BAB I PENDAHULUAN orang dan sekitar kasus SCI terjadi karena kasus. kecelakaan bermotor. Sekitar kasus baru muncul setiap tahun

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA. Alligood, MR Nursing Theorist and their work., eighth edition. United States of Amerika: Elsevier.

PENGALAMAN PASIEN SPINAL CORD INJURY DALAM PENGGUNAAN INTERMITTENT CATHETER DI RSO Prof. Dr. R SOEHARSO SURAKARTA TESIS

LEMBAR PENJELASAN TENTANG PENELITIAN. : penjelasan penelitian : Yth. Bapak/ Ibu/ Sdr/I. Calon reponden

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

BAB I PENDAHULUAN. urin (Brockop dan Marrie, 1999 dalam Jevuska, 2006). Kateterisasi urin ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sendi yang menyerang sendi sendi penopang berat. (American Academy of Orthopedic Surgeons, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengelolaan tenaga perawat agar diperoleh hasil ketenagaan

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. motorik maupun sensoris. Di Amerika sekitar 8000 kasus spinal cord injury (SCI)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60

BAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke rumah sakit untuk menjalani perawataan dan. pengobatan sangat berharap memperoleh kesembuhan atau perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyandang disabilitas merupakan bagian dari anggota masyarakat yang

keluarga lainnya yang pada akhirnya bisa menimbulkan depresi. Ganguan tersebut dikaitkan dengan ancaman adanya kematian (Notoatmojo, 2003).

PENGALAMAN PASIEN SPINAL CORD INJURY DALAM PENGGUNAAN INTERMITTENT CATETHER

BAB I PENDAHULUAN. keluar kandung kemih melalui kateter urin secara terus menerus. kemih yang disebut dengan bladder training.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai dengan pembatasan aliran udara yang irreversibel (Celli & Macnee,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proporsi usia lanjut (WHO, 2005, pp. 8-9). Di Indonesia, data survei kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan penyebab peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien jantung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama diterapkan di berbagai sektor industri, kecuali di sektor

IKRIMA RAHMASARI J

BAB 1. bagi semua bangsa Indonesia. Pandangan pencapaian kesehatan bagi semua ini sering

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah salah satu penyakit infeksi dengan angka

BAB I PENDAHULUAN. Papyrus Ebers (1550 SM), dengan terapi menggunakan buah beri untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat. lantai makanan dan benda-benda peralatan medik sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia prostat atau BPH (Benign Prostate Hiperplasia) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN KEMIH AKIBAT KATETER Diane K. Newman, Robyn Strauss

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang sering terjadi. Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif adalah

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Pola eliminasi urine merupakan salah satu perubahan fisik yang akan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEKUBITUS DI RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA KLATEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara maju pernah mengalami low back pain. Prevalensi tahunannya

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana terjadi penurunan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah <11 gr/dl selama

BAB 1 PENDAHULUAN. Hati adalah organ tubuh yang paling besar dan paling kompleks. Hati yang

I. PENDAHULUAN. otak (Dipiro et.al, 2005). Epilepsi dapat dialami oleh setiap orang baik laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Kriteria pasien dikatakan mengalami infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. masih cenderung tinggi, menurut world health organization (WHO) yang bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health

TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING

BAB I PENDAHULUAN. alamiah. Memasuki masa tua berarti mengalami perubahan baik secara fisiologi

BAB I PENDAHULUAN. jiwa menjadi masalah yang serius dan memprihatinkan, penyebab masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terbatas antara individu dengan lingkungannya (WHO, 2007). Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO, 2015), sekitar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

