TINJAUAN TEORITIS PADA PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGADAAN BUKU. Pengembangan Koleksi Modul 5. Pengembangan Koleksi Modul 5 by Yuni Nurjanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengembangan Koleksi. Presented by Yuni Nurjanah. Pengembangan Koleksi Modul 4 by Yuni Nurjanah

BAB II PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS

PROSEDUR DAN STRATEGI PENGADAAN BAHAN PUSTAKA

BAB II PENGADAAN BAHAN PUSTAKA

PROSES PENGADAAN KOLEKSI DAN INVENTARISI KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dibaca dan disimpan menurut tata susunan tertentu untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

PENGADAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

PENGEMBANGAN KOLEKSI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI DI DIREKTORAT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Definisi Perpustakaan dan Perpustakaan Perguruan Tinggi

1 Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

HELGA BEATRICE U SINAGA NIM :

Pengadaan Bahan Pustaka Untuk Perpustakaan Sekolah Gatot Subrata

STANDAR PERPUSTAKAAN. Tanggal: 31 Juli Lampiran Surat Keputusan Ketua STMIK KHARISMA Makassar Nomor: Tanggal:

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS SYARIAH UIN IMAM BONJOL PADANG

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian. 1.2 Tujuan

RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN IKIP PGRI SEMARANG. A. Sejarah Perpustakaan IKIP PGRI Semarang

BAB II KAJIAN TEORETIS

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 51 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya (Sulistyo-Basuki, 1991: 51). Perpustakaan perguruan tinggi mendukung

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan suatu keputusan dalam kehidupan. Mengingat majunya teknologi

TEKNIS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH; PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KOLEKSI INVENTARISASI. Rahmania Utari, S.Pd. *)

PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Sistem Informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB II KAJIAN TEORITIS

akan muncul pesan seperti contoh berikut. diterima Berikut adalah tampilan awal dari form Retur Pembelian:

Pengadaan Bahan Pustaka Di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi,

INVENTARISASI BAHAN PUSTAKA DAN PEMBUATAN LAPORAN PENGEMBANGAN KOLEKSI. Oleh : Damayanty, S.Sos.

BAB II KAJIAN TEORITIS Pengertian Evaluasi Beberapa pengertian evaluasi yang dikemukakan oleh para ahli :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH PELAYANAN PERPUSTAKAAN

PROSEDUR PENGADAAN, PENGELOLAAN, SIRKULASI, PENYIANGAN DAN KERJASAMA PERPUSTAKAAN

INVENTARISASI BAHAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB II PENGADAAN BAHAN PUSTAKA

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) PERPUSTAKAAN

MANAJEMEN KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN oleh : Arlinah I.R.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

Dasar-dasar Layanan Perpustakaan

PROSES SELEKSI BAHAN PUSTAKA

PENYIANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Morality Intellectuality Entrepreneurship

BUPATI TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGUNG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1 PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERGURUAN TINGGI : SUATU PENGALAMAN DI PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB II KAJIAN TEORITIS

TINJAUAN PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA

PENGEMBANGAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN KERTAS KARYA OLEH

PANDUAN OPERASIONAL BAKU (POB) BIDANG KERJASAMA DALAM NEGERI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun gudang penyimpanan buku yang hanya berfungsi untuk menampung. buku-buku tanpa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. (Sulistyo-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGADAAN TERBITAN BERSERI

Manajemen Perpustakaan Khusus 1. Arif Surachman 2

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Perpustakaan Universitas Bina Nusantara (Ubinus)

PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN KOLEKSI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR UPT. PERPUSTAKAAN

KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN TERKAIT DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORITIS PADA PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI 2.1. Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, memelihara, dan mengolah koleksi bahan informasi secara sistematis dan dengan cara tertentu yang dilayankan kepada pengguna yakni mahasiswa, dosen, dan pegawai (civitas akademika) disebut dengan perpustakaan perguruan tinggi. Sedangkan menurut Nurhadi (1983: 9) perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga perguruan tinggi untuk menunjang terlaksananya tujuan perguruan tinggi. Senada dengan pendapat di atas, perpustakaan Nasional Republik Indonesia (1992: 2) juga menyatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi dan merupakan unit kerja yang membantu perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan tujuannya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi bertujuan untuk menunjang pelaksanaan Tri Darma Perguruan tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. 2.1.2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Sesuai dengan pengertian dari perpustakaan perguruan tinggi yaitu perpustakaan yang menjunjung tinggi Tri Darma perguruan tinggi, maka menurut Sulistyo-Basuki (1995:52) tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah : 1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi 2. Menyediakan bahan pustaka rujukan pada semua tingkat akademis, mulai dari mahasiswa sampai dengan staf pengajar 3. Menyediakan sarana belajar untuk pengguna perpustakaan 4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi pemakai 5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tapi samapai pada lingkungan industri. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah memenuhi informasi civitas akademika, serta menyediakan bahan rujukan bagi pengguna mulai dari lingkungan perguruan tinggi sampai pada

lingkungan industri. Selain dari tujuan perpustakaan perguruan tinggi dalam melaksanakan tugasnya diperlukan apa yang namanya fungsi perpustakaan perguruan tinggi. Fungsi tersebut adalah: 1. Pusat pengumpulan bahan informasi/bahan pustaka 2. Pusat pelestarian informasi/bahan pustaka 3. Pusat pengelolaan informasi/bahan pustaka 4. Pusat pemanfaatan informasi/bahan pustaka 5. Pusat penyebarluasan informasi/bahan pustaka 6. Pusat Rekreasi 2.1.3. Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan yang berhasil dalam memberikan informasi kepada para pengguna adalah perpustakaan yang berhasil menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan para pengguna. Demikian halnya dengan perpustakaan perguruan tinggi harus selalu berusaha menyajikan informasi yang sistematis, di mana informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan penggunanya baik itu mahasiswa, dosen, peneliti maupun pengguna lainnya. Koleksi perpustakaan perguruan tinggi seperti yang disebutkan oleh Wijayati (1979: 36) menyatakan koleksi perpustakaan perguruan tinggi yaitu: 1. Koleksi buku, terdiri dari: a. Buku teks, yaitu unuk mahasiswa maupun dosen, baik yang diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah yang ada. b. Buku refrens, termasuk buku refrens umum, refrens bidang studi khusus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedia, dan katalog c. Terbitan berkala, seperti majalah, surat kabar dan jurnal d. Terbitan oleh perguruan tinggi, baik oleh perguruan tinggi di mana perpustakaan bernaung, maupun oleh perguruan tinggi lainnya. 2. Koleksi non buku, terdiri dari: a. Slide b. Cassette c. Piringan hitam d. Compact Disk e. Video Compact Disk f. Cassette Video g. Microfilm

2.2. Pengadaan Bahan Pustaka 2.2.1. Pengertian Pengadaan Bahan Pustaka Pengadaan bahan pustaka adalah salah satu dari kegiatan pelayanan teknis pada suatu perpustakaan dalam usaha untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna secara up to date. Melalui kegiatan kerja pengadaan tersebut, perpustakaan berusaha menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan baik itu koleksi seperti buku, terbitan berseri lainnya seperti majalah, jurnal, surat kabar, brosur, dan sebagainya, sedangkan koleksi non cetak seperti kaset, audiovisual, mikrofil, mikrofis, piringan hitam, vidio kaset, CD ROM (Compact Disc Read Only Memory) dll. Pengadaan koleksi adalah hal-hal yang mencakup perolehan bahan/buku melalui pembelian, hadiah, pertukaran, pembayaran atau tanda terima pembayaran dan pemeliharaan catatan-catatan yang berkaitan dengan pengadaan, (Yulia, 1993: 41). Jadi, pengadaan bahan pustaka tersebut adalah kegiatan layanan teknis perpustakaan dalam rangka melengkapi atau memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan yang dimulai dari pemilihan, pemesanan, sampai pada tahap pemeriksaan dan inventarisasi. 2.2.2. Pemilihan Bahan Pustaka Pemilihan bahan pustaka adalah proses kerja memilih atau menentukan koleksi yang mana yang cocok dijadikan koleksi perpustakaan. Dalam dunia kepustakawanan proses pemilihan bahan pustaka merupakan aspek kegiatan yang intelek. Dalam usaha pemilihan bahan pustaka sebelum masuk ke langkah berikutnya perlu dilakukan tinjauan kembali terhadap buku yang akan dipilih, apakah sudah dimiliki sebelumnya untuk menghindari duplikasi bahan pustaka. Tujuan pemilihan bahan pustaka adalah mengembangkan koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pemakai yang berubah dan tuntutan pemakai yang sekarang dan yang akan datang (Sulistyo-Basuki, 1993: 427). Menurut Sulistyo-Basuki, (1993:431) terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan pustaka, antara lain: a. Buku Pustakawan harus tahu keadaan buku yang ada di pasaran (seberapa jauh buku yang tersedia, bagaimana proyeksinya yang akan datang). b. Pemakai Pustakawan harus memahami selera pemakai dalam bidang ilmu pengetahuan termasuk latar belakang pemakai.

