mesin yang sesuai agar tidak terjadi penurunan tenaga mesin secara mendadak. Hal ini yang dapat dicegah dengan adanya transmisi. Secara umum transmisi sebagai salah satu komponen sistem pemindah tenaga (power train) mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Meneruskan tenaga/putaran mesin dari kopling ke poros propeler. b. Mengatur kecepatan kendaraan sesuai dengan beban dan kondisi jalan c. Mengatur momen kendaraan sesuai dengan beban dan kondisi jalan d. Merubah arah putaran roda sehingga kendaraan dapat berjalan maju dan mundur e. Memutuskan dan menghubungkan putaran, sehingga kendaraan dapat berhenti ketika mesin hidup. Universitas Mercubuana 7

Fungsi transmisi pada kendaraan bermotor adalah menambah putaran sehingga diperoleh kesesuaian antara tenaga mesin dengan beban kendaraan. Bila kendaraan tidak dilengkapi transmisi, dampaknya kopling akan cepat habis, karena fungsi reduksi putaran digantikan oleh kopling. Disamping itu, saat beban kendaraan bertambah, misalnya pada tanjakan maka mesin mengalami pembebanan yang berlebihan, maka akan terjadi overheating atau panas yang berlebihan. 2.3 Transmisi Otomatis System CVT (Continuously Variable Transmission) adalah sebuah sistim transmisi otomatis yang membuat moment dan percepatan berbeda pada setiap tenaga sentripugal yang diciptakan oleh kopling dengan perubahan variabel kecepatan dan momen yang kontinue selama adanya tenaga putar dari engine. Sistim ini menempatkan jenis kopling sentripugal sebagai acuan terciptanya perbedaan antara input dan output dari engine. Dorongan rangsangannya sama seperti transmisi manual biasa, tapi perubahan tenaga dan putaran berangkat dari tenaga mesin pada pulley primer diteruskan oleh V-belt menuju kopling ke pulley sekunder yang selanjutnya kopling akan meneruskan tenaga putarnya ke as roda belakang. Gaya sentripugal kopling inilah yang merangsang moment dan putaran menjadi sebuah perbandingan antara momon dan putaran secara variabel dan kontinue. Inilah yang memungkinkan otomatisasi dari perubahan yang bukan berasal dari rasio roda gigi transmisi, tapi rasio pulley primer dan sekunder. Semua komponen terdapat pada rumah CVT bentuknya adalah lengan ayun sebelah kiri, yang terlihat begitu besar dan berat. Terdapat tiga komponen Universitas Mercubuana 8

utama yaitu pulley primer (drive pulley), pulley sekunder (driven pulley) dan V-belt. Pulley primer dihubungkan ke crankshaft engine, sedangkan pulley sekunder dihubungkan ke as-roda oleh V-belt. Pada saat stationer atau putaran rendah, pulley primer memiliki radius yang kecil dibandingkan dengan pulley sekunder atau rasio gigi ringan. Seiring dengan bertambahnya putaran mesin (rpm), maka pulley primer radiusnya juga ikut membesar sedangkan pulley sekunder justru mengecil atau sama dengan rasio gigi berat. Untuk kerja V-belt hanya menghubungkan kedua pulley tersebut agar dapat berjalan secara bergantian. Jadi saat pulley primser membesar maka yang menyebabkan sekunder mengecil adalah karena desakan dari v-belt, karena panjang v-belt selalu sama pada proses ini karena kedua pulley tersebut bisa bergerak membuat rasio V-belt yang berbeda. Gambar 2.1 bagian utama cvt (Sumber : http://4.bp.blogspot.com) Universitas Mercubuana 9

Teknologi CVT mampu menyediakan tenaga yang optimal pada tiap-tiap tingkatan putaran, maka efisiensi konsumsi BBM pun dapat tercapai. Kemampuan tersebut didapat karena CVT mengembangkan taknologi sabuk pengentak daya mesin yang disalurkan pada transmisi. Awalnya dipakai belt dari karet. Namun, karena terbukti karet lebih mudah melar maka sekarang dipakai sabuk dari bahan metal. Bahkan belakangan telah ditemukan logam yang bisa menimbulkan suara gesekan lebih rendah. Teknologi yang cukup rumit ini, menyaratkan ruangan yang lebih besar, dan penambahan bobot bagi kendaraan. Demi kenyamanan yang dapat dihasilkan, maka rangkaian konstruksi CVT lebih rumit dari transmisi otomatis biasa, apalagi bila dibandingkan dengan persneling manual. Kelebihan dari sistem ini memberikan perubahan kecepatan serta torsi dari mesin ke roda belakang secara otomatis. Maka perbandingan otomatis juga sesuai dengan kecepatan dan putaran mesin. Hal ini jelas menguntungkan karena untuk menjalankan motor tersebut, pengendara tak perlu memindahkan gigi. Dengan begitu, kenyamanan berkendara akan didapatkan dengan maksimal. Bila dibandingkan dengan sistem transmisi manual, sistem CVT ini memiliki kelebihan, yaitu kecepatan yang lebih besar. Untuk mendapatkan kecepatan yang sama dengan yang dihasilkan transmisi manual, putaran mesin untuk sistem CVT dicapai dengan kerja yang lebih rendah dan mesin jelas akan lebih awet. Universitas Mercubuana 10

