BAB II KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI. Menulis memiliki berberapa definisi. Menurut Tarigan (1994:3) Menulis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. bahasa itu akan dimengerti orang lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa

II. LANDASAN TEORI. Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksposisi Berdasarkan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. paling subjektif dan mengandung nilai aktualisasi diri yang tinggi. Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari terlihat dalam empat aspek keterampilan berbahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB II PEMBELAJARAN, MEMPRODUKSI TEKS EKSPOSISI, MEDIA KOMIK STRIP, DAN METODE DISCOVERY LEARNING

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

Jurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo

BAB II MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan secara tertulis

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

Dewi Arini 1 Korespondensi berkenaan dengan artikel dapat dialamatkan ke-

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rafina Widowati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN. Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menangkap Makna Teks Eksposisi Berdasarkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan ujaran atau ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran.

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

KAJIAN PUSTAKA. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Transkripsi:

9 BAB II KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI A. Kemampuan Menulis. 1. Hakikat Menulis. Menulis merupakan kemampuan yang harus dikembangkan secara dini mulai dari pendidikan dasar dengan cara yang metodis dan sistematis. Menulis memiliki berberapa definisi. Menurut Tarigan (1994:3) Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Dikatakan lebih lanjut, bahwa Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif, menulis juga adalah kegiatan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Menurut Lado(Tarigan, 2008:22) mengatakan bahwa menyalin/mengkopi huruf-huruf ataupun menyusun menset suatu naskah dalam huruf-huruf tertentu untuk dicetak bukanlah menulis kalau orang-orang tersebut tidak memahami bahasa tersebut beserta representasinya. Media tulis atau keterampilan menulis merupakan salah satu aspek penting dalam proses komunikasi. Menulis sebagai suatu cara berkomunikasi, atau hubungan antara penulis dan pembaca, secara singkat menurut Tarigan (2008:19) dapat kita

10 utarakan sebagai berikut. Pertama, Setiap penulis atau pengarang mempunyai pikiran atau gagasan yang ingin disampaikan atau diturunkan kepada orang lain. Dalam hal ini dia harus menerjemahkan ide-idenya itu kedalam sandi-sandi lisan yang selanjutnya diubah menjadi sandi-sandi tulis. Kedua, Pengarang memanfaatkan sejumlah sarana mekanis untuk merekam sandi tulis tersebut. Setelah selesai perekaman itu dapatlah diteruskan atau disebarkan kepada orang lain (dalam hal ini para pembaca) melintasi waktu dan ruang. Ketiga, Pikiran atau gagasan penulis pun sampailah ke pihak pembaca. Pembaca melihat tulisan tersebut. Dia menerjemahkan sandi tulis itu kedalam sandi lisan kembali dan mendapatkan serta menemui kembali pikiran atau gagasan penulis. Akhirnya, pembaca memahami pikiran atau gagasan tersebut. Menulis dapat kita definisikan dari kedua pendapat ahli diatas yaitu kegiatan menuangkan isi pemikiran atau gagasan dalam bentuk lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang. 2. Kemampuan Menulis. Menulis merupakan kemampuan yang mutlak dimiliki setiap individu. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan berbahasa paling akhir yang dikuasai pelajar setelah kemampuan mendengarkan, berbicara dan membaca. Dibanding tiga

11 kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal tersebut disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur, dan unsur diluar bahasa itu sendiri. Selain terampil menulis, siswa sudah sewajarnya juga memiliki sikap positif terhadap kegiatan pembelajaran menulis baik dikelas maupun diluar kelas. 3. Tujuan Menulis. Tujuan penulisan suatu tulisan, menurut Hugo Hartig (Tarigan, 2008:25) adalah a. Assinment purpose (tujuan penugasan), Tujuan dari ada penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali, b. Altruistic purpose (tujuan altruistik), Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, c. Persuasi purpose (tujuan persuasif), Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran-kebenaran gagasan yang diutarakan, d. Informasional Purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan), Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan penerangan kepada para pembaca, e. Selfexspressive purpose (tujuan pernyataan diri), Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca, f. Creative Purpose (tujuan kreatif), Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif disini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian, g. Problem-solving purpose (tujuan

