TEAM BASED LEARNING MODUL BINTIL PADA KULIT Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas Disusun Oleh: dr. Idrianti Idrus, Sp.KK, M.Kes Dr. dr. Khairuddin Djawad, Sp.KK(K), FINSDV SISTEM SPESIAL SENSE FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
PENDAHULUAN Modul bintil pada kulit ini diberikan pada mahasiswa semester Fakultas Kedokteran yang mengambil mata kuliah Spesial Sence di FK Unhas. TIU dan TIK modul ini disajikan pada permulaan modul agar dapat dimengerti secar keselluruhan tentang konsep dasar penyakitpenyakit yang memberikan gejala bintil pada kulit. Mahasiswa diharapkan mampu menjeaskan semua aspek tentang penyakit-penyakit dengan gejaa bintil, antara lain: penyebab dan patomekanisme terjadinya penyakit, kerusakan jaringan, gejala dan tanda, serta penatalaksanaannya. Sebelum menggunakan modul ini,anda dan mahasiswa diharapkan membaca dan memahami TIU dan TIK tersebut sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam diskusi serta dapat dicapai kompetensi minimal yang diharapkan. Bahan untuk diskusi dapat diperoleh dari bacaan yang tercantum pada akhir setiap unit. Kuliah pakar akan diberikan atas permintaan mahasiswa yang berkaitan dengan penyakit ataupun penjelasan dalam pertemuan konsultasi antara kelompok diskusi mahasiswa dengan ahli yang bersangkutan. Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu mahasiswa dalam memecahkan masalah penyakit dengan gejala bintil pada kulit yang disediakan. Makassar, Agustus 2017 Tim Penyusun
Tujuan Pembelajaran: Tujuan Instruksi Umum (TIU) Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menyebutkan penyebab, patomekanisme, tanda atau gejala yang ditemukan, cara mendiagnosis, cara diagnosis penunjang serta penatalaksanaan kasus yang bersangkutan. Tujuan Instruksi Khusus (TIK) Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan biomedik dan patomekanisme penyakit-penyakit indra khusus, untuk: 1. Melakukan anamnesis yang baik dan benar kepada pasien dengan bintil pada kulit 2. Melakukan pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang pasien bintil pada kulit 3. Menegakkan diagnosis dan diagnosis kerja pasien dengan bintil pada kulit 4. Menjelaskan penatalaksanaan farmakologis pasien dengan bintil pada kulit 5. Menjelaskan komplikasi pasien dengan bintil pada kulit Referensi - Fitzpatrick Dermatology in General Medicine, 12 edition - Bayliss MS.Illusrated Manual Pediatry Dermatology Diagnosis and Management. Taylor and Francis - Buku Kedokteran Kulit dan Kelamin FKUI
Problem Tree: Riwayat penyakit, kebiasaan penderita Gejala Anamnesis Pemeriksaan Fisis Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Diagnosis Banding Patomekanisme Anatomi Histologi Biokimia Patologi Anatom Penatalaksanaan Pencegahan
KASUS SKENARIO: Seorang anak laki-laki usia 18 bulan dibawa ibunya ke poli kulit dan kelamin dengan keluhan gelisah dan rewel, dialami sejak 1 minggu yang lalu. Muncul bintil-bintil di lipatan leher terutama saat cuaca panas. Tugas: 1. Tentukanlah diagnosis dan diagnosis banding yang paling memungkinkan pada kasus di atas! 2. Tentukanlah informasi tambahan, pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis dan penatalaksanaan pada kasus di atas!
INFORMASI TAMBAHAN: Definisi: Miliaria adalah gangguan umum dari kelenjar keringat eccrine yang sering terjadi dalam kondisi hawa panas yang tinggi. Miliaria disebabkan oleh penyumbatan saluran keringat, yang menyebabkan kebocoran eccrine keringat ke dalam epidermis. Etiologi Penyebab dari tersumbatnya kelenjar keringat bisa disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet, mikroorganisme, maupun sekresi keringat yang berulang. Klasifikasi dan Gejala: Klasifikasi Miliaria ada 4 jenis menurut tingkat di mana terjadinya penyumbatan saluran keringat. - Miliaria Crystallina, obstruksi duktus yang paling dangkal, terjadi di stratum corneum. Klinis, bentuk ini menghasilkan papul kecil, rapuh, jelas vesikula noninflamasi. Sering terjadi pada bayi di lingkungan yang hangat, juga pada bayi dengan perawatan ICU dimana mndapat terapi agen kolinergik dan adrenergic. - Miliaria rubra, penyumbatan di dalam epidermis dan dermis bagian atas. Sering terjadi pada bayi, namun juga dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa setelah episode keringat berulang di lingkungan yang paanas dan lembab. Erupsi biasanya menghilang dalam satu hari disaat berada di lingkungan yang sejuk. Klinis, sangat gatal, dan papula erythematous. - Miliaria pustulosa, jika terjadi peradangan dari miliaria rubra. Miliaria profunda, obstruksi duktus terjadi pada dermal-epidermal junction. Patogenesis: - Disebabkan karena sumbatan pada kelenjar ekrin yang menyebabkan retensi keringat di kulit. - Tingkat obstruksi kelenjar ekrin tergantung dari gejala klinis. Miliaria kristalina: subkorneal atau intrakorneal. Miliaria rubra: intraepidermal. Miliaria profunda: Hubungan antara dermal-epidermal - Inflamasi sekunder dapat berkembang jika sumbatannya lebih dalam
Diagnosis: Miliaria Anamnesa tambahan: - Bintil-bintil yang timbul awalnya sebesar jarum pentul, berisi cairan dengan dasar kemerahan - Gatal - Lesi muncul terutama saat berkeringat (cuaca panas) - Tempet predileksi terutama lipatan tubuh dan bagian tubuh lain seperti wajah, kulit kepala dan badan. Pemeriksaan Fisik Inspeksi: Tampak papul nonfolikular ukuran 1-3 mm, vesikel dan pustule dengan dasar eritem Pemeriksaan Penunjang yang bisa dilakukan: Gambaran histopatologi: vesikel spongiosis dan spongioik, edema papiler dermis, PAS positif pada kelenjar keringat intradermal Diagnosis banding: - Neonatal acne - Infeksi neonatal: candida, staphylococcus, herpes simpleks - Folikulitis Penatalaksanaan: - Pakaian harus tipis dan menyerap keringat - Dianjaurkan berada dalam rungan yang berventilasi baik - Mandi dengan air dingin - Bedak kocok yang bersifat mendinginkan mengandung bahan antipruritus seperti asam salisilat 2% Prognosis: - Lesi dapat sembuh secara spontan dengan menghindari panas