PENATALAKSANAAN PENCABUTAN GIGI PADA PASIEN HIPERTENSI, DIABETES MELLITUS DAN POST STROKE. Oleh : Rozario N. Ramandey

dokumen-dokumen yang mirip
Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Tempat/Tanggal Lahir : Medan/17 April 1992

REINFORECEMENT BLOK 11 Pemicu 2. DR.Harum Sasanti, drg, SpPM KaDep. Ilmu Penyakit Mulut FKGUI

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012

PENATALAKSANAAN PASIEN HIPERTENSI DALAM KASUS PENCABUTAN GIGI

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

DM à penyakit yang sangat mudah kerja sama menjadi segitiga raja penyakit : DM CVD Stroke

1. Mitos: Menyikat gigi beberapa kali sehari merugikan enamel.

Definisi Diabetes Melitus

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan insulin, baik total ataupun sebagian. DM menunjuk pada. kumpulan gejala yang muncul pada seseorang yang dikarenakan oleh

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota

Diabetes merupakan faktor resiko periodontitis yang berkembang dua kali lebih sering pada penderita diabetes daripada penderita tanpa diabetes.

Diabetes Mellitus Type II

Sakit Gigi Akibatkan Penyakit Jantung dan Stroke

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

BAB I PENDAHULUAN. Radiografi baik intra maupun ekstra oral sangat banyak pemakaiannya

B A B I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif yang berkembang pesat saat ini salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB 2 EKSTRAKSI GIGI. Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Perdarahan Pasca Ekstraksi Gigi, Pencegahan dan Penatalaksanaannya

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

PENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT.

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

ANALISA KASUS. Apabila keton ditemukan pada darah atau urin, pengobatan harus cepat dilakukan karena

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. manusia contohnya adalah obesitas, diabetes, kolesterol, hipertensi, kanker usus,

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

KETOASIDOSIS DIABETIK

KETOASIDOSIS DIABETIK

Tugas 1 Sistem Pakar Diagnosa Infeksi Gigi dan Mulut

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes millitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

Disease Management Program Untuk Diabetes Melitus pada Pelayanan Dokter Keluarga /Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. atau keduanya (Sutedjo, 2010). Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari dalam soket gigi dan menanggulangi komplikasi yang mungkin terjadi. 1 Di

Manfaat Terapi Ozon Manfaat Terapi Ozon Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer diabetes, kanker, stroke, dll

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah

MANIFESTASI DIABETES MELITUS DALAM RONGGA MULUT

DIABETES MELITUS. Bila nialai hasil pemeriksaan laboratorium lebih tinggi dari angka normal,maka ia dapat dinyatakan menderita DM.

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. keberadaannya sejak abad 19 (Lawson, 1989). Flora konjungtiva merupakan

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

DIABETES MELLITUS (PENYAKIT GULA)

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

Obat Diabetes Basah Serta Gejala Komplikasi HHNS Penderita Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

Transkripsi:

PENATALAKSANAAN PENCABUTAN GIGI PADA PASIEN HIPERTENSI, DIABETES MELLITUS DAN POST STROKE Oleh : Rozario N. Ramandey 200852089

PENCABUTAN GIGI Pencabutan gigi yang ideal pencabutan tanpa rasa sakit satu gigi utuh, atau akar gigi, dengan trauma minimal terhadap jaringan pendukung gigi, sehingga bekas pencabutan dapat sembuh dengan sempurna dan tidak terdapat masalah prostetik pascaoperasi di masa mendatang.

PENATALAKSANAAN PENCABUTAN GIGI PADA PASIEN HIPERTENSI Hipertensi suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmhg.

PENCABUTAN GIGI PADA PENDERITA HIPERTENSI Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa sesuai JNC-7 Klasifikasi Tekanan Darah Sistole (mmhg) Diastole (mmhg) Normal < 120 < 80 Prehipertensi 120-139 80-89 Hipertensi Stage I 140-159 90-99 Hipertensi Stage II >160 >100 Penderita Hipertensi yang masuk dalam stage I dan stage II masih memungkinkan untuk dilakukan tindakan pencabutan gigi karena resiko perdarahan yang terjadi pasca pencabutan relatif masih dapat terkontrol (Little, 1997).

RESIKO-RESIKO YANG DAPAT TERJADI PADA PENCABUTAN GIGI PENDERITA HIPERTENSI, ANTARA LAIN : Resiko akibat anestesi lokal pada penderita hipertensi. Larutan anestesi lokal yang sering dipakai untuk pencabutan gigi adalah lidokain yang dicampur dengan adrenalin, masuknya adrenalin ke dalam pembuluh darah bisa menimbulkan: takikardi, stroke volume meningkat, sehingga tekanan darah menjadi tinggi. Resiko yang lain adalah terjadinya ischemia otot jantung yang menyebabkan angina pectoris, bila berat bisa berakibat fatal yaitu infark myocardium. Resiko akibat ekstraksi gigi pada penderita hipertensi. Komplikasi akibat pencabutan gigi adalah terjadinya perdarahan yang sulit dihentikan.

