BAB I PENDAHULUAN. kesempatan yang luas. Gejala ini mulai muncul sejak awal abad ke-20 dan mengakibatkan

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ema Sumiati, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

2016 PERENCANAAN PAKET WISATA BERDASARKAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI WISATAWAN YANG DATANG KE KAMPUNG CIREUNDEU KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

PENERAPAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM BUDAYA MASYARAKAT KAMPUNG ADAT CIREUNDEU SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

TINJAUAN KONSISTENSI MASYARAKAT KAMPUNG ADAT CIREUNDEU DALAM MELESTARIKAN ADAT ISTIADAT LELUHUR

BAB I PENDAHULUAN. pertanian menjadi daerah permukiman, industri, dan lain-lain. Menurut BPN

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia, karena itu pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. didasarkan pada nilai-nilai karakteristik lahan sangat diperlukan sebagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. nasi sebagai makanan pokok sehari-hari. Dari data BPS (2014) konsumsi padi

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai Glycine max (L.) Merill adalah tanaman asli daratan Cina dan

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

ß Îh ÇçΡ BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

I. PENDAHULUAN. cukup. Salah satu komoditas pangan yang dijadikan pangan pokok

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sangat diandalkan sebagai salah satu tumpuan. dalam memulihkan kondisi perekonomian masyarakat, bahkan secara

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. giat melaksanakan pembangunan di segala bidang, salah satu diantaranya adalah bidang

BAB I PENDAHULUAN. dengan ketersediaan lahan sawah yang mencapai 8,1 juta ha, lahan tegal/kebun

I. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan

I. PENDAHULUAN. bahan pangan utama berupa beras. Selain itu, lahan sawah juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sehingga ketersediaannya harus terjamin dan terpenuhi. Pemenuhan pangan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuvenalis Anggi Aditya, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka yang panjang dalam Skripsi H. Siagian (Telaah Pemanfaatan Berbagai Jenis

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara

Tabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor)

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa Indonesia adalah beras, karena beras merupakan. makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masih bertumpu pada beras. Meskipun di beberapa daerah sebagian kecil penduduk

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. singkong, ubi, talas dan lain-lainnya. Gandum berpotensi sebagai pengganti beras

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

I. PENDAHULUAN. negara agraris di dunia, peranan tanaman pangan juga telah terbukti secara

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Declaration and World Food Summit Plan of Action adalah food security

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurshopia Agustina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tidak hilang seiring dengan kemajuan zaman, karena budaya merupakan kekayaan

prasyarat utama bagi kepentingan kesehatan, kemakmuran, dan kesejahteraan usaha pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas guna meningkatkan

PENDAHULUAN. salah satu negara berkembang yang mayoritas. penduduknya memiliki sumber mata pencaharian dari sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

BAB VIII KELEMBAGAAN MAKANAN POKOK NON BERAS

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan

I. PENDAHULUAN. rakyat secara merata dan adil, penyediaan pangan dan gizi yang cukup memadai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam segala sisi kehidupannya memiliki tingkat kebutuhan yang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. orang atau badan (produsen). Orang atau badan yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam beragam bentuk, maksud, dan tujuan. Mulai dari keluarga, komunitas,

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi merupakan gejala yang tak dapat dihindari, tetapi sekaligus juga membuka kesempatan yang luas. Gejala ini mulai muncul sejak awal abad ke-20 dan mengakibatkan banyak bangsa kehilangan keaslian watak dan kemandirian budayanya. Globalisasi disebabkan oleh modal, manjement, dan kemajuan iptek, terutama di bidang teknologi komunikasi yang membawa dunia saling berdekatan. Bila kebudayaan bangsa tidak kreatif lagi dalam menghadapi tantangan baru maka kebudayaan dari luar akan masuk dan tanpa disadari dapat menguasai kehidupan masyarakat sehingga akhirnya hal itu akan menghilangakan dinamika budaya bangsa sebagai pelopor kebudayaan nasional. Dampak yang paling nyata adalah ketergantungan hidup pada pada bangsa luar. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tylor dalam Soekanto (1982 : 150) tentang definisi kebudayaan : Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat Berdasarkan pengertian diatas, dapat dimengerti betapa pentingnya suatu generasi mengetahui tentang budayanya sendiri. Karena budaya merupakan essensi dari manusia, mencerminkan asalnya, yaitu lingkungan dengan bahasa, tradisi yang sangat kompleks, kepercayaan dan sistem yang membentuk olahan atau tuangan yang kaya raya dan menjadi sumber dari mana munculnya seni, keindahan yang membuat hidup sangat berharga. Upaya melestarikan kebudayaan bangsa dengan kreativitas serta mengembangkannya mengikuti

