BAB I PENDAHULUAN. mindset di kementerian BUMN, seluruh perusahaan BUMN sekarang ini harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terus melakukan peningkatan pendapatan dari produk inti PT. Pegadaian (Persero)

BISNIS INVESTASI EMAS

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Ada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Modal dengan jumlah tertentu untuk membiayai proses usaha dengan

BAB II DESKRIPSI KOMODITAS EMAS. Emas dalam sejarah manusia ditemukan sejak tahun 5000 SM, ada yang

BAB I PENDAHULUAN. diuangkan kembali jika sewaktu-waktu diperlukan. Meskipun ada yang. Emas menarik dijadikan sarana investasi. Beberapa literatur

BAB I PENDAHULUAN. ini, membuat perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia saling bersaing untuk. mampu bersaing dan bertahan dalam setiap situasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan menengah kebawah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin canggih sangat berpengaruh bagi sebuah perusahaan. Persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat meningkatkan penyaluran kredit oleh perbankan dari

TUGAS AKHIR. ANALISA DIMENSI SERVICE QUALITY (SERVQUAL) TERHADAP PELAYANAN PERUM PEGADAIAN (Studi Kasus Di Kantor Perum Pegadaian Cabang Wonogiri)

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara, karena

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Gas bumi merupakan sumber energi yang kandungannya berlimpah di tanah air.

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. lembaga /manajer investasi) melakukan redemption (menarik kembali) investasinya

BAB I PENDAHULUAN. produktif untuk kelangsungan usaha demi menunjang kehidupan mereka, namun

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, persaingan di dunia usaha semakin ketat dan kompleks. Banyak

Manajer strategik (lanjutan) Jenis strategi-meet-8

BAB I PENDAHULUAN. global yang terjadi di kawasan Amerika dan Eropa dalam beberapa tahun terakhir,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu aktivitas perekonomian yang paling utama adalah berdirinya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan kegiatan investasi telah mengalami kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi. Inflasi sendiri merupakan kenaikan harga secara bersamaan atau

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bertahan atau bahkan lebih berkembang. Perusahaan yang. perusahaan dapat melakukan pengembangan perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK

BAB I PENDAHULUAN. bisnis pada masa sekarang ini menuntut perusahaan memiliki kemampuan dalam mencari teknis

BAB I PENDAHULUAN. lunak, database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya.

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan kini tengah berusaha melakukan terobosanterobosan

BAB I PENDAHULUAN. transaksi antara pihak-pihak pencari dana (emiten) dengan pihak yang kelebihan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia tanggal 20 Agustus Pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. TAMBANG TIMAH Tbk PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. alternatif investasi tersebut. Besarnya return yang didapat memiliki korelasi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengemukakan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tentang. dampak positif secara keseluruhan pada masyarakat.

Kartika dan Nur, Analisis Penerapan Akuntansi Gadai Syariah (Rahn) Pada Pegadaian Syariah Cabang Jember

Analisis Hubungan Antar Variabel Input dan Output

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyangkut pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

Distinctive Strategic Management

BAB I PENDAHULUAN. PT. Aneka Tambang Tbk (ANTAM) didirikan di Indonesia pada 5 Juli 1958 dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

MANAJEMEN MERGER PERBANKAN. /

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Kata Kunci : BUMN, collateral, physical goods, tangible services, psychological service, Strategic Planning, competitive advantage, corporate

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

OVERVIEW 1/29

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI KANTOR PEGADAIAN CABANG SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran manajemen sumber daya manusia adalah menjaga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian sangatlah besar.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dengan nama Citibank N.A (National Association). Citibank

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas peredaran uang. Dari definisi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan untuk membuat strategi-strategi yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. menabung. Imbalan yang diperoleh dengan kepemilikan saham adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENJAMIN PELAKSANA EMISI

BAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari

BAB I PENDAHULUAN. membuat berjalannya sistem perekonomian. Dalam beberapa tahun terakhir ini,

