BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kemajuan teknologi terus meningkat dalam penggunaan perangkat telekomunikasi, terutama telekomunikasi selular. Beberapa operator telekomunikasi selular gencar untuk membangun transmitter (BTS) di segala penjuru u tempat, demi memberikan fasiltas yang baik terhadap customer. Penggunaan ataupun trend komunikasi saat ini pun berubah, dikarenakan sudah banyaknya aplikasi selular yang memberikan fasilitas komunikasi murah melalui paket data. Dengan trend komunikasi seperti ini, membuat semua operator mulai melakukan beberapa upgrade perangkat dan juga membagi kapasitas lebih untuk Paket Data melebihi trend lainnya (voice call, SMS, dan lain lain). Pada tahun 2014 Pemerintah melelang 2 kanal sisa di pita 3G/WCDMA guna mengefektifkan 2 sisa kanal yang tersisa di frekuensi 3G. Dengan adanya aktivasi 2 kanal baru (kanal 11 & 12), yaitu kanal milik Operator Axis, membuat rentannya interferensi di pita 3G/WCDMA. Interferensi ini diakibatkan alokasi frekuensi Uplink 3G/WCDMA sangat berdekatan dengan frekuensi Downlink "
# CDMA1900, khususnya kanal 12 untuk 3G/WCDMA. Dengan penataan ulang yang dilakukan oleh pihak regulator berdampak juga terhadap pengguna komunikasi selular. Para pelanggan mulai mengeluhkan kurang baiknya kualitas jaringan terutama di jaringan 3G/WCDMA. Kecepatan data yang lemah, voice call yang kurang baik dan beberapa fitur selular yang tidak sangat optimal. 1.2 Rumusan Masalah Terjadinya interferensi sering terjadi di jaringan selular GSM, DCS/GSM1800, ataupun 3G/WCDMA. Dengan adanya interferensi dapat membuat jaringan telekomunikasi selular menjadi buruk dari sisi kualitas. Interferensi rensi pada system selular adalah gangguan pada komunikasi yang disebabkan bkan oleh ikut diterimanya sinyal frekuensi lain yang tidak dikehendaki, sehingga ga banyak sekali faktor yang menyebabkan interferensi itu terjadi, salah satunya a adalah Adjacent Channel Interference atau Interferensi Channel yang berdekatan. Interferensi ini terjadi karena adanya gangguan dari kanal yang berdekatan dan mempunyai system modulasi/frekuensi yang berbeda. Interferensi saat ini sedang berlangsung di telekomunikasi Indonesia, yang dikarenakan adanya lelang kanal 11 & 12 pada pita 3G/WCDMA 2100 oleh pemerintah, sehingga terjadi perubahan alokasi dan bertambahnya kanal baru yang semakin dekat dengan frekuensi CDMA1900. Berikut ini perubahan alokasi frekuensi 3G/WCDMA2100 yang telah ditetapkan oleh Pemerintah :
$ Tabel 1.1 Alokasi frekuensi uplink 3G sebelum adanya lelang kanal 11 dan 12 Setelah adanya pemenang lelang frekeunsi, membuat kanal 3G/WCDMA semakin lebar, berikut ini alokasinya setelah ditetapkan pemenang lelang. Tabel 1.2 Alokasi frekuensi uplink 3G setelah ditetapkannya pemenang lelang. Perubahan ini semakin membuat lebarnya frekuensi 3G/WCDMA2100 dan berdekatan dengan frekuensi CDMA1900 yang hanya menyisakan guardband sebesar 3.125 MHz. Berikut spectrum lengkap antara frekuensi 3G-2100 dengan CDMA1900. Tabel 1.3 Alokasi frekuensi CDMA 1900MHz hingga 3G 2100MHz 1.3 Batasan masalah Terdapat banyak sekali gangguan yang membuat jaringan sinyal 3G/WCDMA tidak bekerja secara sempurna. Salah satu yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah gangguan yang terjadi karena berdekatannya Channel
% antar masing-masing operator (Adjacent Channel Interference) dan juga teknologi yang berbeda, yaitu GSM dan CDMA. 1.4 Tujuan penelitian Dari rumusan masalah di atas, dapat diketahui bahwa tujuan penulisan skripsi ini adalah : - Untuk mengukur, menguji dan menganalisa dampak interferensi terhadap parameter kualitas jaringan atau KPI,, yaitu RTWP (Receive Total Bandwith Power). - Untuk memperbaiki parameter RTWP. - Mendapatkan solusi untuk menangani masalah interferensi, khususnya di frekuensi Axis. Dengan n melakukan pengujian dan pengambilan data mengenai interferensi di kanal 11 dan 12 ini, semoga bisa menjadi solusi dan menyelesaikan masalah, khususnya Adjacent Channel Interference. 1.5 Metodologi Solusi untuk mengatasi interferensi dapat dilakukan dengan banyak cara, beberapa contohnya : - Optimisasi alokasi channel milik operator Axis. - Optimisasi arah antenna (azimuth). - Penggunaan filter Band Pass.
& Dari semua solusi di atas mempunyai efek masing-masing, dari perubahan coverage hingga berubahnya nilai atau kuantiti pelanggan atau subscriber. Solusi terbaik adalah dengan menggunakan filter, yang tidak akan merubah coverage dan pelanggan yang telah ada di area tersebut. Secara teori penggunaan filter dapat menyelesaikan masalah interferensi yang terjadi pada site milik operator Axis, dimana rentang frekuensi atau bandwith yang dipancarkan akan terisolasi dari masuknya beberapa frekuensi lain yang mengganggu. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini terdiri dari 5 bab, yaitu: BAB I Pendahuluan Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori Bab ini membahas tentang konsep dasar terjadinya interferensi, adjacent interference,bandpass filter, dan yang berkaitan dengan infrastruktur dan optimasi jaringan 3G. BAB III Metode Penelitian
' Bab ini berisi tentang metodologi yang digunakan penulis dalam pengambilan data dan pengukuran interferensi dengan menggunakan filter band pass sebagai solusi internferensi. BAB IV Instalasi, Pengukuran, dan Analisa filter terhadap interferensi Bab ini berisi tentang metode instalasi, pengaplikasian filter di saluran antenna dan impact yang terjadi sebelum dan setelah filter terpasang. BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini membahas kesimpulan-kesimpulan dan saran yang dapat ditarik dari keseluruhan uhan penelitian ini dan kemungkinan pengembangan topik yang berkaitan.