Dosen Pembimbing: Rahmah Dara L., ST. MT.
|
|
- Sukarno Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HEC-RAS Dosen Pembimbing: Rahmah Dara L., ST. MT. M. Rizqi Akbar Gigih Suryarawit Aditya Wibowo Nur Sholawatini M. Arief Rusdiono Amalia Mardhatillah A
2 Definisi HEC-RAS HEC-RAS merupakan kepanjangan dari Hydrologic Engineering Center-River Analysis System. HEC-RAS adalah salah satu program (software) yang diterbitkan oleh U.S. Army Corps of Engineers- Hydrologic Engineering Center (HEC) yang digunakan untuk melakukan perhitungan profil aliran sungai satu dimensi baik aliran tetap (steady flow) maupun aliran tak tetap (unsteady flow). Program ini didesain untuk mampu melakukan perhitungan hidrolika satu dimensi pada suatu sistem sungai alami maupun saluran buatan. Software ini memiliki kemampuan penggunaan perhitungan jenis aliran Steady Flow dan Unsteady Flow satu dimensi dan sedimen transport yang akan ditambahkan lebih lengkap pada versi berikutnya (beta verison). HEC-RAS juga memiliki kemampuan untuk melakukan simulasi perhitungan profil muka air pada struktur bangunan air, seperti jembatan, pintu, bendung, dan lain-lain. Cara Pengoperasian HEC-RAS Starting Hec Ras Setelah menginstall Hec Ras, biasanya ikon Hec Ras akan muncul di start menu, untuk mulai menggunakan Hec Ras, silahkan klik ikon Hec Ras tersebut..dan biasanya akan muncul tampilan awal seperti ini.
3 Untuk mulai pekerjaan Hec Ras (istilah di Hec Ras adalah Project), klik File, kemudian New Project, kemudian simpan Project dengan nama pada direktori atau folder yang diinginkan. Toolbar pada HEC-RAS Bekerja Dengan HEC-RAS Pada bagian ini akan diarahkan pengguna HEC-RAS menggunalan program HEC-RAS mulai dari menyeting nilai-nilai default sampai pada pembuatan geometri sungai 1. Pengaturan awal program Pada bagian ini pengguna dijelaskan untuk mengatur Default Project Folder, Default Project Parameters, dan Unit System. Default Project Folder
4 Opsi ini dipakai untuk mengatur folder default yang dipakai untuk menyimpan file project. Pilih menu Options Program Setup Defaults Project Folder. Folder penyimpanan dapat ditentukan, misal folder C:\Users\User\Documents\HEC Data. Contraction and Expansion Coefficients Nilai default koefisien persempitan (kontraksi) perlebaran (ekspansi) tampang saluran berturut-turut adalah o.1 dan 0.3. kedua nilai tersebut umumnya berlaku pada oerubahan tampang saluran secara gradual. Jika perubahan tampang salran pada kasus yang sedang dimodelkan pemakai sebgian besar adalah perubahan mendadak, maka nilai default kedua koefisien tersebut lebih baik diubah, misal koefisien kontraksi menjadi 0.3 dan koefisien ekspansi menjadi 0.8. untuk mengubah nilai default kedua koefisien ini, klik pada menu Options Default Parameters Expansion and Contraction Coef. Unit System Sistem satuan yang dipakai dalam HEC-RAS dapat mengikuti sistem Amerika (US Customary) atau sistem Internsional (SI). Default satuan adalah US Customary. Untuk emgubahnya, klik pada menu Options Unit System (US Customary/SI) System International (Metric System). Agar sistem satuan SI menjadi sistem satuan default setiap kali membuat project baru, klik Set as default for new projects. Memulai Project Baru Untuk membuat project baru, klik menu file pada toolbars dan pilih New Project. Pengguna akan diminta memilih drive dan path.
5 Lalu masukkan nama judul project dan file name. File name harus berekstensikan.prj dan pengguna tidak diperbolehkan menggantinya. Peniruan Geometri Saluran 1. Alur saluran a. Aktifkan layar editor data geometri dengan memilih menu Edit Geometric Data atau mengklik tombol Edit/Enter geometric data (ikon ke-3 dari kiri pada papan tombol atas). b. Klik tombol River Reach (ikon kiri-atas) dan buat skema saluran dengan cara mengklikkan titik-ttitik sepanjang alur saluran pada layar editor data geometri. Karena alur saluran adalah lurus, maka skema alur dapat dibuat cukup dengan dua titik ujung saluran. Alur saluran harus dibuat dari hulu ke hilir tidak boleh dibalik. Klik-kan kursor di sisi tengan atas layar editor geometri data untuk menandai ujung hulu saluran, kemudian klik dua kali di sisi tengah bawah editor untuk menandai ujung hilir saluran sekaligus mengakhiri pembuatan skema alur. c. Pada layar yang muncul, isikan... River sebagai nama River dan Hulu Hilir sebagai nama Reach. Klik tombol OK. d. Setelah langkah di atas, pada layar editor data geometri tampak sebuah denah alur saluran (... River ) yang memiliki satu ruas ( Hulu Hilir ). Anak anah menunjukkan arah aliran dari hulu ke hilir 2. Penamapang Melintang Saluran
6 a. Aktifkan layar editor tampang lintang dengan mengklik tombol Cross Section. b. Tuliskan data penampang melintang (cross section), ururt dari penampang di ujung hilir sampai ke ujung hulu. Untuk menuliskan data penampang melintang, pilih menu Options Add a new Cross Section, tuliskan nomor tampang lintang 0. Setiap tampang lintang diidentifikasikan sebagai River Sta yang diberi nomor urut, dimulai dari hilir dan bertambah besar ke arah hulu. Urutan nomor ini tidak boleh dibalik. c. Pada isian Description, isikan keterangan mengenai tampang lintang (River Sta), yaitu Batas hilir ruas Hulu Hilir Sta 0 m. d. Tuliskan koordinat titik-titik tampang lintang, urut dari titik paling kiri ke kanan; Station adalah jarak titik diukur dari kiri dan Elevation adalah elevasi titik. Untuk River Sta 0, data koordinat satuan panjang pada data geometri tampang lintang saluran adalah meter (karena projct ini memakai sistem satuan SI). e. Data selanjutnya adalah jarak tampang 0 ke tampang tetangga di sisi hilir (Downstream Reach Lenghts), yaitu jarak antar bantaran kiri (left overbank, LOB), jarak antar bantara kanan (right overbank, ROB). Karena tampang 0 merupakan tampang paling hilir, maka isian ini dapat dibiarkan kosong atau diisi dengan angka nol. f. Nilai koefisien kekasaran dasar, Manning s n Values, adalah 0.02 untuk semua bagian tampang: LOB, Channel, dan
7 ROB karena tampang lintang saluran merupakan tampang tunggal, bukan tampang majemuk. g. Isian selanjutnya, Main Channel Bank Stations, adalah titik batas antara LOB dan Channel serta Channel dan ROB; karena tampang merupakan tampang tunggal, maka seluruh tampang merupakan main channel, sehingga untuk isian ini diberi titik paling kiri, 0, untuk Left Bank dan titik paling kanan, 6, untuk Right Bank. h. Data Cont\Exp Coefficients dibiarkan sesuai dengan nilai default yang ada di dalam HEC-RAS, yaitu 0.1 untuk Contraction dan 0.3 untuk Expansion. i. Di bagian bawah, dapat diisikan catatan atau informasi tambahan berkenaan dengan tampang ini. j. Klik tombol Apply Data untuk menyimpan data ke dalam HEC-RAS. Di sisi kanan layar akan ditampilkan gambar tampang lintang. k. Karena seluruh ruas Grafika memiliki tampang yang sama, maka ruas tersebut cukup diwakili oleh data dua tampang di kedua ujung ruas. Grafika, pilih Options Copy Current Section dan isikan 1000 sebagai identifikasi/nomenklatur River Sta. l. Pada isian description, isikan keterangan mengenai tampang lintang (River Sta), yaitu Batas hulu ruas Hulu Hilir Sta 1000 m. m. Koordinat (Statin, Elevation) titik-titik tampang lintang pada River Sta ini adalah sebagai berikut; (0,3), (2,1), (4,1),