12 pemecahan masalah). Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. 4. Manfaat Menulis. Manfaat menulis dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam dunia pendidikan. Hampir semua lembaga pedidikan di Indonesia menggunakan kemampuan menulis untuk mengetahui kemampuan peserta didiknya. Menulis memiliki berberapa manfaat. Komaidi (Nuryani, 2014:19) mengatakan ada enam manfaat menulis yaitu: a.menimbulkan rasa ingin tahu dan melatih kepekaan dalam melihat realitas kehidupan, b. Mendorong kita untuk mencari referensi lain, misalnya buku,majalah, koran, jurnal dan sejenisnya, c. Terlatih untuk menyusun pemikiran dan argumen secara runtut, sistematis dan logis, d. Mengurangi tingkat ketegangan stres, f. Mendapatkan kepuasan batin terlebih jika tulisan bermanfaat bagi orang lain melalui media massa, dan g. Mendapatkan popularitas dikalangan publik. Manfaat menulis tidak hanya diungkapkan oleh Komaidi. Menurut Mirriam (Deti,2014:15) ada 12 alasan mengapa kita harus menulis yaitu menulis membantu kita menemukan jati diri, dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan, mendengar keunikan pendapatnya senidiri, menunjukkan apa yang diberikan pada dunia, mencari jawaban terhadap pertanyaan dan menemukan pertanyaan baru untuk ditanyakan, meningkatkan kreatifitas, berbagi dengan orang lain, memberi tempat untuk melampiaskan amarah atau ketakutan, kesedihan, dan perasaan menyakitkan lainnya, membantu menyembuhkan diri, memberikan kesenangan dan cara mengungkapkannya, membuat hidup lebih hidup, serta dengan menulis seseorang dapat menemukan impian.

13 Menulis memiliki manfaat dalam kehidupan modern ini. Keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menulis dipergunakan untuk melaporkan, memberitahukan dan mempengaruhi. Dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai oleh orang-orang yang dapat menyususn pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur kalimat, seperti yang diungkapkan oleh Morsey (Tarigan,2008:4). Dengan menulis akan menambah pengetahuan dan memperluas wawasan. 5. Ciri-ciri Tulisan yang Baik. Tulisan tentu memiliki berberapa kriteria. Ada kriteria yang menjadi penunjang agar menjadi tulisan yang baik. Tulisan yang baik jelas memiliki ciri tertentu. Ciri-ciri tulisan yang baik menurut Tarigan (2008:6) dapat diuraikan sebagai berikut, Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis mempergunakan nada yang serasi. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis dengan jelas dan tidak samar-samar dengan memanfaatkan struktur kalimat, bahasa dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan yang diinginkan penulis. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis secara meyakinkan. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya.

14 Dan terakhir, tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah atau manuskrip:kesudian mempergunakan ejaan dan tanda baca secara seksama, memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca. penulis yang baik menyadari benar-benar bahwa hal-hal seperti itu dapat memberi akibat yang kurang baik terhadap karyanya. B. Paragraf Eksposisi. Paragraf eksposisi merupakan salah satu materi yang dibahas dan dipelajari pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Terutama untuk kelas X tingkat SMA. Materi paragraf yang dibahas adalah paragraf eksposisi. Secara umum paragraf eksposisi adalah paragraf yang dibuat untuk memperluas atau menambah pengetahuan pembaca. Berikut adalah penjelasan mengenai paragraf eksposisi. 1. Definisi Paragraf Eksposisi. Paragraf eksposisi memiliki berberapa definisi. Sebelum memahami defini paragraf eksposisi, terlebih dahulu kita harus memahami definisi dari paragraf. Menurut Keraf (Suwandi, 2011:106) Paragraf tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan. Dalam paragraf itu gagasan menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan, yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok pikiran tersebut secara lebih jelas. Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu

15 kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Definisi eksposisi diungkapkan oleh Semi (2007:61). Ia mengatakan bahwa eksposisi adalah tulisan yang bertujuan memberikan informasi, menjelaskan, dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan, dan bagaimana. Sedangkan menurut Rohmadi (2011:88) Eksposisi adalah karangan yang dibuat untuk menerangkan suatu pokok persoalan yang dapat memperluas wawasan pembaca. Menurut Finoza (2009:246) kata eksposisi dipungut dari kata bahasa Inggris exposition sebenarnya berasal dari kata bahasa latin yang berarti membuka atau memulai, dan memang karangan eksposisi merupakan wacana yang bertujuan untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Dalam paragraf eksposisi, masalah yang dikomunikasikan terutama, berupa pemberitahuan atau informasi. Eksposisi atau paparan menyajikan fakta atau gagasan yang disusun dengan sebaik-baiknya sehingga mudah dipahami oleh pembaca. oleh karena itu, harus disusun secara teratur, logis dan lengkap. Sejalan dengan itu, Keraf (Nasucha, 2012:39) menyebut paragraf dengan istilah alinea. Alinea adalaha kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah ide. Definisi-definisi diatas memberikan kita penjelasan bahwa paragraf eksposisi adalah seperangkat kalimat yang tersusun, yang merupakan satu kesatuan yang relevan, mengandung ide pokok dan bertujuan memberikan

16 informasi, menjelaskan, dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan, dan bagaimana yang dibuat untuk menerangkan suatu pokok persoalan yang dapat memperluas wawasan pembaca. 2. Ciri-ciri Paragraf Eksposisi. Paragraf eksposisi memiliki berberapa ciri khusus. Berberapa hal yang menjadi Ciri-ciri dari tulisan eksposisi yaitu sebagai berikut (Semi, 2007:62): a. Tulisan itu bertujuan memberikan informasi, pengertian, dan pengetahuan. b. Tulisan Eksposisi menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan, dan bagaimana. c. Disampaikan dengan gaya yang lugas dan menggunakan bahasa baku. d. Umumnya disajikan dengan menggunakan bahasa baku. e. Disajikan dengan nada netral tidak memancing emosi, tidak memihak dan memaksakan sikap penulis kepada pembaca. Sedangkan menurut Hasani (Deyen, 2014:31) ciri-ciri karangan eksposisi adalah, Penjelasannya bersifat informatif, pembahasan masalahnya bersifat objektif, penjelasannya disertakan dengan bukti-bukti yang konkret (tidak mengada-ada) dan pembahasannya bersifat logis atau sesuai dengan penalaran. 3. Jenis-jenis paragraf Eksposisi. Ada berberapa jenis pengembangan dalam paragraf eksposisi menurut Hasani (Deyen, 2014:61) sebagai berikut a. Paragraf Eksposisi Definisi, adalah karangan yang difokuskan pada suatu penjelasan mengenai sesuatu, b. Paragraf Eksposisi Klasifikasi adalah karangan yang membagi sesuatu dan mengelompokkan kedalam kategori-kategori tertentu, c. Paragraf Eksposisi Proses adalah karangan yang sering ditemukan dalam buku-buku

17 petunjuk tertentu, d.paragraf Eksposisi Ilustrasi adalah paragraf yang pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide, e. Paragraf Eksposisi Perbandingan adalah karangan yang digunakan untuk menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain, f. Paragraf Eksposisi pertentangan adalah karangan yang berisi pertentangan antara sesuatu dengan seuatu yang lain, g. Paragraf Eksposisi Laporan, adalah sebuah teks yang menggambarkan kondisi yang ada diwilayah itu dan meneliti hingga hasilnya dilaporkan seperti layaknya dalam cerita dan teks media massa, h. Paragraf eksposisi analisis adalah karangan yang berisi proses memisahmisahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi berberapa sub bagian, kemudian masing-masing dikembangkan secara berurutan, i. Paragraf Eksposisi Berita, berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar. Jenis-jenis pengembangan teks Eksposisi juga dikemukakan oleh Gorys Keraf (Sucipto, 2014:78). Ada berberapa jenis teks eksposisi sebagai berikut. a. Eksposisi definisi, yang berisi suatu peryataan tentang apa yang dimaksud dengan suatu hal atau barang, b. Eksposisi Identifikasi, yang berusaha menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur pengenal objek, c. Eksposisi Perbandingan atau pertentangan,untuk menunjukkan kesamaan dan perbedaan antara dua objek atau lebih mempergunakan dasar-dasar tertentu, d. Eksposisi Ilustrasi, untuk mengadakan gambaran atau penjelasan yang khusus dan konkret terhadap suatu prinsip yang bersifat umum, e.