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan ekonomi, dan juga kemampuan untuk bertahan hidup, merupakan hasil implementasi misi organisasi untuk memuaskan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Tentang Pelaksanaan Produk Pembiayaan Gadai Emas

BAB I PENDAHULUAN. dana dari dalam perusahaan (internal financing) atau dari luar perusahaan

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang loyal/customer engagement. (CRM), dimana Customer Relationship Management (CRM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. itu PT. Pegadaian (Persero) adalah salah satu solusinya. dengan mottonya Mengatasi Masalah Tanpa Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menguasai pasar. Perkembangan zaman yang juga diikuti perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. diri dan meningkatkan kinerjanya untuk kelangsungan hidup perusahaan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. baik pemerintah, dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perekonomian di seluruh dunia sedang mengalami peningkatan

BAB 2 PROSES BISNIS PT DANAREKSA (PERSERO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring cepatnya perkembangan bisnis sekarang ini dan adanya perubahan mindset di kementerian BUMN, seluruh perusahaan BUMN sekarang ini harus mandiri dari segi pengadaan dana dan diharuskan untuk memperbaiki performa dalam menghasilkan laba. Hal ini berarti perusahaan-perusahaan BUMN dituntut untuk lebih banyak berkontribusi kepada Negara dan tidak hanya menjadi perusahaan sosial. PT. Pegadaian (P ersero) merupakan salah satu perusahaan BUMN dan merupakan satu-satunya perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa gadai. Pada awalnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1990, yang menyatakan bahwa PERUM Pegadaian yang merupakan badan usaha milik Negara merupakan badan usaha tunggal yang menyalurkan kredit atau uang pinjaman berdasarkan hukum gadai. Namun pada tahun 2000 dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 maka Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1990 dicabut dan tidak berlaku lagi. Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tersebut menyatakan bahwa PERUM Pegadaian tidak lagi sebagai satu-satunya lembaga yang secara legal melaksanakan praktek usaha gadai di Indonesia (Abidin, 2011). Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah nomor 103 tahun 2000 tersebut maka disadari oleh PT. Pegadaian (Persero) bahwa persaingan usaha dalam 1

industri gadai akan meningkat karena peraturan tersebut secara tidak langsung melegalkan perusahaan-perusahaan lain untuk masuk ke industri jasa gadai dan menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk tetap survive dan menjadi pioneer dalam industri jasa gadai ini. Untuk itu PT. Pegadaian (Persero) melakukan berbagai inovasi dengan mengembangkan produk baru yang sesuai dengan core competence agar tetap survive dalam industri gadai. Menurut Jemsly dan Martani (2006), ada beberapa alternatif strategi utama korporasi di dalam manajemen strategik yang dikelompokkan dalam delapan bagian yang salah satunya adalah strategi diversifikasi. Strategi diversifikasi dibagi lagi menjadi tiga yaitu strategi diversifikasi berhubungan, tidak berhubungan, dan horizontal. Sedangkan menurut Barney (2007), perusahaan dapat melakukan diversifikasi jika dapat fokus terhadap keterkaitan bisnisnya dengan memperhatikan batasan-batasan yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian perusahaan dapat mengejar strategi perusahaan terbatas, diversifikasi perusahaan terkait atau dengan diversifikasi perusahaan yang tidak terkait. Dalam hal ini PT. Pegadaian (Persero) melakukan diversifikasi berhubungan/konsentrik yang merupakan strategi yang dilakukan perusahaan dengan menambah usaha baru atau produk/jasa baru yang masih berhubungan dengan produk/jasa yang dimiliki perusahaan saat ini. Produk tersebut salah satunya adalah produk mulia dimana produk ini merupakan produk jual beli logam mulia yang berupa logam mulia emas lantakan atau batangan. Produk ini ditangani oleh Divisi Bisnis Emas PT. Pegadaian (Persero). Pada awalnya Divisi Bisnis Emas ini dibawah Divisi Usaha Lain PT. Pegadaian (Persero). Karena 2