TINDAKAN PREVENTIF Tindakan preventif lainnya, antara lain: Prosedur dental yang lama dan stressful sebaiknya dihindarkan Pemberian sedatif peroral membantu mengurangi kecemasan. Sedatif peroral yang digunakan adalah benzodiazepine 5 mg, diminum malam sebelum tidur dan 1 jam sebelum tindakan. Penggunaan sedasi Nitrous oxide menurunkan tekanan darah sistoldiastole hingga 5-10 mmhg. Pemilihan waktu perawatan gigi. Kenaikan tekanan darah pada pasien hipertensi sering terjadi saat bangun pagi, mencapai puncak pada tengah hari, kemudian menurun di sore hari, sehingga waktu yang dianjurkan untuk melakukan perawatan adalah sore hari. Penggunaan anestesi lokal akan lebih baik dibandingkan anestesi umum. Pemberian anestesi harus pelan dan hindari penyuntikan intravascular.

LANJUTAN... Dalam hubungan pasien hipertensi dengan tindakan perawatan menggunakan anestesi lokal yang mengandung vasokonstriktor, harus diingat bahwa bahan vasokonstriktor pada anestesi lokal bermacam-macam. Noradrenalin dan levonordefrin merupakan kontraindikasi untuk pasien hipertensi.. TINDAKAN KURATIF Penerapan tindakan kuratif ini disesuaikan dengan kondisi fisik dan kemampuan emosi pasien untuk menerima dan merespon terhadap perawatan yang diberikan.

PENTALAKSANAAN PENCABUTAN GIGI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS Jumlah penderita DM di Indonesia (USU) pada tahun 2000 adalah 8,4 juta penderita. Diperkirakan, jumlah penderita mencapai 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. Diabetes Mellitus Penyakit sistemik yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan penderita, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh rusaknya sel-sel beta langerhans yang terdapat di organ pankreas sehingga menyebabkan ketidakseimbangan hormon insulin dalam tubuh yang berakibat kadar gula dalam darah menjadi tinggi..

LANJUTAN Seseorang dikatakan menderita penyakit diabetes melitus jika kadar gula darahnya pada saat puasa melebihi 70-110 mg/dl, atau pemeriksaan glukosa darah sewaktu lebih dari 180mg/dL. Akibat yang ditimbulkan bila pencabutan gigi dilakukan pada saat kadar gula darah tinggi antara lain : Terjadinya infeksi pasca pencabutan pada daerah bekas pencabutan. Terjadinya sepsis atau peningkatan jumlah bakteri dalam darah. Terjadinya perdarahan yang terus menerus akibat infeksi pasca pencabutan.

MULUT KERING (XEROSTOMIA) DAN SINDROMA MULUT TERBAKAR (BURNING MOUTH SYNDROME / BMS) Xerostomia dan BMS pada pasien DM diakibatkan karena berkurangnya produksi air liur. Keadaan ini biasanya diikuti dengan gejala rasa haus, lidah terasa kering, keluhan perih, panas seperti terbakar, dan perubahan pengecapan rasa. Keadaan ini dapat diatasi dengan memperbanyak konsumsi air dan minuman yang tidak mengandung gula, serta penggunaan obat kumur yang mengandung flouride untuk mengurangi rasa tidak nyaman

INFEKSI JAMUR (CANDIDIASIS) DAN GIGI RENTAN BERLUBANG (KARIES) Bakteri dan flora normal yang hidup dalam rongga mulut dan bersinergi dengan air liur untuk mempertahankan keseimbangannya. Namun apabila jumlah jamur lebih dari normal, akan terjadi infeksi jamur yang disebut candidiasis. Candidiasis dapat berupa perih dan luka pada kedua sudut mulut (cheilitis angularis), kemerahan pada langit-langit mulut pada pengguna gigi palsu (denture sore mouth), atau bercak merah dan sakit yang sulit dihilangkan pada lidah. Sedangkan jumlah bakteri yang berlebihan, terutama Streptococcus aureus, menyebabkan gigi lebih mudah berlubang.

