TESIS. Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III Metode Penelitian Laboratorium

GERUSAN YANG TERJADI DI SEKITAR ABUTMENT BERSAYAP PADA JEMBATAN (KAJIAN LABORATORIUM) Oleh : EKA RISMA ZAIDUN PEMBIMBING

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN LABORATORIUM

KAJIAN LAJU ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI SUNGAI DI SUMATERA SELATAN TESIS

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN DATA

Agung Wiyono. Joko Nugroho. Widyaningtias. Eka Risma Zaidun. Kata-kata Kunci : Abutment, gerusan, saluran menikung, saluran lurus, dan sedimentasi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Gerusan Lokal

BAB II Tinjauan Pustaka

PEMODELAN EROSI SEDIMENTASI DI PERAIRAN SEKITAR LOKASI PLTU DAN PLTGU GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk secara alami yang mempunyai fungsi sebagai saluran. Air yang

BAB V PERCOBAAN ABUTMENT KACA DAN INITIAL CONDITION

PENGARUH VEGETASI TERHADAP TAHANAN ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan morfologi pada bentuk tampang aliran. Perubahan ini bisa terjadi

PENGARUH BENTUK PILAR TERHADAP PENGGERUSAN LOKAL DI SEKITAR PILAR JEMBATAN DENGAN MODEL DUA DIMENSI. Vinia Kaulika Karmaputeri

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGENDALIAN GERUSAN DI SEKITAR ABUTMEN JEMBATAN

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI ANALISIS PENGGERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR III DENGAN MODEL FISIK DAN KEMIRINGAN DASAR SALURAN 2% ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Analisis Gradasi Butiran sampel 1. Persentase Kumulatif (%) Jumlah Massa Tertahan No.

Studi Pengaruh Sudut Belokan Sungai Terhadap Volume Gerusan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

NASKAH SEMINAR 1. ANALISIS MODEL FISIK TERHADAP GERUSAN LOKAL PADA PILAR JEMBATAN (Studi Kasus Pilar Kapsul dan Pilar Tajam Pada Aliran Subkritik)

ANALISIS PENCITRAAN GEORADAR TERHADAP PERKERASAN JALAN LENTUR. Tesis

ANALISIS TERHADAP PENGARUH PENGGERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR III DENGAN MODEL FISIK ABSTRAK

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN KEDALAMAN GERUSAN PADA PILAR JEMBATAN TIPE TIANG PANCANG BERSUSUN

STUDI PERENCANAAN HIDRAULIK PEREDAM ENERGI TIPE USBR II DENGAN METODE UJI FISIK MODEL DUA DIMENSI

BAB IV METODE PENELITIAN

STUDI PERENCANAAN HIDRAULIK BENDUNG TIPE GERGAJI DENGAN UJI MODEL FISIK DUA DIMENSI ABSTRAK

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PENGENDALIAN SEDIMEN SUNGAI SERAYU DI KABUPATEN WONOSOBO

PENGARUH POLA ALIRAN DAN PENGGERUSAN LOKAL DI SEKITAR PILAR JEMBATAN DENGAN MODEL DUA DIMENSI ABSTRAK

PENGARUH VARIASI DEBIT ALIRAN TERHADAP GERUSAN MAKSIMAL DI BANGUNAN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS GERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR-IV (UJI MODEL DI LABORATORIUM)

PENGARUH VARIASI LAPISAN DASAR SALURAN TERBUKA TERHADAP KECEPATAN ALIRAN ABSTRAK

PEMANFAATAN SUNGAI BAWAH TANAH GUA NGGUWO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR PENDUDUK DESA GIRI ASIH, KECAMATAN PURWOSARI, KABUPATEN GUNUNG KIDUL

KAJIAN STABILITAS SALURAN TERHADAP GERUSAN DASAR PADA SALURAN SEKUNDER BALONG DI SISTEM DAERAH IRIGASI COLO TIMUR.

