PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

PERSPEKTIF KEJIWAAN DALAM KELUARGA: GAMBARAN KERENTANAN SOSIAL KELUARGA BURUH MIGRAN INTERNASIONAL

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan kematian. Angka tersebut menunjukan peningkatan sebesar 70%

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan dan peralatan (Busse, Blumel, Krensen & Zentner, 2010).Robertson

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain apa adanya dan

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat. kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KEPATUHAN MENJALANI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. FAM (Fibroadenoma Mammae) merupakan tumor jinak payudara dan merupakan

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di RS Islam Surakarta, pada tahun 2013 pasien kanker

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

Ninda Karunia Rahayu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB V PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Pada penderita kanker, tekanan psikologis seperti sedih, rasa putus asa, malu, kecemasan dan depresi sangatlah mungkin untuk asa, malu, kecemasan dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan tidak terkendali (Diananda, 2009). Kanker menjadi penyakit yang

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menyerang berbagai organ

Kata kunci: Tingkat pengetahuan, Ketrampilan, SADARI

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Angka penderita kanker di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

PENGARUH PELATIHAN KADER TERHADAP KEMAMPUAN KADER MELAKUKAN PERAWATAN PASIEN GANGGUAN JIWA DIRUMAH

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

METODE PENELITIAN. n =

Transkripsi:

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI Desi Ariyana Rahayu 1), Tri Nurhidayati 2) 1) Departemen keperawatan jiwa, FIKKES, Unimus, Jln. Kedungmundu Raya no 18 Semarang 2) Departemen keperawatan jiwa, FIKKES, Unimus, Jln. Kedungmundu Raya no 18 Semarang Email: desi.ariyana@unimus.ac.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi penilaian pasien terhadap stresor yang dihadapi, yaitu proses kemoterapi yang sedang dijalani. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi sumber koping yang digunakan oleh pasien dalam menjalani kemoterapi. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Responden penelitian adalah pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi, sejumlah 40 orang pasien. Penelitian dilakukan di RSI Sultan Agung Semarang, tepatnya di ruang Baitul Ma wa (ruang kemoterapi). Secara umum hasil penelitian yang diperoleh yaitu penilaian terhadap stresor pada responden menunjukkan penilaian positif (52,5%) dan sejumlah 50% pasien menggunakan sumber koping dengan baik. Kemoterapi merupakan stresor bagi penderita kanker. Cara individu menilai stresor tersebut dapat ditinjau dari beberapa aspek, antara lain: aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial. Untuk menghadapi stresor tersebut, maka individu harus mampu mengembangkan sumber koping yang dimiliki, meliputi: keyakinan positif, kemampuan individu, aset material dan dukungan sosial. Kata kunci : penilaian stresor, sumber koping, kemoterapi PENDAHULUAN Kanker merupakan penyakit yang kejadiannya semakin tahun semakin bertambah. Berdasar temuan dari WHO (2013) didapatkan bahwa kanker yang paling banyak didiagnosis di seluruh dunia adalah kanker paru-paru (1,8 juta atau 13,0%), kanker payudara (1,7 juta atau 11,9%) dan kolorektum (1,4 juta atau 9,7%) (WHO, 2013). Prevalensi kanker di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 1,3 per 1.000 orang, meningkat pada tahun 2013 dengan 1,4 per 1.000 orang (Riskesdas, 2013). Prevalensi penyakit kanker di Jawa Tengah adalah 2,1 per 1.000 orang, tertinggi kedua setelah Jogjakarta yaitu 4,1 per 1.000 orang dan diikuti dengan bali dengan urutan ketiga yaitu 2,0 per 1.000 orang (Riskesdas, 2013). Kasus penyakit kanker yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011 sebanyak 19.637 kasus, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebanyak 13.277 kasus, terdiri dari kanker servik 6.899 kasus (35,13%), kanker payudara 9.542 kasus (48,59%), kanker hepar 2.242 (11,42%), dan kanker paru 954 kasus (4,86%). Kanker payudara menduduk pertama (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2012). Kanker mempengaruhi kehidupan pasien dan keluarga dengan cara yang berbeda. Diagnosis kanker dan pengobatannya mengakibatkan perubahan dalam kehidupan pasien, kegiatan sehari-hari, pekerjaan, dan hubungan dengan keluarga. Hal ini terkait dengan stres psikologis yang dialami oleh pasien (Zabalegui et al., 2005). Stres ini muncul sebagai akibat kecemasan dan/atau depresi dan hal ini terutama terkait dengan ketidakpastian tentang diagnosis, efek samping dari pengobatan kemoterapi atau 95