BAB I PENDAHULUAN. (World Health Organization (WHO), 2011). Menurut survei di Inggris,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa setiap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus Spinal Cord Injury (SCI) di Amerika Serikat sekitar 200.000 orang dan sekitar 10.000 kasus SCI terjadi karena kasus kecelakaan bermotor. Sekitar 6.000 kasus baru muncul setiap tahun di Brazil. Kasus SCI dinegara Eropa adalah sekitar 19,4 per juta penduduk per tahun (9700), sedangkan prevalensinya sekitar 252 per juta penduduk (126.000). Penduduk dengan usia dewasa muda memiliki risiko lebih tinggi terkena SCI traumatis. Pasien akan mengalami konsekuensi dari cedera, termasuk hilangnya fungsi motorik, perubahan hormonal, perubahan sirkulasi darah, gangguan kandung kemih, usus dan fungsi seksual, kronis nyeri, tidur terganggu, kelenturan, kecemasan dan depresi (Baastrup & Finnerup, 2012; Vasconselos et al, 2013). Manajemen kandung kemih pada pasien SCI merupakan hal penting dalam program rehabilitasi dan merupakan salah satu manajemen untuk menjaga kelangsungan hidup. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berperan seperti kapasitas 1

2 fisik dan status sosial budaya pasien, tingkat dan keparahan cedera. Manajemen kandung kemih menurut Spinal Injuries Association adalah proses untuk mengajarkan individu untuk mengelola dan mengosongkan kandung kemih. Menurut Akkoc et al (2013), manajemen kandung kemih sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pada pasien dengan SCI. Salah satu manajemen kandung kemih adalah intermittent catheter (IC). Penggunaan IC sangat popular di Amerika pada tahun 1972-2005. Fungsi penggunaan kateter adalah untuk pengelolaan retensi urin dan untuk mengurangi gejala inkontinensia urin. Clean Intermittent Catheter (CIC) adalah metode yang dapat diandalkan dan efektif dalam pasien SCI. Metode CIC merupakan salah satu metode yang disukai dalam proses tindak lanjut dalam jangka panjang (Yilmaz et al, 2014). CIC dan Steril Intermittent Catheter (SIC) direkomendasikan sebagai standar kriteria oleh pedoman yang berbeda untuk pengelolaan saluran kemih bagian bawah di pasien dengan SCI. IC adalah prosedur yang dapat diterima secara sosial, pasien dapat melakukan bila diperlukan dan tidak harus membawa kateter dan kantong dengan diri mereka sendiri (Yilmaz et al, 2014). IC dianggap sebbagai suatu standar yang dapat

3 dipergunakan untuk membantu mengeluarkan urin dalam kandung kemih. Individu dapat melakukan pemasangan atau penggunaan IC secara mandiri dan menggunakan kateter dimana saja. Penggunaan kateter secara terus menerus dapat menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih (Salameh, Mohajer & Daroucihe, 2015; Krassioukov et al, 2015). CIC merupakan salah satu tindakan yang digunakan untuk meminimalisir terjadinya infeksi. Pendidikan kesehatan sangat penting dilakukan dalam kepatuhan pemasangan kateter (Yilmaz B, et al, 2014). Menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan (1989), salah satu peran perawat adalah sebagai pendidik. Perawat membantu pasien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari pasien setelah dilakukan pendidikan kesehatan (Burke & Mancuso (2012) dalam O Shaughnessy, M. (2014)). Pendidikan kesehatan pada pasien SCI difokuskan pada self care atau perawatan diri sendiri pasien sehingga pengetahuan pasien meningkat. Jumlah penderita SCI di RS Prof. Dr. R Soeharso Surakarta berdasarkan data rekam medik yakni 139 pasien selama bulan Februari 2015-2016. Fenomena yang ada di RSO adalah banyaknya pasien dengan SCI yang mengalami gangguan eliminasi

4 berkemih dan mengharuskan pasien menggunakan kateter dalam waktu jangka pendek ataupun panjang. Pasien dengan SCI di RS Prof. Dr. R Soeharso Surakarta diberikan edukasi mengenai penggunaan IC sebelum pasien pulang yag diberikan pada keluarga dan pasien. Akan tetapi pasien belum diajarkan secara mandiri untuk pemasangan IC. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang Parang Seling, bahwa evaluasi saat kunjungan kembali/ kontrol mengenai penggunaan IC pada pasien yang diajarkan kepada keluarga dan pasien juga belum terlaksana. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian yaitu Pengalaman pasien Spinal Cord Injury dalam penggunaan Intermittent Catheter di RSO Prof. Dr.R Soeharso Surakarta. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Pengalaman pasien Spinal Cord Injury dalam penggunaan Intermittent Catheter di RSO Prof. Dr.R Soeharso Surakarta.