2 kemajuan zaman dirasa suatu yang sangat diperlukan. Dengan ini kebudayaan bangsa berkembang dan berkelanjutan tanpa kehilangan akarnya. Bila menggunakan statistik kenaikan penduduk Indonesia dari 1995 sampai 2005, di perkirakan jumlah penduduk Indonesia 2010 sekitar 240 juta orang (www.datastatistikindonesia.com). Maka kebutuhan beras rakyat Indonesia mencapai 57.600.000.000 ton pada tahun 2010 dengan asumsi kebutuhan pangan per orang 240 kg. Sementara hasil produksi beras per tahun Indonesia pada tahun 2010 adalah 32.000.000.000 ton. Berasarkan penjabaran tersebut dapat diketahui defisit beras Indonesia pada tahun 2010 adalah 22.600.000.000 ton. Berpijak pada pendapat Siregar dalam Sumodiningrat (2001 : 88) bila kita terlena untuk berpikir beras maka kita bisa kembali menjadi negara pengimpor beras terbesar di dunia. Bila bertumpu pada fakta dan pendat diatas maka difersivikasi pangan merupakan salah satu solusi bagi permasalhan pangan di Indonesia. Salah satu bentuk difersivikasi pangan dengan beralih dari beras dengan sumber karbohidrat lainnya seperti ubi kayu. Masyarakat Kampung Adat Cirendeu memiliki keunikan dalam hal makanan pokok, penduduk Kampung Adat Cirendeu tidak mengkonsumsi beras berbahan dasar padi sebagai bahan makanan pokok melainkan nasi ubi kayu atau lebih dikenal dengan istilah rasi. Budaya mengkonsumi nasi berbahan dasar ubi kayu ini berpedoman pada prinsip hidup yang mereka yakini, berikut : Teu Nyawah Asal Boga Pare, Teu Boga Pare Asal Boga Beas, Teu Boga Beas Asal Bisa Nyangu, Teu Nyangu Asal Dahar, Teu Dahar Asal Kuat. (Wardiman 2010 : 4) Berdasarkan filosofi hidup tersebut melahirkan suatu kehidupan yang sangat unik dimana nuansa hidup yang santun, mencintai lingkungan, budaya sunda dan kesenian khas masih terjaga dan terpelihara. Sebagian masyarakatnya masih mempertahankan tradisi makanan pokok nasi yang terbuat dari ubi kayu atau dikenal dengan nama rasi atau beras ubi kayu, bahkan diversifikasi produk makanan yang berbahan dasar ubi kayu tersedia di kampung ini.

3 Pemanfaatan ubi kayu selain sebagai rasi juga dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan. Seperti yang tertera pada gambar 1.1. Awug Tape Mutiara Kerupuk Aci Ranggining Opak Aci Rasi Rasi Nasi Goreng Gambar 1.1 Variasi Berbagai Jenis Makanan Dengan Bahan Dasar Ubi Kayu (Sumber: Wardiman 2010) Konsumsi rasi penting untuk dipertahankan dan disebarluaskan pemanfaatannya. Keberadaan rasi dapat membantu memperbaiki kondisi pangan Indonesia yang mengalami keseragaman, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sumodiningrat (2001 : 88) : Beras pada akhirnya dianggap sebagai simbol keberhasilan dan kesejahteraan. Pada daerah yang tradisinya tidak mengenal padi sebagai bahan pangan utama. Anggapan yang kemudian terlanjur berkembang adalah konsumsi bahan pangan di luar beras adalah identik dengan keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan, dan kurang gizi. Penududuk yang berdomisili di Kampung Adat Cirendeu sebagian besar hidup sebagai petani, seperti tertera pada tabel 1.1. Seiring perkembangan zaman, luas lahan yang diolah oleh perorang sebagai lahan pertanian ubi kayu semakin berkurang karena jumlah penduduk bertambah. Jumlah lahan pertanian ubi kayu 23,80 Ha yang digarap oleh seluruh warga Kampung Adat Cirendeu. Dengan ubi kayu sebagai hasil produksi pertanian utama hanya