radioterapi, kurangnya kontrol sosial atau pribadi, kerusakan fisik yang progresif, dan pikiran menghadapi kematian (Zabalegui et al. 2005). Masalah psikososial yang muncul salah satunya bisa dipengaruhi oleh penilaian individu terhadap stresor. Untuk mengatasi hal tersebut maka setiap individu perlu memanfaatkan sumber koping yang dimilikinya agar dapat menggunakan koping secara adaptif Sumber koping merupakan strategi yang dapat dimanfaatkan individu untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Sumber koping individu meliputi aset ekonomi, keyakinan spiritual, dukungan sosial, dan keyakinan positif (Stuart, 2009). Pada penderita kanker, sumber koping merupakan hal-hal yang dapat membantu pasien agar dapat menghadapi stres psikososial yang dialami. Koping merupakan pemecahan masalah dimana seseorang menggunakannya untuk mengelola kondisi stress. Dengan adanya penyebab stress / stressor maka orang akan sadar dan tidak sadar untuk bereaksi untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam keperawatan konsep koping sangat perlu karena semua pasien mengalami stress, sehingga sangat perlu kemampuan untuk mengatasinya dan kemampuan koping untuk adaptasi terhadap stress yang merupakan faktor penentu yang terpenting dalam kesejahteraan manusia (Keliat, 2006). Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Teridentifikasinya penilaian terhadap stresor pada penderita kanker yang menjalani kemoterapi. b. Teridentifikasinya penggunaan sumber koping pada penderita kanker yang menjalani kemoterapi. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Metode ini dipilih karena penelitian ini mengidentifikasi penilaian terhadap stresor, sumber koping dan mekanisme koping pada penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi. Penelitian menggunakan instrumen penelitian yang terdiri dari 4 bagian, meliputi: karakteristik responden, penilaian terhadap stresor dan sumber koping. Instrumen tersebut diujikan kepada 40 responden yang diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling. HASIL 1. Karakteristik responden a. Usia responden Tabel 1 distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan usia responden pasien kanker di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, 2016 (n=40) Umur Mean Minimum Maksimum SD Umur 49,23 31 73 10,55 b. Jenis kelamin responden Tabel 2 distribusi frekuensi karakteristik bedasarkan jenis kelamin responden pasien kanker di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, 2016 (n=40) Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) laki laki perempuan 15 25 37,5 % 62,5 % c. Pendidikan responden Tabel 3 distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan pendidikan responden pasien kanker di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, 2016 (n=40) Pendidikan Jumlah Persentase (%) 96

SD-SMP SMA PT 16 17 7 40,0% 42,5% 17,5% d. Pekerjaan responden Tabel 4 distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan pekerjaan responden pasien kanker di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, 2016 (n=40) Pekerjaan Jumlah Persentase (%) IRT PNS swasta wiraswasta buruh 14 5 7 7 7 35 12,5 17,5 17,5 17,5 e. Stadium kanker Tabel 5 distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan stadium kanker responden pasien kanker di Stadium kanker Jumlah Persentase (%) II III 31 9 77,5 22,5 f. Frekuensi kemoterapi Tabel 6 distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan frekuensi kemoterapi responden pasien kanker di Frekuensi kemoterapi Jumlah Persentase (%) 1 siklus 2 siklus 31 9 77,5 22,5 2. Penilaian terhadap stresor Tabel 7 distribusi frekuensi penilaian terhadap stresor responden pasien kanker di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, 2016 (n=40) Penilaian Jumlah Persentase (%) negatif positif 19 21 47,5% 52,5% Tabel 8 distribusi frekuensi jawaban karakteristik berdasarkan penilaian terhadap stresor aspek kognitf pasien kanker di 97