8 (6,3), ingat kemiringan dasar saluran adalah sehingga elevasi tampang lintang di River Sta 1000 ini adalah 1 m di atas elevasi tampang lintang di River Sta 0. n. Isikan jarak tampang River Sta 1000 ke tampang di sebelah hilirnya (Downstream Reach Lenghts) dengan angka 1000 (satuan panjang adalah meter), baik untuk LOB, Channel, maupun ROB. o. Isian Manning s n Values, Main Channel Bank Stations, serta Cont\Exp Coefficients tidak perlu diubah. p. Klik tombol Apply Data. Tampilan gambar tampang melintang akan berubah dan tidak semua tampang tampak pada gambar. Pilih menu Plot Options Full Plot untuk emnampilkan seluruh bentuk tampang. q. Pilih menu Exit Exit Cross Section Editor untuk kembali ke layar editor data geometri. Pada gambar alur saluran, sekarang tampak tambahan informasi keberadaan dua River Sta, yaitu 0 di ujung hilir dan 1000 di ujung hulu. r. Untuk menampakkan seluruh tampang lintang, perbesar layar dengan memilih menu View Set Schematic Plot Extent. Klik Set to Computed Extents, dan klik OK s. Apabila lar terlalu besar, aturlah ukuran layar sehingga River Sta 0 dan River Sta 1000 masing-masing berada di tepi atas dan bawah, pilih menu View Set Schematic Plot Extent dan klik Set to Current View. 3. Interpolasi Penampang Melintang Sakuran
9 Sebenarnya untuk menggunakan fitur ini tidak direkomendasikan ketika data yang digunakan lengkap. Fitur ini hanya mengandalkan interpolasi nilai data yang ada dengan sumber data yang kurang mencukupi. Berikut adalah langkah-langkah fitur interpolasi data: a. Pada layar editor data geometri pilih menu Tools XS Interpolation Within a Reach. b. Pada isian Maximum Distance between XS s, isikan angka 20, yang berarti jarak maximum antar tampang lintang adalah 20 m. c. Klik tombol Interpolate XS s. d. Klik tombol Close untuk kembali ke layar editor data geometri. e. Pada gambar alur saluran, tampak sejumlah River Sta baru. Nomor River Sta tersebut bertanda bintang (*) yang menandai bahwa River Sta tersebut adalah hasil interpolasi. Tiga River Sta memiliki format nomornomor River Sta yang lain, yaitu *, *), dan *. ini dapat diedit dengan mengaktifkan layar editor penampang melintang. i. Klik tombol Cross Section dan aktifkan River Sta *. ii. iii. Plilih menu Options Rename River Station. Ubah * menjadi 20.*. jangan lupa untuk memberikan simbol 8 di akhir nomor agar River Sta ini tetap sebagai River Sta hasil
10 interpolasi. Apabila simbol * dihilangkan, maka River Sta ini akan berubah menjadi seolah-olah tampang lintang yang diperoleh dari input data. Klik tombol OK. iv. Lakukan langkah yang sama untuk mengubah River Sta * menjadi 40.* dan River Sta * menjadi 80.* v. Kembali ke layar editor data geometri dengan memilih menu Exit Exit Cross Section Editor. 4. Penyimpanan Data geometri Data geometri saluran disimpan dengan memilih menu File Save Geometry Data. Isikan pada Title Penampang Sederhana sebagai judul data geometri tersebut. Pastikan bahwa pilihan folder tetap sesuai dengan folder filer Project, klik tombol OK. Pemakai dapat menutup layar editor data geometri dengan memilih menu File Exit Geometry Data Editor. File data geometri dinamai Latihan_Nama.g01 secara otomatis oleh HEC-RAS. Mengisi Geometri Data Langkah selanjutnya adalah membuat dan mengisi geometri data. Pembuatan geometri data adalah dengan cara klik tool bar Edit/Enter Geometric Data dari tampilan awal Hec Ras. Geometric Data memiliki tampilan seperti ini.
11 Setelah muncul tampilan Geometric Data, langkah selanjutnya adalah membuat lay out sungai dengan cara klik tool bar River Reach dari tampilan Geometric Data, kemudian bisa memulai dengan menggambar lay out sungai yang diinginkan, tidak lupa untuk memberi nama River dan Reach nya. Arah aliran saluran adalah sesuai dengan arah penggambaran, diusahakan jangan sampai terbalik, apabila menggambar lay out sungai dari kiri ke kanan, berarti bagian hulu ada di sebelah kiri, sedangkan bagian hilir adalah sebelah kanan. Setelah lay out sungai selesai dibuat kita bisa langsung memasukkan data potongan melintang (cross section) sungai dengan cara klik ikon Cross Section pada tampilan Geometric Data selanjutnya akan muncul tampilan seperti ini., sehingga
12 Untuk memasukkan data-data potongan melintang, bisa dengan cara meng-klik Option kemudian Add a New Cross Section..biasanya akan diminta untuk memasukkan nomor stationing (Sta) atau nomor patok. Untuk penomoran patok hanya diperbolehkan memasukkan angka, dimana angka terkecil adalah nomor patok (Sta) yang paling dekat dengan muara. Setelah mengisikan nomor patok, bisa langsung memasukkan data potongan melintang (biasanya didapatkan dari pengukuran topografi) pada bagian kiri tampilan Cross Section Data. Pada bagian kiri ampilan Cross Section Data terdapat dua buah kolom, yaitu station dan elevation. Yang dimaksud dengan station adalah jarak pias potongan melintang (sumbu X), sedangkan yang dimaksud dengan elevation adalah elevasi pias potongan melintang (sumbu Y). Selain data station dan elevation yang ada di bagian kiri tampilan Cross Section Data juga harus memasukkan Downstream Reach Length atau jarak antar potongan melintang yang kini sedang dibuat dengan potongan melintang dihilirnya, angka Manning, dan Main Channel Bank Station (sumbu X untuk tebing kiri dan tebing kanan), yang berada pada bagian tengah tampilan Cross Section Data. Pada Reach Length, kita harus memasukkan data berupa jarak pada LOB (Left Over Bank) atau tebing kiri, Channel atau bagian tengah, dan ROB (Right Over Bank). Angka Manning dimasukkan berdasarkan kekasaran material dinding
13 saluran, sedangkan data Bank Stationing dimasukkan berdasarkan tebing yang ada pada data potongan melintang. Selain data potongan melintang dimasukkan kita juga bisa memasukkan bangunan-bangunan yang ada di sungai. Bangunanbangunan yang ada di sungai bisa berupa bangunan melintang sungai / inline structure (bisa berupa pintu air / gate ataupun bending / weir), bangunan sejajar sungai / lateral structure (bisa berupa pintu air / gate ataupun bending / weir), tampungan air / storage area, dan juga pompa. Setelah semua geometri data selesai dimasukkan simpan hasilnya. Caranya seperti menyimpan file biasa, yaitu dengan klik File kemudian Save Geometric Data As. Memasukkan Data Aliran Langkah selanjutnya adalah memasukkan data aliran. Sebelum memasukkan data aliran, kita harus memastikan terlebih dahulu jenis aliran yang akan disimulasi. Disini ada 2 jenis aliran, yaitu aliran steady (aliran tunak), dan aliran unsteady (aliran tak tunak). Aliran Steady Jika akan menggunakan aliran aliran steady (parameter aliran yang tidak berubah terhadap waktu), klik ikon Enter/Edit Steady Flow Data yang ada di tampilan awal Hec Ras, sehingga selanjutnya akan muncul tampilan seperti berikut ini.
