digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam kehidupannya, maka sastra tidak saja merupakan suatu media untuk menyampaikan ide, teori atau sistem berpikir tetapi juga merupakan media untuk menampung ide, teori serta sistem berpikir manusia. Sebagai karya kreatif, sastra harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia. Di samping itu sastra harus mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan umat manusia (Semi, 1993: 8). Setiap manusia merupakan individu yang berbeda dengan individu lainnya. Ia mempunyai watak, temperamen, pengalaman, pandangan, dan perasaan sendiri yang berbeda dengan lainnya. Namun demikian, manusia hidup tidak lepas dari manusia lain. Pertemuan antarmanusia yang satu dengan manusia yang lain tidak jarang menimbulkan konflik, baik konflik antara individu, kelompok maupun anggota kelompok serta antara anggota kelompok yang satu dan anggota kelompok lain. Karena sangat kompleksnya, manusia juga sering mengalami konflik dalam dirinya atau konflik batin sebagai reaksi terhadap situasi sosial di lingkungannya. Dengan kata lain, manusia selalu dihadapkan pada persoalan-persoalan hidup. Manusia dalam menghadapi persoalan hidupnya tidak terlepas dari jiwa manusia itu sendiri. Jiwa di sini meliputi pemikiran, pengetahuan, tanggapan, khalayak dan jiwa itu sendiri. 1
digilib.uns.ac.id 2 Kejadian atau peristiwa yang terdapat dalam karya sastra dihidupkan oleh tokoh-tokoh sebagai pemegang peran atau pelaku alur. Melalui perilaku tokoh-tokoh yang ditampilkan inilah seorang pengarang melukiskan kehidupan manusia dengan problem-problem atau konflik-konflik yang dihadapinya, baik konflik dengan orang lain, konflik dengan lingkungan, maupun konflik dengan dirinya sendiri. Karya sastra yang dihasilkan sastrawan selalu menampilkan tokoh yang memiliki karakter sehingga karya sastra juga menggambarkan kejiwaan manusia, walaupun pengarang hanya menampilkan tokoh itu secara fiksi. Dengan kenyataan tersebut, karya sastra selalu terlibat dalam segala aspek hidup dan kehidupan, tidak terkecuali ilmu jiwa atau psikologi. Hal ini tidak terlepas dari pandangan dualisme yang menyatakan bahwa manusia pada dasarnya terdiri atas jiwa dan raga. Maka penelitian yang menggunakan pendekatan psikologi terhadap karya sastra merupakan bentuk pemahaman dan penafsiran karya sastra dari sisi psikologi. Alasan ini didorong karena tokoh-tokoh dalam karya sastra dimanusiakan, mereka semua diberi jiwa, mempunyai raga bahkan untuk manusia yang disebut pengarang mungkin memiliki penjiwaan yang lebih bila dibandingkan dengan manusia lainnya terutama dalam hal penghayatan mengenai hidup dan kehidupan (Hardjana, 1985: 60). Sastra merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi. Membicarakan sastra yang memiliki sifat imajinatif, kita berhadapan dengan tiga jenis (genre) sastra yaitu prosa, puisi, dan drama. Salah satu jenis prosa adalah novel. Sebuah novel menceritakan kejadian yang luar biasa dari kehidupan manusia. Luar biasa karena dari kejadian ini terlahir konflik, suatu pertikaian, yang mengalir mengambil jurusan nasib mereka. Novel dalam karya sastra Indonesia merupakan pengolahan masalah-masalah sosial masyarakat oleh kaum terpelajar Indonesia sejak tahun 1920-an dan sangat digemari oleh sastrawan.
