BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Yogyakarta dikenal luas dengan sebutan Kota Pelajar. Sebutan ini diberikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Sejak lahir, manusia sudah bergantung pada orang lain, terutama orangtua

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. biasa atau persahabatan yang terjalin dengan baik. Kecenderungan ini dialami

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun swasta namun, peningkatan jumlah perguruan tinggi tersebut tidak dibarengi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Oleh sebab itu manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A Latar Belakang Mahasiswa dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan, salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Ketika remaja dihadapkan pada lingkungan baru misalnya lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. untuk pertama kalinya belajar berinteraksi atau melakukan kontak sosial

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dari ketiga subjek pada penelitian ini, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial (zoon politicon). Sebagai

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. tanpa kehadiran orang lain. Dengan adanya kebutuhan untuk mengadakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses pertumbuhan dan perkembangan. Individu pada masa remaja mulai

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan para tenaga ahli yang handal dalam bidangnya masing-masing.

2015 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PARENTAL ATTACHMENT DAN RELIGIUSITAS DENGAN KESIAPAN MENIKAH PADA MAHASISWA MUSLIM PSIKOLOGI UPI

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prestasi akademik yang tinggi pada umumnya dianggap sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

semangat untuk menjadi lebih baik dari kegiatan belajar tersebut. Fenomena yang telah dilakukan oleh Triana, 2010, yaitu tentang keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa yang akan datang. Pembahasan tentang pendidikan tentu tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang bahagia. Kebahagiaan menjadi harapan dan cita-cita terbesar bagi setiap

PERANAN MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA DOSEN DI KOTA BATAM. Mira Yona Dosen Tetap Prodi Manajemen Universitas Riau Kepulauan Batam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organisme

BAB I PENDAHULUAN. Pertemanan atau persahabatan yaitu hubungan "akrab" antara sesorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. latin adolensence, diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa adolansence

BAB I PENDAHULUAN. Purwokerto menumbuhkan peluang usaha, misalnya jasa loundry, rumah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi, tahapan, dan faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lainnya. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berkomunikasi dan

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. lingkungan (Semiun, 2006). Penyesuaian diri diistilahkan sebagai adjustment.

BAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Dipercayai bahwa salah satu kunci keberhasilan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 HUBUNGAN ANTARA ATTACHMENT PADA PENGASUH DENGAN SELF-DISCLOSURE REMAJA DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK WISMA PUTRA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan sepanjang hidup serta segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dekat dengan ustadzah. Dengan kriteria sebagai berikut dari 100

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN (ATTACHMENT) DAN INTIMACY PADA MAHASISWA YANG BERPACARAN. : Elfa Gustiara NPM : : dr. Matrissya Hermita, M.

BAB III METODE PENELITIAN. Data dari metode penelitian kuantitatif ini berupa angka-angka dan. analisisnya mengunakan statistik (Sugiyono,2010:7).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa sedikit mengalami permasalahan dan beban karena tugas-tugas

BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh karyawan lebih dari sekedar kegiatan yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak dapat hidup tanpa berelasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. melalui tahap intimacy vs isolation. Pada tahap ini, individu berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena

BAB III TEMUAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu yang belajar di Perguruan Tinggi. Setelah menyelesaikan studinya di

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kecerdasan..., Leila, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hukum suatu negara yang dibangun dengan tujuan untuk aktivitas religius. Gereja termasuk ke

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah suatu periode transisi dari fase anak hingga fase

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan membutuhkan interaksi dengan sesama. Ketergantungan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan siswa. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. orang tua dengan anak. Orang tua merupakan makhluk sosial pertama yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial yang setiap harinya menjalin hubungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tugas akhir atau yang sering disebut skripsi merupakan gerbang terakhir yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian halnya ketika

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. usia 18 hingga 25 tahun (Santrock, 2010). Pada tahap perkembangan ini, individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki arti tersendiri di dalam hidupnya dan tidak mengalami kesepian.