14 Setelah muncul tampilan steady flow data, masukkan debit puncak pada kolom PF, dan diasumsikan bahwa debit yang terjadi merupakan aliran yang konstan. Selain itu, kita juga harus memasukkan Boundary Condition dengan cara klik tool bar Reach Boundary Condition yang terletak di bagian atas tampilan Steady Flow Data. Pada Boundary Condition atau kondisi batas ini bisa dengan cara memasukkan data yang ada di hulu maupun dihilir sungai dengan cara meng-klik salah satu ikon Known W.S., Critical Depth, Normal Depth, dan Rating Curve. Tentu saja data yang dimasukkan haruslah sesuai dengan kondisi yang ada dan pada kondisi puncak. Apabila memilih Known W.S. berarti harus mengetahui muka air di hilir saluran, jika memilih Critical Depth harus bisa mengasumsikan bahwa di hilir saluran akan terjadi muka air kritis, sedangkan jika kita memilih Normal Depth, biasanya akan diminta untuk memasukkan kemiringan dasar saluran (slope), dan yang terakhir, jika memilih rating curve, harus sudah memiliki data elevasi vs debit, yang biasanya terdapat di bendung.
15 Aliran Unsteady Jika aliran yang kita miliki merupakan aliran unsteady (parameter aliran yang berubah terhadap waktu), berarti kita sebaiknya menganalisis aliran secara unsteady. Untuk memasukkan data aliran, tinggal klik ikon edit/enter Unsteady Flow Data ( muncul tampilan sebagai berikut. ) sehingga akan Pada tab Boundary Condition, dapat dilakukan dengan cara memasukkan data-data kondisi batas yang dimiliki, dimana itemnya hampir sama dengan kondisi batas pada aliran steady. Hanya saja, data yang dimasukkan di boundary condition pada aliran unsteady bukan hanya pada kondisi puncak saja, melainkan data aliran tiap waktu. Data yang dimasukkan bisa tiap detik, menit, jam, hari, bahkan bulan. Pada aliran unsteady, selain data boundary condition, harus memasukkan data initial condition juga. Data initial condition ini merupakan asumsi aliran pada jam ke-nol. Setelah data aliran telah
16 selesai dimasukkan, jangan lupa untuk menyimpan. Caranya sama, yaitu klik file, kemudian save flow data as. Running Simulasi Aliran Apabila semua data sudah dimasukkan, saatnya untuk running simulasi aliran. Simulasi aliran adalah proses menghitung dari semua data yang telah dimasukkan. Proses simulasi ini menyesuaikan jenis aliran yang tadi telah dipilih, apabila menggunakan aliran steady, berarti klik Perform A Steady Flow Simulation pada ikon yang bergambar orang berlari pada jalan yang mendatar, sedangkan jika kita menggunakan aliran unsteady, berarti klik Perform An Unsteady Flow Simulation pada ikon yang bergambar orang berlari pada jalan yang menanjak. Khusus untuk running aliran unsteady, diharuskan untuk meng-klik item-item pada Programs to Run, mengisi waktu atau tanggal simulasi pada Simulation Time Window, dan menyetting interval waktu perhitungan pada Computation Setting. Pada tampilan Flow Analysis, bisa memilih Geometry File dan Flow File yang akan dirunning, dan dapat menamai Plan sesuai keinginan masing-masing. Selanjutnya klik Compute, dan selesai Melihat Hasil Hasil Running dapat dilihat secara grafis maupun dengan tabel. Untuk grafis, dapat dilihat visual hasil runningnya dengan cara mengklik salah satu dari ikon. Dari ikonikon tersebut, kita bisa melihat potongan melintang saluran, potongan memanjang saluran, rating curve, penampakan 3D, dan hidrografnya. Sedangkan apabila menginginkan melihat hasil running
17 berupa tabel, kita dapat mengklik ikon View Summary Output Tables by Profile atau.
18 Cara pengoperasian HEC-RAS : Starting Hec-ras Mengisi geometri data Memasukkan data Aliran steady (aliran tunak) Aliran unsteady (aliran tak tunak) Running simulasi aliran Aliran steady Aliran unsteady (aliran tunak) (aliran tak tunak) Lihat hasil selesai
19 Data yang diperlukan dalam menganalisis penampang sungai : - Penampang memanjang sungai - Potongan melintang sungai - Data debit yang melalui sungai - Angka manning penampang sungai Soal dan Jawaban Sungai Serang merupakan salah satu sungai utama di Kabupaten Kulon Progo. Sebagai sungai utama, Sungai Serang memegang peranan yang penting, yaitu sebagai suplai air irigasi dan sebagai saluran drainase buangan air irigasi dan air hujan. Oleh karena itu, Sungai Serang berfungsi sebagai drainasi utama (main drainage) yang mengalirkan air buangan langsung menuju ke laut. Hampir setiap tahun, air Sungai Serang meluap ke daerah sekitar sungai yang mengakibatkan daerah pertanian, pemukiman, dan daerah wisata Glagah Indah tergenang, sehingga diperlukan penanggulangan pada DAS Serang. Salah atu analisis kajian banjir adalah dengan menggunakan software HEC-RAS (Hydrologic Engineering Center-River Analysis Sistem) dari US Army Corps of Engineering. Simulasi dengan program komputer HEC-RAS bertujuan untuk mengetahui profil memanjang Sungai Serang dan anak-anak
20 sungainya, elevasi muka air maksimum, serta kecepatan aliran. Selain itu, dengan program HEC-RAS kita juga dapat membuat modifikasi penampang sungai sebagai upaya penanganan banjir yang terjadi dengan menggunakan simulasi aliran unsteady. Kajian sistem jaringan Sungai Serang pernah dilakukan oleh Sogreah dalam Java Flood Control Project pada tahun Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Sogreah, diindikasikan bahwa di bagian hilir Sungai Serang tepatnya di Bendung Pekikjamal akan terjadi banjir untuk debit diatas 600 m3/det untuk kala ulang 10 tahun. Hasil running tersebut diperkuat dengan adanya rekaman di pintu penangkap Bendung Pekikjamal. Metodologi Penelitian Pada saat persiapan simulasi, dilakukan pengumpulan data yang akan digunakan pada proses simulasi. 1. Data Geometri Sungai 2. Peta Jaringan Sungai Serang 3. Pasang Surut Muara
21 4. Hidrograf Banjir Pada proses simulasi: 1. Skematisasi 2. Memasukkan data aliran unsteady a. Kondisi Batas Eksternal 1) Flow Hydrograf 2) Stage Hydrograf, data stage hydrograf diambil dari grafik pasang surut semi diurnal tide. b. Kondisi Awal, berupa debit banjir pada saat t=0. 3. Eksekusi/Running Hasil Simulasi Sungai Serang dari gambar diatas dapat dilihat bahwa elevasi muka air semua stasioning di Sungai Serang melebihi tanggul sungai yang ada, hal tersebut menyebabkan banjir di Sungai Serang. Selain itu muka air di stasioning 6 (200 m dari hilir sungai) mengalami perubahan yang sangat drastis, karena
22 adanya perubahan penampang sungai yang sangat drastis. Kemungkinan pengambilan data dilakukan pada musim kemarau, sehingga pada saat itu terjadi penutupan muara sungai akibat sedimentasi. Akibatnya, pada daerah tersebut seakan-akan terjadi pembendungan dan mengakibatkan terjunan pada daerah tersebut. Alternatif Penanganan Banjir Penampang sungai yang diperbaiki adalah Lower Serang 1 dengan cara menyeragamkan ukuran penampang sungai sehingga memiliki lebar dasar saluran sebesar 70 m, kedalaman saluran 2 m, perbandingan kemiringan horisontal:vertikal dinding saluran sebesar 2:1, lebar bantaran dari ujung ke ujung sebesar 130 m, serta perbandingan kemiringan dinding tebing bantaran sebesar 4,5:1. Dasar saluran muara berada pada ketinggian 2 m kemudian secara linear naik hingga 0,35 m pada station 30. Ukuran tersebut diambil dengan pertimbangan bahwa luas penampang setelah perbaikan merupakan luas penampang rata-rata dari penampang sungai kondisi eksisting. Dari hasil simulasi alternatif penanganan, akan didapat muka air seperti pada gambar dibawah.