digilib.uns.ac.id 3 Novel merupakan karya sastra yang menggambarkan corak, cita-cita, inspirasi dan eksistensi, dan perilaku dalam kehidupan masyarakat. Hal ini terbukti dengan adanya hakikat dan eksistensi karya sastra yang merupakan interpretasi. Di dalam penelitian ini, akan dikaji kondisi kejiwaan tokohtokohnya. Penelitian ini juga mengungkap kondisi kejiwaan dalam menghadapi permasalahan yang melingkupi kehidupan mereka sehingga menimbulkan reaksi dalam upaya untuk melepaskan diri dari belenggu lingkungan mereka. Untuk mendapatkan kejelasan mengenai tokoh-tokoh utama, akan digunakan ilmu bantu yang mengkaji masalah kejiwaan, yaitu psikologi. Psikologi sastra merupakan kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan (Endraswara, 2008: 96). Seseorang dapat mengamati tingkah laku tokoh-tokoh dalam sebuah roman atau drama dengan memanfaatkan pertolongan psikologi. Kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam novel dihidupkan oleh tokoh-tokoh yang ditampilkan inilah, seorang pengarang melukiskan kehidupan manusia dengan persoalan-persoalan atau konflik dengan orang lain ataupun konflik yang terjadi dengan dirinya sendiri. Pengarang memegang peranan penting dalam penciptaan watak tokoh yang dilukiskannya dalam karya sastra. Pemilihan novel Noto, Tragedi Cinta dan Kembalinya Sang Pangeran karya Prijono Hardjowirogo sebagai bahan kajian dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk memahami aspek kepribadian tokoh-tokoh dalam novel sebagai bagian masalah yang diangkat pengarang dalam karyanya. Dalam hal ini tokoh diciptakan oleh pengarang dengan keadaan jiwa tertentu ketika menghadapi masalah. Selain itu, novel Noto, Tragedi Cinta dan Kembalinya Sang Pangeran sarat dengan keadaan jiwa tokoh yang mengalami masalah baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang-orang disekitarnya.
digilib.uns.ac.id 4 Novel Noto, Tragedi Cinta dan Kembalinya Sang Pangeran karya Prijono Hardjowirogo memberikan gambaran yang berbeda dari novel-novel lainnya, yaitu sebuah novel modern dengan mengambil latar belakang kebudayaan Jawa pada masa Orde Baru. Hal tersebut yang menjadi daya tarik tersendiri untuk membaca lebih lanjut dan mengkajinya. Novel Noto, Tragedi Cinta dan Kembalinya Sang Pangeran tidak hanya semata-mata mengisahkan kepahitan Orde Baru, namun di tengah gejolak politik yang hebat saat itu, ada kisah cinta yang mewarnainya. Novel Noto, Tragedi Cinta dan Kembalinya Sang Pangeran ini bertemakan perjuangan seorang anak laki-laki untuk bangkit dari keterpurukan dan memperjuangkan cita-citanya. Hal ini ditunjukkan pada tokoh utama, seorang pemuda yang telah ditinggal oleh kedua orang tuanya semasa kecil akibat dari keganasan situasi politik pada masa itu. Pemuda ini bernama Noto, setelah kepergian kedua orang tuanya ia dititipkan di rumah saudaranya yang berada di Solo. Ia memulai kehidupan yang baru di Solo dan merintis karir dan pendidikannya hingga ia menjadi seorang anggota AKMIL yang berpangkat tinggi sekaligus sebagai pengusaha yang sukses. Kesuksesan yang ia raih mengantarkannya kepada kerabatnya di Yogyakarta yang mengetahui dan mengungkapkan jati diri Noto sesungguhnya. Cerita pada novel didominasi oleh tokoh utama. Noto, Tragedi Cinta dan Kembalinya Sang Pangeran memang bukan novel sejarah. Ia novel berlatar belakang sejarah. Sejarah di masa lalu tentang pertarungan ideologi yang kemudian menjadi keramat dan ditabukan oleh mereka yang memenangkan pertarungan, dan sejarah di era kekinian ketika manusia saling bunuh membunuh karena agama dan keyakinan yang mereka anut. Prijono Hardjowirogo merangkai kedua peristiwa ini dalam jalinan cerita penceritaan kilas balik, yang membuat pembacanya segera ikut terlempar mengikuti alur cerita yang disajikan pengarang. Ada beberapa kisah yang dialami tokoh-tokoh yang seperti sengaja dibuat kabur oleh Prijono
digilib.uns.ac.id 5 Hardjowirogo, yaitu ketika Noto mengunjungi pantai parangtritis dan ia terlempar akibat angin yang tiba-tiba berhembus kencang menerpa tubuhnya. Tapi disinilah kepiawaian Prijono Hardjowirogo untuk memancing rasa penasaran pembaca. Novel memiliki daya tarik tersendiri dibanding puisi dan drama. Hal tersebut dikarenakan bahasa yang terkandung di dalamnya lugas dan mudah dipahami. Sebagai bahan bacaan novel mampu menghibur pembacanya dan mampu menyeret pembacanya mendalami suatu kehidupan yang belum ataupun tidak pernah dialaminya. Novel yang berisi tentang kehidupan manusia dengan watak dan gaya hidup tokoh yang beragam dapat memberikan wawasan berpikir yang lebih luas kepada pembacanya. Novel kerap menjadi topik yang menarik untuk dikaji dalam berbagai kegiatan ilmiah. Sebagai contoh, di lingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan Bahasa novel dijadikan materi perkuliahan, bahkan dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP dan SMA novel menjadi materi dalam pengajaran sastra. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa novel bukan hanya sebagai bacaan hiburan saja, melainkan menjadi bagian dari salah satu karya sastra yang perlu dikaji serta dikembangkan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, novel dibahas mengenai unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Hal ini muncul pada standar kompetensi 7 berisi kompetensi membaca. Siswa dituntut untuk memahami barbagai hikayat, novel Indonesia/terjemahan. Salah satu bagian dari unsur intrinsik adalah menemukan karakter tokoh dalam novel. Karakter tokoh menjadi sorotan utama siswa untuk dijelaskan kedudukan dan wataknya. Setiap tokoh dalam novel dibangun dengan karakter yang beragam. Karakter tersebut layaknya gunung es yang hanya terlihat sedikit pada permukaannya sedangkan dari dasar sangat besar dan dapat digali kembali. Berdasarkan unsur ekstrinsik, novel dapat dikaji dengan memfokuskan pengaruh dari luar sehingga karya tersebut tercipta.