semakin berkembangnya produk mulia ini maka kemudian unit Bisnis Emas dipisahkan dari Divisi Usaha Lain dan dibentuk Divisi Bisnis Emas yang bertugas mengelola pesanan pembelian logam mulia, pengambilan logam mulia ke PT. Aneka Tambang (Persero), pendistribusian logam mulia serta pengedukasian dan sosialisasi mengenai pentingnya investasi logam emas batangan ke masyarakat dan instansi-instansi lain. Seiring dengan berhasilnya sosialisasi dan edukasi yang dilakukan tim divisi bisnis emas kepada masyarakat dan instansi-instansi lain, semakin banyak masyarakat yang menyadari dan mengetahui akan investasi logam mulia emas batangan yang lebih sedikit risikonya dibanding dengan investasi dibursa saham, dan semakin banyaknya pesanan logam mulia emas melalui produk mulia dari cabang-cabang PT. Pegadaian ( Persero) diseluruh Indonesia maka semakin besar divisi dan semakin banyak keputusan penting yang harus diambil dalam waktu yang singkat. Pembentukan divisi bisnis berbasis emas ini untuk memenuhi kebutuhan investasi emas dimasyarakat. Jika dilihat dari jumlah permintaan investasi untuk emas batangan dan koin diseluruh dunia dari tahun ke tahun yang terus meningkat, begitu juga jumlah permintaan emas batangan dan koin untuk investasi di Indonesia. Peningkatan ini seiring dengan kesadaran masyarakat Indonesia untuk berinvestasi namun menginginkan investasi yang tidak terlalu besar dan mudah, tidak rumit. Menurut World Gold Council trend (Q1 2011-Q2 2014) permintaan investasi emas batangan dan coin di seluruh dunia mengalami pasang surut. Dilihat dari grafik permintaan investasi emas dibawah, berdasarkan Gold Demand Trends kuarter kedua 2014 yang dikeluarkan oleh Worl Gold 3

Council bahwa sejak Q1 2011 hingga Q2 2014 mengalami pasang surut, namun permintaan emas batangan dan coin mencapai puncaknya pada Q2 tahun 2013 yaitu mencapai 600 ton, hal ini terjadi karena beberapa investor profesional melikuidasi ETF (Exchange Traded Funds)nya yaitu suatu reksa dana yang diperdagangkan di bursa. Sedangkan para investor di pasar Asia dan Timur Tengah melakukan investasi dalam bentuk emas batangan dan coin, sehingga pada Q2 tahun 2013 tersebut permintaan emas batangan dan coin di dunia mengalami lonjakan yang sangat hebat. Namun jika di rata-rata dari data tersebut permintaan investasi emas batangan dan coin berkisar 400 ton per quarternya. Grafik 1.1 Permintaan Investasi Emas di Dunia Sumber: WGC Gold Demand Trends Q1 2011 Q1 2014 Di Indonesia sendiri, menurut World Gold Council tahun 2014 permintaan investasi untuk emas batangan dan coin masih dibawah permintaan emas untuk kegunaan perhiasan. Namun dari sekian banyak permintaan investasi untuk emas 4

batangan dan koin di Indonesia, pemenuhan kebutuhan tersebut hanya dapat dipenuhi kurang lebih rata-rata 30% oleh PT. Aneka Tambang (Persero) selaku perusahaan BUMN yang bergerak dalam pertambangan dan penjualan emas di Indonesia. Penjualan emas PT. Aneka Tambang (Persero) ini juga sangat terbantu dengan adanya bisnis emas PT. Pegadaian (Persero) karena jumlah kantor cabang dan unit PT. Pegadaian (Persero) yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia yang sampai tahun 2014 ini berjumlah kurang lebih sekitar 5000 unit/outlet. Grafik 1 menunjukkan permintaan emas di Indonesia menurut WGC dan jumlah penjualan P.T. Aneka Tambang (Persero). Grafik 1.2 Permintaan Emas di Indonesia Menurut WGC dan Jumlah Penjualan P.T. Aneka Tambang (Persero). Sumber: WGC Gold Demand Trends 2011-2014 & Laporan Kuartal P.T. Aneka Tambang (Persero)2011-2014 Dari data yang ditampilkan bisa dilihat market share untuk penjualan emas batangan di Indonesia masih sangat besar dan hal ini menjadi peluang bagi bisnis 5

