BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan penduduk yang memiliki gaya hidup beragam dan cenderung kurang memperhatikan pola makan dan aktivitas yang sehat. Akibatnya, banyak penduduk negara ini yang mengalami peningkatan kadar kolesterol atau yang sering disebut dengan hiperkolesterolemia (Talbert, 2008). Gaya hidup yang tidak dikendalikan dengan perilaku konsumsi makanan sehat dan aktivitas fisik yang cukup sering tidak disadari menyebabkan kerusakan metabolisme lipid berkontribusi terhadap sindrom metabolik yang meningkatkan risiko penyakit jantung, penyakit pembuluh darah, stroke dan diabetes tipe dua (Chehade dkk., 2013). Pengatasan kondisi hiperkolesterol telah banyak dilakukan menggunakan obat sintetik yang banyak beredar dipasaran, namun kekhawatiran terhadap efek samping yang ditimbulkan oleh obat-obatan sintetik memicu peralihan pola pikir untuk kembali menggunakan obat-obatan yang berasal dari tanaman karena dianggap memiliki efek samping minimal dibandingkan obat-obatan sintetik. Tanaman merupakan salah satu sumber obat-obatan alami. Penelitian yang dilakukan oleh Septiana dkk. (2006) menunjukkan bahwa ekstrak etanol temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dapat menghambat oksidasi LDL dan cenderung menurunkan akumulasi kolesterol pada makrofag. Penelitian yang dilakukan oleh Ali dkk. (2010) terhadap sambung nyawa (Gynura procumbens 1
(Lour) Merr.) juga menunjukkan penurunan kadar glukosa, kolesterol dan trigliserida. Kemampuan ekstrak temulawak dan sambung nyawa yang dikemukakan dalam beberapa penelitian disambut oleh Yuniarti dan Ikawati, 2009 dengan penelitian mengenai kombinasi ekstrak temulawak dan sambung nyawa yang berhasil menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak temulawak dan sambung nyawa dengan dosis 500 mg/kg BB tikus pada rasio 75:25 memberikan penurunan kadar lipid tubuh yang terbaik, yaitu menurunkan trigliserida sebesar 56,77 %, kolesterol total sebesar 46,36 %, LDL sebesar 63,6 % dan menaikkan HDL sampai 11,5 %. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pengembangan produk dari temulawak dan sambung nyawa sangat potensial dilakukan untuk mengatasi kondisi hiperkolesterolemia. Ekstrak tanaman umumnya memiliki kelarutan yang rendah dan berakibat pada bioavailabilitas oral yang kurang maksimal, serta memerlukan dosis yang cukup besar dalam penggunaannya untuk mencapai efektivitas terapi (Bansal dkk., 2010). Oleh karena itu, formulasi dalam bentuk nanoemulsi menjadi pilihan yang diharapkan dapat meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas oral dari kombinasi ekstrak temulawak dan sambung nyawa, serta meminimalkan jumlah dosis yang dikonsumsi. Nanoemulsi dapat diformulasikan melalui Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS). Secara substansial SNEDDS terbukti meningkatkan bioavailabilitas obat lipofilik melalui pemberian oral. Perkembangan teknologi memungkinkan SNEDDS memecahkan masalah terkait penghantaran obat dengan kelarutan dalam air yang buruk (Makadia dkk., 2013). Minyak merupakan salah 2
satu komponen penting dalam formulasi SNEDDS, dalam penelitian ini digunakan myritol 318 sebagai komponen minyak. Penelitian terhadap myritol 318 menunjukkan kemampuannya dalam meningkatkan bioavailabilitas oral fenofibrat dengan memberikan rute oral tambahan yakni sistem limfatik untuk absorpsi fenofibrat (Cognis, 2014; Lin dkk., 2011a). Penggunaan myritol 318 dalam SNEDDS diharapkan dapat menghasilkan emulsi berukuran nanometer sehingga meningkatkan bioavailabilitas kombinasi ekstrak temulawak dan sambung nyawa apabila diberikan secara oral. Pada penelitian ini, dilakukan optimasi formulasi SNEDDS kombinasi ekstrak temulawak dan sambung nyawa menggunakan myritol 318. Hasil optimasi tersebut dianalisis untuk mengetahui ukuran dan distribusi partikelnya, nilai potensial zeta, stabilitas nanoemulsi dalam media dengan ph berbeda, serta uji aktivitas anti-hiperkolesterol. Keberhasilan penelitian ini diharapkan dapat menjadi inovasi terbaru bagi sediaan nanoemulsi kombinasi ekstrak temulawak dan sambung nyawa, meningkatkan profil stabilitas fisik dan atau kimia ekstrak, serta menjadi produk yang dapat digunakan sebagai alternatif obat antihiperkolesterol. 1. Perumusan masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah: a. Apakah SNEDDS kombinasi ekstrak temulawak dan sambung nyawa menggunakan myritol 318 dapat menghasilkan sistem yang homogen? b. Bagaimanakah hasil formulasi yang optimal dari SNEDDS kombinasi ekstrak temulawak dan sambung nyawa menggunakan myritol 318? 3
c. Bagaimanakah hasil uji aktivitas anti-hiperkolesterol SNEDDS kombinasi ekstrak temulawak dan sambung nyawa menggunakan myritol 318 dibandingkan dengan bentuk konvensionalnya? 2. Keaslian penelitian Beberapa penelitian yang berkenaan dengan penelitian ini antara lain: a. Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) menggunakan trigliserida rantai panjang dan rantai menengah mampu meningkatkan bioavailabilitas obat ezetimibe (Bandyopadhyay dkk., 2012). b. Temulawak mengandung senyawa kurkumin sebagai senyawa yang aktifnya. Kurkumin yang dibuat dalam SNEDDS memiliki bioavailabilitas yang lebih tinggi dibandingkan bentuk unmodifiednya (Joshi dkk., 2013). c. Sambung nyawa mengandung senyawa kuersetin sebagai senyawa yang aktifnya. Formulasi SNEDDS mampu meningkatkan bioavailabilitas senyawa kuersetin (Tran dkk., 2014). Berdasarkan beberapa penelitian yang pernah ditemukan, permasalahan yang diteliti mengenai SNEDDS kombinasi ekstrak temulawak dan sambung nyawa menggunakan myritol 318 belum pernah dilakukan penyelesaiannya oleh peneliti lain. 3. Urgensi (kepentingan) penelitian a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang teknologi farmasi, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menjadi rujukan penelitian mengenai formulasi sediaan SNEDDS ekstrak kombinasi temulawak dan sambung nyawa. 4
b. Bagi industri farmasi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan produk baru berupa sediaan SNEDDS kombinasi ektrak temulawak dan sambung nyawa menggunakan myritol sebagai fase minyak. c. Bagi masyakat khususnya dalam bidang kesehatan, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai sediaan SNEDDS kombinasi ektrak temulawak dan sambung nyawa sebagai alternatif obat anti-hiperkolesterol. B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui apakah SNEDDS kombinasi ekstrak temulawak dan sambung nyawa menggunakan myritol 318 mampu menghasilkan sistem yang homogen. 2. Mengetahui hasil formulasi yang optimal dari SNEDDS kombinasi ekstrak temulawak dan sambung nyawa menggunakan myritol 318. 3. Mengetahui hasil uji aktivitas anti-hiperkolesterol SNEDDS kombinasi ekstrak temulawak dan sambung nyawa menggunakan myritol 318 dibandingkan dengan bentuk konvensionalnya. 5