Pernyataan Menurut saya, penyakit saya adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan Saya yakin bahwa pengobatan yang saya jalani akan berhasil mengatasi penyakit saya Saya yakin semua penyakit ada obatnya Penilaian terhadap stresor aspek kognitif tidak pernah jarang sering selalu f % f % f % f % 5 12,5 2 5 3 7,5 30 75 0 0 0 0 22 55 18 45 0 0 0 0 13 32,5 27 67,5 Tabel 9 distribusi frekuensi jawaban karakteristik berdasarkan penilaian terhadap stresor aspek afektif responden pasien kanker di Saya merasa khawatir akan penyakit saya Saya cemas setiap kali menjalani kemoterapi Saya merasa tenang menjalani proses pengobatan Penilaian terhadap stresor aspek afektif tidak pernah jarang sering selalu F % F % f % f % 7 17,5 21 52,5 5 12,5 7 17,5 5 12,5 19 47,5 8 20 8 20 3 7,5 9 22,5 15 37,5 3 7,5 Tabel 10 distribusi frekuensi jawaban karakteristik berdasarkan penilaian terhadap stresor aspek fisiologis responden pasien kanker di Jika berfikir tentang penyakit, saya jadi tidak nafsu makan Saya mengalami gangguan istirahat karena memikirkan penyakit saya Kepala saya sering sakit karena memikirkan penyakit saya Penilaian terhadap stresor aspek fisiologis tidak pernah jarang sering selalu f % f % f % f % 7 17,5 22 55 5 12,5 6 15 5 12,5 19 47,5 8 20 8 20 1 2,5 14 35 21 52,5 4 10 Tabel 11 distribusi frekuensi jawaban karakteristik berdasarkan penilaian terhadap stresor aspek perilaku responden pasien kanker di 98

Saya tetap melakukan semua kegiatan sama seperti saat saya belum sakit Saya berubah menjadi pendiam sejak sakit Saya berubah menjadi pemarah sejak sakit Saya mencari informasi tentang kanker dan kemoterapi Penilaian terhadap stresor aspek perilaku tidak pernah Jarang sering selalu f % f % f % f % 6 15 27 67,5 4 10 3 7,5 0 0 1 2,5 8 20 31 77,5 0 0 2 5 6 15 32 80 1 2,5 7 7,5 21 52,5 11 27,5 Tabel 12 distribusi frekuensi jawaban karakteristik berdasarkan penilaian terhadap stresor aspek sosial responden pasien kanker di Saya memilih untuk tidak menemui siapapun semenjak sakit Saya banyak bertemu dengan sesama penderita kanker untuk bertanya tentang kemoterapi Penilaian terhadap stresor aspek sosial tidak pernah Jarang sering selalu F % f % F % f % 2 5 8 20 4 10 26 65 1 2,5 3 7,5 30 75 6 15 3. Sumber koping Tabel 13 distribusi frekuensi sumber koping responden pasien kanker di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, 2016 (n=40) Sumber koping Jumlah Persentase (%) Kurang baik Baik 20 20 50% 50% Tabel 14 distribusi frekuensi jawaban berdasarkan sumber koping: keyakinan positif pasien kanker di Pernyataan Sumber koping: keyakinan positif tidak ya f % F % Saya yakin penyakit saya merupakan 0 0 40 100 99