RASA SAKIT PADA GIGI, TANPA ADANYA GIGI YANG BERLUBANG (ODONTALGIA) Pada penderita DM, terjadi pengecilan saraf yang berfungsi untuk menerima dan menghantarkan rangsangan. Akibatnya, dapat terjadi odontalgia berupa rasa sakit yang berdenyut pada gigi, padahal tidak ada gigi yang berlubang dalam rongga mulut pasien. BAU MULUT SEPERTI BAU ASETON Bau aseton menunjukkan adanya ketoasidosis atau keracunan keton, biasa terjadi bila pada pemeriksaan ditemukan yaitu : hiperglikemia (KGD > 200 mg/dl), asidosis (ph darah < 7,3), dan kadar bikarbonat < 15 mmol/l. Ketoasidosis dapat dideteksi dari bau aseton pada mulut, urin (ketonuria), dan darah (ketonaemia). Ketoasidosis dapat menyebabkan meningkatnya laju pernafasan (hiperventilasi) yang berbahaya bagi tubuh.

GANGGUAN PENYEMBUHAN LUKA Kemampuan penyembuhan luka pasien DM tidak sebaik pada pasien normal. Hal ini disebabkan karena pembuluh darah yang mengecil, sehingga mengurangi aliran darah ke daerah luka. Akibat aliran darah yang berkurang, sel-sel esensial dalam darah juga jumlahnya berkurang. Leukosit yang berperan untuk mencegah infeksi, maupun hemaglobin untuk membantu pembekuan darah berkurang. Oleh sebab itu, perlu perhatian khusus terhadap penderita DM yang ingin mendapatkan perawatan gigi dan mulut yang menyebabkan pendarahan, seperti pencabutan (tooth extraction) dan pembersihan karang gigi (scalling).

YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA PENCABUTAN GIGI PASIEN DM, ANTARA LAIN : Melakukan pemeriksaan kadar gula darah. Kadar gula darah harus dalam batas normal : GDP 70-110 mg/dl dan GDS 100-140 mg/dl. Apabila didapatkan angka diluar batas normal, pencabutan gigi harus ditunda, pasien dirujuk ke dokter spesialis penyakit dalam untuk mengontrol kadar gula darah sebelum pencabutan dilakukan. Pasien tidak dalam keadaan stress/tegang/takut, karena stress dapat mengakibatkan KGD meningkat.

LANJUTAN Penggunaan bahan anestesi noradrenalin, bukan adrenalin. Karena adrenalin menyebabkan vasokonstriktor yang dapat memperkecil pembuluh darah. Pada pasien DM, pembuluh darah akan menjadi semakin kecil (mikroangiopati) menghambat aliran darah ke daerah luka. Padahal sirkulasi darah yang baik dibutuhkan untuk menghantarkan Hemoglobin (Hb) pada sel darah merah, yang akan membantu pembekuan darah.

LANJUTAN Trauma pencabutan seminimal mungkin. Pada pasien DM disarankan hanya mencabut satu gigi pada suatu kunjungan dan menjahit luka untuk mempercepat penyembuhan. Selain itu, pasien DM mudah mengalami infeksi karena jumlah leukosit yang berkurang seiring dengan mengecilnya pembuluh darah (mikroangiopati). Padahal, leukosit berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh alami terhadap infeksi.

PENYAKIT GUSI DAN KERUSAKAN TULANG RAHANG Keadaan gusi pasein DM umumnya pucat dan mudah berdarah. Pada tulang rahang, terutama setelah pencabutan, tulang lebih mudah mengecil karena aliran darah yang berkurang menyebabkan tulang kekurangan makanan untuk mempertahankan integritasnya. Oleh sebab itu, penderita DM dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut, menggunakan obat kumur secukupnya, serta melakukan kontrol rutin ke dokter gigi sehingga dapat mencegah pendarahan dan kerusakan gusi maupun tulang yang lebih parah.

PENATALAKSANAAN PENCABUTAN GIGI PADA PASIEN POST STROKE Dalam rongga mulut terdapat berbagai mikroorganisme yang meskipun bersifat komensal, dapat menjadi patologis pada individu yang immunocompromised (Li et al, 2000). Proses pembersihan rongga mulut secara fisiologis dilakukan oleh lidah serta pengeluaran saliva, yang bisa terganggu (Scully & Ettinger, 2007), misalnya pada pasien stroke dengan kelumpuhan nervus Hypoglossus (N.XII).

HUBUNGAN PENYAKIT PERIODONTAL DENGAN STROKE Beberapa hipotesis yang menghubungkan penyakit jaringan periodontal dengan aterosklerosis adalah : Jalur langsung Mikroorganisme di rongga mulut dan produk yang dilepaskan dapat menyebar secara sistemik melalui sistem sirkulasi. Jalur tidak langsung

TERIMA KASIH^_^