GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 30 TAHUN 2014

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BERITA NEGARA. No.1048, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Perdagangan Orang. Pencegahan. Penanganan. Panduan.

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK TERHADAP TINDAK KEKERASAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN

WALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2014

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KOMISI PENYELENGGARA PERLINDUNGAN ANAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN PEREMPUAN DAN ANAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR

Jalan Diponegoro No. 22 Telepon : (022) Faks. (022) Bandung

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 3 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DI JAWA BARAT

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

: Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada diktum kedua, Pusat Pelayanan Terpadu tersebut dibantu oleh Sekretariat Tetap dan 3 (tiga) Divisi

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

Institute for Criminal Justice Reform

BUPATI BA BUPATI BANYUWANGI NYUWANGI

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 7 TAHUN 2013

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DI KABUPATEN KENDAL

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2015

. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2008 tentang Gugus T\rgas Pencegahan dan Penanganan

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 38 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 897 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 3 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL

jttá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

2016, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pember

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 3

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 92 TAHUN 2009 TENTANG DATABASE PENCATATAN DAN PELAPORAN PENANGGANAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/110/KEP/ /2014 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBENUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PENYEDIA LAYANAN TERPADU PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

WALI KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ZONA BEBAS PEKERJA ANAK

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235), sebagaimana telah beberapa kali diubah, tera

KATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

SALINAN BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 53 TAHUN No. 53, 2017 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

Transkripsi:

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH SINGGAH PADA PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK ENGKU PUTERI PROVINSI KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin terlaksananya upaya pemenuhan dan Perlindungan hak-hak Perempuan dan Anak korban kekerasan di Provinsi Kepulauan Riau perlu dilakukan upaya-upaya penyediaan sarana dan fasilitas yang memadai, sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. b. bahwa Sarana dan fasilitas pelayanan Perempuan dan anak meliputi sarana pelayanan tempat tinggal sementara, pelayanan kesehatan, rehabilitasi sosial, bantuan hukuim, serta sebagai wadah koordinasi penanganan perempuan dan anak korban kekerasan dan perdagangan orang berupa Rumah Singgah pada Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdyaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a., dan huruf b., perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Rumah Singgah pada Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3039); 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3143);

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277); 4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3668); 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886); 6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 208, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4026); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235); 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237); 9. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4419); 11. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008, tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 13. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi tentang Hak Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 57); 14. Keputusan Presiden Nomor 59 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak; 15. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial Anak; 16. Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan (Trafficking) Perempuan dan Anak; 17. Keputusan Presiden Nomor 83/P Tahun 2010 tentang Pengesahan Pengangkatan Drs.H.MUHAMMAD SANI dan Dr. H.M. SOERYA RESPATIONO, SH, MH sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau Masa Jabatan Tahun 2010-2015; 18. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak (Trafiking) (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 12); 19. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 15 Tahun 2007 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS dan IMS di Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 15 ); 20. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 7); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU TENTANG RUMAH SINGGAH PADA PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK ENGKU PUTERI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. 2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah DPRD Provinsi Kepulauan Riau. 3. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Riau. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau. 5. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak yang selanjutnya disingkat P2TP2A adalah Lembaga / wahana pelayanan bagi perempuan dan anak berbasis masyarakat dalam upaya pemenuhan informasi dan kebutuhan dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, hukum, perlindungan dan penanggulangan tindak kekerasan serta Tindak Pidana Perdagangan Orang, khususnya Tindak Pidana Perdagangan Orang yang korbannya perempuan dan anak. 6. Rumah Singgah adalah wadah penerimaan dan penanganan pengaduan masyarakat, tempat tinggal sementara perempuan dan anak korban tindak kekerasan dan perdagangan orang dalam rangka pelayanan pemulihan dan rehabilitasi Kesehatan, pemulihan dan rehabilitasi sosial, konseling, pendampingan dan bantuan hukum serta upaya fasilitasi pemulangan korban ke daerah asal. 7. Kekerasan adalah setiap perbuatan melawan hukum dengan atau tanpa menggunakan sarana terhadap fisik dan psikis yang menimbulkan bahaya bagi nyawa, badan, atau menimbulkan terampasnya kemerdekaan seseorang. 8. Anak adalah seseorang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun termasuk anak yang masih berada di dalam kandungan. 9. Perdagangan orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan dan penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberikan bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi. 10. Tindak Pidana Perdagangan Orang adalah setiap tindakan atau serangkaian tindakan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana perdagangan orang.

