BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi atau peran serta masyarakat mempunyai arti yang sangat luas, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

HUBUNGAN FREKUENSI KEHADIRAN ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. Hasil Survey

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

VISI Menjadikan Bogor Sebagai Kota yang Nyaman, Beriman dan Transparan

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

d. Mendistribusikan kartu panggilan/undangan penimbangan melalui pengurus kelompok PKK RT 2. Hari Pelaksanaan Penimbangan (H) Pada hari buka Posyandu

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan anak yang berkualitas dapat dilakukan dengan. memenuhi kebutuhan anak. Kebutuhan pada anak tidak hanya meliputi

MATERI PENYEGARAN KADER

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok

PEDOMAN UMUM PROGRAM POS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI TERPADU

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM UNTUK PEJABAT DINAS KESEHATAN DAN TPG PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa golden period, potensi-potensi yang dimiliki seseorang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

D. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Petugas P2 Diare (Program Pemberantasan Diare) Puskesmas Payolansek

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari kesimpulan yang mencerminkan hasil yang didapatkan dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang

LAPORAN PELAKSANAAN ORIENTASI PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA ANGKATAN III TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyelenggaraan pembangunan kesehatan dasar terutama ibu, bayi dan anak balita

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima bahan makanan dari lingkungan hidupnya dan. menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KADER

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM POS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI TERPADU

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang berkualitas dalam pembangunan Bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia masih tergolong tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan kesehatan diarahkan pada pengembangan SDM

ini dia... Urusan Kesehatan Ibu dan Anak di Negeri Kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

Rumah Bersalin Gratiis Rumah Zakat

PEMBINAAN DAN BUKTI PEMBINAAN. No. Kode : Terbitan: No. Revisi : Tgl.Mulai Berlaku: Halaman :

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

Pemanfaatan Pos Pelayanan Terpadu di Perumahan Pondok Cilegon Indah

Sekilas tentang POKJANAL POSYANDU Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 390 kematian per 100.000 kelahiran pada 1990 menjadi 228 kasus pada 2007. Angka kematian bayi menurun dari 70 kematian per 1.000 bayi lahir pada 1986 menjadi 34 pada 2007. Demikian pula angka kematian balita, yang menurun dari 69 kematian per 1.000 kelahiran pada tahun 1993 menjadi 44 pada tahun 2007. Prestasi tersebut menurun setelah reformasi. Sejak 2003 hingga 2007, angka kematian bayi hanya berkurang satu dari 35 kematian per 1.000 kelahiran menjadi hanya 34 pada 2007 (perkembangan paling lambat sejak tahun 2000). Sementara itu, angka kematian balita hanya turun dua, dari 46 kematian per 1.000 kelahiran pada 2000 menjadi hanya 44 pada 2005 (perkembangan paling lambat sejak 2000). Berdasarkan data Riskesdas 2010, 50% balita di Indonesia melakukan penimbangan teratur di posyandu. Riset ini sekaligus menunjukkan kecenderungan semakin bertambah umur seorang balita, maka tingkat kunjungan ke posyandu untuk melakukan penimbangan rutin semakin menurun. Hingga tahun 2013, jumlah posyandu yang tersebar di 33 posyandu di Indonesia sekitar 330.000. posyandu di gerakkan oleh para kader secara sukarela yang peduli dengan perkembangan kesehatan dan gizi anak Indonesia. 1

Pusat kesehatan masyarakat atau biasa disebut puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah(syafrudin dkk, 2009). Kegiatan pokok puskesmas adalah kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, kesehatan lingkungan, pencegahan lingkungan dan pemberantasan penyakit, balai pengobatan dan UGD(Unit Gawat Darurat), penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan olahraga, perawatan kesehatan masyarakat, usaha kesehatan sekolah, kesehatan kerja, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa, kesehatan mata, laboratorium sederhana, pencatatan dan pelaporan, kesehatan lanjut usia, pembinaan kesehatan tradisional, kesehatan remaja dan dana sehat (Syafrudin dkk, 2009). Pos pelayanan terpadu atau Posyandu merupakan suatu strategi yang tepat untuk melakukan intervensi pembinaan kelangsungan hidup anak dan pembinaan perkembangan anak.posyandu yang merupakan kegiatan oleh masyarakat akan menimbulkan komitmen masyarakat, terutama para ibu, dalam menjaga kelestarian hidup serta tumbuh kembang anak, dengan alih teknologi dari pemerintah. Dengan demikian masyarakat tidak akan bergantung pada pemerintah, dan suatu saat nanti akan mandiri, kemandirian masyarakat akan membawa dampak kemandirian keluarga, ibu, dan individu (Syafrudin dkk, 2009). Kegiatan pokok Posyandu adalah kesehatan ibu dan anak(kia), keluarga berencana(kb), imunisasi, gizi, penanggulangan diare. Jenis pelayanan kepada anak yaitu penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, pemberian makanan 2