2.4 Nama Dan Fungsi Komponen Transmisi Otomatis Komponen transmisi otomatis dan fungsinya adalah sebagai berikut: 2.4.1 Pulley Penggerak/ pulley primer (Drive Pulley/ Primary Pulley) Pulley primer adalah komponen yang berfungsi mengatur kecepatan sepeda motor berdasar gaya sentrifugal dan sebagai penggerak utama pada sistem CVT. Pulley Primer dapat di definisikan sebagai komponen dari mesin motor matic yang sangat diperlukan agar bisa beroperasi dengan baik. Karena pulley primer merupakan penghubung poros engkol ke pulley skunder dengan menggunakan sabuk V-belt untuk meneruskan putaran pada roda belakang.yang terdiri dari beberapa komponen berikut : Gambar 2.2 : pulley primer / drive pulley (sumber : www.motor.otomotif.net.com) Universitas Mercubuana 11

a). Dinding luar puli penggerak dan kipas pendingin Dinding luar puli penggerak merupakan komponen puli penggerak tetap. Selain berungsi untuk memperbesar perbandingan rasio di bagian tepi komponen ini terdapat kipas pendingin yang berfungsi sebagai pendingin ruang CVT agar belt tidak cepat panas dan aus. Gambar 2.3 : puli depan, luar (sumber :motor.otomotif.net.com) b). Dinding dalam puli penggerak Dinding dalam merupakan komponen puli yang bergerak menekan CVT agar diperoleh kecepatan yang diinginkan. Gambar 2.4 : pulley dalam / rumah roller (Sumber : www.erikpram68.blogspot.com) Universitas Mercubuana 12

c). Bushing / bos puli Komponen ini berfungsi sebagai poros dinding dalam puli agar dinding dalam dapat bergerak mulus sewaktu bergeser. Gambar 2.5 : boshing pulley (Sumber : www.motor.otomotif.net.com) d). Roller Roller adalah bantalan keseimbangan gaya berat yang berguna untuk menekan dinding dalam puli primer sewaktu terjadi putaran tinggi. Prinsip kerja roller semakin berat rollernya maka dia akan semakin cepat bergerak mendorong dinding dalam puli penggerak pada drive pulley / puli depan sehingga bisa menekan belt ke posisi terkecil. Namun supaya belt dapat tertekan hingga maksimal butuh roller yang beratnya sesuai. Artinya jika roller terlalu ringan maka tidak dapat menekan belt hingga maksimal, efeknya tenaga tengah dan atas akan berkurang. Harus diperhatikan juga jika akan mengganti roller yang lebih berat harus memperhatikan torsi mesin. Sebab jika mengganti roller yang lebih berat bukan berarti lebih responsif. karena Universitas Mercubuana 13

roller akan terlempar terlalu cepat sehingga pada saat akselerasi perbandingan rasio antara pulley primer dan pulley sekunder terlalu besar yang kemudian akan membebani mesin. Jika roller rusak atau aus hendaklah diganti, karena kalau tidak segera diganti penekanan pada dinding dalam puli primer kurang maksimal. Kerusakan atau keausan roller disebabkan karena pada saat penekanan dinding pulley terjadi gesekan antara roller dengan dinding dalam puli primer yang tidak seimbang, sehingga lamakelamaan terjadi keausan pada roller. Gambar 2.6 : roller (Sumber : Dokumen Pribadi) Universitas Mercubuana 14

e). Tutup rumah roller Komponen ini berfungsi untuk menahan gerakan dinding dalam agar dapat bergeser ke arah luar sewaktu terdorong oleh roller. Gambar 2.7 : tutup rumah roller (sumber : www.variasi53@yahoo.com) f). V belt Komponen ini berfungsi sebagai penghubung putaran dari pulley primer ke pulley sekunder. Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan motornya. V-belt ini terbuat dari bahan karet dengan kualitas tinggi, sehingga tahan terhadap gesekan dan panas. Gambar 2.8 : V belt (Sumber : www.motor.otomtif.net.com) Universitas Mercubuana 15

