HUBUNGAN KECEMASAN TENTANG PENULARAN PENYAKIT DENGAN PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL I SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang adalah Tuberkulosis Paru (TB paru) (Kemenkes, 2008). Mycobakterium Tuberculosis yang terutama menyerang paru (Kemenkes,

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan asam

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

BAB I PENDAHULIAN. Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembagan laju penyakit di Indonesia dewasa ini sangat

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi paling. umum di dunia dengan perkiraan sepertiga populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan berbagai penyebab penyakit lainnya yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bakteri Mycobacterium Tuberculosis atau tubercel bacillus dan dapat

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif yaitu tahun,

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. karena menjadi penyebab kematian terbanyak dibanding dengan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk percikan dahak (droplet nuclei) ( Lippincott, 2011). 39 per penduduk atau 250 orang per hari. Secara Global Report

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi

HUBUNGAN DALAM. Skripsi Sarjana Keperawatan. Disusun Oleh: J FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor risiko..., Helda Suarni, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

BAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan. kepada orang lain (Adnani & Mahastuti, 2006).

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I. A. Latar belakang. Hal ini dikarenakan angka kematian akibat TB masih tinggi, dimana angka

BAB I PENDAHULUAN. yang berbaring lama. Ulkus dekubitus sering disebut sebagai ischemic ulcer, pressure ulcer, pressure sore, bed sore.

BAB I PENDAHULUAN. (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bentuk yang paling banyak dan paling penting (Widoyono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menyerang berbagai organ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan. masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam masyarakat (Depkes RI, 2009). pembangunan berkelanjutan yang diberi nama Sustainable Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh (Mycobacterium tuberculosis). Penyakit ini juga dapat

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS (TB) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN TB PARU DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sebagian. meninges, dantulang (Brewis, 1983 Smeltzer & Bare, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah keadaan sejahtera dari

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.

Transkripsi:

HUBUNGAN KECEMASAN TENTANG PENULARAN PENYAKIT DENGAN PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL I SUKOHARJO Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun Oleh: EVA NOVITTA SARI J 210 050 009 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberculosis (TB) merupakan salah satu penyakit infeksi yang prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO) 2003 sepertiga populasi dunia yaitu sekitar dua milyar penduduk terinfeksi Mycobakterium tuberculosis. Lebih dari 8 juta populasi terkena TB aktif setiap tahunnya dan sekitar 2 juta meninggal. Lebih dari 90% kasus TB dan kematian berasal dari Negara berkembang dimana 75% kasus terjadi pada usia produktif (15-54). Indonesia, dengan penduduk lebih dari 200 juta orang. menempati urutan ketiga setelah India dan Cina dalam hal jumlah penderita TBC, diantara 22 negara lainnya dengan masalah TBC terbesar di dunia. Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI, menunjukkan bahwa TBC merupakan penyakit ketiga penyebab kematian di Indonesia, setelah penyakit jantung dan pernafasan akut. Jumlah penderita TBC Paru dari tahun ketahun di Indonesia terus meningkat (Kardiana, 2007). Hampir seluruh provinsi memberikan kemajuan dalam pengobatan penderita dan peningkatan angka pemenuhan kasus TB menular. Insidensi dan pervalensi terbaru diperoleh dari hasil survei prevelansi TB terakhir tampak perbedaan insidensi dan prevalensi antar wilayah. Insidensi BTA positif bervariasi diantaranya adalah provinsi Jawa Tengah yaitu 160/100.000 penduduk per tahun. (Profil Indonesia, laporan WHO 2008). 2

Penyakit TB Paru biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Micobakterium tuberculosis yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk. Pada anak-anak biasanya sumber infeksi berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri bila masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening ke bagian tubuh lainnya.(kardiana, 2007). Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi jalannya suatu penyakit dan status anggota keluarga. Karena itu, pengaruh dari status sehat/sakit pada keluarga saling mempengaruhi atau sangat bergantung satu sama lain. hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya, bahwa peran dari keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan kesehatan anggota keluarga secara individu, mulai dari strategi-strategi hingga fase rehabilitasi. Mengkaji atau menilai dan memberikan perawatan kesehatan merupakan hal yang penting dalam membantu setiap anggota keluarga untuk mencapai suatu keadaan sehat hingga tingkat optimum.adanya masalahmasalah kesehatan pada salah seorang anggota keluarga dapat menyebabkan ditemukannya faktor-faktor resiko pada anggota lain. Ini sering menjadi masalah ketika mengunjungi anggota keluarga yang memiliki masalahmasalah kesehatan yang kronis atau penyakit-penyakit yang dapat menular (Friedman, 1998). 3

Adanya suatu penyakit yang serius dan kronis salah satunya adalah TB Paru pada diri seseorang anggota keluarga biasanya memiliki pengaruh yang mendalam pada sistem keluarga, khususnya pada struktur peran dan pelaksanaan struktur keluarga, karena anggota keluarga merasa cemas tertular oleh anggota keluarga yang lain yang menderita penyakit TB Paru. Banyak studi yang secara konsisten mendokumentasikan stres dan beban-beban yang dihadapi keluarga, khususnya oleh yang merawat ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit kronis. Pemberian perawatan di rumah yaang berkesinambungan ini dapat mengakibatkan konsekuensikonsekuensi negatif yang serius bagi pemberi perawatan (Friedman, 1998). Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi ini dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Kecemasan berbeda dengan rasa takut yang merupakan penilaian intelektual terhadap suatu yang berbahaya, kecemasan merupakan respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup tetapi tingkat kecemasan yang parah tidak sejalan dengan kehidupan (Stuart & Sundeen, 1998). Puskesmas Grogol I Sukoharjo terletak kurang lebih 7 km ke arah Selatan dari kota Surakarta. Puskesmas tersebut mencakup 8 desa di wilayah kerjanya dengan jumlah penduduk 111.447 jiwa. Studi pendahuluan di puskesmas Grogol Isukoharjo didapatkan data bahwa penderita TB Paru pada bulan Januari-Juni 2009 adalah 64 orang (Profil Puskesmas Grogol I, 2009). 4