c. Sumber daya Pustakawan harus mengetahui sumber daya yang ada, termasuk dana dan anggaran, staf serta buku yang dapat dipinjam dari perpustakaan lain. Dari pernyataan di atas yang paling penting diperhatikan adalah sumber daya khususnya ketersediaan dana dan anggaran. Sebab tanpa dana yang cukup, pengadaan bahan pustaka akan sia-sia untuk dilaksanakan. 2.2.2.1. Pihak-pihak yang Berwenang Melakukan Pemilihan Bahan Pustaka 1. Pihak-pihak Pemilihan Bahan Pustaka Dalam suatu perpustakaan, pihak yang berwenang untuk melakukan pemilihan bahan pustaka bukan hanya pustakawan tetapi semua unsur yang berkepentingan, termasuk para pengguna jasa perpustakaan. Menurut Yulia, (1993: 75) pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan pemilihan bahan pustaka adalah: 1. Pada perpustakaan sekolah, pihak yang berwenang melakukan pemilihan bahan pustaka adalah kepala sekolah, dan wakil, serta guru, pelajar boleh saja memberikan saran. 2. Pada perpustakaan umum, pihak yang berwenang adalah dewan penasehat, penyantun perpustakaan, dan tokoh masyarakat. 3. Pada perpustakaan perguruan tinggi, pihak yang berwenang melakukan pemilihan adalah pimpinan universitas, pimpinan fakultas, dosen, staf, dan mahasiswa menyarankan dan harus dipertimbangkan kesesuaiannya dengan kebutuhan. 4. Pada perpustakaan khusus, pihak yang berwenang melakukan pemilihan adalah pimpinan institusi di mana perpustakaan tersebut bernaung. 5. Pada akhirnya, pustakawanlah yang berwenang apabila bahan pustaka tersebut dipilih atau tidak, karena pustakawanlah yang mengetahui apakah bahan pustaka tersebut cocok atau tidak serta dana yang trsedia. Selain yang disebutkan di atas, untuk dapat melakukan pemilihan bahan pustaka, pihak-pihak yang berhubungan harus memiliki pengetahuan seperti: 1. Menguasai sarana bibliografi yang tersedia, paham akan dunia penerbitan, khususnya kelemahan dan keunggulan suatu penerbit. 2. Mengetahui latar belakang para pemakai perpustakaan, misalnya siapa saja yang menjadi anggota, minat dan penelitian yang sedang dan telah dilakukan dan mengapa ada kelompok pengguna bahan pustaka yang satu berbeda dengan pengguna perpustakaan yang lain. 3. Memahami kebutuhan para anggota. 4. Personil pemilihan buku harus bersifat netral serta harus menguasai informasi dan akal sehat dalam pemilihan. 5. Pengetahuan mendalam mengenai koleksi perpustakaan. 6. Mengetahui buku melalui proses membaca. (Sulistyo-Basuki, 1993: 429) 2.2.2. 2. Prinsip-prinsip Pemilihan Bahan Pustaka

Prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka ditetapkan sebagai upaya untuk menyesuaikan pemilihan bahan pustaka dengan tujuan dan fungsi perpustakaan prinsip tersebut diperjelas sebagai berikut: 1. Relevansi atau kesesuaian Bahan pustaka harus disesuaikan dengan fungsi dan tujuan perpustakaan dengan lembaga induknya. 2. Kesesuaian dengan kebutuhan pengguna Pemilihan bahan pustaka harus mengutamakan kepentingan pengguna dengan tujuan untuk memenuhi tingkat keterpakaian pemakai. 3. Kelengkapan Pengadaan bahan pustaka hendaknya berpedoman kepada kelengkapan koleksi yang dibutuhkan oleh pemakai jasa perpustakaan, bukan berpedoman pada jumlah banyaknya eksemplar buku tetapi harus diperhatikan kualitas koleksi tersebut. 4. Kemutakhiran Isi yang terdapat dalam bahan pustaka harus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 5. Unsur kerja sama dengan pihak lain Perpustakaan sebaiknya menjalin kerja sama dengan berbagai pihak seperti pakar ilmu pengetahuan pengguna dalam melaksanakan pemilihan bahan pustaka agar relevansi koleksi dengan kebutuhan pengguna dapat dipenuhi. (Siregar, 2002: 80). Sedangkan untuk menentukan judul bahan pustaka apa yang akan dipilih pihak perpustakaan harus mengetahui apakah terbitan tersebut masih tersedia di pasar, toko buku dengan penerbit atau tidak. 2.2.2. 3. Alat Bantu Pemilihan Bahan Pustaka Untuk mengetahui apakah bahan pustaka tersebut sesuai dengan kebutuhan perpustakaan, maka diperlukan alat bantu pemilihan buku. Alat bantu tersebut adalah: 1. Sarana pembaca 2. Timbangan buku seperti yang terdapat pada surat kabar dan majalah 3. Bibliografi. (Sulistyo-Basuki, 1993:432) Sedangkan alat bantu seleksi yang lain adalah: 1. Katalog penerbit dalam dan luar negeri yang berisi a. Judul, anak judul, judul paralel b. Edisi, negara, bahasa, bentuk c. Kota terbit, penerbit d. Tahun terbit e. Harga langganan f. ISSN 2. Bibliografi Nasional dan Internasional 3. Bibliografi khusus berbagai bidang ilmu

4. Daftar tambahan koleksi perpustakaan lain 5. Tim, bagan buku, iklan, dan lain-lain. (Milburga, 1994: 74) Jadi melalui informasi di atas, pihak-pihak yang melakukan pemilihan bahan pustaka dapat menentukan bahan pustaka mana yang cocok. 2.3. Penerapan Teknologi untuk Kemudahan Pengadaan Di era globalisasi ini, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, maka pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan sangat mudah dilakukan dengan cara pengaksesan melalui internet. Dalam sebuah perpustakaan haruslah mempunyai koleksi yang lengkap, dalam era globalisasi sekarang ini akan lebih mudah dalam pemesanan buku, tidak harus langsung ke toko buku ataupun ke luar negeri apabila ada buku yang harus dibeli dengan mengakses internet sudah lebih mudah untuk dilakukan pemesanan buku ataupun bahan pustaka. 2.3.1. Informasi Buku Baru Informasi buku baru dapat diperoleh melalui akses internet, dengan mengakses internet kita dapat melihat harga, pengarang, judul buku, bahkan buku-buku yang baru terbit. Untuk melihat informasi buku-buku baru penerbit dalam negeri maupun luar negeri dapat dilihat melalui web site seperti: a. Penerbit dalam negeri http://www.gramedia.com http://www.grasindo.com http://www.andipublisher.com http://www.djambatan.co.id/katalog index.php http://www.robani.co.id b. Penerbit luar negeri http://www.mc Graw Hill.com http://www.delmar.com http://www.dekker.com http://www.cambridge.com http://www.sage.com 2.3.2. Alat Bantu Seleksi