ujian dari Tuhan Dengan menjalani kemoterapi saya yakin penyakit saya bisa disembuhkan 0 0 40 100 Tabel 15 distribusi frekuensi jawaban berdasarkan sumber koping: kemampuan individu pasien kanker di Sumber koping: kemampuan individu tidak ya Saya tidak mengkonsumsi banyak sayur dan buah selama sakit Saya mencari informasi sebanyak mungkin mengenai kanker dan kemoterapi Saya tidak bertanya pada dokter ketika control Saya menjalani pengobatan sesuai dengan yang sudah diprogramkan f % f % 11 27,5 29 72,5 3 7,5 37 92,5 9 22,5 31 77,5 0 01 40 100 Tabel 16 distribusi frekuensi jawaban berdasarkan sumber koping: dukungan sosial pasien kanker di Sumber koping: dukungan sosial tidak ya Keluarga mengantar setiap kali jadwal control dan kemoterapi Teman dan tetangga banyak memberikan semangat Saya tidak suka berbicara pada sesama pasien saat kemoterapi F % f % 1 2,5 39 97,5 0 0 40 100 15 37,5 25 62,5 Tabel 17 distribusi frekuensi jawaban berdasarkan sumber koping: aset material pasien kanker di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, 2016 (n=40) Sumber koping: aset material tidak ya Saya memperoleh layanan kesehatan sesuai dengan yang saya butuhkan Saya tidak memikirkan biaya yang harus saya tanggung karena ada asuransi Keluarga memberikan bantuan keuangan selama saya sakit F % f % 0 0 40 100 28 70 12 30 0 0 40 100 100

PEMBAHASAN 1. Penilaian terhadap stresor Penilaian terhadap stresor merupakan salah satu faktor yang berkontribusi pada penggunaan mekanisme koping individu. Penilaian terhadap stresor merupakan Stresor yang dihadapi oleh penderita kanker meliputi diagnosa penyakit kanker dan proses pengobatan kemoterapi yang dijalani. Sebanyak 77,5% responden menjalani 1 siklus kemoterapi dan 22,5% menjalani 2 siklus kemoterapi. Secara umum penilaian terhadap stresor pada responden diperoleh hasil 47,5% responden memiliki penilaian negatif terhadap stresor dan 52,5% memiliki penilaian positif. Penilaian responden terhadap stresor meliputi kognitif, afektif, fisiologis, perilaku, dan sosial. a. Penilaian secara kognitif, responden diukur mengenai pendapatnya tentang kesembuhan penyakitnya, pengobatan kemoterapi yang dijalani dan keyakinan bahwa semua penyakit ada obatnya. Secara umum diperoleh hasil bahwa 12,5% responden berfikir bahwa penyakit kanker merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan 82,5% berfikir bahwa penyakit kanker masih bisa disembuhkan. Semua responden memiliki keyakinan bahwa pengobatan kemoterapi yang dijalani akan berhasil mengobati penyakit kanker. Hal ini serupa dengan keyakinan mereka bahwa semua penyakit ada obatnya. Hasil pengobatan kanker stadium dini lebih baik daripada kanker yang ditemukan sudah dalam stadium lanjut. Kanker stadium dini dapat disembuhkan, sebaliknya dengan stadium lanjut. Makin dini kanker itu ditemukan dan diobati, maka semakin baik prognosisnya (Rasjidi, 2010). b. Penilaian secara afektif Penilaian responden secara afektif, didapatkan sejumlah 30% respon yang ditunjukkan oleh individu ketika sedang menghadapi hal yang menimbulkan stres, seperti ditunjukkan pada gambar model stres adaptasi di bawah ini (Stuart, 2009). Responden merasa khawatir akan penyakitnya. Penilaian terhadap proses kemoterapi diperoleh sejumlah 40% responden merasa cemas setiap kali menghadapi proses kemoterapi. Sejumlah 45% responden merasa tenang dengan proses pengobatan yang dijalani. c. Penilaian secara fisiologis Penilaian responden terhadap stresor juga berdampak pada respon fisiologis, diantaranya perubahan nafsu makan, pola istirahat dan sakit kepala. Dari hasil penelitian diperoleh 27,5% responden mengalami penurunan nafsu makan, 40% responden mengalami gangguan istirahat dan 62,5% responden mengalami sakit kepala. Menurut Barron (2006) koping terhadap stres yang buruk diketahui akan memperburuk berbagai kondisi kekebalan terkait medis, menginduksi diabetes, asma, kanker, penyakit jantung koroner, dan TBC paru kronis. Stres memicu respon dalam tubuh yang dikenal sebagai GHT (Growth Hormone Therapy) (Carlson et al., 2004). d. Penilaian secara perilaku Perubahan perilaku pada penderita kanker juga tidak jarang ditemukan. Berdasar hasil penelitian diperoleh, 97,5% responden berubah menjadi pendiam dan 95% responden berubah menjadi pemarah semenjak menderita sakit. Selain itu responden juga menunjukkan ketertarikannya untuk mencari informasi mengenai penyakitnya sejumlah 80%. e. Penilaian secara sosial Secara sosial, pasien kanker juga cenderung menarik diri. Berdasar hasil penelitian diperoleh data, 101