23 Berdasarkan gambar-gambar alternatif perbaikan sungai diatas, dapat dilihat bahwa setelah dilakukan perbaikan penampang saluran di Lower Serang 1, terjadi penurunan muka air baik untuk sungai utama
24 maupun anak-anak sungainya. Untuk beberapa titik stasioning, terutama di hilir tiap-tiap sungai, masih mengalami banjir. Hal tersebut terjadi karena di hilir sungai terdapat pertemuan anak sungai dengan sungai utama maupun sungai utama dengan laut, padahal dinding tebing sungainya tidak terlalu tinggi. Akan lebih baik jika dinding tebing di hilir sungai di buat lebih tinggi. Presentasi Hasil Hitungan Jenis presentasi hasil hitungan dalam fitur HEC-RAS ada beberapa macam yaitu presentai Cross Section, Long Section, Variabel, dan Tabel. Untuk presentasi tingkat lanjut dapat diubah sesuai data yang diinginkan. a. Pilih menu View Crosss Sections atau klik tombol View cross sections (ikon ke-14 dari kiri pada papan tombol) untuk menapilkan grafik penampang melintang. b. Pada layar Cross Section, pilih River Sta. yang akan ditampilkan dengan mengklik tombol anak panah ke bawah untuk berpindah ke river station hilir dan mengklik tombol anak panah ke atas untuk berpindah ke river station hulu c. Pemakai dapat memilih untuk tidak menapilkan tampang lintang hasil interpolasi. Ini dilakukan engan mematikan View Interpolated XS s pada menu Option. d. Pemakai dapat mengontrol tampilan layar tampilan Cross Section melalui berbagai pilihan yang ada pada menu Option, antara lain profil (PF1 atau PF2), variabel (muka air, kedalaman kritik, garis energi, dsb.), judl gambar, label, ukuran karakter, dsb. Pemakai disarankan untuk berlatih dan mencoba berbagai pilihan pada menu Option tersebut.
25 e. Grafik hasil hitungan dapat direkam ke dalam clipboard untuk disisipkan ke dalam program aplikasi prosesor dokumen, misal MSWord. Pilih menu File Copy Plot to Clipboard. Grafik disisipkan ke dalam dokumen MSWord melalui perintah Edit Paste. Presentasi Long Section a. Pilih menu View Water Surface Profiles atau klik tombol View cross sections (ikon ke -14 dari kiri pada papan tombol) untuk meampilkan grafik profil muka air di sepanjang alur (penampang memanjang). b. Pemakai dapat memilih profil yang ditampilkan, PF1 atau PF2 atau keduanya, dengan mengklik tombol Profiles dan mengaktifkan profile yang ingin ditampilkan. c. Kontrol terhadap tampilan grafik profil muka air dapat diatur melalui menu Options. Pemakai disarankan mencoba mengubahibah tampilan grafik dengan mengubah parameter tampilan sesuai pilihan yang ada pada menu Options tersebut. Presentasi Variabel a. Pilih menu View General Profile Plot atau mengklik tombol View General Profil Plot (ikon ke-15 dari kiri pada papan tombol). Tampilan yang muncul adalah grafik profil kecepatan aliran di sepanjang alur. b. Seperti tampilan grafik-grafik sebelumnya, pemakai dapat mengontrol tampilan grafik melalui pilihan-pilihan yang disediakan pada menu Options.
26 c. Pemakai dapat memilih profil yang ditampilkan, PF1 atau PF2 atau keduanya, dengan mengklik tombol Profiles dan mengaktifkan profile yang ingin ditampilkan. d. Selain profil kecepatan aliran, pemakai dapat menampilkan profil debit aliran, luas tampang aliran, dan berbagai parameter lain dengan memilihnya melalui menu Standard Plots. Presentasi Tabel a. Pilih menu View Detailed Output Tables atau mengklik tombol view detailed output at XS s, (ikon ke-4 dari kanan pada papan tombol). b. Pemakai dapat memilih profil maupun tampang lintang yang ditampilkan dengan mengklik tombol Profiles atau RS. c. Tabel dapat direkam ke dalam clipboard dengan memilih File Copy to Clipboard (Data and Headings), untuk kemudian dapat disisipkan ke dalam program aplikasi lain, misal ke dalam MSWord. d. Selain tabel hasil hitungan di sebuah tampang lintang, tabel hasil hitungan di seluruh alur (tampak panjang) saluran dapat pula ditampilkan dengan memilih menu View Profile Summary Table atau dengan mengklik tombol View summary output tables by profile. e. Pemakai dapat memilih satu dari beberaoa jenis tabel yang disediakan pada menu Std. Tables.
27 f. Pemakai dapat membuat tabel sendiri. Pilih menu Options Define Table umtuk menyusun butir-butir parameter aliran yang ingin ditampilkan dalam tabel. g. Pengaturan tampilan tabel seperti pemilihan profil, PF1, atau PF2, dapat dilakukan melalui menu Options Profiles. Perekaman tabel ke dalam clipboard juga dapat dilakukan, yaitu menu File Copy to Clipboard. Kesimpulan HEC-RAS merupakan program aplikasi untuk memodelkan aliran di sungai, River Analysis System (RAS), yang dibuat oleh Hydrogeologic Engineering Center (HEC) yang merupakan satu divisi di dalam Institute for WATER Resources (IWR), di bawah US Army Corps of Engineers (USACE). HEC-RAS merupakan model satu dimensil aliran permanen maupun tak permanen (steady and unsteady one-dimensional flow model). HEC-RAS versi terbaru saat ini, versi 4.1, beredar sejak Januari Dalam dunia teknik pengairan, aplikasi HEC-RAS sangat sering digunakan sehingga sudah sewajarmya lulusan teknik pengairan mengerti dan bisa menjalankan program HEC-RAS. Hal ini dikarenakan program ini memuat simulasi-simulasi aliran sederhana yang berada pada saluran yang telah didimensikan.
BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK
BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK Dalam mempelajari perilaku hidraulika lairan, perlu dilakukan permode;lan yang menggambarkan kondisi sebuah saluran. Permodelan dapat dilakukan dengan menggunakan software
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di muara Sungai Cikapundung yang merupakan salah satu anak sungai yang berada di hulu Sungai Citarum. Wilayah ini terletak di Desa Dayeuhkolot,
Lebih terperinciBAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK
BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK A. Pemodelan Hidrolika Saluran drainase primer di Jalan Sultan Syahrir disimulasikan dengan membuat permodelan untuk analisis hidrolika. Menggunakan software HEC-RAS versi
Lebih terperinciBAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK
BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK Dalam mempelajari perilaku hidraulika aliran, perlu dilakukan permodelan yang mampu menggambarkan kondisi sebuah aliran. Permodelan dapat dilakukan dengan menggunakan HEC-RAS
Lebih terperinciHEC-RAS Model Matematik Aliran Satu Dimensi (disadur dari buku Manual HEC-RAS)
HEC-RAS Model Matematik Aliran Satu Dimensi (disadur dari buku Manual HEC-RAS) 1 Pengantar HEC-RAS merupakan program terintegrasi untuk memodelkan aliran di sungai ataupun saluran yang lain. HEC-RAS, memiliki
Lebih terperinciGambar 4.1 Kotak Dialog Utama HEC-RAS 4.1
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Hidraulik dengan Menggunakan Pemodelan HEC-RAS Dalam mempelajari fenomena perilaku hidraulika aliran di dalam saluran/kali, diperlukan suatu simulasi/analisa
Lebih terperinciSIMULASI ALIRAN 1-DIMENSI PAKET PROGRAM HIDRODINAMIKA HEC-RAS JENJANG LANJUT: JUNCTION AND INLINE STRUCTURES MODUL PELATIHAN DENGAN BANTUAN
MODUL PELATIHAN SIMULASI ALIRAN 1-DIMENSI DENGAN BANTUAN PAKET PROGRAM HIDRODINAMIKA HEC-RAS JENJANG LANJUT: JUNCTION AND INLINE STRUCTURES ISTIARTO http://istiarto.staff.ugm.ac.id/ istiarto@ugm.ac.id
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Penelitian Mulai Input Data Angka Manning Geometri Saluran Boundary Conditions : - Debit - Hulu = slope - Hilir = slope Ukuran Pilar Data Hasil Uji Laboratorium
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS HIDROLIKA PENAMPANG SUNGAI DENGAN SOFTWARE HEC-RAS
VI-1 BAB VI ANALISIS HIDROLIKA PENAMPANG SUNGAI DENGAN SOFTWARE HEC-RAS 6.1. Tinjauan Umum Analisis hidrolika penampang sungai dihitung dengan menggunakan program HEC-RAS. Dengan analisis ini dapat diketahui
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN. Modul Pelatihan HEC-RAS
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN Modul Pelatihan HEC-RAS Simulasi Aliran 1-Dimensi Permanen dan Tak-permanen Dr. Ir. Istiarto, M.Eng. Jalan Grafika No. 2, Kampus
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Studi Literatur Penelitian ini mengambil sumber dari jurnal jurnal serta beberapa tugas akhir tentang gerusan lokal yang digunakan untuk menunjang penelitian, baik pada
Lebih terperinciSIMULASI ALIRAN 1-DIMENSI HEC-RAS BAHAN KULIAH DENGAN BANTUAN JENJANG DASAR SIMPLE GEOMETRY RIVER
BAHAN KULIAH SIMULASI ALIRAN 1-DIMENSI DENGAN BANTUAN JENJANG DASAR SIMPLE GEOMETRY RIVER JENJANG LANJUT JUNCTION AND INLINE STRUCTURES LATERAL STRUCTURE, STORAGE AREA, AND PUMP STATIONS GATES DAM BREACH
Lebih terperinciSIMULASI ALIRAN 1-DIMENSI PAKET PROGRAM HIDRODINAMIKA HEC-RAS JENJANG DASAR: SIMPLE GEOMETRY RIVER MODUL PELATIHAN DENGAN BANTUAN
MODUL PELATIHAN SIMULASI ALIRAN 1-DIMENSI DENGAN BANTUAN PAKET PROGRAM HIDRODINAMIKA HEC-RAS JENJANG DASAR: SIMPLE GEOMETRY RIVER ISTIARTO http://istiarto.staff.ugm.ac.id/ istiarto@ugm.ac.id @istiarto2
Lebih terperinciGambar 3. 1 Wilayah Sungai Cimanuk (Sumber : Laporan Akhir Supervisi Bendungan Jatigede)
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini direncanakan di wilayah anak anak sungai Cimanuk, yang akan dianalisis potensi sedimentasi yang terjadi dan selanjutnya dipilih
Lebih terperinci1 BAB VI ANALISIS HIDROLIKA
BAB VI ANALISIS HIDROLIKA 6. Tinjauan Umum Analisa hidrolika bertujuan untuk mengetahui kemampuan penampang dalam menampung debit rencana. Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab III, bahwa salah satu penyebab
Lebih terperinciNizar Achmad, S.T. M.Eng
Nizar Achmad, S.T. M.Eng Pendahuluan HEC RAS(Hidraulic Engineering Corps, River Analysis System) dikembangkan oleh Insinyur Militer Amerika Serikat (US Army Corps of Engineer) Digunakan internal Militer
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Rencana Penelitian
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Rencana Penelitian Mulai Input Data Angka Manning Geometri Saluran Ukuran Bentuk Pilar Data Hasil Uji Lapangan Diameter Sedimen Boundary Conditions - Debit -
Lebih terperinciGambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah
15 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di sepanjang daerah rendaman Sungai Cisangkuy di Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. (Sumber : Foto
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Rumusan Masalah
BAB III METODOLOGI 3.1. Rumusan Masalah Rumusan Masalah merupakan peninjauan pada pokok permasalahan untuk menemukan sejauh mana pembahasan permasalahan tersebut dilakukan. Berdasarkan hasil analisa terhadap
Lebih terperinciBAB III METODA ANALISIS
BAB III METODA ANALISIS 3.1 Metodologi Penelitian Sungai Cirarab yang terletak di Kabupaten Tangerang memiliki panjang sungai sepanjang 20,9 kilometer. Sungai ini merupakan sungai tunggal (tidak mempunyai
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Studi Literatur Penelitian ini mengambil sumber dari jurnal jurnal dan segala referensi yang mendukung guna kebutuhan penelitian. Sumber yang diambil adalah sumber yang berkaitan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA
BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA 5.1. TINJAUAN UMUM Analisis hidrolika bertujuan untuk mengetahui kemampuan penampang dalam menampung debit rencana. Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab II,
Lebih terperinciKAJIAN GENANGAN BANJIR SUNGAI MUKE DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN UPAYA PENGENDALIANYA
Forum Teknik Sipil No. XVIII/2-Mei 2008 811 KAJIAN GENANGAN BANJIR SUNGAI MUKE DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN UPAYA PENGENDALIANYA Priska G. Nahak 1), Istiarto 2), Bambang
Lebih terperinciPEMODELAN ALIRAN 1D PADA BENDUNGAN TUGU MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS
TUGAS AKHIR (RC-14-1510) PEMODELAN ALIRAN 1D PADA BENDUNGAN TUGU MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS SINTYA MAGHFIRA ISMAWATI NRP 3113 100 006 Dosen Pembimbing Dr. Techn. Umboro Lasminto, S.T.,M.Sc. JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Persiapan Penelitian 3.1.1 Studi Pustaka Dalam melakukan studi pustaka tentang kasus Sudetan Wonosari ini diperoleh data awal yang merupakan data sekunder untuk keperluan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA
BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA A. Analisis Hidrologi 1. Curah Hujan Rencana Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Data Dalam menentukan profil muka aliran dan panjang arus balik air di saluran drainase Ngestiharjo dan Karangwuni, peneliti menggunakan metode
Lebih terperinciPEMODELAN & PERENCANAAN DRAINASE
PEMODELAN & PERENCANAAN DRAINASE PEMODELAN & PERENCANAAN DRAINASE PEMODELAN ALIRAN PERMANEN FTSP-UG NURYANTO,ST.,MT. 1.1 BATAS KEDALAMAN ALIRAN DI UJUNG HILIR SALURAN Contoh situasi kedalaman aliran kritis
Lebih terperinciKAJIAN KAPASITAS SUNGAI LOGAWA DALAM MENAMPUNG DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN PROGRAM HEC RAS
88 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No.. Juli 006: 88-9 KAJIAN KAPASITAS SUNGAI LOGAWA DALAM MENAMPUNG DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN PROGRAM HEC RAS Suroso Jurusan Teknik Sipil Universitas Soedirman Purwokerto
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Penelitian Pengumpulan data penelitian dilakukan untuk menunjang analisis arus balik pada saluran drainase primer Gayam. Data yang dikumpulkan berupa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu di Bendungan Jatigede yang dibangun pada Sungai Cimanuk sekitar 25 km di hulu Bendung Rentang di Dusun Jatigede Desa Cieunjing, Kec.