emas untuk dapat segera mengembangkan diri untuk memenuhi market share yang ada. Demand yang tinggi untuk investasi dalam bentuk emas batangan dan koin di Indonesia jika dirata-rata yaitu sebesar 2,1 ton per bulannya atau 6 ton per kuarternya merupakan pangsa pasar yang tinggi dimana pemenuhan kebutuhan permintaan tersebut hanya dapat dipenuhi oleh PT. Antam (Persero) rata-rata 0,68 ton per bulannya atau hanya sebesar 2 ton per kuarternya. Sesuai dengan wawancara awal yang penulis lakukan dengan Bapak Rudy Kurniawan yag merupakan salah satu Manajer di Divisi Bisnis Emas (Komunikasi melalui email, 17 Maret, 2014), bahwa kesulitan yang dihadapi oleh Divisi Bisnis Emas untuk berkembang saat ini salah satunya adalah masih terikatnya Divisi Bisnis Emas dengan prosedur dan aturan-aturan yang melekat pada PT. Pegadaian (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara sehingga membuat Divisi Bisnis Emas agak kurang dapat berkembang. Contohnya adalah jika nantinya Divisi Bisnis Emas akan melakukan pembelian bahan baku berupa emas mentah atau berupa butiran emas (scrap) dipasar luar negeri dan akan di cetak menjadi kepingan emas akan terhambat. Keputusan yang harus diambil untuk melakukan kesepakatan harga emas karena harga emas dipasaran luar negeri yang bergerak cepat dalam hitungan menit, akan tertunda karena tidak dapat diambil secara langsung oleh Divisi Bisnis Emas. Contoh yang lain adalah banyaknya barang lelang PT. Pegadaian ( Persero) berupa perhiasan dari emas maupun emas batangan yang masih belum banyak terjual sehingga mengakibatkan Non Performing Loan (NPL) PT. Pegadaian ( Persero) sendiri menjadi tinggi. Barang lelangan tersebut yang berupa perhiasan emas sejatinya dapat menjadi bahan baku 6

bagi Divisi Bisnis Emas yang nantinya dapat dilebur kemudian dicetak kembali menjadi logam emas batangan, namun karena Divisi Bisnis Emas masih merupakan salah satu divisi di PT. Pegadaian (Persero) sehingga masih dalam satu aturan PT. Pegadaian (Persero) maka hal ini tidak dapat terlaksana. Contoh lainnya adalah mengenai waktu transaksi penjualan emas oleh Divisi Bisnis Emas dan di cabang-cabang PT. Pegadaian (Persero) seluruh Indonesia yang hanya dapat dilakukan mulai Pukul 10.00 sampai dengan pukul 14.00. Hal ini terkait dengan harga standar emas yang dikeluarkan oleh vendor atau pemasok logam emas yaitu PT. Aneka Tambang (Persero) dan keterkaitannya dengan jumlah pemesanan emas batangan serta pembayaran yang terbatas hanya sampai pukul 14.00. Hal-hal tersebut diatas merupakan beberapa contoh yang menjadi kendala Divisi Bisnis Emas dalam melakukan penjualan emas dan terutama dalam memenuhi market share permintan investasi emas batangan di Indonesia. Oleh karena itu jika suatu perusahaan ingin lebih berkembang dan sukses dalam industrinya sesuai teori dari Porter (1980), maka ada tiga pendekatan strategi generik yang sukses dan potensial yang dapat dilakukan oleh perusahaan tersebut dalam industri yang digelutinya, yaitu pertama, melalui kepemimpinan biaya secara keseluruhan ( Overall Cost Leadership), kedua, melalui pendekatan differensiasi produk ( Differentiation), ketiga, dengan fokus didalam industri tersebut. Jika memang Divisi Bisnis Emas PT. Pegadaian (Persero) ingin berhasil dalam industri yang digelutinya minimal Divisi Bisnis Emas harus fokus didalam industri yang digelutinya, dimana jika dilihat bahwa perusahaan yang masuk 7