sejumlah 75% responden memilih untuk tidak menemui siapapun semenjak sakit, dalam hal ini adalah orang-orang yang sebelumnya biasa diajak berinteraksi. Akan tetapi, mayoritas responden (90%) cenderung memilih untuk bertemu dengan sesama penderita kanker untuk bertanya tentang kemoterapi yang dijalani. 2. Sumber koping Sumber koping adalah media yang dimiliki setiap individu untuk mengatasi stress yang dialami. Atau dapat juga diartikan sebagai suatu kemampuan yang dapat digunakan untuk membatasi stres dan fikiran negatif. Sumber koping ada empat yaitu: asset ekonomi, kemampuan dan keterampilan individu, teknik teknik pertahanan, dukungan sosial (Stuart, 2009). a. Keyakinan positif Berdasar hasil penelitian, diperoleh hasil sejumlah 100% responden memiliki keyakinan positif, bahwa penyakit yang diderita berasal dari Tuhan. 100% responden juga yakin bahwa pengobatan kemoterapi bisa menyembuhkan penyakitnya. b. Kemampuan individu Kemampuan individu untuk memecahkan masalah yang muncul akibat kemoterapi juga menjadi sumber koping bagi penderita kanker. Berdasar hasil penelitian diperoleh, hanya 27,5% responden yang mengerti memilih diit tinggi serat seperti sayur dan buah selama kemoterapi. Mayoritas responden mencari informasi sebanyak mungkin mengenai kanker dan kemoterapi (92,5%) namun hanya 22,5% yang bertanya pada dokter ketika kontrol. Semua responden menjalani kemoterapi sesuai dengan yang diprogramkan. c. Aset material Dukungan material merupakan salah satu sumber yang dapat mendukung individu untuk menyelesaikan masalahnya. Berdasar hasil penelitian didapat data bahwa semua responden memeproleh bantuan finansial dari keluarganya selama sakit. Dari segi layanan kesehatan, semua responden juga memperoleh layanan kesehatan sesuai dengan yang dibutuhkan. Tetapi 70% responden masih harus memikirkan mengenai biaya yang harus ditanggung meskipun sudah ada jaminan asuransi (baik pribadi maupun dari pemerintah). d. Dukungan sosial Semua responden menyampaikan jika mereka banyak mendapat dukungan baik dari teman maupun tetangga. Hal ini ditunjukkan dengan 97,5% responden yang diantarkan oleh keluarga setiap kali kontrol dan menjalani kemoterapi. Hanya sejumlah 37,5% responden yang mau berbicara dengan sesama pasien ketika sedang menjalani kemoterapi. Aryanti (2014) mengemukakan dalam penelitiannya didapatkan adanya pengaruh dukungan sosial terhadap optimisme kesembuhan responden. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ozkan dan Ogze, (2008) menyatakan bahwa dukungan keluarga memiliki peranan penting bagi pencegahan masalah psikologis yang kerap muncul pada pasien kanker. Dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga (orang tua) terhadap pasien dapat menurunkan depresi pasien, meningkatkan ketenangan dan semangat bagi kesembuhan. Sumber dukungan sosial terbesar berasal dari orang yang berarti dan memiliki kedekatan emosional seperti suami jika sudah menikah, pacar, sahabat atau rekan kerja. Adapun bentuk dukungan sosial yang diberikan berupa perhatian, mendengarkan keluhan-keluhan responden (Sari, 2009). Dukungan sosial dapat berasal dari teman, anggota keluarga, bahkan pemberi 102