Lebih terperinciANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1
ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS.1 Agung Tejo Kusuma*, Nanang Saiful Rizal*, Taufan Abadi* *Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.
BAB III METODA ANALISIS 3.1 Lokasi Penelitian Kabupaten Bekasi dengan luas 127.388 Ha terbagi menjadi 23 kecamatan dengan 187 desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa. Sungai
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Studi Literatur Sumber referensi yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini berasal dari jurnal-jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian. Jurnal-jurnal yang berkaitan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Studi Literatur Sumber referensi yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini berasal dari jurnal-jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian. Jurnal-jurnal yang berkaitan
Lebih terperincidimana: Fr = bilangan Froude U = kecepatan aliran (m/dtk) g = percepatan gravitasi (m/dtk 2 ) h = kedalaman aliran (m) Nilai U diperoleh dengan rumus:
BAB III LANDASAN TEORI A. Perilaku Aliran Tipe aliran dapat dibedakan menggunakan bilangan Froude. Froude membedakan tipe aliran sebagai berikut: 1. Aliran kritis, merupakan aliran yang mengalami gangguan
Lebih terperinciLaju Sedimentasi pada Tampungan Bendungan Tugu Trenggalek
D125 Laju Sedimentasi pada Tampungan Bendungan Tugu Trenggalek Faradilla Ayu Rizki Shiami, Umboro Lasminto, dan Wasis Wardoyo Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciGENANGAN BANJIR (HEC- GEORAS)
BIMBINGAN TEKNIS 2015 GENANGAN BANJIR (HEC- GEORAS) ISTIARTO http://istiarto.staff.ugm.ac.id/ istiarto@ugm.ac.id @istiarto2 NOVEMBER 2015 Pengantar i PENGANTAR Naskah ini disusun sebagai bahan paparan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses hidrologi, karena jumlah kedalaman hujan (raifall depth) akan dialihragamkan menjadi aliran, baik melalui
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS HIROLIKA DAN PERENCANAAN KONSTRUKSI
BAB VI ANALISIS HIROLIKA DAN PERENCANAAN KONSTRUKSI 6. Tinjauan Umum Dalam perencanaaan sistem pengendalian banjir, analisis yang perlu ditinjau adalah analisis hidrologi dan analisis hidrolika. Analisis
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Studi Literatur Penelitian ini mengambil sumber dari jurnal-jurnal pendukung kebutuhan penelitian. Jurnal yang digunakan berkaitan dengan pengaruh gerusan lokal terhdadap perbedaan
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-1 Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur Made Gita Pitaloka dan Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciBABV PERHITUNGAN. Data yang dimasukkan ke dalam HEC RAS adalah data topografi dan data
- ----------~--- BABV PERHTUNGAN 5.1 Perhitungan ( Operasional BEe RAS ) 5.1.1 nput Data Data yang dimasukkan ke dalam HEC RAS adalah data topografi dan data hidrologi dari sungai Kupang, sungai Pekalongan
Lebih terperinciPerencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), 2720 (201928X Print) C82 Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur Aninda Rahmaningtyas, Umboro Lasminto, Bambang
Lebih terperinciGambar 1.1 DAS Ciliwung
BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kali Ciliwung merupakan salah satu kali yang membelah Provinsi DKI Jakarta. Kali Ciliwung membentang dari selatan ke utara dengan hulunya berada di Kabupaten
Lebih terperinciNORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK
NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK Martin 1) Fransiskus Higang 2)., Stefanus Barlian Soeryamassoeka 2) Abstrak Banjir yang terjadi
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH PENGALIHAN ALIRAN DARI STADION UTAMA TERHADAP GENANGAN TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI
KAJIAN PENGARUH PENGALIHAN ALIRAN DARI STADION UTAMA TERHADAP GENANGAN TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI Oleh Benny Hamdi Rhoma Putra Fakultas Teknik Universitas Abdurrab, Pekanbaru, Indonesia Email :
Lebih terperinciPERENCANAAN PENINGKATAN KAPASITAS FLOODWAY PELANGWOT SEDAYULAWAS SUNGAI BENGAWAN SOLO
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (13) 1-7 PERENCANAAN PENINGKATAN KAPASITAS FLOODWAY PELANGWOT SEDAYULAWAS SUNGAI BENGAWAN SOLO Bachtiar Riyanto, Dr. Techn. Umboro Lasminto, ST., M.Sc. Jurusan Teknik
Lebih terperinciAplikasi Software FLO-2D untuk Pembuatan Peta Genangan DAS Guring, Banjarmasin
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-27 Aplikasi Software FLO-2D untuk Pembuatan Peta Genangan DAS Guring, Banjarmasin Devy Amalia dan Umboro Lasminto Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Gerusan Gerusan merupakan penurunan dasar sungai karena erosi di bawah permukaan alami ataupun yang di asumsikan. Gerusan adalah proses semakin dalamnya dasar sungai karena interaksi
Lebih terperinciKAJIAN KAPASITAS KALI (SUNGAI) WULAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU HEC-RAS 4.0
TUGAS AKHIR KAJIAN KAPASITAS KALI (SUNGAI) WULAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU HEC-RAS 4.0 Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciANALISIS POLA ALIRAN PERMUKAAN SUNGAI DENGKENG MENGGUNAKAN HYDROLOGIC ENGINEERING CENTER RIVER ANALYSIS SYSTEM (HEC-RAS)
ANALISIS POLA ALIRAN PERMUKAAN SUNGAI DENGKENG MENGGUNAKAN HYDROLOGIC ENGINEERING CENTER RIVER ANALYSIS SYSTEM (HEC-RAS) Amiroh Lina Fauziyyah 1), Suyanto 2), Adi Yusuf Muttaqien, 3) 1) Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciI-I Gambar 5.1. Tampak atas gerusan pada pilar persegi
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Diketahui jika hasil simulasi pemodelan pada HEC-RAS memodelkan aliran dengan steady flow yang selanjutnya akan dilakukan analisa dengan gerusan pada pilar jembatan. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODA ANALISIS. Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas
BAB III METODA ANALISIS 3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas 273.657 km 2 dan memiliki sub DAS Dodokan seluas 36.288 km 2. Sungai
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS DRAINASE PRIMER PADA SUB- DAS SUGUTAMU DEPOK
ANALISIS KAPASITAS DRAINASE PRIMER PADA SUB- DAS SUGUTAMU DEPOK Mona Nabilah 1 Budi Santosa 2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma, Depok 1 monanabilah@gmail.com,
Lebih terperinciPERENCANAAN KONSTRUKSI
108 BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI 5.1. Tinjauan Umum Perencanaan irigasi tambak didasarkan atas kelayakan teknis di lokasi perencanaan. Selanjutnya perencanaan diarahkan pada efisiensi dan kemudahan operasional
Lebih terperinciTUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang
TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang Disusun oleh : Agung Tri Cahyono NRP. 3107100014 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Sarwono, M.Sc JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau Jawa, dilintasi oleh 13 sungai, sekitar 40% wilayah DKI berada di dataran banjir dan sebagian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan daerah tujuan wisata utama yang memiliki berbagai potensi untuk menarik wisatawan. Salah satu daerah di antaranya adalah kawasan Denpasar Barat dan kawasan
Lebih terperinciLATAR BELAKANG. Terletak di Kec. Rejoso, merupakan salah satu dari 4 sungai besar di Kabupaten Pasuruan
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Terletak di Kec. Rejoso, merupakan salah satu dari 4 sungai besar di Kabupaten Pasuruan Fungsi : Irigasi, Drainase, Petani Tambak (pada hilir) Muara terpecah menjadi 2, di tengah
Lebih terperinciDEBIT SUNGAI PROGO RUAS BANJARSARI KALIJOSO KABUPATEN MAGELANG
DEBIT SUNGAI PROGO RUAS BANJARSARI KALIJOSO KABUPATEN MAGELANG DWI SAT AGUS YUWONO Staff Pengajar Fakultas Teknik Universitas Tidar Magelang ABSTRACT Hydrology data are very important to determine discharge
Lebih terperinciHasil dan Analisis. Simulasi Banjir Akibat Dam Break
Bab IV Hasil dan Analisis IV. Simulasi Banjir Akibat Dam Break IV.. Skenario Model yang dikembangkan dikalibrasikan dengan model yang ada pada jurnal Computation of The Isolated Building Test Case and
Lebih terperinciPRAKIRAAN DEBIT BANJIR RENCANA DALAM ANALISIS KAPASITAS TAMPUNG BANJIR KANAL BARAT, PROVINSI DKI JAKARTA. Abstract
PRAKIRAAN DEBIT BANJIR RENCANA DALAM ANALISIS KAPASITAS TAMPUNG BANJIR KANAL BARAT, PROVINSI DKI JAKARTA Nurita Yuniastiti nuritayuniastiti@ymail.com Muh. Aris Marfai arismarfai@gadjahmada.edu Abstract
Lebih terperinciStudi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (1) ISSN: 337-3539 (31-971 Print) C-35 Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik Gemma Galgani Tunjung Dewandaru, dan Umboro Lasminto
Lebih terperinciPROFIL MUKA AIR DI HULU GROUNDSILL TIPE AMBANG LEBAR DAN OGEE. Water Surface Profile in Upstream of Groundsill with Type of Broad-crested and Ogee
PROFIL MUKA AIR DI HULU GROUNDSILL TIPE AMBANG LEBAR DAN OGEE Water Surface Profile in Upstream of Groundsill with Type of Broad-crested and Ogee Wahyu Widiyanto Fakultas Sains dan Teknik Unsoed Purwokerto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Dalam perkembangannya, sungai bukan hanya
Lebih terperinciStudi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (1) 1-1 Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik Gemma Galgani T. D., Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciKajian Kapasitas Sungai Sunter (Ruas Jalan Tol Jakarta Cikampek Sampai dengan Pertemuan Kanal Banjir Timur) Jakarta Timur
Kajian Kapasitas Sungai Sunter (Ruas Jalan Tol Jakarta Cikampek Sampai dengan Pertemuan Kanal Banjir Timur) Jakarta Timur Aprilia Undipasari. 1,Ir. Dwi Priyantoro, MS. 2, Ir. M. Taufiq, MT. 2 1) Mahasiswa
Lebih terperinciEvaluasi Pengendalian Banjir Sungai Jragung Kabupaten Demak
Evaluasi Pengendalian Banjir Sungai Jragung Kabupaten Demak Ratna Ekawati ratna.034@gmail.com Prodi Jurusan Magister Teknik Sipil, Universitas Islam Sultan Agung Semarang Pembimbing 1 Prof. Dr.Ir.S. Imam
Lebih terperinciPERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR KALI BANGILTAK DAN KALI WRATI DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN NORMALISASI TUGAS AKHIR
PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR KALI BANGILTAK DAN KALI WRATI DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN NORMALISASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL Oleh : MIRAWATI SEPTYANINGSIH 0753010037 PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Pengolahan Data Hidrologi 4.1.1 Data Curah Hujan Data curah hujan adalah data yang digunakan dalam merencanakan debit banjir. Data curah hujan dapat diambil melalui pengamatan
Lebih terperinciSTUDI HIDROLIS DENGAN MENGGUNAKAN HEC-RAS
JURNAL TUGAS AKHIR STUDI HIDROLIS DENGAN MENGGUNAKAN HEC-RAS (Studi Kasus Sungai Muturi Teluk Bintuni Papua Barat) Oleh: ARIF RAHMAN ANDO D11110269 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinciPublikasi System Dynamics TUTORIAL POWERSIM. Oleh: Teten W. Avianto.
Publikasi System Dynamics TUTORIAL POWERSIM Oleh: Teten W. Avianto E-mail : info@lablink.or.id Http://www.lablink.or.id I. SOFTWARE UNTUK SIMULASI MODEL SYSTEM DYNAMICS Software yang didisain untuk membuat
Lebih terperinciPENGARUH PASANG SURUT TERHADAP ENDAPAN PADA ALIRAN SUNGAI KAHAYAN DI PALANGKA RAYA
PENGARUH PASANG SURUT TERHADAP ENDAPAN PADA ALIRAN SUNGAI KAHAYAN DI PALANGKA RAYA Rendro Rismae Riady, Hendra Cahyadi, Akhmad Bestari* DPK (dipekerjakan) di Fak. Teknik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Lebih terperinciANALISIS ARUS BALIK AIR PADA SALURAN DRAINASE PRIMER NGESTIHARJO DAN KARANGWUNI KABUPATEN KULON PROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHAPAN LANGSUNG
ANALISIS ARUS BALIK AIR PADA SALURAN DRAINASE PRIMER NGESTIHARJO DAN KARANGWUNI KABUPATEN KULON PROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHAPAN LANGSUNG Chandra Wibisono 1), Adi Yusuf Muttaqien 2), Rintis Hadiani
Lebih terperinciKAJIAN DEBIT RANCANGAN BANJIR DAN KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI BAKI
KAJIAN DEBIT RANCANGAN BANJIR DAN KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI BAKI Dony Azhari 1), Cahyono Ikhsan 2), Sobriyah 3) 1) Mahasiswa Program S1 Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret 2)3) Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi data primer maupun data sekunder Pengumpulan Data Primer
BAB III METODOLOGI 3.1 Studi Pustaka dan Survey Lapangan Studi pustaka diperlukan sebelum atau bersamaan dengan survey lapangan dengan maksud ketika pengamat menemui kesulitan dilapangan, dapat mengacu
Lebih terperinciPerbandingan Hasil Pemodelan Aliran Satu Dimensi Unsteady Flow dan Steady Flow pada Banjir Kota
VOLUME 21, NO. 1, JULI 2015 Perbandingan Hasil Pemodelan Aliran Satu Dimensi Unsteady Flow dan Steady Flow pada Banjir Kota Andreas Tigor Oktaga Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana Jl. Brigjend Soediarto
Lebih terperinciGENANGAN DI KABUPATEN SURABAYA
PROYEK AKIHR TUGAS AKHIR ANALISA PENANGGULANGAN SISTEM DRAINASE BANJIR SALURAN KALI LAMONG KUPANG TERHADAP JAYA AKIBAT PEMBANGUNAN GENANGAN DI KABUPATEN APARTEMEN GRESIK PUNCAK BUKIT GOLF DI KOTA SURABAYA
Lebih terperinciSTUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR
STUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : RISANG RUKMANTORO 0753010039 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. curah hujan ini sangat penting untuk perencanaan seperti debit banjir rencana.
