Nizar Achmad, S.T. M.Eng

dokumen-dokumen yang mirip
1 BAB VI ANALISIS HIDROLIKA

Gambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

BAB III METODOLOGI Rumusan Masalah

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB VI ANALISIS HIDROLIKA PENAMPANG SUNGAI DENGAN SOFTWARE HEC-RAS

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK

LATAR BELAKANG. Terletak di Kec. Rejoso, merupakan salah satu dari 4 sungai besar di Kabupaten Pasuruan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Rencana Penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses

Gambar 1.1 DAS Ciliwung

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1

Evaluasi Pengendalian Banjir Sungai Jragung Kabupaten Demak

PEMODELAN & PERENCANAAN DRAINASE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN GENANGAN BANJIR SUNGAI MUKE DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN UPAYA PENGENDALIANYA

PERENCANAAN PENINGKATAN KAPASITAS FLOODWAY PELANGWOT SEDAYULAWAS SUNGAI BENGAWAN SOLO

BAB III METODA ANALISIS

PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR KALI BANGILTAK DAN KALI WRATI DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN NORMALISASI TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PERENCANAAN KONSTRUKSI

KAJIAN KAPASITAS SUNGAI LOGAWA DALAM MENAMPUNG DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN PROGRAM HEC RAS

BAB I PENDAHULUAN I-1

KAJIAN KAPASITAS KALI (SUNGAI) WULAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU HEC-RAS 4.0

STUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR

BAB III METODA ANALISIS. Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

dimana: Fr = bilangan Froude U = kecepatan aliran (m/dtk) g = percepatan gravitasi (m/dtk 2 ) h = kedalaman aliran (m) Nilai U diperoleh dengan rumus:

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada

NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi data primer maupun data sekunder Pengumpulan Data Primer

PERENCANAAN NORMALISASI KALI TUNTANG DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM DAN JARINGAN DRAINASE DAS KALI SEMARANG. ( Drainage System Design of Kali Semarang Basin)

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE

ANALISIS POLA ALIRAN PERMUKAAN SUNGAI DENGKENG MENGGUNAKAN HYDROLOGIC ENGINEERING CENTER RIVER ANALYSIS SYSTEM (HEC-RAS)

ANALISIS KAPASITAS DRAINASE PRIMER PADA SUB- DAS SUGUTAMU DEPOK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN NORMALISASI SUNGAI KEMUNING KABUPATEN SAMPANG PULAU MADURA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. siklus hidrologi dengan mengembalikan limpasan sungai ke laut.

3.5 Teori kesebangunan Prinsip penskalaan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Studi awal (studi pustaka) Studi lapangan

I-I Gambar 5.1. Tampak atas gerusan pada pilar persegi

DESAIN BANGUNAN IRIGASI

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum

Dosen Pembimbing: Rahmah Dara L., ST. MT.

4.17 PERENCANAAN DAN PEMETAAN GARIS SEMPADAN KALI SEMEMI

BAB III LANDASAN TEORI

Penentuan Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Madiun (Segmen Wilayah Kota Madiun) Menggunakan Program QUAL2Kw

KAJIAN PENGARUH PENGALIHAN ALIRAN DARI STADION UTAMA TERHADAP GENANGAN TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA SISTEM DRAINASE DENGAN MENGGUNAKAN POLDER (STUDI KASUS SALURAN PRIMER ASRI KEDUNGSUKO KECAMATAN SUKOMORO KABUPATEN NGANJUK) TUGAS AKHIR

GENANGAN DI KABUPATEN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. bawah tanah atau disebut sebagai underground river, misalnya sungai bawah tanah di

SIMULASI NORMALISASI SALURAN TARUM BARAT MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS. Endah Kurniyaningrum 1 dan Trihono Kadri 2

RC TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS POLA OPERASIONAL PINTU AIR KANAL BANJIR TIMUR UNTUK PENGENDALIAN BANJIR