Alat bantu seleksi bahan pustaka seperti katalog penerbit dari berbagai penerbit buku dalam negeri maupun luar negeri, informasi di dalamnya adalah judul, pengarang, tahun, terbit, jumlah halaman, harga buku, anotasi atau deskripsi, cakupan isi buku. Dapat juga melalui resensi yang memberikan informasi dari sebuah buku dan juga melalui best seller yang memberikan informasi tentang buku-buku yang terbaik dari pengarang yang terkenal. 2.3.3. Kemudahan Pemesanan Pemesanan buku secara online telah banyak dilakukan oleh perpustakaan pada saat ini, pemesanan buku tidak lagi harus memesan langsung ke toko buku ataupun ke luar negeri apabila ada buku yang harus dibeli, dengan mengakses melalui internet sudah lebih mudah untuk pemesanan buku ataupun bahan pustaka. Adapun cara yang dapat digunakan ialah misalnya pemesanan bahan pustaka cukup dengan mengisi form pembelian yang tersedia di website atau dengan mengirimkan email. Untuk konfirmasi biaya keseluruhan (harga dan biaya pengiriman). Lalu sebutkan nama buku, pengarang dan penerbit yang ingin dipesan. Kita juga harus menyebutkan alamat kita agar dapat menyebutkan biaya pengiriman dan akan dijawab oleh toko buku tersebut melalui email dan jawaban tersebut akan mencantumkan harga buku dan pengiriman serta mencantumkan nomor rekening toko buku tersebut misalnya Lippo, Mandiri, untuk dipilih sebagai perantara. Pembayaran dapat dilakukan dengan cara : 1. Transfer Bank melalui ATM 2. Credit card 3. Bank Draft 4. Money Order 5. Kode pembelian Jika sebelum menjadi anggota kita harus mengisi form kenggotaan dengan mendaftarkan melaui email kita dan mengikuti seluruh petunjuk di dalamnya. Perpustakaan yang akan membeli bahan pustaka dapat mengakses melalui internet di website seperti www.gramedia.com,www.ebsco.com dan lain-lain. 2.4. Sistem Pengadaan Bahan Pustaka 2.4.1. Pembelian

Pengadaan bahan pustaka yang dilakukan melalui pembelian merupakan cara yang paling efektif dalam pengadaan bahan pustaka, karena perpustakaan dapat memilih bahan pustaka yang cocok sesuai dengan dana yang tersedia. Pembelian ini dapat dilakukan dengan cara langsung pada penerbit melalui toko buku atau agen dan distributor. Pembelian secara berlangganan jurnal dapat dilakukan di dalam dan di luar negeri dengan biaya pengiriman tetap ditanggung perpustakaan yang bersangkutan. Langkah-langkah pembelian dan pelangganan bahan perpustakaan adalah sebagai berikut : 1. Memerikasa dan melengkapi data bibliografi bahan perpustakaan yang diusulkan 2. Mencocokan usulan dengan bahan perpustakaan yang dimiliki melalui katalog perpustakaan atau pangkalan data perpustakaan. 3. Menerima atau menolak usulan 4. Membuat daftar pesanan beberapa rangkap menurut kebutuhan 5. Mengirimkan daftar pesanan 6. Mengarsipkan satu rangkap daftar pesanan 7. Membayar pesanan/langanan 8. Menyusun laporan pembelian dan pelangganan Prosedur penerimaan bahan perpustakaan yang dibeli atau dilanggan adalah sebagai berikut : 1. Memeriksa secara teliti bahan perpustakaan yang diterima dan surat pengantarnya 2. Mencocokan bahan perpustakaan yang ditrima dengan arsip 3. Menyisihkan dan mengembalikan bahan perpustakaan dengan pesanan, cacat, atau rusak disertai dengan permintaan penggantian 4. Menandatangani tanda terima atau faktur dan menembalikannya kepada pengirim. 5. Menandai kepemilikan bahan perpustakaan dengan membubuhkan cap perpustakaan. 6. Membuat berita acara penerimaan.wijayati, (1998: 54). lain: Dalam berlangganan jurnal perpustakaan menghadapi beberapa kesulitan antara 1. Jarak perpustakaan dengan penerbit jauh sehingga dibutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang cukup banyak. 2. Masalah klaim. Perpustakaan sering menerima bahan pustaka tidak sesuai dengan pesanan, sehingga dibutuhkan waktu cukup lama dan balasan klaim sering tidak terbalas.

3. Masalah biaya pengiriman yang cukup mahal sehingga pengiriman sering terlambat. 4. Informasi tentang buku tersebut sulit didapatkan. 5. Harga buku cenderung naik tidak stabil sehingga perpustakaan sering berhenti berlangganan karena dana terbatas. Siregar, (2002: 32). Sebelum menentukan judul bahan pustaka yang akan dibeli ada beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain: 1. Dana yang tersedia 2. Mengetahui bidang yang dicakup perpustakaan 3. Mengetahui minat, bidang para pengguna 4. Memperhatikan dan memeriksa judul-judul yang dilanggan perpustakaan. (Lasa, 1994:17)