18 Eksposisi Klasifikasi, yang menjelaskan pengelompokkan-pengelompokkan sesuai dengan pengalaman manusia dan f. Eksposisi Analisis, yang membagi-bagi subjek kedalam komponen-komponennya. 4. Langkah-langkah Menulis Paragraf Eksposisi. Paragraf Eksposisi adalah paragraf yang terdiri dari tiga bagian yaitu tesis (pernyataan pendapat), argumentasi dan penegasan ulang (penutup). Ada berberapa langkah yang perlu dilperhatikan dalam menulis paragraf eksposisi. Menurut Sucipto (2014:76) Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menyusun sebuah paragraf eksposisi adalah a. Menentukan topik, b. Menentukan tujuan, c. Membuat kerangka, d. Mengumpulkan bahan, dan e. Menulis karangan atau paparan. Paragraf Eksposisi juga dibuat dengan memperhatikan petunjukpetunjuk seperti yang diungkapkan oleh Semi (2007: 65) berikut : a. Pilihlah Topik tulisan secara teliti. Memilih Topik tulisan yang baik dan berfaedah bagi pembaca adalah penting agar apa yang disampaikan itu dapat menambah informasi dan pengetahuan pembaca. b. Sadarilah selalu tujuan menulis. Dalam menulis eksposisi perlu selalu disadari tujuan tulisan agar terpusat kepada sasaran yang tepat. Selain itu, dengan selalu mengingat tujuan, penulis dapat mengatur gaya dan nada tulisan yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

19 c. Ingat selalu calon pembaca. Mengingat calon pembaca tulisan merupakan hal yang penting pula. Dengan mengingat calon pembaca, penulis dapat mengatur gaya penyajian dengan latar belakang pendidikan calon pembaca. selain itu, penbulis dapat menyajikan tulisan dengan cara yang lebih komunikatif. d. Pilihlah organisasi penyajian yang sesuai. Tulisan eksposisi dapat disajikan dalam berbagai jenis dan bentuk tulisan, maka penulis perlu memilih bentuk tulisan yang paling sesuai dengan tujuan dan topik, apakah dalam bentuk surat, artikel, makalah, iklan, berita dan lain-lain. 5. Aspek Penilaian dalam Paragraf Eksposisi. Penilaian biasanya dimulai dengan kegiatan pengukuran. Kusaeri (2012:8) mengatakan: penilaian adalah suatu prosedur sistematis dan mencangkup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang atau objek. Secara khusus, untuk dunia pendidikan, Gronlund & Linn (Kusaeri, 2012:8) mendefinisikan penilaian sebagai berikut : Penilaian adalah suatu proses yang sistematis dan mencangkup kegiatan mengumpulkan, menganalisis serta menginterpretasikan informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang siswa atau sekelompok siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek pengetahuan maupun keterampilan.

20 Pembelajaran disekolah tentu memiliki penilaian sebagai pengukur dari prestasi keberhasilan siswa dalam menguasai materi yang diajarkan. Biasanya dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Latihan dikerjakan oleh siswa pada pembelajaran setiap jenis teks yang terkait dengan keterampilan yang harus dikuasai siswa (sesuai dengan konteks teks tersebut). Lembar penilaian perlu dipelajari siswa agar siswa mengetahui tuntutan akademik berupa indikator dan penyekoran tiap aspek penguasaan jenis teks (isi, struktur teks, kosakata, kalimat, dan mekanik; diadopsi dari Teaching ESL Composition: Principles and Techniques; Hughey, Jane B. et al., 1983). Penilaian ini disebut sistem analisis Penskoran (analytical scoring system) karena penilaian dilakukan secara terperinci untuk setiap aspek dengan rentangan angka sesuai dengan pembobotan skor untuk setiap aspek tersebut (Kemendikbud, 2014:41). Penilaian terperinci ini dilakukan selama proses pembelajaran suatu jenis teks berlangsung agar siswa mengetahui hasil belajar tiap aspek. Dalam pembelajaran menulis paragraf eksposisi terdapat lima aspek yang menjadi penilaian guru. Kelima aspek tersebut adalah aspek isi, Struktur, Kosakata, Kalimat dan mekanik Berdasarkan Buku pegangan guru yang diterbitkan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang disadur dari teori Jane B Hughey, Kelima aspek tersebut dapat dilihat pada uraian berikut.