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya salah satunya untuk suatu keahlian tingkat sarjana.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Demikian pentingnya arti belajar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bangsa yang mampu bertahan dan mampu memenangkan persaingan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN PADA TEMAN SEBAYA DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Yogyakarta dikenal luas dengan sebutan Kota Pelajar. Sebutan ini diberikan kepada Kota Yogyakarta karena banyaknya jumlah pelajar dari dalam dan luar kota yang menuntut ilmu di berbagai institusi pendidikan di Kota Yogyakarta. Salah satu institusi pendidikan tersebut adalah Universitas Gadjah Mada. Pelajar dari berbagai daerah di Indonesia datang ke Kota Yogyakarta untuk menimba pendidikan di Universitas Gadjah Mada. Pada tahun 2011 UGM menerima 10.428 mahasiswa baru dari 355 kabupaten/kota di Indonesia. Mahasiswa tersebut paling banyak berasal dari provinsi Jawa Tengah, disusul oleh DIY, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Sumatra Utara, Riau, Lampung dan Kalimantan Timur (UGM, 2011). Pada tahun 2012, UGM menerima 9.753 mahasiswa baru dari 295 kabupaten/kota (Dikti, 2012). Pada tahun 2013, UGM menerima sebanyak 9.361 mahasiswa baru. Mahasiswa baru tersebut berasal dari 34 provinsi di Indonesia (UGM, 2013). Di tahun 2014, UGM menerima 9.133 mahasiswa baru yang tidak hanya berasal dari Kota Yogyakarta tetapi juga berasal dari berbagai provinsi di Indonesia (UGM, 2014). Para mahasiswa pendatang tersebut tinggal jauh dari orangtua dan keluarganya. Mahasiswa pendatang tersebut juga harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya sekitar. Mahasiswa S-1 pada umumnya berada pada rentang usia dewasa awal, yaitu 18 hingga 25 tahun. Kedua faktor yang telah disebutkan tadi menjadikan teman memiliki peranan yang penting bagi kehidupan mahasiswa pendatang. Pada wawancara preliminary yang dilakukan peneliti kepada tiga mahasiswa UGM yang berasal dari Jakarta dan Semarang, ditemukan beberapa masalah yang menjadi kendala bagi mahasiswa tersebut selama menempuh pendidikan di UGM. Masalah pertama yang timbul adalah masalah dengan lingkungan baru. Menurut subjek,

2 perbedaan sifat dan karakteristik antara teman-temannya dan mahasiswa itu sendiri dapat menjadi hal yang memicu konflik. Hal ini berlaku baik bagi teman kuliah maupun teman kos. Ada perbedaan kebiasaan dan tidak semua kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat diterima dengan baik oleh teman-teman maupun oleh mahasiswa itu sendiri. Masalah juga dapat timbul antara mahasiswa dengan induk semang kos. Induk semang kos yang sering menaikkan harga sewa misalnya, merupakan hal yang memberatkan bagi mahasiswa pendatang. Terkadang, ketidak cocokan antara mahasiswa baik dengan teman maupun induk semang kosnya menjadikan mahasiswa memilih untuk pindah ke tempat tinggal baru yang dirasa lebih nyaman. Selain itu, masalah yang juga muncul adalah rendahnya motivasi akademik, atau dalam wawancara secara lebih spesifik disebutkan mengenai motivasi dalam mengerjakan skripsi. Kontrol dari orang tua yang lemah, serta perasaan malas dan jenuh karena skripsi yang tidak kunjung selesai menyebabkan motivasi untuk menyelesaikan skripsi mahasiswa menjadi rendah. Masalah-masalah yang muncul di atas dapat teratasi apabila mahasiswa mendapat dukungan yang cukup. Ketiga mahasiswa pendatang tadi memiliki hubungan yang baik dengan orang tuanya. Namun, karena mereka berada jauh dari orangtua dan keluarga, mahasiswa tersebut cenderung mencari dukungan dan bantuan kepada temantemannya. Terbentuknya hubungan yang positif dengan teman dekat merupakan hal yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan sosial, psikologis, dan kesehatan yang positif bagi dewasa awal (Rodriguez, Ratanasiripong, Hayashino, & Locks, 2014). Dengan memiliki teman dekat, seorang individu dapat berkembang dan beradaptasi secara positif dengan lingkungan sekitarnya, dalam hal ini adalah lingkungan baru tempat mahasiswa pendatang kini menuntut ilmu. Hasil wawancara preliminary senada dengan penelitian yang dilakukan Rodriguez, dkk (2014). Dalam wawancara itu terungkap bahwa bagi mahasiswa-mahasiswa tersebut, sahabat adalah sumber dukungan yang utama saat mereka tinggal terpisah dari orang tuanya. Sahabat adalah tempat pertama untuk bercerita saat mahasiswa tersebut sedang mengalami masalah. Sahabat juga merupakan tempat pemenuhan kebutuhan yang tidak