STUDI PENGENDALIAN BANJIR KALI PEKALEN KABUPATEN PROBOLINGGO

HEC-RAS Model Matematik Aliran Satu Dimensi (disadur dari buku Manual HEC-RAS)

Laju Sedimentasi pada Tampungan Bendungan Tugu Trenggalek

SOBEK Hidrodinamik 1D2D (modul 2C)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah sekitar hilir Sungai. Banjir yang terjadi dapat mengakibatkan kerugian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI ANALISIS HIROLIKA DAN PERENCANAAN KONSTRUKSI

Gambar 4.1 Kotak Dialog Utama HEC-RAS 4.1

sungai, seperti Gambar 2. Di dalam menu tersebut data koordinat potongan melintang sungai dari hasil pengukuran topografi dimasukkan melalui icon

BAB 1 PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

ANALISIS BANJIR WAY BESAI DENGAN MODEL MATEMATIS UNSTEADY FLOW MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC - RAS. Harijadi1)

Untuk mengkaji perilaku sedimentasi di lokasi studi, maka dilakukanlah pemodelan

KAJIAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) UNTUK NORMALISASI SUNGAI MENDOL KECAMATAN KUALA KAMPAR KABUPATEN PELALAWAN

BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)

Disampaikan pada Seminar Tugas Akhir 2. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta NIM :

Pengendalian Banjir Sungai

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENINGKATAN GENANGAN AKIBAT PEMBANGUNAN PLTA SALU URO, KABUPATEN LUWU UTARA SULAWESI SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterangan melalui kutipan teori dari pihak yang kompeten di bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI

ANALISIS TRANSPOR SEDIMEN SUNGAI OPAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1.0

STUDI NORMALISASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI (STUDI KASUS SUNGAI ENGKULIK DI KABUPATEN SINTANG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

ANALISIS HIDROLIKA ALIRAN SUNGAI BOLIFAR DENGAN MENGGUNAKAN HEC-RAS HYDROLIC ANALYSIS OF BOLIFAR RIVER FLOWS WITH USING HEC-RAS

BAB I PENDAHULUAN. Jembatan adalah suatu konstruksi yang menghubungkan dua bagian jalan

PERENCANAAN DRAINASE WILAYAH BANYUMANIK SEMARANG. Cut Dede Juanita, Hafidz Noordianto, Pranoto Samto Admojo *), Hari Nugroho *)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Nizar Achmad, S.T. M.Eng

Pendahuluan HEC RAS(Hidraulic Engineering Corps, River Analysis System) dikembangkan oleh Insinyur Militer Amerika Serikat (US Army Corps of Engineer) Digunakan internal Militer akan tetapi bebas diunduh dan gunakan secara gratis oleh banyak konsultan di Indonesia Aplikasi lengkap untuk model aliran sungai meliputi Bangunan : bendung, gorong-gorong, pintu air, peluap Jembatan, siphon, peluap samping, pompa air Kolam : danau, waduk (retensi, detensi), tambak

Fungsi model matematika Membuat skema hitungan yang integratif dari hulu ke hilir untuk desain irigasi atau drainase Menghitung dan merancang aspek hidrolika bangunan pengatur langsung pada model Menghitung dampak perubahan erosi sungai misal pada bangunan jembatan, pier jembatan Menghitung penyebaran pencemaran air Menghitung salinitas, COD, BOD dll

1. Model hidrolika aliran Aliran tunak (Steady flow), adalah jenis aliran yang debit aliran konstan terhadap waktu, misal aliran pada desain sistem irigasi sawah aliran pada desain drainase kawasan hulu Aliran tunak dinamis (quasi unsteady flow), adalah jenis aliran yang debitnya tetap, seolah berubah Aliran tak tunak (Unsteady flow) adalah jenis aliran yang debitnya berubah terhadap waktu, misal Drainase wilayah pesisir dengan (adanya pasang surut) Desain Irigasi tambak Desain aliran banjir