BAB II PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN RUANG LINGKUP Bagian kesatu Pembentukan Pasal 2 Dengan Peraturan Gubernur ini dibentuk Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau sebagai wadah atau sarana untuk : a. Menerima dan menagani pengaduan masyarakat tentang tindak kekerasan dan perdagangan orang; b. Memfasilitasi penyediaan tempat tinggal sementara termasuk makan dan minum; dan c. Memberikan pelayanan rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, bantuan hukum, dan pemulangan dan reintegrasi sosial. Bagian kedua Kedudukan Pasal 3 Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau, berkedudukan di ibukota Provinsi Kepulauan Riau Bagian ketiga Fungsi Pasal 4 Dalam melaksanakan tugasnya Rumah Singgah P2TP2A Provinsi Kepulauan Riau mempunyai fungsi dalam hal: a). pelaksanaan penanganan pengaduan masyarakat Engku Puteri b). pelaksanaan koordinasi dan/atau fasilitasi dan/atau mediasi pelayanan kesehatan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan dan perdagangan orang; c). pelaksanaan koordinasi dan/atau fasilitasi dan/atau mediasi pelayanan rehabilitasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan dan perdagangan orang; d). pelaksanaan koordinasi dan/atau fasilitasi dan/atau mediasi pelayanan bantuan hukum bagi perempuan dan anak korban kekerasan dan perdagangan orang; e). pelaksanaan koordinasi dan/atau fasilitasi dan/atau mediasi pelayanan pemulangan dan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan perdagangan orang; f). Pemeliharaan sarana dan fasilitas pelayanan di rumah singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau;

g). penyelenggaraan administrasi pelayanan dan kesekretariatan rumah singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau; h). penyelenggaraan dokumentasi Pelayanan Perempuan dan anak korban Tindak Kekerasan dan Perdagangan orang, khususnya yang ditangani di Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau; dan i). Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan dan Perdagangan orang khususnya yang ditangani di Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau; BAB III SUSUNAN ORGANISASI, PETUGAS, JABATAN DAN TUGAS PEKERJAAN Bagian kesatu Susunan Organisasi Pasal 5 Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau terdiri atas: A. Koordinator B. Ketata Usahaan, teridiri dari a) Urusan Administrasi Perkantoran b) Urusan Administrasi Pelayanan C. Urusan Pelayanan teridiri dari a) Pembantu Umum b) Pembantu Juru Masak c) Pembantu urusan Pelayanan Kesehatan D Keamanan terdiri dari : a) Keamanan Siang b) Kemanan Sore c) Keamanan Malam Bagian Kedua Petugas Pasal 6 Untuk memberi pelayanan terhadap Perempuan dan Anak Korban Kekerasan dan Perdagangan Orang di Rumah Singgah P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau Gubernur dapat menugaskan dan/atau mengangkat pegawai sebagai petugas sebanyak-banyaknya 15 (limabelas) orang.

Pasal 7 Petugas sebagaimana dimaksud pada pasal 6 adalah : a. Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan oleh Gubernur dan/atau; b. Pegawai Tidak Tetap yang ditugaskan oleh Gubernur dan/atau; dan c. Petugas yang diangkat oleh Gubernur dengan Perjanjian Kontrak melalui sesuatu Proses seleksi Pasal 8 (1) Masa bakti Pegawai Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau adalah 1 (satu) tahun (2) Pelaksanaan Seleksi Pengangkatan Petugas dengan Perjanjian Kontrak sebagaimana dimaksud pada pasal 7 huruf c dilaksanakan oleh suatu Tim Seleksi yang ditetapkan oleh Gubernur Pasal 9 (1) Tim Selaksi sebagaimana dimaksud pada pasal 8 ayat (2) Menyelenggarakan Seleksi penerimaan Petugas dengan Perjanjian Kontrak, meliputi : a. Seleksi Administrasi; b. Seleksi / ujian Tertulis; c. Seleksi Wawancara; dan d. Penetapan kelulusan (2) Tata cara penyelenggaraan seleksi lebih lanjut di tetapkan oleh Tim Seleksi. Pasal 10 (1) Jika dipandang perlu maka Pegawai Rumah Singgah pada P2TP2A yang telah berakhir masa kontraknya, dapat diangkat kembali sebagai Pegawai Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri dengan suatu Perjanjian kontrak kerja baru, (2) Pengangkatan Kembali Pegawai yang telah berakhir masa kontrak kerjanya di lakukan melalui proses : a. Evaluasi Kinerja sebelumnya; b. Melengkapi Dokumen / Adminsitrasi; c. Mengikuti Suatu Proses Wawancara; dan d. Menandatangani perjanjian / kontrak kerja