21 a. Isi. Bagian isi adalah sebagai jembatan yang menghubungkan bagianbagian dalam paragraf eksposisi (Tarigan, 2009:1). Isi paragraf adalah pokok-pokok atau hal penting dalam paragraf. Isi paragraf juga dapat memuat kalimat berupa fakta dan kalimat berupa opini. Isi paragraf juga berkaitan dengan topik dari sebuah paragraf eksposisi. Setiap paragraf dalam teks membentuk satu kesatuan untuk mengutarakan atau mengemukakan satu gagasan utama dan satu gagasan pokok. Syaratsyarat sebuah paragraf yaitu harus koheren (berhubungan), kohesif (padu) dan memiliki satu gagasan utama (pokok). Bagian isi berkaitan dengan gagasan utama dan gagasan pokok dari sebuah paragraf eksposisi. Isi dalam paragraf eksposisi juga didapat dari penjelasan Semi (2007:61) yang mengatakan eksposisi adalah tulisan yang bertujuan memberikan informasi, menjelaskan, dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan, dan bagaimana. Dikatakan juga oleh Sucipto dkk (2014:77) bahwa struktur dari paragraf eksposisi yaitu adanya opini/pendapat, argumentasi dan penegasan ulang. Dari kedua pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa isi dari paragraf eksposisi yaitu informasi, penjelasan yang menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan, dan bagaimana melalui pendapat, argumentasi dan penegasan ulang tentang suatu hal.

22 Isi paragraf eksposisi berdasarkan buku guru dari kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2014:50) memiliki penilaian sebagai berikut, siswa dinyatakan memiliki kemampuan sangat-baik apabila siswa mampu mengusai topik tulisan, substansif, adanya pengembangan pernyataan dan pendapat (tesis) kemudian adanya argumentasi berupa penegasan ulang terhadap pendapat yang telah dikemukakan secara lengkap serta relevan dengan topik yang dibahas. b. Struktur Paragraf eksposisi memliki sebuah struktur. Menurut Sucipto dkk (2014:77) Struktur Paragraf eksposisi terdiri atas tiga bagian yaitu Tesis (pernyataan pendapat), argumentasi dan Penegasan ulang (penutup). Pertama, bagian tesis yang merupakan pendapat atau opini. Pada bagian tesis diungkapkan gagasan utama atau prediksi penulis tentang sebuah permasalahan yang berdasarkan fakta. Kedua, bagian argumentasi atau alasan. Pada bagian argumentasi diberikan penjelasan secara lebih mendalam pernyataan pendapat (tesis) yang diyakini kebenarannya oleh penulis melalui pengungkapan fakta-fakta sebagai penjelasan argumen penulis yang ditandai dengan kalimat-kalimat yang berisikan pendapat penulis terhadap permasalahan yang menjadi topik pembiacaraan. Ketiga, bagian penegasan ulang dari pendapat sebelumnya yang merupakan bagian penutup. Merupakan penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi bagian sebelumnya. Terdapat dalam bagian akhir dari suatu teks eksposisi.

