TEAM BASED LEARNING MODUL BINTIL PADA KULIT

dokumen-dokumen yang mirip
TEAM BASED LEARNING MODUL SIFILIS PRIMER. Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas DISUSUN OLEH :

TEAM BASED LEARNING MODUL. Diberikan pada Mahasiswa Semester V Fakultas Kedokteran Unhas DISUSUN OLEH :

MODUL PROBLEM BASED LEARNING KELAS REGULER SISTEM INDRA KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini para orang tua belum menyadari bahwa menjaga kesehatan

KULIT MENGHITAM MODUL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MAHASISWA SISTEM ENDOKRIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT

MUDAH LAPAR DAN HAUS

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudian akan mengalami asma dan rhinitis alergi (Djuanda, 2007). inflamasi dan edukasi yang kambuh-kambuhan (Djuanda,2007).

ABSTRAK Gambaran Karakteristik Penderita Akne Vulgaris di Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Dermatitis Kontak Alergika (DKA) merupakan suatu penyakit keradangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUKU PEGANGAN MAHASISWA MODUL 4 BAYI BERATLAHIR RENDAH

PIODERMA. Dr. Sri Linuwih S Menaldi, Sp.KK(K) Dr. Wieke Triestianawati, Sp.KK(K) Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI / RSCM Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Acne Vulgaris (AV) merupakan suatu penyakit peradangan kronis dari folikel

Buku Pegangan Mahasiswa MODUL KAKI BENGKAK. Diberikan pada Mahasiswa Semester Kedua Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papula, vesikel, skuama) dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan dini terhadap faktor faktor

Buku Kerja Mahasiswa MODUL DIARE SISTEM MEKANISME DASAR PENYAKIT

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

BAB II LANDASAN TEORI

All about Tinea pedis

MODUL SISTEM MUSKULOSKELETAL

KULIT SEBAGAI ORGAN PROTEKSI DAN ESTETIK

PTIRIASIS VERSIKOLOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

BAB I PENDAHULUAN. Jerawat atau akne adalah mesalah kulit berupa infeksi dan peradangan

Kuliah. Melakukan praktikum di lab Membaca literatur dan handout

BAB I PENDAHULUAN. adanya disfungsi fungsi sawar kulit adalah dermatitis atopik (DA). Penderita DA

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan bagi remaja dan dewasa muda merupakan salah satu faktor

BATUK & SESAK PADA ANAK

MODUL 4 IKTERUS NEONATORUM

KELAIANAN KELENJAR SEBASEA DAN KELENJAR EKRIN. Betty Ekawati Irianto Departement Dermato & venereology FK UII be Queen Skin & genital Care Centre

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian atas. Jerawat terjadi karena pori-pori kulit. terbuka dan tersumbat dengan minyak, sel-sel kulit mati, infeksi

MODUL PROBLEM BASED LEARNING GANGGUAN SOMATOFORM

BAB I PENDAHULUAN. muda sampai coklat tua mengenai area yang terpajan sinar. pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung, dan dagu. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi ekonomi menengah kebawah. Skabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODUL PROBLEM BASED LEARNING NYERI KEPALA

MODUL PROBLEM BASED LEARNING GANGGUAN TIDUR

MODUL-1 LUKA / TRAUMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LatihanPenemuanKasusTB dan MenentukanKlasifikasiSerta TipePasien. Kuliah EPPIT 13 Departemen Mikrobiologi FK USU

Gambar 1. Perluasan lesi pada telapak kaki. 9

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB 1 PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB I PENDAHULUAN. dari anatomi lokal yang unik. Kanalis auditorius adalah satu-satunya cul-desac

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK

SERUMEN PROP. Angga Rizky Permana Dina Nurfadhilah Khairi Maulana Azhari Isnaini Syakira

SILABUS BLOK INFEKSI & PENYAKIT TROPIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014

PENGARUH AIR REBUSAN KAYU SECANG DALAM PENYEMBUHAN BIANG KERINGAT PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. pleomorfik, komedo, papul, pustul, dan nodul. (Zaenglein dkk, 2008).

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

Jadwal Kuliah Blok/ Sistem Indera Khusus Kelas A Ruang Kuliah GC. 203 Lt.2 Semester Awal Tahun Ajaran 2017/2018

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

lingkungan. Insidens penyakit infeksi kulit dipengaruhi oleh beberapa hal misalnya

PERSAMAAN PERSEPSI TUTORIAL SISTEM UROGENITALIA 13 APRIL Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ

FORM UNTUK JURNAL ONLINE. : Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Pada Infeksi Jamur Subkutan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG BIANG KERINGAT (MILIARIA) PADA ANAK USIA 0-1 TAHUN DI POSYANDU DESA PERENG MOJOGEDANG KARANGANYAR TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

LAPORAN KASUS IMPETIGO KRUSTOSA

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoatmodjo(2011),pengetahuan mempunyai enam tingkatan,yaitu:

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. : Ilmu penyakit kulit dan kelamin. : Bagian rekam medik Poliklinik kulit dan kelamin RSUP Dr.