2.4.2 pulley skunder / pulley belakang (Secondary Pulley) Pulley sekunder adalah komponen yang berfungsi yang berkesinambungan dengan pulley primer mengatur kecepatan berdasar besar gaya tarik sabuk yang diperoleh dari pulley primer / pulley depan. Gambar 2.9 satu set pulley belakang (Sumber : www.genuineparts.asia.com) a.) Dinding luar pulley skunder / belakang Bagian ini berfungsi sebagai penahan belt / sebagai lintasan agar belt dapat bergerak ke bagian luar. Dan bagian ini dihubungkan ke roda belakang melalui as roda, sehingga roda belakang dapat berputar sesuai gerakan pulley belakang. Gambar 2.10 : sleding shave puli belakang (Sumber : www.motor.otomotif.net.com) Universitas Mercubuana 16

b.) Per CVT Per CVT berfungsi untuk mengembalikan posisi pulley ke posisi awal yaitu posisi belt terluar. Prinsip kerjanya adalah semakin keras per maka belt dapat terjaga lebih lama di kondisi paling luar dari driven pulley. Namun kesalahan kombinasi antara roller dan per cvt dapat menyebabkan keausan atau kerusakan pada sistem cvt. Gambar 2.11 : per cvt (Sumber : www.ceriwis.com) Adapun beberapa keausan atau kerusakan yang terjadi pada sitem CVT bila kesalahan dalam menggabungkan antara roller dan per CVT : Per CVT yang terlalu keras dapat membuat drive belt jauh lebih cepat aus karena belt tidak mampu menekan dan membuka driven pulley. Belt semakin lama akan terkikis karena panas dan gerakan berputar pada driven pulley. Universitas Mercubuana 17

Per CVT yang terlalu keras jika dipaksakan dapat merusak kampas kopling. Panas yang berlebihan terjadi di bagian CVT akibat putaran yang terlalu tinggi sehingga dapat membuat pemuaian pada kampas kopling. Akhirnya per CVT bukannya melentur dan menyempit ke dalam tapi justru malah bertahan pada kondisi yang masih lebar. Kampas kopling yang sudah panas pun bisa rusak karenanya. a.) Kanvas kopling Seperti pada umumnya fungsi dari kopling adalah untuk menyalurkan putaran dari putaran pulley sekunder menuju gigi reduksi. Cara kerja kopling sentrifugal adalah pada saat putaran langsam (putaran rendah), putaran poros pulley sekunder tidak diteruskan ke penggerak roda. Hal ini terjadi karena rumah kopling bebas (tidak berputar) terhadap kanvas, dan pegas pengembali yang terpasang pada poros pulley sekunder. Pada saat putaran rendah, gaya sentrifugal dari kanvas kopling menjadi kecil sehingga sepatu kopling terlepas dari rumah kopling dan tertarik kearah poros pulley sekunder akibatnya rumah kopling menjadi bebas. Saat putaran mesin bertambah, gaya sentrifugal semakin besar sehingga mendorong kanvas kopling mencapai rumah kopling dimana gayanya lebih besar dari gaya pegas pengembali. Universitas Mercubuana 18

Gambar 2.12 : kampas kopling (sumber : www.variasi53@yahoo.com) b.) rumah kampas kopling Bagian ini berfungsi sebagai gerak penghubung antara kanvas kopling dan gerak pada pulley belakang. Jika pada pada putaran rendah atau langsam kanvas kopling belum menyentuh mangkok kopling sehingga roda belum bergerak. Dan ketika pada putaran tinggi barulah kampas kopling menyentuh rumah kanvas kopling sehingga menyebabkan roda bergerak maju. Gambar : 2.13 : rumah kampas kopling (Sumber : www.bahasotomotif.com) Universitas Mercubuana 19

2.5 Cara Kerja CVT Seperti telah dijelaskan di atas transmisi terdiri dari dua buah pulley yang dihubungkan oleh belt, dan sebuah kopling sentrifugal untuk menghubungkan ke penggerak roda belakang. Pulley penggerak / pulley primer disambungkan keujung poros engkol (crankshaft) yang berfungsi sebagai pengatur kecepatan berdasarkan gaya sentrifugal. Pulley yang digerakan / pulley sekunder (driven pulley) berputar pada bantalan poros utama transmisi. Dari putaran rumah kopling ke putaran roda, dhubungkan melalui roda gigi perantara. Dengan begitu, dihasilkan dua tahap reduksi. Pada putaran langsam, tenaga putar belum mencukupi, maka kopling sentrifugal belum mengembang dan tak menyentuh rumah kopling. Makanya, roda belakang pun tak berputar. Gambar 2.14 : cara kerja CVT (sumber Yamaha CVT box) Universitas Mercubuana 20