2.4.2. Sumbangan atau Hadiah Bahan pustaka yang diperoleh melalui hadiah/sumbangan baik itu lembaga pemerintah, swasta, organisasi perorangan, baik yang bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri dengan menetapkan prinsip seleksi. Penerimaan hadiah dibutuhkan ketelitian yang tujuannya karena tidak semua hadiah/sumbangan tersebut benar-benar cocok untuk kita gunakan. Di samping itu pemberi hadiah/sumbangan seringkali menyertakan persyaratan yang sulit atau bahkan sering menjadi beban perpustakaan yang menerima. Bahan pustaka yang diperoleh melalui hadiah/sumbangan dilakukan dengan dua cara: 1. Hadiah atas permintaan Hadiah atas permintaan dilakukan dengan mengajukan permintaan langsung kepada lembaga penyumbang. Permintaan ini dapat dilakukan secara tertulis atau lisan dan permintaan secara tertulis dibuatkan dengan surat yang sah sebagai bukti autentik. Berikut ini akan dijelaskan langkah perolehan bahan pustaka melalui hadiah atas permintaan antara lain: a. Menyusun daftar bahan pustaka yang akan diminta b. Mengirimkan daftar ke alamat yang dituju c. Mengirimkan surat ucapan terima kasih kepada pengirim atau sumbangan atau hadiah yang telah diberikan. Soetimah, (1992: 72). 2. Hadiah bukan atas permintaan Hadiah bukan atas permintaan dapat diperoleh melalui hadiah dari instansi, perorangan atau badan organisasi tanpa diminta. Soetimah, (1992: 72) menyatakan jika suatu perpustakaan memiliki bahan pustaka tersebut dapat diberikan kepada perpustakaan lain yang lebih membutuhkan diberikan sebagai hadiah. Ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam penerimaan hadiah secara tak langsung antara lain: 1. Bahan pustaka yang sudah diterima dicocokkan dengan surat pengantar 2. Bahan pustaka yang sudah diterima, perpustakaan langsung menerima ucapan terima kasih kepada pemberi hadiah. 3. Mengoleksi bahan tersebut apakah sesuai dengan tujuan, fungsi, ruang lingkup layanan perpustakaan. Soetimah, (1992: 72).

Sumber sumbangan/hadiah tidak berasal dari lembaga, perorangan atau perpustakaan yang menjalin kerja sama. Sumber hadiah dapat berasal dari lembaga, perorangan atau perpustakaan yang menjalin kerja sama. Sumber hadiah dapat berasal dari kedutaan, penerbit dan lain-lain. Menurut Yulia, (1993: 59) sumber hadiah/koleksi dapat dikembangkan dari berbagai sumber yaitu: 1. Contoh terbitan dari pengarang dan penerbit. 2. Publisher s weekly. 3. Bulletin of the public affairs information service. 4. H. W Wilson Copy s Vertical File Service Phamflet Indekx. 5. Duplikat dari perpustakaan lain. 6. Donatur dari berbagai pihak seperti organisasi, lembaga perhimpunan profesi, yayasan, negara maju melalui kedutaannya. Penerimaan melalui hadiah juga dilakukan seleksi baik dari segi isi atau relevansi bidang subyek maupun dari segi kelayakan kondisi fisik bahan pustaka. Tukar-menukar Penambahan bahan pustaka pada suatu perpustakaan dapat juga dilakukan melalui tukar-menukar. Hal ini dimungkinkan untuk dilakukan jika antara dua perpustakaan atau lebih telah melakukan persetujuan bersama. Kedua belah pihak yang telah sepakat untuk melakukan tukar-menukar bahan pustaka harus terlebih dahulu mengirimkan contoh bahan pustaka yang akan ditukarkan. Hal ini memungkinkan unuk tidak terjadinya kesesuaian antar bahan yang mau ditukarkan. Untuk dapat melakukan pertukaran, perpustakaan perlu memperhatikan prosedur tukar-menukar. Menurut Yulia, (1993: 43), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tukar-menukar bahan pustaka, antara lain: 1. Perpustakaan yang menawarkan, langkah pertama adalah menyusun daftar bahan pustaka yang akan ditukarkan. Penawaran dapat dilakukan melalui judul maupun pengarang. 2. Perpustakaan mengirimkan penawaran kepada sejumlah perpustakaan lain yang diperkirakan memiliki bahan yang sesuai dengan bahan yang ditawarkan, serta menjalin kerja sama dengan perpustakaan yang menawarkan. Dalam penawaran tersebut syarat-syarat tukar-menukar, misalnya bahan pustaka apa yang diinginkan, ongkos kirim, dan sebagainya. 3. Perpustakaan yang menerima penawaran harus mempelajari tawaran dan persyaratan dari pihak yang menawarkan. 4. Perpustakaan yang menerima memilih daftar yang diinginkan dan menyusun daftar bacaan yang ditawarkan sebagai bahan penukaran. 5. Apabila kedua perpustakaan telah sepakat dalam melakukan tukar-menukar, maka penukaran dapat dilaksanakan. 6. Kemudian diolah sesuai dengan prosedur inventarisasi setelah kedua belah pihak menerima hasil pertukaran.