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Intensitas Curah Hujan Menurut Joesron (1987: IV-4), Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada suatu kurun waktu. Analisa intensitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterangan melalui kutipan teori dari pihak yang kompeten di bidang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam bab ini akan disajikan beberapa penjelasan terkait berbagai macam aspek yang nantinya dipakai sebagai acuan peneletian. Ditekankan pada hal yang berhubungan langsung
Lebih terperinciPERENCANAAN DIMENSI HIDROLIS KALI PEPE SEBAGAI TRANSPORTASI WISATA AIR
PERENCANAAN DIMENSI HIDROLIS KALI PEPE SEBAGAI TRANSPORTASI WISATA AIR TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id 4.1. Analisis Hidrologi BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1.1. Data Curah Hujan Harian Maksimum Data curah hujan yang digunakan untuk analisis hidrologi DAS Gadangan adalah dari dua
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
Elevation (m) BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Pada hasil penelitian yang berupa simulasi permodelan menggunakan software HEC-RAS 5.0.3 memodelkan aliran permanen (steady flow) yang akan dilakukan analisa gerusan
Lebih terperinciPERENCANAAN NORMALISASI SUNGAI KEMUNING KABUPATEN SAMPANG PULAU MADURA TUGAS AKHIR
PERENCANAAN NORMALISASI SUNGAI KEMUNING KABUPATEN SAMPANG PULAU MADURA TUGAS AKHIR Oleh : ICHWAN FRENDI 0753010030 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)
VII-1 BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING) 7.1. Penelusuran Banjir Melalui Saluran Pengelak Penelusuran banjir melalui pengelak bertujuan untuk mendapatkan elevasi bendung pengelak (cofferdam). Pada
Lebih terperinciMODUL 2 PELATIHAN PROGRAM DHI MIKE MODUL HYDRODYNAMIC FLOW MODEL (HD) PROGRAM MAGISTER TEKNIK KELAUTAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
MODUL 2 PELATIHAN PROGRAM DHI MIKE MODUL HYDRODYNAMIC FLOW MODEL (HD) PROGRAM MAGISTER TEKNIK KELAUTAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013 1. PENDAHULUAN DHI Mike merupakan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PERAMALAN GARIS PANTAI
80 BAB V ANALISIS PERAMALAN GARIS PANTAI 5.1 Tinjauan Umum Bagian hilir muara Kali Silandak mengalami relokasi dan menjadi satu dengan Kali Jumbleng yang menyebabkan debit hilirnya menjadi lebih besar
Lebih terperinciANALISIS PENINGKATAN GENANGAN AKIBAT PEMBANGUNAN PLTA SALU URO, KABUPATEN LUWU UTARA SULAWESI SELATAN
ANALISIS PENINGKATAN GENANGAN AKIBAT PEMBANGUNAN PLTA SALU URO, KABUPATEN LUWU UTARA SULAWESI SELATAN Reski Rafidah* Alimuddin Hamzah dan Paharuddin Program Studi Geofisika, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas
Lebih terperinciBAB IV PEMODELAN DAN ANALISIS
BAB IV PEMODELAN DAN ANALISIS Pemodelan dilakukan dengan menggunakan kontur eksperimen yang sudah ada, artificial dan studi kasus Aceh. Skenario dan persamaan pengatur yang digunakan adalah: Eksperimental
Lebih terperinciPERENCANAAN NORMALISASI KALI TUNTANG DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN GROBOGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN NORMALISASI KALI TUNTANG DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN GROBOGAN Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Program Strata 1 Pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciGambar 8.1. Halaman kerja program SWMM
BAB VIII MODEL KOMPUTER / SWMM 8.1. Apa itu SWMM? Storm Water Management Model (SWMM) merupakan model simulasi hujanaliran (rainfall-runoff) yang digunakan untuk simulasi kuantitas maupun kualitas limpasan
Lebih terperinciAnalisis Drainasi di Saluran Cakung Lama Akibat Hujan Maksimum Tahun 2013 dan 2014
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 17, No. 2, 91-97, Nov 214 91 Analisis Drainasi di Saluran Cakung Lama Akibat Hujan Maksimum Tahun 213 dan 214 (Micro Drainage Analysis in Cakung Lama River Due to The
Lebih terperinciDAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... iv. KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI TUGAS AKHIR... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperincisungai, seperti Gambar 2. Di dalam menu tersebut data koordinat potongan melintang sungai dari hasil pengukuran topografi dimasukkan melalui icon
74B dengan 73BLAMPIRAN 6 : Tahapan Simulasi Pemilihan Model Angkutan Sedimen Model HEC-RAS. 1. 958BMenu Utama 959BTampilan menu utama dalam program HECRAS seperti pada Gambar 1. 34BGambar 1 Menu Awal Program
Lebih terperinciKetika jendela Microsoft Word dibuka, maka secara otomatis akan disediakan 1 buah dokumen baru. Untuk menambahkan dokumen baru, caranya :
BAB 2 A. Menggunakan Menu dan Ikon Standar Pengolahan dokumen meliputi : 1. Membuat Dokumen Baru Ketika jendela Microsoft Word dibuka, maka secara otomatis akan disediakan 1 buah dokumen baru. Untuk menambahkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.
39 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung. PETA LOKASI PENELITIAN Gambar 7. Lokasi
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI DEBIT ALIRAN TERHADAP GERUSAN MAKSIMAL DI BANGUNAN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS
PENGARUH VARIASI DEBIT ALIRAN TERHADAP GERUSAN MAKSIMAL DI BANGUNAN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS Ichsanul Barokah 1, Didik Purwantoro 2 1,2 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciKAJIAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) UNTUK NORMALISASI SUNGAI MENDOL KECAMATAN KUALA KAMPAR KABUPATEN PELALAWAN
Kajian Rencana Anggaran Biaya (RAB) Untuk Normalisasi Sungai Mendol KAJIAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) UNTUK NORMALISASI SUNGAI MENDOL KECAMATAN KUALA KAMPAR KABUPATEN PELALAWAN Nurdin 1, Imam Suprayogi
Lebih terperinci