dalam industri perdagangan logam emas batangan masih sedikit dan adanya market khusus yang dihadapi oleh Divisi Bisnis Emas PT. Pegadaian (Persero). Jika dilihat dari market share dan kendala-kendala yang dihadapi Divisi Bisnis Emas maka dapat dikatakan bahwa kontribusi Divisi Bisnis Emas untuk PT. Pegadaian ( (Persero) masih kurang maksimum karena terbentur dengan aturan-aturan yang membatasi gerak Divisi Bisnis Emas. Dengan demikian urgensi pembentukan Strategic Business Unit PT. Pegadaian (Persero) sangat tinggi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan cepat dan fokus dalam industri agar menjadi pioneer dalam industri perdagangan logam emas batangan sehingga dapat memenuhi market share permintaan investasi logam emas di Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, agar Divisi Bisnis Emas dapat lebih fokus melayani suatu segmen konsumen dan dapat unggul dalam industri penjualan logam mulia emas batangan maka diperlukan adanya suatu pembentukan anak perusahaan atau Strategic Business Unit Bisnis Emas agar perusahaan mampu menjalankan aktifitasnya dengan lebih efisien dan efektif. Berkaitan dengan kondisi tersebut maka dibutuhkan suatu analisis pengambilan keputusan untuk pembentukan anak perusahaan atau unit usaha strategis baru. 8

1.3 Pertanyaan Penelitian Dari rumusan masalah, agar Divisi Bisnis Emas dapat berkembang dan fokus dalam menjalankan bisnis dan melayani konsumen dengan lebih baik maka pertanyaan penelitiannya adalah apakah bisnis emas layak dijadikan unit usaha strategis berdasarkan hasil analisis keekonomian kelayakan bisnis? 1.4 Tujuan Penelitian Dari pertanyaan penelitian, penelitian ini betujuan untuk memberikan dasar pengambilan keputusan melalui aspek keekonomian kelayakan bisnis PT. Pegadaian (Persero) dalam rangka pengembangan perusahaan dengan membentuk anak perusahaan yang bergerak pada jual beli logam mulia emas batangan. 1.5 Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan yaitu PT. Pegadaian (Persero) dan bagi pengembangan ilmu/akademisi. - Bagi Perusahaan Dapat memberi kontribusi pemikiran dan bahan masukan bagi corporate strategy serta pertimbangan dalam pengembangan PT. Pegadaian (Persero). - Bagi Pengembangan ilmu/akademisi. 9

Dapat memberikan pengetahuan mengenai langkah-langkah pembentukan unit usaha strategis dan juga dapat merancang rencana bisnis suatu usaha. 1.6 Batasan Penelitian Penelitian ini hanya sebatas menganalisis kelayakan suatu bisnis dari aspek keekonomian dan kelayakan investasinya. 1.7 Sistematika Pembahasan Sistimatika penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang pemilihan tema, permasalahan yang dihadapi oleh Divisi Bisnis Emas PT. Pegadaian (Persero), tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistimatika penulisan penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Berisi tentang teori-teori yang diperoleh dari berbagai sumber yang berhubungan dengan permasalahan dan tujuan penulisan yang akan dipakai sebagai landasan teori dalam melakukan analisis dan menjelaskan temuan serta analisis hasil penelitian 10

BAB III METODE PENELITIAN Berisi tentang langkah-langkah penelitian, dan data variabel yang dipakai dalam perhitungan, alat analisis yang dipakai untuk menjelaskan dan menggambarkan kelayakan bisnis ditinjau dari studi kelayakan bisnis aspek kelayakan investasi. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berisi analisis kelayakan pembentukan suatu perusahaan melalui studi kelayakan bisnisnya dari aspek kelayakan investasi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Memberikan kesimpulan dan saran sebagai solusi yang direkomendasikan bagi manajemen perusahaan berdasarkan analisis studi kelayakan bisnis pembentukan unit bisnis baru 11