RANCANGAN OPERASIONAL TERMINAL PETI KEMAS IA KALIBARU Operational Design of New Priok Port s Container Terminal IA Aulia Tiara 1 Pembimbing: Andojo Wurjanto, Ph.D 2 Program Studi Teknik Kelautan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB 1 auliauliatiara@gmail.com dan 2 wurjanto@ocean.itb.ac.id ABSTRACT Container terminal design is a complex process which consists of balancing the capacities of its operational aspects. Given the highly prospective area next to the main Sea Line of Communication (SLoC) which is the Malaka Strait and the ever growing container throughput that reaches beyond the actual capacity, Indonesia Port Corporation s Tanjung Priok Port Authority is demanding a large capacity of its New Priok Project to compete in the global market. Focusing on New Priok Port s Container Terminal IA, this study offers an alternative output to meet the demand by applying the design approch starting from maximizing the quay capacity based on the designated layout and water depth specification. The methods for maximizing the quay capacity consist of efficient equipment picking and operational design. After measuring the maximum capacity of quay, the approach moves to determining the appropriate handling equipment and blocks-lanes arrangement that meets the handling equipment system in order to balance with the quay capacity. The approach then ends in measuring the amount of yard and transport equipmtents needed for the operational design. The methods altogether results in the container throughput of 2,131,030 TEUs per year. Keywords/phrases: container, container terminal, operational design, STS Container Crane, RMGC PENDAHULUAN New Priok Port merupakan proyek MP3EI yang bertujuan untuk menjawab kebutuhan Indonesia untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai Pendapatan Domestik Bruto dengan meningkatkan kesempatan kompetisi Indonesia di jalur pusat logistik dunia, serta untuk memenuhi tingginya permintaan penanganan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok Gambar 1 : Throughput PK Pelabuhan Tanjung Priok (Gambar 1) yang pada tahun 2012 sudah mencapai 6.2 juta TEU, dan diproyeksi akan 1
terus menanjak dan membutuhkan fasilitas tambahan, sementara kapasitas yang ada saat ini yang dimiliki Terminal I, II, IIII, JICT, TPK Koja dan PT MTI hanya mencapai 8 juta TEU. Diantara ketujuh terminal peti kemas dan dua terminal minyak dan gas yang direncanakan dibangun pada dua fase pengerjaan seperti terlihat pada Gambar 2, adalah Terminal Peti Kemas IA Kalibaru yang menjadi fokus dari Tugas Akhir ini. dijelaskan pada algoritma Gambar 3 berikut. Berdasarkan layout dan karakteristik kedalaman Gambar 2 : New Priok Port dalam 2 fase pengerjaan. Tugas Akhir ini secara garis besar membahas metode perancangan operasional Terminal Peti Kemas IA Kalibaru yang terdiri dari perancangan pola operasi dan analisa performansi hasil operasi. Pada akhirnya, hasil analisa operasi ini akan memberikan output berupa throughput Terminal Peti Kemas IA yang dibandingkan dengan throughput tujuan asli pada proyek. TEORI DAN METODOLOGI Metodologi perancangan operasional Terminal Peti Kemas IA Kalibaru secara singkat Gambar 3 : Metode pengerjaan Tugas Akhir singkat. perairan, didapatkan kombinasi kapal muatan terbesar yang dapat merapat di area dermaga Terminal Peti Kemas IA Kalibaru. Berdasarkan jenis kapal yang merapat dan pendekatan jumlah crane yang digunakan berdasarkan panjang kapal yang bertambat (Agerschou, 2004), didapatkan jenis dan jumlah crane dermaga yang dipasang pada dermaga. Dengan demikian, dapat dibuat perancangan operasional dermaga. Berdasarkan pengetahuan mengenai jenis, jumlah crane, kapasitas kapal yang dapat 2