3 dapat dipenuhi oleh orang tua. Selain itu, sahabat juga merupakan sumber dukungan dan motivasi dalam mengerjakan tugas akademik. Hal ini terjadi karena orang tua mahasiswa berada jauh dari mahasiswa tersebut sehingga tidak bisa selalu cepat dan tanggap dalam memberikan bantuan. Bantuan yang diberikan oleh orang tua pun terbatas karena adanya permasalahan demografis berupa lokasi anak yang berada di kota yang berbeda sehingga memang ada beberapa situasi yang tidak memungkinkan orang tua untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh anaknya. Selain itu, orang tua juga tidak mengetahui permasalahan yang dihadapi anaknya secara langsung sehingga mahasiswa tersebut merasa lebih tepat untuk menceritakan masalahnya kepada sahabat yang mengetahui permasalahan tersebut secara langsung. Berbagai keterbatasan tersebut menjadikan sahabat memiliki porsi yang besar dalam kehidupan mahasiswa pendatang. Oleh karenanya, mahasiswa harus menjalin hubungan persahabatan dengan baik. Kualitas persahabatan menurut Mendelson dan Aboud (2014) adalah suatu proses bagaimana fungsi persahabatan (hubungan pertemanan, pertolongan, keintiman, kualitas hubungan yang dapat diandalkan, pengakuan diri, rasa aman secara emosional) terpuaskan. Berndt (1999) mengistilahkan ciri-ciri persahabatan yang positif dan negatif sebagai kualitas persahabatan. Ciri-ciri positif dari kualitas persahabatan yang dimaksud yaitu pembukaan diri (self disclosure), keakraban (intimacy), dukungan dalam harga diri (self esteem support), kesetiaan (loyality) dan perilaku sosial (prosocial behavior). Sedangkan ciri-ciri negatif dari kualitas persahabatan yang dimaksud adalah persaingan dan konflik. Apabila seorang individu merasa bahwa hubungan dengan teman-temannya dapat memenuhi kebutuhan mereka akan self disclosure, intimacy, sef-esteem support, kesetiaan, dan perilaku prososial serta dapat mengatasi persaingan dan konflik maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut memiliki tingkat kualitas persahabatan yang tinggi. Hal tersebut memiliki dampak positif bagi perkembangan sosial dan psikologis mahasiswa pendatang. Kualitas persahabatan dipengaruhi oleh hubungan anak dengan orang tua, hubungan orang tua satu sama lain, karakteristik internal seperti regulasi emosi, dan

4 pengalaman hidup (Zarbatany, Conley, & Pepper, 2004; Bauminger, Finzi-Dottan, Chason, & Har-Even, 2008). Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas persahabatan adalah parental attachment. Pada beberapa penelitian ditemukan bahwa individu dengan insecure attachments terhadap orang tuanya cenderung memiliki persahabatan yang lebih singkat dan dengan kualitas yang lebih rendah (Miller & Hoicowitz, 2004). Individu dengan insecure attachments ini kurang bersikap proaktif dalam perencanaan, lebih agresif, dan menunjukkan perilaku menghindar dalam persahabatan (Barret & Holmes, 2001). Penelitian yang dilakukan oleh Rodriguez, dkk. (2014) pada mahasiswa Latino menemukan bahwa pelajar Latin yang memiliki secure atachment style memiliki tingkat kualitas persahabatan yang lebih tinggi dengan teman dekatnya dibandingkan dengan teman-temannya yang memiliki tipe attachment lain. Hasil penelitian tersebut signifikan karena baik secure attachment style maupun hubungan yang positif dengan teman dekat berhubungan dengan kesehatan fisik dan mental yang positif pada berbagai tahap perkembangan (Rodriguez, dkk., 2014). Dari uraian di atas, terlihat pentingnya hubungan dengan orang tua sebagai dasar untuk terbentuknya hubungan yang berkualitas dengan sahabat. Oleh karena masih terbatasnya penelitian di Indonesia khususnya di Universitas Gadjah Mada mengenai hubungan antara parental attachment dan kualitas persahabatan, penulis ingin meneliti lebih jauh apakah terdapat hubungan antara parental attachment dengan kualitas persahabatan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada. B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara kualitas persahabatan dengan parental attachment pada mahasiswa pendatang di Universitas Gadjah Mada?

5 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara parental attachment dan kualitas persahabatan pada mahasiswa pendatang di Universitas Gadjah Mada. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri maupun untuk mahasiswa dan masyarakat terkait dengan kualitas persahabatan pada mahasiswa. 1. Manfaat Teoritis Diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan di bidang psikologi perkembangan, khususnya mengenai attachment dan hubungannya dengan kualitas persahabatan pada mahasiswa. 2. Manfaat Praktis Diharapkan dari hasil penelitian diperoleh informasi yang berguna bagi mahasiswa dan pihak-pihak lain yang bersangkutan mengenai parental attachment pada mahasiswa dan kaitannya dengan kualitas persahabatan serta bagaimana hal tersebut berpengaruh pada kehidupan mahasiswa.