digilib.uns.ac.id 6 Dilihat dari segi nilai pendidikan karakter, novel Noto, Tragedi, Cinta, dan Kembalinya Sang Pangeran mengandung banyak nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat dipetik. Novel Noto, Tragedi, Cinta, dan Kembalinya Sang Pangeran memberikan inspirasi bagi pembaca, hal itu berarti terdapat nilai-nilai positif yang dapat diambil dan direalisasikan oleh pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sependapat dengan Wardani (2009: 14) bahwa fiksi merupakan sebuah cerita yang bertujuan menghibur, fiksi juga berfungsi untuk mendidik pembaca. Kedua fungsi sastra, dulce et utile terjalin saling melengkapi dalam sebuah karya sastra yang baik. Karya sastra yang baik selain dapat menimbulkan kepuasan batin pembaca juga mampu menyampaikan nilai-nilai positif yang terkandung dalam karya sastra. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa novel Noto, Tragedi, Cinta, dan Kembalinya Sang Pangeran menceritakan kisah hidup dan psikologi seseorang dengan berbagai masalah hidupnya, sehingga novel Noto, Tragedi, Cinta, dan Kembalinya Sang Pangeran layak untuk diteliti menggunakan pendekatan psikologi sastra. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul Kepribadian Tokoh dalam Novel Noto, Tragedi, Cinta, dan Kembalinya Sang Pangeran karya Prijono Hardjowirogo (Kajian Psikologi Sastra dan Nilai Pendidikan Karakter). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah karakter tokoh di dalam novel Noto, Tragedi, Cinta, dan Kembalinya Sang Pangeran karya Prijono Hardjowirogo? 2. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Noto, Tragedi, Cinta, dan Kembalinya Sang Pangeran karya Prijono Hardjowirogo?
digilib.uns.ac.id 7 3. Bagaimanakah relevansi novel Noto, Tragedi, Cinta, dan Kembalinya Sang Pangeran karya Prijono Hardjowirogo dengan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk: 1. Mendeskripsikan kepribadian tokoh di dalam novel Noto, Tragedi, Cinta, dan Kembalinya Sang Pangeran karya Prijono Hardjowirogo. 2. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Noto, Tragedi, Cinta, dan Kembalinya Sang Pangeran karya Prijono Hardjowirogo. 3. Mendeskripsikan relevansi novel Noto, Tragedi, Cinta, dan Kembalinya Sang Pangeran karya Prijono Hardjowirogo dengan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis a. Memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan, khususnya dalam penelitian sastra. b. Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu contoh penerapan pendekatan psikologi sastra dalam penelitian di bidang sastra. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap keilmuan dalam mengapresiasi novel dan memberikan wawasan kepada penikmat sastra secara mendalam. 2. Manfaat praktis a. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan guru sastra Indonesia khususnya dalam pembelajaran apresiasi sastra. b. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa dan guru bahasa dan sastra Indonesia, serta peneliti sastra sebagai bahan bacaan untuk
digilib.uns.ac.id 8 menambah wawasan tentang kajian psikologi sastra dan novel Noto, Tragedi, Cinta, dan Kembalinya Sang Pangeran karya Prijono Hardjowirogo. c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran apresiasi sastra, dalam hal ini mahasiswa dapat menganalisis karya sastra dengan pendekatan psikologi sastra.