perawatan kesehatan. Dukungan sosial dapat berupa perhatian emosional, bantuan instrumental, pemberian informasi, pemberian penghargaan. Salah satu bentuk dukungan sosial adalah dukungan dari keluarga. Dukungan keluarga sebagai sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit (Friedman, 2012). Sumber koping merupakan hal yang sangat penting bagi pasien dengan kanker. Selain dapat membantu dalam pemecahan masalah, sumber koping yang positif juga dapat memberikan meningkatkan kualitas hidup. Penanganan kanker seperti kemoterapi, radioterapi dan pembedahan akan menimbulkan pengaruh terhadap perubahan fisik selain menimbulkan masalah psikososial (Ozkan & Ogze, 2008). SIMPULAN DAN SARAN Kemoterapi merupakan stresor bagi penderita kanker. Cara individu menilai stresor tersebut dapat ditinjau dari beberapa aspek, antara lain: aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial. Untuk menghadapi stresor tersebut, maka individu harus mampu mengembangkan sumber koping yang dimiliki, meliputi: keyakinan positif, kemampuan individu, aset material dan dukungan sosial. Penelitian ini sebaiknya dilanjutkan hingga mencari keterkaitan antara penilaian terhadap stresor dan sumber koping dengan mekanisme koping yang digunakan oleh penderita kanker yang menjalani kemoterapi. Keliat & Akemat. (2006). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : EGC. Lenny, D, (2015). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Mekanisme Koping Pasien Post Operasi Mastektom. Jom Vol 2 No 1, Februari 2015 National Cancer Institute (NCI). (2009). What you need to know about breast cancer. USA: National Cancer Insititute. Available from: http://www.cancer.gov/cancertopics/ wyntk/breast/wyntk_breast.pdf. Ozkan,S., Ogce F. Importance Of Social Support For Functional Status In Breast Cancer Patients. Asian Pacific Journal Of Cancer Prevention. 2008. Rasmun. (2004). Stres, Koping dan Adaptasi Teori dan Pohon Masalah Keperawatan. Jakarta: EGC Rasjidi. (2010). 100 Question and answers: kanker pada wanita. Jakarta: Sagung Seto Sari (2009). Perempuan Yang Terkena Kanker Payudara Kelompok Ibu Rumah Tangga Maupun Perempuan Yang Bekerja Di Kantor. Stuart, G.W. (2009). Principles and practice of psychiatric nursing. St. Louis: Mosby. Syahrudin. (2006). Kanker Paru Dalam : Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC WHO (World Health Organization). 2013. Angka kejadian kanker WHO. (2006). Overview Of Cervical Cancer Treatment And Palliative Care. Diperoleh Dari Http://Www.Who.Int/Cancer/Palliati ve DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. (2008). Penyebaran Kasus Kanker Di Indonesia. Friedman,M. (2012). Keperawatan Keluarga: Teori Dan Praktek. Jakarta: EGC 103