merapat dan pemilihan nilai utilisasi Berth Occupancy Ratio (BOR) berdasarkan acuan Thoresen (2014) pada Gambar 4, dapat diperhitungkan kapasitas maksimal dermaga dan produktivitas operasional rancangan. Selanjutnya, ditentukan jenis sistem handling pada lapangan penumpukan yang terdiri dari alat penumpukan dan alat transpor terminal. Penentuan kedua alat ini secara langsung mempengaruhi luas dan orientasi block penumpukan serta lebar jalan transfer yang dibutuhkan. Keseluruhan variabel tersebut memberikan output berupa sistem operasional lapangan penumpukan. Berdasarkan persamaan (1) oleh Soberon (2012), didapatkan kapasitas lapangan penumpukan. Keterangan C Y C Y = GroundSlot x h x 365 T dw (1) GroundSlot h Gambar 4 : Nilai Berth Occupancy Ratio. = Kapasitas yard tahunan = Besar jumlah TGS pada yard = Tinggi penumpukan rata-rata Dengan mengetahui nilai kapasitas dermaga dan lapangan penumpukan, metode dilanjutkan dengan penentuan jumlah alat penumpukan dan alat transpor di terminal peti kemas. Jumlah alat penumpukan disesuaikan dengan kebutuhan operasional pada dermaga dan lapangan penumpukan. Sementara itu, jumlah alat transfer ditentukan dengan dilakukannya simulasi operasional terminal peti kemas dalam satu periode tersibuk. Setelah dilakukannya seluruh metode tersebut, dilakukan analisa performansi terminal peti kemas yang terdiri dari indikator utilisasi, output, dan produktivitas. HASIL Berdasarkan analisa kapasitas dermaga dari panjang dermaga dan kedalaman perairan, didapatkan kombinasi kapal dengan kapasitas maksimal adalah 2 tambatan yang terdiri dari 1 unit kapal Post New Panamax dengan kapasitas 15,000 TEU dan kapal Post Panamax Plus dengan kapasitas 8,000 TEU. Kapal-kapal ini dilayani dengan total 7 unit crane jenis STS Container Crane dengan produktivitas masingmasing alat sebesar 87 box per jam. Dengan dipilihnya nilai utilisasi BOR sebesar 50%, didapatkan nilai throughput PK dermaga sebesar 2,131,030 TEU per tahunnya. T dw = Besar average dwell time 3
Alat penumpukan dan alat transfer yang dipilih adalah kombinasi Rail Mounted Gantry Crane (RMGC) dan Truck Trailer dengan kombinasi block berorientasi parallel to quay dan memiliki jumlah TEU Ground Slot sebesar 7560. Berdasarkan rancangan tersebut, didapatkan kapasitas lapangan penumpukan per tahunnya sebesar 2,317,896 TEU dengan asumsi average dwell time sebesar 5 hari. RMGC yang digunakan memiliki produktivitas sebesar 41 box per jam. Kemudian, untuk memenuhi kebutuhan produktivitas dermaga agar seimbang dengan lapangan penumpukan, digunakan RMGC sejumlah 21 unit. Hasil simulasi aktivitas Terminal Peti Kemas IA Kalibaru pada periode tersibuk memberikan jumlah Truck Trailer sebesar 101 unit dengan kecepatan operasi 20 km per jam. KESIMPULAN 1. Jumlah dan jenis crane yang digunakan pada dermaga adalah 7 unit STS Container Crane dengan produktivitas masing-masing 87 box/jam. 2. Dengan nilai utilisasi Berth Occuppancy Ratio sebesar 50%, didapatkan nilai throughput PK dermaga sebesar 2,131,030 TEU per tahun. Angka ini lebih besar dari throughput tujuan proyek yang mencapai 1,500,000 TEU per tahun. 3. Jumlah dan jenis alat penumpukan yang digunakan pada lapangan penumpukan adalah 21 unit Rail Mounted Gantry Crane dengan produktivitas masingmasing 41 box/jam. 4. Kapasitas lapangan penumpukan desain adalah 2,317,896 TEU/tahun. 5. Jumlah dan jenis alat transfer yang digunakan pada terminal peti kemas adalah 101 unit Truck Trailer. SARAN 1. Untuk mendapatkan hasil jumlah alat transpor yang lebih optimal, perlu dilakukan permutasi aktivitas bongkar & muat pada terminal dengan kombinasi kapal yang beragam. Pada umumnya untuk membantu pengerjaan metode ini dapat digunakan software khusus untuk operational research. 2. Penelitian mengenai proyek dilakukan secara on-site sehingga didapatkan pengetahuan praktis yang sulit didapatkan dari referensi-referensi umum. 3. Dilakukan penelitian dari data-data aktual mengenai variabel yang berasal 4
dari faktor di luar faktor operasional, seperti faktor dwell time, sehingga hasil perhitungan yang didapatkan mendekati akurat. 4. Dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai terminal peti kemas acuan sehingga didapatkan metode operasional yang mendekati akurat. DAFTAR PUSTAKA Agerschou, Hans. 2004. Planning and Design of Ports and Marine Terminals. Thomas Telford, London. Mohseni, Nima Sharif. 2011. Developing a Tool for Designing a Container Terminal Yard. Master of Science Hydraulic Engineering Program, Delft University of Technology. Soberon, Ana M. Martin. The Capacity in Container Port Terminals. UNCTAD Ad Hoc Expert Meeting on Assessing Port Performance, 12 Desember 2012. Geneva, UNCTAD. Thoresen, Carl A. 2014. Port Designer s Handbook: Recommendations and Guidelines. Thomas Telford Limited, London. 5