5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi keperawatan dalam hal pemberian asuhan keperawatan pada pasien SCI dengan gangguan berkemih yang menggunakan IC. 2. Manfaat praktis a. Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber acuan tentang penelitian terutama di bidang keperawatan medikal bedah dalam sistem musculoskeletal. b. Bagi institusi pelayanan keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan keperawatan bagi pasien SCI dan memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan pasien. c. Bagi peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya dengan tema yang sama, tetapi dengan metode yang berbeda.

6 E. Penelitian Terkait 1. Afsar et al, (2013) Compliance with clean intermittent catheterization in spinal cord injury patients: a long-term follow-up study. Dengan jumlah sampel 164 pasien, desain studi retrospektif dari catatan medis. Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa CIC adalah metode yang dapat diandalkan dan efektif dalam pasien SCI. Pemasangan kateter dan tindak lanjut diperlukan untuk mempertahankan kepatuhan pasien. 2. Akkoc et al, ( 2013) Effects of different bladder management methods on the quality of life in patients with traumatic spinal cord injury. Jumlah sampel 195, desain studi Multicenter, studi cross-sectional. Kesimpulan dalam penelitian tersebut adalah kualitas hidup pada pasien SCI terutama dipengaruhi efek negatif pada status emosional, fisik dan keterbatasan sosial dalam aktivitas.

7 3. Kriz J & Relichova K (2014) Intermittent self-catheterization in tetraplegic patients: a 6-year experience gained in the spinal cord unit in Prague. Jumlah sampel 412 dengan desain studi prospektif. Temuan ini menunjukkan bahwa pasien dengan SCI servikal di bawah level motor C5 dapat belajar sendiri dalam penggunaan kateter, yang meningkatkan kemandirian dan mengurangi risiko infeksi saluran kemih dan pembentukan batu. 4. Krebs J., Bartel B and Pannek J., (2013) Residual urine volumes after intermittent catheterization in men with spinal cord injury. Jumlah sampel 60, dengan desain studi prospective cross-sectional study. Dalam penelitian ini, evakuasi kandung kemih dengan IC adalah metode yang efisien, menghasilkan nol atau volume residu urin yang kecil. Sisa atau residu volume urin diamati untuk mencegah adanya UTI. 5. Cetinel B, et al( 2014) Urologic health condition of spinal cord-injured patients living in Turkey. Penelitian ini

8 menunjukkan bahwa tingkat UTI tinggi di antara pasien SCI, dan lebih umum pada wanita dengan cukup baik proporsi pasien yang menggunakan obat inkontinensia. Metode manajemen kandung kemih utama adalah CIC dan lebih umum pada laki-laki, meskipun penggunaan CIC menurun dengan waktu. Operasi batu kemih adalah prosedur bedah terkemuka. 6. Krassioukov, A, et al, ( 2015) The good, the bad and the ugly of catheterization practices among elite athletes with spinal cord injury: a global perspective. Sampel yang digunakan adalah 61 responden. Studi ini menunjukkan bahwa penggunaan kembali kateter terkait erat dengan frekuensi ISK dan memberikan wawasan baru pada kandung kemih fungsi dan manajemen pada atlet elit dengan SCI. Alasan untuk digunakan kembali kateter mungkin karena kurangnya pendidikan kesehatan dan atau kurangnya sumber daya mengenai manajemen kandung kemih.

9 7. Hapsari, (2012). Efektivitas latihan Activity Daily Living terhadap tingkat kemandirian dan kecemasan pasien Spinal Cord Injury di RS Prof Dr R Soeharso Surakarta. Sampel yang digunakan sebanyak 28 responden dengan desain penelitian quasi eksperiment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, setelah dilakukan latihan, terdapat peningkatan kemandirian dan penurunan kecemasan pada pasien.