23 Paragraf eksposisi bisa dikatakan secara sederhana memiliki Gagasan utama dari penulis yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan pendapat, kemudian dipertahankan dengan argumentasi yang diyakini kebenarannya melalui pengungkapan fakta sebagai penjelasan argumentasi penulis dan diakhiri dengan penegasan ulang penulis akan apa yang telah disampaikannya melalui paragraf eksposisi. c. Kosakata Definisi mengenai kosakata dijelaskan dalam buku pegangan guru kemendikbud (2014:87) kata adalah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, yang dapat berupa morfem tunggal atau morfem gabungan. Sedangkan kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Dalam menulis paragraf eksposisi yang perlu diperhatikan ialah penggunaan pilihan kata (diksi), menguasai pembentukan kata, serta register kata. Menurut buku pegangan guru (kemendikbud 2014:89) Register secara sederhana dapat dikatakan sebagai variasi bahasa berdasarkan penggunaannya. kosakata yang digunakan harus bisa mewakili ungkapan yang ingin disampaikan oleh penulis paragraf eksposisi.

24 d. Kalimat Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf eksposisi mengacu kepada suatu topik atau tema yang dibahas. Kalimat yang mewakili topik bahasan juga terdapat didalam sebuah paragraf eksposisi. Kalimat topik tidak harus berada diawal paragraf. Kalimat topik boleh berada diakhir paragraf dan boleh juga menyebar diseluruh paragraf seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (2009:93). Dapat dikatakan bahwa semua kalimat yang terdapat dalam paragraf merupakan suatu kesatuan yang saling berkaitan dan secara bersama-sama mendukung topik pembahasan dalam sebuah paragraf. Kalimat dalam paragraf eksposisi disajikan dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan dan bagaimana. Kalimat juga disajikan dengan gaya yang lugas dan menggunakan bahasa baku, kalimat dalam paragraf eksposisi juga disajikan dengan susunan yang logis sesuai dengan struktur dari paragraf eksposisi yaitu Tesis (pernyataan pendapat), argumentasi dan Penegasan ulang (penutup), Sucipto dkk (2014:77). Selain itu kalimat dalam paragraf eksposisi disajikan dengan nada netral, tidak memancing emosi, tidak memihak dan memaksakan sikap penulis kepada pembaca (Semi, 2007:63). Adapun pembentukan kalimat dalam paragraf eksposisi bertujuan agar bahasa yang disusun logis disertai tanda baca yang tepat, sehingga karangan yang dibuat menjadi menarik dan sesuai dengan kaidah penulisan. Pada aspek penyusunan kalimat efektif siswa juga perlu dilatih

25 dalam ketepatan kata dan penggunaannya, struktur kalimat sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda dan tidak logis. Siswa juga perlu diberikan pengetahuan tentang bentuk karangan eksposisi. Pengetahuan siswa pada aspek menyusun kalimat akan menyebabkan satu kalimat dengan kalimat lain saling berkaitan dan berkesinambungan. Penggunaan kalimat dalam paragraf eksposisi harus efektif dan tepat sehingga dapat mewakili pikiran penulis, agar pikiran pembaca sama dengan yang dipikirkan penulisnya. Kemampuan itu dapat meliputi pilihan kata, bentuk kata, pola kalimat, dan ketepatan makna kalimat. Pada paragraf eksposisi gunakan kalimat efektif agar maksud yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami oleh pembaca. Kalimat efektif itu sendiri merupakan kalimat yang komunikatif, mampu menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si penulis. Menurut Badudu (Rohmadi, 2011:46) kalimat efektif ialah kalimat yang baik, karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si pembicara (si penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis), artinya kalimat dikatakan efektif apabila kalimat tersebut memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Penggunaan kalimat efektif dalam paragraf eksposisi sangat penting

26 karena pada paragraf eksposisi penulis berusaha untuk memaparkan suatu pembahasan sejelas-jelasnya agar dimengerti oleh pambaca. e. Mekanik Aspek mekanik meliputi penggunaan tanda baca (punctuation), penggunaan huruf kapital, penggunaan Huruf pada awal paragraf, penggunaan simbol seperti presentase, penomoran dsb. Kemampuan siswa yang dituntut dalam aspek mekanik pada materi menulis paragraf Eksposisi adalah menguasai aturan penulisan, menguasai ejaan, penggunaan tanda baca, penggunaan huruf kapital dan penataan paragraf (kemendikbud, 2014:52). Kriteria penilaian ini akan ber-pedoman pada buku pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Di-sempurnakan.