pendamping ASI dan vitamin A, pemberian makanan tambahan atau PMT, memantau kejadian infeksi saluran pernafasan atas atau ISPA. Pelayanan tambahan yang diberikan di posyandu yaitu pelayanan ibu hamil dan menyusui, program Pengembangan Anak Dini Usia (PADU) yang di integenerasikan dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain lainnya, program dana sehat atau jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin dan sebagainya, program penyuluhan atau penyakit endemis setempat, penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman, Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD), program diversifikasi pertanian tanaman pangan, program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan perbaikan lingkungan pemukiman, pemanfaatan perkarangan, kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lainnnya, dan kegiatan lainnya seperti pengajian dan taman bermain. Tingkat partisipasi masyarakat memeriksakan kesehatan balitanya ke pos pelayanan kesehatan terpadu (posyandu) masih rendah. Kondisi ini salah satunya dipengaruhi oleh cara pandang orang tua yang merasa anaknya tidak perlu di bawa lagi ke posyandu seiring dengan pertambahan umur, selain itu, minimnya kepercayaan para orang tua terhadap kinerja kader posyandu juga berkorelasi positif jumlah kunjungan balita ke posyandu. Padahal posyandu merupakan ujung tombak layanan kesehatan dasar masyarakat. Penimbangan rutin dan penyuluhan kesehatan dari kader posyandu juga penting disadari oleh para orang tua khususnya yang memiliki balita untuk memantau perkembangan kesehatan buah hatinya, menurut prof.ali khomsah,guru besar pangan dan gizi institut pertanian bogor (IPB) tahun 2013. 3

Sementara itu, Mayke S. Tedjasaputra, pakar psikologi dari Universitas Indonesia (UI) tahun 2013, mengungkapkan penurunan kunjungan balita ke posyandu karena kini banyak orang tua yang merasa lebih mengetahui kondisi anaknya sehingga kurang menyadari bahwa mereka masih membutuhkan bimbingan dari para penyuluh kesehatan dalam mengatasi masalah gizi dan kesehatan pada anak. Gizi adalah suatu zat yang terkandung dalam bahan makanan yang dibutuhkan oleh manusia.kegiatan program gizi balita adalah peningkatan ASI Eksklusif, pemberian Makanan Pendamping-ASI, pemantauan pertumbuhan Berat Badan Balita(penimbangan balita) melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). Menurut data, Posyandu di wilayah RW 04 di bagi menjadi 2 Posyandu yaitu Posyandu kemuning 1 dan Posyandu kemuning 2, Posyandu di kemuning 1 berjumlah balita sebanyak 150 balita sedangkan posyandu kemuning 2 berjumlah 70 balita,jadwal untuk posyandu kemuning 1 diadakan setiap rabu kedua setiap bulan sedangkan posyandu kemuning 2 diadakan setiap rabu ketiga setiap bulan, berdasarkan survey yang dilakukan sebanyak 15 balita di Posyandu kemuning 1, 7 balita rutin ke Posyandu sedangkan 8 balita tidak rutin ke Posyandu dikarenakan 3 balita sakit,2 balita tidak ke posyandu karena orang tua mereka sibuk bekerja,3 balita lainnya tidak ke posyandu karena orangtuanya lupa jadwal ke posyandu. Dan hasil penimbangan bulan pada saat di survei adalah 6 balita gizi baik, 5 balita gizi kurang, 2 balita gizi lebihdan 2 balita gizi buruk. Berdasarkan masalah diatas penulis berupaya melakukan penelitian dengan judul pengaruh ibu yang mengunjungi program posyandu terhadap gizi balita di Rw 04 di kelurahan Kebon Jeruk kecamatan Kebon Jeruk tahun 2014. 4

B. Masalah Penelitian Masalah dalam penelitian ini adalah tentang pengaruh ibu yang mengunjungi programposyandu terhadapgizi balita di RW 04 di kelurahan Kebon Jeruk kecamatan Kebon Jeruk tahun 2014. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengidentifikasi pengaruh ibu yang mengunjungi program Posyandu terhadapgizi balita di RW 04 di kelurahan Kebon Jeruk kecamatan Kebon Jeruk tahun 2014. 2. Tujuan khusus 1. Mengidentifikasi ibu yang mengunjungi programposyandu terhadapgizi balita di RW 04 di kelurahan Kebon Jeruk kecamatan Kebon Jeruk tahun 2014. 2. Mengidentifikasi Pemberian Makanan Tambahan atau Pmt pada balita terhadap gizi balita di RW 04 di kelurahan Kebon Jeruk kecamatan Kebon Jeruk tahun 2014. 3. Mengidentifikasi Edukasi gizi pada balita terhadap gizi balita di RW 04 di kelurahan Kebon Jeruk kecamatan Kebon Jeruk tahun 2014. 4. Mengidentifikasi pemberian vitamin A pada balita terhadap gizi balita di RW 04 di kelurahan Kebon Jeruk kecamatan Kebon Jeruk tahun 2014. 5. Mengidentifikasi imunisasi pada balita terhadap gizi balita di RW 04 di kelurahan Kebon Jeruk kecamatan Kebon Jeruk tahun 2014. 5

6. Mengidentifikasi gizi balita di RW 04 kelurahan Kebon Jeruk kecamatan Kebon Jeruk tahun 2014. 7. Analisa pengaruh ibu yang mengunjungi program Posyandu terhadap gizi balita di RW 04 kelurahan Kebon Jeruk kecamatan Kebon Jeruk tahun 2014. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi keperawatan Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan ilmu dan wawasan tentang status gizi balita di wilayah RW 04 Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Kebon Jeruk tahun 2014. 2. Bagi praktek keperawatan Sebagai sumber informasi yang dapat membantu perawat dalam meningkatkan pelayanan keperawatan yang berhubungan dengan masalah gizi dan dapat meningkatkan gizi balita. 3. Bagi penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi penelitian selanjutnya yang ingin melakukan dengan penelitian yang sama. 6