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

TATALAKSANA SKISTOSOMIASIS. No. Dokumen. : No. Revisi : Tanggal Terbit. Halaman :

BAB 1 PENDAHULUAN. pakar yang dipublikasikan di European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal

MODUL 1 BATUK & SESAK PADA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedokteran merupakan cabang dari ilmu kesehatan. Pendidikan dokter adalah salah satu program studi

MODUL PROBLEM BASED LEARNING ADIKSI

BAHAN AJAR V ARTERITIS TEMPORALIS. kedokteran. : menerapkan ilmu kedokteran klinik pada sistem neuropsikiatri

BAB 1 PENDAHULUAN. Akne vulgaris (AV) atau jerawat merupakan suatu penyakit. keradangan kronis dari folikel pilosebasea yang ditandai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode cross sectional dengan cara mengambil data rekam medis di

riwayat personal-sosial

PERAN PRESSURE GARMENT DALAM PENCEGAHAN JARINGAN PARUT HIPERTROFIK PASCA LUKA BAKAR

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

BAB 1 PENDAHULUAN. contohnya wajah dan leher (Wolff et al., 2008). Lesi melasma ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. dengan panas, api, bahan kimia, listrik, atau radiasi. 1. mortalitas yang tinggi, terutama pada usia dibawah 40 tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan. peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

ABSTRAK GAMBARAN KEJADIAN DERMATITIS ATOPIK PADA BAYI DI RSU HERMINA KOTA BOGOR

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Aisyah,2012; Pembimbing I : Dr. Savitri Restu Wardhani,dr.SpKK Pembimbing II: dr. Hartini Tiono, M.Kes

BAB 4 HASIL. 23 Universitas Indonesia. Gambar 4.1 Sel-sel radang akut di lapisan mukosa

BAB I PENDAHULUAN. timbul yang disertai rasa gatal pada kulit. Kelainan ini terutama terjadi pada masa

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

MODUL-1 LUKA / TRAUMA

SKRIPSI GAMBARAN DERMATITIS ATOPIK PADA ANAK USIA 0-12 TAHUN YANG TERPAPAR ASAP ROKOK DI RUMAH SAKITGOTONG ROYONG SURABAYA

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

Author : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (

Transkripsi:

TEAM BASED LEARNING MODUL BINTIL PADA KULIT Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas Disusun Oleh: dr. Idrianti Idrus, Sp.KK, M.Kes Dr. dr. Khairuddin Djawad, Sp.KK(K), FINSDV SISTEM SPESIAL SENSE FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

PENDAHULUAN Modul bintil pada kulit ini diberikan pada mahasiswa semester Fakultas Kedokteran yang mengambil mata kuliah Spesial Sence di FK Unhas. TIU dan TIK modul ini disajikan pada permulaan modul agar dapat dimengerti secar keselluruhan tentang konsep dasar penyakitpenyakit yang memberikan gejala bintil pada kulit. Mahasiswa diharapkan mampu menjeaskan semua aspek tentang penyakit-penyakit dengan gejaa bintil, antara lain: penyebab dan patomekanisme terjadinya penyakit, kerusakan jaringan, gejala dan tanda, serta penatalaksanaannya. Sebelum menggunakan modul ini,anda dan mahasiswa diharapkan membaca dan memahami TIU dan TIK tersebut sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam diskusi serta dapat dicapai kompetensi minimal yang diharapkan. Bahan untuk diskusi dapat diperoleh dari bacaan yang tercantum pada akhir setiap unit. Kuliah pakar akan diberikan atas permintaan mahasiswa yang berkaitan dengan penyakit ataupun penjelasan dalam pertemuan konsultasi antara kelompok diskusi mahasiswa dengan ahli yang bersangkutan. Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu mahasiswa dalam memecahkan masalah penyakit dengan gejala bintil pada kulit yang disediakan. Makassar, Agustus 2017 Tim Penyusun