Selain prosedur di atas, ada beberapa sumber pertukaran bahan pustaka yang seperti dikemukakan oleh Yulia, (1993: 57), antara lain: 1. Universitas/akademik yang berupa terbitan resmi, disertai atau abstrak bahan pustaka duplikat, terbitan university press, terbitan perpustakaan, reprint, terbitan unit penelitian. 2. Pemerintah, berupa Undang-undang, peraturan-peraturan, lembaran negara, dan terbitan resmi lainnya. 3. Organisasi ilmiah dan profesi. 4. Perusahaan-perusahaan industri. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa prosedur yang telah disebutkan perlu dipedomani dalam melakukan tukar-menukar bahan pustaka, baik yang diperoleh melalui universitas, pemerintah, organisasi, dan lain-lain. 2.4.4. Penerbitan Sendiri Terbitan sendiri yang dimaksud adalah terbitan sendiri yang berasal dari lembaga induk di mana perpustakaan tersebut bernaung, yang mencakup pengertian : 1. Penerbitan dari lembaga induk tempat perpustakaan berada a) Perpustakaan hendaknya dijadikan pusat penyimpanan semua penerbitan lembaga induk. b) Perpustakaan dapat ditunjuk sebagai penyalur dari semua terbitan lembaga induk yang bersangkutan. 2. Penerbitan oleh perpustakaan itu sendiri, seperti daftar kleksi, bulletin, manual bibliografi, dan sebagainya. 2.5. Penerimaan/ Pemeriksaan Keseluruhan bahan pustaka yang sudah diterima, baik itu melalui pembelian, sumbangan/hadiah, terbitan sendiri, tukar menukar, sebelum diinventarisasi, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan. Pada saat bahan pustaka sudah rusak. Apabila terdapat ketidaksesuaian, diberikan kesempatan bagi pihak perpustakaan yang tidak merasa puas untuk melakukan klaim, supaya dipertimbangkan untuk menggantinya. Setiap bahan yang diterima, diperiksa pengarang, judul, edisi, penerbit, tempat terbit, tahun terbit, ISSN. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Pemeriksaan judul bahan pustaka yang telah diterima, apakah sebagai hadiah, langganan, tukar-menukar, atau terbitan sendiri. Kemudian dispesifikasikan dan sesuai dengan daftar yang sudah ada. 2. Pemberian tanda cap/tanda yang biasanya diletakkan pada halaman terdepan. 3. Pencatatan pada kartu yang telah disediakan oleh perpustakaan. (Lasa, 1994: 39).

2.6. Inventarisasi Bahan pustaka yang sudah diperiksa kemudian diinventarisasi/didaftarkan dalam buku/kartu inventarisasi. Kegiatan kerjanya adalah pemberian tanda cap milik perpustakaan dengan tujuan supaya kepemilikannya dapat dipastikan. Kemudian tujuan dari inventarisasi untuk menghindari apa yang namanya duplikasi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan inventarisasi, antara lain: a. Tanggal penerimaan b. Nomor urut/induk, di mana setiap eksemplar diberi nomor tersendiri c. Pengarang d. Judul penerbit/ tempat penerbit e. Asal sumber, apakah bahan pustaka tersebut berasal dari pembelian, hadiah, tukar-menukar, dan lain-lain. f. Harga g. Golongan (nomor klasifikasi) dilakukan setelah bahan pustaka siap diproses. h. Keterangan (Hal-hal yang dianggap perlu) i. Penerbit, (Siregar, 2002: 3).