Bagian ketiga Jabatan dan tugas pekerjaan Pasal 11 (1) Pengangkatan petugas dan Pengisian jabatan pada Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. (2) Untuk mengangkat petugas pada jabatan dan tugas pekerjaan pada Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau ditetapkan persyaratan dan kualifikasi pegawai meliputi : a. Koordinator 1. Berpendidikan sekurang-kurangnya Diploma 3 bidang Sosial, atau sarjana (S.1). 2. Jenis Kelamin laki-laki atau perempuan. 3. Berusia maksimal 56 tahun. 4. Sehat jasmani dan rohani. 5. Tidak sedang menjalani proses hukum karena kasus pidana. 6. Berdomisili di Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau. 7. Bersedia aktif sebagai Koordinator Rumah Singgah. 8. Lulus seleksi Jabatan. b. Pembantu Urusan Administrasi : 1. Berpendidikan sekurang-kurangnya SMA sederajat. 2. Jenis Kelamin laki-laki atau perempuan. 3. Berusia maksimal 56 tahun. 4. Sehat jasmani dan rohani. 5. Tidak sedang menjalani proses hukum karena kasus pidana. 6. Berdomisili di Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau. 7. Bersedia aktif sebagai Petugas Pembantu urusan Administrasi Rumah Singgah. 8. Lulus seleksi Jabatan. c. Pembantu Urusan Umum 1. Berpendidikan sekurang-kurangnya SMA sederajat. 2. Jenis Kelamin laki-laki atau perempuan. 3. Berusia maksimal 56 tahun. 4. Sehat jasmani dan rohani. 5. Tidak sedang menjalani proses hukum karena kasus pidana. 6. Berdomisili di Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau. 7. Bersedia aktif sebagai Petugas Pembantu urusan Administrasi Rumah Singgah.

8. Lulus seleksi Jabatan. d. Pembantu Urusan Pelayanan Kesehatan 1. Sekurang-kurangnya berpendidikan Keperawatan atau sederajat. 2. jenis Kelamin laki-laki dan/atau perempuan. 3. berusia maksimal 56 tahun. 4. sehat jasmani dan rohani. 5. tidak sedang menjalani proses hukum karena kasus pidana; 6. berdomisili di Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau; 7. bersedia aktif sebagai Petugas Pelayanan Kesehatan pada Rumah Singgah, 8. Lulus seleksi Jabatan. e. Pembantu urusan Juru masak 1. Sekurang-kurangnya berpendidikan SMTP atau sederajat. 2. Jenis Kelamin laki-laki dan/atau perempuan. 3. Berusia maksimal 56 tahun. 4. Sehat jasmani dan rohani. 5. Tidak sedang menjalani proses hukum karena kasus pidana. 6. Berdomisili di Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau. 7. Bersedia aktif sebagai Petugas Juru Masak pada Rumah Singgah. 8. Diutamakan memiliki pengalaman dalam urusan juru masak, 9. Lulus seleksi Jabatan. f. Pembantu urusan Keamanan 1. Sekurang-kurangnya berpendidikan SD atau sederajat. 2. Jenis Kelamin laki-laki dan/atau perempuan. 3. Berusia maksimal 56 tahun. 4. Sehat jasmani dan rohani. 5. Tidak sedang menjalani proses hukum karena kasus pidana. 6. Berdomisili di Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau. 7. Bersedia aktif sebagai Petugas Keamanan pada Rumah Singgah. 8. Diutamakan memiliki pengalaman berkerja sebagai petugas Keamanan, 9. Lulus seleksi Jabatan. BAB IV KEWAJIBAN DAN HAK PEGAWAI Bagian Kesatu Kewajiban

Pasal 12 Pegawai Rumah Singgah memiliki kewajiban meliputi 1. Melaksanakan Tugas dan Pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya 2. Mematuhi aturan dan kode etik pelayanan korban di Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi kepulauan Riau. Bagian kedua Hak Pasal 13 Pegawai Rumah Singgah memiliki Hak : a. Penghasilan berupa Gaji/Upah; dan b. Tunjangan lain sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Pasal 14 Pegawai Rumah Singgah P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau dinyatakan berhenti apabila : 1. atas Permintaan sendiri; 2. dipandang tidak cakap untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan sebagai Pegawai Rumah Singgah; 3. telah berkahir masa kontraknya; dan 4. meninggal dunia BAB V MEKANISME KERJA Pasal 15 Mekanisme Kerja Rumah Singgah P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau adalah sebagai berikut : a. Pelaksanaan tugas Rumah Singgah P2TP2A Provinsi Kepulauan Riau dilakukan dengan mengutamakan Kepentingan terbaik bagi Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan; b. Rumah Singgah adalah satuan tugas Pelayanan bagi Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan yang merupakan unit pelaksana teknis dari P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau; c. Rumah Singgah merupakan lembaga yang langsung memberi pelayanan kepada Perempuan dan Anak Korban Kekerasan; d. program kerjasama dalam rangka mendukung kegiatan pelayanan Rumah Singgah dilakukan melalui dan oleh P2TP2A; dan e. ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme kerja Rumah Singgah diatur dalam Peraturan Tata tertib dan / atau Kode Etik P2PTP2A dan Rumah Singgah.

BAB V PEMBIAYAAN Pasal 16 Biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan pelayanan Rumah Singgah pada P2TP2A engku puteri Provinsi Kepulauan Riau dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Riau. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal didiundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan menetapkannya dalam Berita Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Ditetapkan di Tanjungpinang pada tanggal 1 Oktober 2014 GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, H. MUHAMMAD SANI Diundangkan di Tanjungpinang pada tanggal 2 Oktober 2014 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU, Drs. ROBERT IWAN LORIAUX, MM. BERITA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2014 NOMOR 238