Observasi awal pada penderita TB Paru di wilayah kerja puskesmas Grogol I Sukoharjo diketahui bahwa mereka tidak menutup hidung atau mulut ketika batuk dan mereka biasa meludah disembarang tempat. Sedangkan penderita TB Paru mengabaikan bahwa penyakitnya dapat menular pada anggota keluarga yang tinggal serumah. Hal ini mengakibatkan anggota keluarga yang tinggal serumah merasa takut dan cemas untuk tertular oleh penyakit tersebut. Berdasarkan latar belakang ini maka penulis tertarik untuk meneliti adakah hubungan antara tingkat kecemasan keluarga tentang penularan penyakit TB Paru dengan peran keluarga dalam perawatan penyakit TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Grogol I Sukoharjo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis ingin meneliti adakah hubungan antara tingkat kecemasan keluarga tentang penularan penyakit TB Paru dengan peran keluarga dalam perawatan penyakit TB Paru di wilayah kerja puskesmas Grogol I Sukoharjo? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui dan menganalisa hubungan antara tingkat kecemasan keluarga tentang penularan penyakit TB Paru dengan peran 5

keluarga dalam perawatan penyakit TB Paru di wilayah kerja puskesmas Grogol I Sukoharjo. 2. Tujuan khusus a. Mendapatkan gambaran karakteristik keluarga b. Mengetahui gambaran tingkat kecemasan keluarga tentang penularan penyakit TB Paru di wilayah kerja puskesmas Grogol I Sukoharjo. c. Mengetahui peran keluarga dalam perawatan penyakit TB Paru di wilayah kerja puskesmas Grogol I Sukoharjo. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman serta wawasan ilmiah di bidang penelitian keperawatan komunitas 2. Bagi Ilmu Keperawatan Diharapkan dapat dijadikan untuk memberi tambahan pustaka dan pengembangan khasanah ilmu pengetahuan baik bagi bidang keperawatan maupun medis. 3. Bagi Keluarga dan Masyarakat Sebagai wacana keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang menderita TB Paru dalam pencegahan, penularan, dan perawatan penyakit TB Paru. 4. Dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya. 6

E. Keaslian Penelitian Sejauh ini belum ada penelitian yang sama, tetapi ada penelitian yang hampir serupa yang pernah dilakukan oleh: 1. Purwaningsih (2003), dengan judul Peran Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan I Kabupaten Bantul Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dan rancangan cros sectional. Instrumen berupa kuesioner dan pedoman wawancara. Pedoman wawancara berupa serangkian pertanyaan yang digunakan untuk mencari informasi tentang perawatan yang diterima oleh penderita TB paru dan yang dilakukan oleh keluarga terkait dengan peran keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita TB Paru.Perbedaannya adalah pada penelitian purwaningsih ini tidak dihubungkan dengan tingkat kecemasan keluarga dan hanya menitik beratkan pada peran keluarga dalam merawat penyakit TB Paru, selain itu waktu dan tempat penelitian juga berbeda. 2. Andayani (2006), dengan judul Hubungan Tingkat Kecemasan Keluarga Tentang Penularan Penyakit Kusta dengan Peran Keluarga dalam Perawatan Penyakit Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Balong Ponorogo. Dengan hasil bahwa ada hubungan antara tingkat kecemasan keluarga tentang penularan penyakit kusta dengan peran keluarga dalam perawatan penyakit kusta. Penelitian ini pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner pada tingkat kecemasan keluarga dan peran keluarga. Teknik analisa data menggunakan uji statistik sperman rank. Perbedaanya adalah 7

terletak pada responden yang diteliti yaitu meneliti tentang keluarga yang merawat penyakit kusta. Selain itu perbedaan juga terletak pada teknik analisa data, penelitian andayani menggunakan teknik spearman rank dan penelitian ini menggunakan product moment. 3. Sulistin (2006) dengan judul Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Profil Tekanan Darah Pada Pasien Pre Operasi Tur Of Prostat di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif noneksperimen, desain yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Teknik analisa data menggunakan uji Chi-Square. Hasail penelitian ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan profil tekanan darah pada pasien pre operasi tur of prostat di instalasi bedah sentral RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Perbedaanya adalah pada variabel terikat yaitu meneliti tentang tekanan darah pada pasien pre operasi tur of prostat. Selain itu uji yang digunakan juga berbeda penelitian sulastin ini menggunakan uji chi-square. 4. Trihartati (1998) dengan judul Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Adanya Gastritis Pada Penderita di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr.Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif non experimental, dan jenis penelitiannya cros sectional. Pengolahan datanya dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitiannya tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan adanya gastritis pada penderita di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr.Sardjito. Perbedaanya adalah terletak pada variabel terikat. Selain itu uji yang digunakan juga berbeda, 8

penelitian ini menggunakan uji chi-square. Waktu dan tempat penelitian juga berbeda. 9