4 memungkinkan terjadi panen sekali dalam kurun waktu setahun dimana daya tahan rasi 3-4 bulan. Tabel 1.1 Mata Pencaharian Masayrakat Kampung Adat Cireundeu No. Mata Pencaharian Jumlah 1. Petani 103 2. Buruh 25 3. PNS 6 4. Lain-lain 50 Jumlah 184 Sumber: Wadirman 2010 Keberadaan kampung adat Cireundeu merupakan salah satu fenomena yang dapat menjadi model solusi bagi kondisi pangan nasional. Cara budidaya ubi kayu yang didapatkan dari warisan leluhur masyarakat kampung adat citerndeu dari tahun 1930, terbukti dapat mempertahankan kehidupan mereka saat ini. Budidaya ubi kayu masyarakat adat citerndeu menghasilkan pola tertentu yang menarik untuk diteliti dan dimanfaatkan sebagai salah satu pemecahan masalah pangan nasional. B. Rumusan Masalah Diversifikasi pangan menjadi salah satu pemecahan masalah dalam menghadapi permasalahan pangan saat ini. Konsumsi ubi kayu merupakan salah satu bentuk diversifikasi pangan. Ubi kayu sebagai konsumsi pokok pengganti beras belum populer di Indonesia. Namun di Kampung Adat Cireundeu konsumsi ubi kayu telah menjadi tradisi. Peneliti merasa tertarik untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kecukupan ubi kayu sebagai konsumsi pokok. Maka, budaya konsumsi ubi kayu di Kampung Adat Cireundeu memunculkan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana potensi budidaya ubi kayu di Kampung Adat Cirendeu? 2) Bagaimana potensi konsumsi ubi kayu di Kampung Adat Cirendeu?

5 C. Tujuan Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Mendeskripsikan potensi ubi kayu di Kampung Adat Cirendeu. 2) Mendeskripsikan konsumsi ubi kayu di Kampung Adat Cirendeu. 3) Menggambarkan pola konsumsi ubi kayu di Kampung Adat Cirendeu. D. Manfaat Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Sebagai rekomendasi kepada pemerintah setempat berkenaan dengan budidaya ubi kayu di Kampung Adat Cirendeu; 2) Sebagai pertimbangan untuk masyarakat dalam mengembangkan budidaya ubi kayu di Kampung Adat Cirendeu; 3) Sebagai pertimbangan untuk masyarakat Indonesia dalam mengembangkan budidaya ubi kayu; 4) Sebagai salah satu sumber data dan informasi bagi pengembangan penelitian selajutnya; 5) Membantu dalam pembelajaran geografi di sekolah, sehingga siswa bisa lebih memahami mengenai salah satu fenomena geografis, khususnya yang berhubungan dengan budidaya ubi kayu di Indonesia. E. Definisi Oprasional Judul yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Potensi Budidaya Dan Pola Konsumsi Ubi Kayu Pada Masyarakat Petani Di Kampung Adat Cireundeu.

6 Untuk membatasi alur penelitian maka berikut akan dijabarkan definisi oprasiona yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu : 1. Potensi Budidaya Potensi budidaya adalah suatu proses pertanian yang meliputi input, proses, dan output. Dalam penelitian ini input meliputi jumlah tenaga kerja, luas lahan, waktu pengolahan lahan, dan waktu penananman. Proses meliputi pemupukan yang dilakukan sampai panen. Output meliputi tenaga kerja, waktu panen, dan hasil produksi. 2. Konsumsi Ubi Kayu Konsumsi ubi kayu adalah jumlah ubi kayu yang dibutuhkan masyarakat dalam satuan waktu tertentu. Dalam penelitian ini kebutuhan ubi kayu dalam satu tahun. 3. Petani Menurut Soetriono (2006 : 12) petani adalah Manusia yang berusaha mengatur atau mengusahakan tumbuh-tumbuhan dan hewan serta memanfaatkan hasilnya. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis besarnya potensi budidaya dan pola konsumsi ubi kayu. Sehingga diperoleh data mengenai potensi budidaya dan pola konsumis ubi kayu di Kampung Adat Cireundeu.