BAB V SIMPULAN DAN SARAN. tetapi sumber daya manusianya pun dipergunakan untuk kepentingan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dipaparkan beberapa sumber literatur utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat berlaku terhadap Negara Jepang (Suryohadiprojo, 1982:1).

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pembahasan mengenai anak merupakan suatu kajian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1942, Jepang mulai masuk dan menjajah wilayah Indonesia. 1

LATAR BELAKANG DATANGNYA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penulisan sejarah wanita dapat dikatakan ketinggalan dari ilmu-ilmu sosial lain, seperti sosiologi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kolonialisme, Jepang merupakan negara pertama di Asia yang memiliki pandangan dan aksi

Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra BAB I PENDAHULUAN

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK TERHADAP TINDAK KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini menjadi sangat penting setelah selama ribuan tahun perempuan berada. ideologi yang mendunia dan dianggap kodrat Tuhan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

B A B 1 P E N D A H U L U A N. Perdagangan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan terjadi

BAB I PENDAHULUHAN. Anak merupakan amanah yang harus dijaga, karena pada merekalah masa

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA

BAB V PENUTUP. kriminalitas namun perdagangan anak juga menyangkut tentang pelanggaran terhadap

M A S U K N Y A J E P A N G K E I N D O N E S I A. Pendudukan jepang di Indonesia ( )

ABSTRAK. Beberapa contoh budaya Jepang adalah budaya balas budi (giri), budaya senioritas

Akui Dulu Pembantaian, Baru Minta Maaf

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini dalam pembaharuan hukum, indonesia telah melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak masih di bangku SD hingga lulus SMA bahkan sampai ke Perguruan Tinggi.

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. awal dekade 1980-an. Mereka adalah anak-anak yang hidup terpisah dari

untuk penduduk Sumatera Utara pada tahun 2000.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap Anak (KtA) merupakan semua bentuk tindakan/perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermacam-macam, seperti politik, keyakinan agama, rasisme dan ideologi

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan penelitian secara observasi partisipasi pasif yaitu. Faktor Lingkungan Keluarga

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN tentang Perlindungan Anak Pasal 1 angka 1 (selanjutnya UU Perlindungan

BAB II FINLANDIA DAN MASALAH KETIDAKADILAN GENDER. A. Hak Pilih Perempuan (Women Suffrage) sebagai Awal Mula Perwujudan

KOLABORASI ANTAR STAKEHOLDER DALAM MENANGANI TINDAK KEKERASAN ANAK BERBASIS GENDER DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Perlis terletak di Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat. Desa ini adalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 3

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset masa depan dalam kehidupan berbangsa. Anak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB I PENDAHULUAN. dasar dari susunan masyarakat, untuk itulah lahir Undang-undang Nomor 1

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DI KABUPATEN KENDAL

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa homoseksual bukan penyakit/gangguan kejiwaan.di Indonesia

BAB II KONSEP MALU BAGI MASYARAKAT JEPANG DAN SEJARAH JUGUN IANFU DI INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN SEKSUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. di India sangat memperhatinkan sekali. Di satu sisi anak-anak dipaksakan oleh

ABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran HAM, karena anak adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Allah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut

PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering

BAB IV JUGUN IANFU, EKSPLOITASI PEREMPUAN PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA ( )

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

BUPATI DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

Asesmen Gender Indonesia

Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual. Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid November 2017

BAB I PENDAHULUAN. merupakan anak perempuan dan 980 merupakan anak laki-laki. 1 Berdasarkan data

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan manifestasi dari besarnya sistem patriarkhi di mana laki-laki merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, generasi muda khususnya remaja, telah diberikan berbagai disiplin ilmu sebagai persiapan

BAB I PENDAHULUAN. kaum perempuan yang dipelopori oleh RA Kartini. Dengan penekanan pada faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. belum ditemukan, yang dapat mengakibatkan kerugian tidak hanya di bidang

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi. kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan suatu negara dipengaruhi oleh

PERDAGANGAN PEREMPUAN UNTUK TUJUAN PELACURAN Studi Kasus tentang Perempuan Penjual Minuman di Sepanjang Rel Kereta Api Jakarta

BAB 6 PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas dan menjelaskan hasil dan analisis pengujian

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dunia meningkat sangat pesat, ditandai dengan

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK [LN 2002/109 TLN 4235]

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan kemajuan budaya dan ilmu pengetahuan (iptek),

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, masih terjadi aktus women trafficking secara masif. Women trafficking

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dengan pengertian sebagai tindakan atau serangan terhadap. menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan.