Bila putaran mesin bertambah, gaya sentrifugal pun bertambah dari tarikan per sehingga sepatu kopling menyentuh rumah kopling. Mulailah terjadi tenaga gesek. V-belt di bagian pulley primer ada pada diameter dalam atau kecil, dan sekundernya pada posisi luar atau besar. Kondisi itu menghasilkan perbandingan putaran atau torsi yang besar untuk menggerakkan roda belakang. Kalau putarannya ditambah lagi, pemberat pada pulley primer bergerak keluar akibat gaya sentrifugal dan menekan piringan pulley-nya yang dapat bergeser. Tekanan itu ke arah piringan yang diam dan menekan V-belt ke lingkaran luar dari pulley primer. Gambar 2.15 : cara kerja puli belakang (Sumber : www.amirularham03.blogspot.com) Dengan begitu, diameter pulley primer membesar dan menarik sekunder ke diameter yang kecil. Akibatnya, putaran dan kecepatannya ikut bertambah cepat atau tinggi. Sistem ini, jelas sangat memudahkan pengendara dalam menjalankan motornya bila dibanding transmisi manual. Universitas Mercubuana 21

2.6 Perawatan Pada Transmisi Otomatis Pada motor matic CVT sangat memerlukan pengecekan yang rutin, Jika lupa atau telat mengeceknya, maka akibatnya motor akan melaju dengan sangat lambat dan diikuti dengan suara berisik di dalam CVT nya. Agar mendapatkan tenaga yang maksimal dan berjalan dengan sempurna ada beberapa komponen komponen yang harus dirawat dan di cek. Berikut ini adalah beberapa komponen yang harus dirawat antara lain : a.) Belt Belt adalah komponen terpenting dalam CVT, komponen inilah yang menghubungkan antara pulley depan (primer) dan pulley belakang (skunder). Pada umumnya belt akan memerlukan penggantian pada saat sudah menempuh jarak sekitar 20 ribu kilometer, biasanya sisi kiri dan kanan belt akan termakan. Atau bisa saja dengan cara membalikan belt lalu tekuk, jika belt mengalami keretakan maka belt sudah rusak dan harus melakukan pergantian part. b.) Roller Roller ini memiliki struktur yang bulat, tetapi umumnya akan tergesek pada salah satu sisinya saja, karena pergerakan yang terus menerus roller pun akan terkikis atau termakan sehingga roller mengalami keausan atau bisa disebut peang. Jika roller sudah mengalami hal tersebut maka segeralah melakukan pergantian part. c.) Pulley skunder / pulley belakang Pada puli skunder atau puli belakang cukup dengan memeriksa saja karena bagian ini jarang mengalami kerusakan atau keausan. Bagian ini hanya mengalami kekeringan atau kekurangan pelumas. Jadi merawatnya cukup dengan hanya Universitas Mercubuana 22

membersihkan dan memberi pelumas secukupnya agar pulley skunder atau pulley belakang dapat bekerja secara maksimal lagi. d.) Per CVT Pada bagian ini pengecekannya sangat mudah, cukup dengan merasakan laju berjalan saat berkendara. Jika performa motor sudah melemah, hendaklah melakukan pergantian per. Tetapi jika tidak per CVT masih layak pakai dan dapat digunakan dengan baik. e.) Kanvas kopling Pada kampas kopling bisa dirasakan juga pada saat berkendara, jika pada saat melakukan start atau awal mula berjalan motor terasa tersendat sendat dan bunyi segeralah melakukan pengecekan dengan cara membersihkan kanvas kopling lalu kanvas kopling dicuci menggunakan sabun agar terasa kesat. Lalu lihat permukaan kanvas jika sudah tipis segeralah melakukan pergantian part. 2.7 Keuntungan dan Kerugian Pada Transmisi Otomatis Transmisi otomatis memiliki keunggulan dibanding transmisi manual diantaranya adalah : 1. Pengoperasiannya mudah 2. Lebih nyaman dalam pemakaiannya 3. Perawatan yang lebih mudah 4. Memiliki percepatan yang halus Selain memiliki keunggulan, sistem transmisi otomatis juga memiliki kekurangan yaitu konsumsi bahan bakar yang lebih boros dibandingkan dengan transmisi manual. Universitas Mercubuana 23