2. Membuat Model Sistem Sungai Model matematika adalah sistem yang terdiri dari proses hitungan, dengan data data sesuai prototip Tahapan pengukuran sistem hidrolika sungai/saluran : Pengukuran cross dan long sungai Pengukuran hidrometri eksisting (debit, kecepatan, elevasi muka air) di beberapa cross untuk kalibrasi Pengukuran batas hilir Pengukuran batas hulu Pendataan bangunan eksisting Pendataan kondisi sungai pada tiap ruas meliputi : curam/landai, ukuran batuan/pasir, vegetasi bantaran,

Skema Model matematika

Topologi geometri model

Data cross section

Data long section

Kondisi batas hulu Kondisi batas hulu adalah input keadaan hidrolika pada ujung batas hulu saluran umumnya berupa debit aliran Untuk desain debit rancangan berupa Debit Banjir kala ulang tertentu misalnya 10 tahunan, 20 tahunan, besr tahun kala ulang disesuikan dengan aturan yang berlaku terkait dengan resiko bencana akibat kegagalan bangunan Data debit ini dapat berupa konstan (steady/tunak), ataupun berubah fungsi waktu (unsteady)

Kondisi batas hilir Batas hilir adalah input pada hilir saluran berupa kondisi muka air, apakah aliran normal, super kritik atau mengikuti pasang surut Pada umumnya batas hilir ditetapkan dengan menganggap selalu dapat membuang, padahal kondisi banjir atau pasang seringkali tidak dapat membuang. Oleh sebab itu sering dibutuhkan waduk retensi banjir sebagai parkir sementara dan sebuah rumah pompa yang membantu mengeluarkan air dari waduk ini ke sungai agar waduk tidak menjadi meluap

Kondisi Awal Adalah kondisi hidrolika aliran ketika belum dihitung oleh program Biasanya menacu pada elevasi muka air di kondisi batas dan menggunakan kedalaman yang konstan. Karena kondisi awal adalah data perkiraan maka biasanya data hasil hitungan pada jam jam di awal tidak digunakan. Jam yang digunakan setelah seluruh volume air yang kita kira-kira telah mengalir keluar dari sistem

Tahapan kalibrasi model Kalibrasi adalah mengatur model agar dapat menirukan kondisi prototipe semirip mungkin dalam memberikan respon aliran Parameter yang diatur adalah : koefisien kekasaran saluran, manning atau strickler koefisien kontraksi aliran pada bangunan Koefisien lain yang relevan pada bangunan Membandingkan running kondisi eksisting dengan hasil pengukuran agar sedekat mungkin Informasi pengukuran kondisi eksisting ini seharunyas wajib dianggarkan agar kita dapat mengetahui kualitas model

Tahapan eksploitasi model Eksploitasi model dapat dilakukan setelah dianggap model sesuai dengan prototipenya ketika dihitung (running menggunakan kondisi asli/eksisting) Bentuk ekploitasi model adalah Mengubah kondisi hulu dari eksisting menjadi kondisi banjir dengan kala ulang tertentu Mengubah saluran dengan bangunan pengendali misalnya tanggul, normalisasi, sudetan, bendung dll Mengubah kondisi hilir dengan skenario misalnya pada saat pasang atau surut

Input pengukuran Cross dan long Cross section adalah potongan yang dibuat dengan arah kiri ke kanan pada posisi pengamat berjalan dari upstream (hulu) ke downstream (hilir)

Topologi ruas saluran River sta adalah stasioning dari cross berupa angka jarak dari hilir dan berakhir di hulu Donwstream Reach length adalah jarak ke cross section di hilirnya

Aliran melalui gorong gorong

Model Jembatan Standar

Input data jembatan

Bangunan kombinasi peluap dan pintu

Model waduk/tambak

Bangunan Peluap Samping

Menampilkan hasil

Kemampuan lainnya Angkutan sedimen : Gerusan lokal : abutment, pier Gerusan dasar sungai Kualitas air : Salinitas, COD, BOD, TSS... Dll

Terima kasih