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP ANAK MELALUI UU TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DAN UU TENTANG PERLINDUNGAN ANAK Oleh : Nita Ariyulinda *

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

BAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah

-2- dialami pihak korban dalam bentuk pemberian ganti rugi dari pelaku atau Orang Tua pelaku, apabila pelaku merupakan Anak sebagai akibat tindak pida

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik,

BAB I PENDAHULUAN. dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan

BAB V KESIMPULAN. human trafficking di Indonesia yang berkedok dengan menjadi TKI di luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada setiap pasangan. Tak

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah sekaligus karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. akan ia jalani kelak (Perkins, 1995). Para remaja yang mulai menjalin hubungan

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

BAB I PENDAHULUAN. p C. Sarah. Soh, The Korean Comfort Women : Movement for Redress, Asian Survey, vol. 36, no. 12, 1996,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan pada bab IV maka ada beberapa hal yang dapat

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil yang analisis data yang diperoleh dari penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Jepang bukan hanya memanfaatkan sumber daya alam Indonesia saja, tetapi sumber daya manusianya pun dipergunakan untuk kepentingan perangnya. Indonesia dijadikan sebagai masyarakat pekerja selama pendudukan Jepang berlangsung. Masyarakat Indonesia pada awalnya bekerja secara sukarela, namun tak berlangsung lama para pekerja ini pada akhirnya dieksploitasi tenaganya demi kepentingan Jepang. 2. Untuk memenuhi kepentingan perang, pemerintah pendudukan Jepang bahkan mengupayakan pengerahan tenaga kerja untuk menangani proyekproyek pertahanan dan perang bukan hanya diwilayah Indonesia sendiri, melainkan di seluruh Asia Tenggara. Tenaga kerja sukarela atas tekanan pemerintah Jepang untuk menangani pekerjaan-pekerjaan kasar bagi kepentingan perang Jepang ini disebut romusha. 3. Pemerintah pendudukan Jepang telah melakukan eksploitasi secara besarbesaran terhadap wilayah yang didudukinya. Eksploitasi ini juga tidak hanya menimpa kepada kaum laki-laki, tetapi berdampak juga kepada para perempuan pribumi di Indonesia. 70

71 4. Eksploitasi perempuan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, telah menjarah martabat para kaum perempuan melalui pelecehan seksual dengan memberlakukan mereka menjadi Jugun Ianfu atau wanita penghibur. Banyak diantara mereka yang dijadikan perempuan penghibur oleh Jepang. Kehidupan mereka sama menderitanya dengan romusha, karena mereka dilecehkan secara fisik dan psikis. 5. Kekerasan seksual yang dilakukan Jepang terhadap perempuan merupakan kebijakan resmi pemerintah Jepang waktu itu, dengan alasan agar setiap tentara Jepang dapat lebih berkonsentrasi pada tugas-tugasnya di medan perang, maka perlu ada tempat untuk penyaluran kebutuhan seksualnya tanpa beresiko mengalami penyakit kelamin. 6. Wilayah Pangkalan Berandan adalah wilayah bagian Sumatera yang pernah diduduki Jepang. walaupun masyarakat Pangkalan Berandan tidak direkrut menjadi romusha, tetapi kaum perempuan di wilayah ini telah mengalami hal yang sama seperti perempuan-perempuan di daerah lain yang pernah mengalami kekerasan seksual oleh Jepang. Perekrutan perempuan di wilayah Pangkalan Berandan dilakukan Jepang dengan cara pemaksaan dan kekerasan. 7. Persepsi masyarakat Pangkalan Berandan terhadap eksploitasi perempuan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945) bahwa mereka merasa prihatin dan empati kepada masyarakat dan kaum perempuan yang telah menjadi korban kekejaman Jepang pada masa itu. Sikap itu mereka

72 rasakan karena mereka telah mengetahui prilaku dan kekejaman Jepang kepada masyarakat pribumi. Sebab masyarakat dalam penelitian ini adalah mereka yang telah berumur 79 tahun ke atas.

73 B. SARAN Dalam hal ini peneliti mencoba memberi suatu gambaran berupa saran yang mudah-mudahan dapat berguna bagi perkembangan pemikiran demi lancarnya suatu proses persatuan dan kesatuan bangsa. Maka akan dikemukakan beberapa saran yaitu : 1. Diperlukan peran masyarakat dan Pemerintah untuk saling bekerjasama menuntaskan masalah perempuan-perempuan yang telah menjadi korban kekerasan seksual Jepang. 2. Dari penulisan ini dapat menjadi dorongan kepada Mahasiswa lain untuk melakukan penelitian tentang masalah kekerasan seksual yang pernah dilakukan Jepang terhadap perempuan di wilayah lain yang ada di Indonesia. 3. Kepada pemerintah Indonesia untuk melakukan pendataan di wilayahwilayah yang pernah diduduki oleh Jepang, hal tersebut perlu dilakukan agar para korban kekerasan seksual oleh Jepang tersebut mendapat perlakuan semestinya dari penderitaan yang pernah mereka rasakan. Para korban kekersan seksual di Indonesia sepatutnya mendapat bantuan dan perhatian khusus. Bukan hanya persoalan materi, namun yang tidak kalah penting adalah pelurusan data dan fakta sejarah sebenarnya. Hal itu bisa dilakukan dengan permintaan maaf pemerintah Jepang kepada para ex Jugun Ianfu di Indonesia, pengungkapan kebenaran dan pelurusan sejarah tentang keberadaan Jugun Ianfu di masa penjajahan Jepang, serta juga

74 melakukan pendidikan-pendidikan di masyarakat bagi upaya perubahan stigma negatif yang selama ini melekat pada ex Jugun Ianfu. 4. Kepada masyarakat umum agar tidak menganggap rendah para korban kekerasan seksual Jepang tersebut, sebab semua itu bukanlah kemauan dari para korban melainkan akibat dari pemaksaan Jepang