Tujuan Pembelajaran: Tujuan Instruksi Umum (TIU) Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menyebutkan penyebab, patomekanisme, tanda atau gejala yang ditemukan, cara mendiagnosis, cara diagnosis penunjang serta penatalaksanaan kasus yang bersangkutan. Tujuan Instruksi Khusus (TIK) Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan biomedik dan patomekanisme penyakit-penyakit indra khusus, untuk: 1. Melakukan anamnesis yang baik dan benar kepada pasien dengan bintil pada kulit 2. Melakukan pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang pasien bintil pada kulit 3. Menegakkan diagnosis dan diagnosis kerja pasien dengan bintil pada kulit 4. Menjelaskan penatalaksanaan farmakologis pasien dengan bintil pada kulit 5. Menjelaskan komplikasi pasien dengan bintil pada kulit Referensi - Fitzpatrick Dermatology in General Medicine, 12 edition - Bayliss MS.Illusrated Manual Pediatry Dermatology Diagnosis and Management. Taylor and Francis - Buku Kedokteran Kulit dan Kelamin FKUI

Problem Tree: Riwayat penyakit, kebiasaan penderita Gejala Anamnesis Pemeriksaan Fisis Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Diagnosis Banding Patomekanisme Anatomi Histologi Biokimia Patologi Anatom Penatalaksanaan Pencegahan

KASUS SKENARIO: Seorang anak laki-laki usia 18 bulan dibawa ibunya ke poli kulit dan kelamin dengan keluhan gelisah dan rewel, dialami sejak 1 minggu yang lalu. Muncul bintil-bintil di lipatan leher terutama saat cuaca panas. Tugas: 1. Tentukanlah diagnosis dan diagnosis banding yang paling memungkinkan pada kasus di atas! 2. Tentukanlah informasi tambahan, pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis dan penatalaksanaan pada kasus di atas!

INFORMASI TAMBAHAN: Definisi: Miliaria adalah gangguan umum dari kelenjar keringat eccrine yang sering terjadi dalam kondisi hawa panas yang tinggi. Miliaria disebabkan oleh penyumbatan saluran keringat, yang menyebabkan kebocoran eccrine keringat ke dalam epidermis. Etiologi Penyebab dari tersumbatnya kelenjar keringat bisa disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet, mikroorganisme, maupun sekresi keringat yang berulang. Klasifikasi dan Gejala: Klasifikasi Miliaria ada 4 jenis menurut tingkat di mana terjadinya penyumbatan saluran keringat. - Miliaria Crystallina, obstruksi duktus yang paling dangkal, terjadi di stratum corneum. Klinis, bentuk ini menghasilkan papul kecil, rapuh, jelas vesikula noninflamasi. Sering terjadi pada bayi di lingkungan yang hangat, juga pada bayi dengan perawatan ICU dimana mndapat terapi agen kolinergik dan adrenergic. - Miliaria rubra, penyumbatan di dalam epidermis dan dermis bagian atas. Sering terjadi pada bayi, namun juga dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa setelah episode keringat berulang di lingkungan yang paanas dan lembab. Erupsi biasanya menghilang dalam satu hari disaat berada di lingkungan yang sejuk. Klinis, sangat gatal, dan papula erythematous. - Miliaria pustulosa, jika terjadi peradangan dari miliaria rubra. Miliaria profunda, obstruksi duktus terjadi pada dermal-epidermal junction. Patogenesis: - Disebabkan karena sumbatan pada kelenjar ekrin yang menyebabkan retensi keringat di kulit. - Tingkat obstruksi kelenjar ekrin tergantung dari gejala klinis. Miliaria kristalina: subkorneal atau intrakorneal. Miliaria rubra: intraepidermal. Miliaria profunda: Hubungan antara dermal-epidermal - Inflamasi sekunder dapat berkembang jika sumbatannya lebih dalam

Diagnosis: Miliaria Anamnesa tambahan: - Bintil-bintil yang timbul awalnya sebesar jarum pentul, berisi cairan dengan dasar kemerahan - Gatal - Lesi muncul terutama saat berkeringat (cuaca panas) - Tempet predileksi terutama lipatan tubuh dan bagian tubuh lain seperti wajah, kulit kepala dan badan. Pemeriksaan Fisik Inspeksi: Tampak papul nonfolikular ukuran 1-3 mm, vesikel dan pustule dengan dasar eritem Pemeriksaan Penunjang yang bisa dilakukan: Gambaran histopatologi: vesikel spongiosis dan spongioik, edema papiler dermis, PAS positif pada kelenjar keringat intradermal Diagnosis banding: - Neonatal acne - Infeksi neonatal: candida, staphylococcus, herpes simpleks - Folikulitis Penatalaksanaan: - Pakaian harus tipis dan menyerap keringat - Dianjaurkan berada dalam rungan yang berventilasi baik - Mandi dengan air dingin - Bedak kocok yang bersifat mendinginkan mengandung bahan antipruritus seperti asam salisilat 2% Prognosis: - Lesi dapat sembuh secara spontan dengan menghindari panas