UPAYA PENGENDALIAN GERUSAN DI SEKITAR ABUTMEN JEMBATAN

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN PEMODELAN FISIS, AUTOMATA GAS KISI, DAN ANALITIS ALIRAN GLISERIN TESIS. ADITYA SEBASTIAN ANDREAS NIM: Program Studi Fisika

PENGARUH PEMASANGAN KRIB PADA SALURAN DI TIKUNGAN 120 ABSTRAK

KAJIAN KEDALAMAN GERUSAN DISEKITAR ABUTMEN JEMBATAN TIPE WING WALL DAN SPILLTHROUGH TANPA PROTEKSI UNTUK SALURAN BERBENTUK MAJEMUK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Data Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH BENTUK PILAR JEMBATAN TERHADAP POTENSI GERUSAN LOKAL

PENGARUH DEBIT TERHADAP POLA GERUSAN DI SEKITAR ABUTMEN JEMBATAN (UJI LABORATORIUM DENGAN SKALA MODEL JEMBATAN MEGAWATI)

RESPONS STRUKTUR PIER DAN PIERHEAD JEMBATAN CAWANG PRIOK TERHADAP BEBAN GEMPA SESUAI SNI GEMPA 1726 TAHUN 2003 DAN TERHADAP BEBAN LALU LINTAS TESIS

GROUNDSILL REPLACEMENT ANALYSIS ANALISIS PENEMPATAN GROUNDSILL SEBAGAI PERLINDUNGAN ABUTMENT JEMBATAN TERHADAP GERUSAN LOKAL

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Rencana Penelitian

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK

BAB IV METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA KALI CIBEREUM KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH

ANALISIS GERUSAN LOKAL DI SEKITAR SEMI-CIRCULAR-END ABUTMENT DENGAN PERLINDUNGAN GROUNDSILL PADA FROUD NUMBER (Fr) 0,2

Kata Kunci: Abutmen Spill-Through Abutment dan Vertical Wall Without Wing, Gerusan Lokal, Kedalaman Gerusan Relatif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS MODEL FISIK GERUSAN LOKAL PADA PILAR JEMBATAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. fakultas teknik Universitas Diponegoro Semarang. Penelitian yang dilakukan

STUDI PERENCANAAN HIDRAULIK PEREDAM ENERGI TIPE MDO DENGAN MODEL FISIK DUA DIMENSI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Disampaikan pada Seminar Tugas Akhir 2. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta NIM :

FORMULASI PERSAMAAN GERUSAN DI TIKUNGAN SALURAN DENGAN KONSTRUKSI KRIB TIANG PANCANG (KAJIAN LABORATORIUM) DISERTASI

MODEL PENGENDALIAN GERUSAN DI SEKITAR ABUTMEN DENGAN PEMASANGAN GROUNDSILL DAN ABUTMEN BERSAYAP

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN JARINGAN DRAINASE SUB SISTEM BANDARHARJO BARAT (Drainage Design of West Bandarharjo Sub System)

STUDI PENGGERUSAN LOKAL DISEKITAR PILAR JEMBATAN AKIBAT ALIRAN AIR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL 2 DIMENSI

NASKAH SEMINAR 1. ANALISIS MODEL MATEMATIK GERUSAN LOKAL PADA PILAR JEMBATAN DENGAN ALIRAN SUBKRITIK (Studi Kasus Pilar Kapsul dan Pilar Tajam)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bangunan sungai seperti abutment jembatan, pilar jembatan, crib sungai,

STUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR

KAJIAN PERBANDINGAN POLA GERUSAN DI SEKITAR ABUTMEN ANTARA BENTUK TRIANGULAR SHAPED ABUTMENT DAN WING WALL ABUTMENT

ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS ABSTRAK

EFEKTIVITAS BENTUK ABUTMEN TERHADAP GERUSAN DI SEKITAR ABUTMEN JEMBATAN (ABUTMENT SHAPE EFFECTIVITY ON BRIDGE ABUTMENT LOCAL SCOURING)

PENGARUH KECEPATAN ALIRAN TERHADAP GERUSAN LOKAL PADA PILAR JEMBATAN DENGAN PERLINDUNGAN GROUNDSILL

PENGUKURAN ANGKUTAN SEDIMEN DASAR PADA ALIRAN SUNGAI PROGO MENGGUNAKAN ALAT HELLEY SMITH

ANALISA TARIKAN PERGERAKAN LALU LINTAS KAMPUS UNIVERSITAS DIPONEGORO TEMBALANG SEMARANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STABILITAS PORTAL BIDANG

PENGARUH ARAH SAYAP PELIMPAH SAMPING DAN KEDALAMAN ALIRAN TERHADAP KOEFISIEN DEBIT

BAB 3 METODE PENELITIAN

Gerusan yang Terjadi di Sekitar Abutment Tanpa Sayap pada Jembatan (Kajian Laboratorium) Agung Wiyono H.S. 1) Widyaningtias 2)

ANALISIS GERUSAN LOKAL PADA PILAR JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE CSU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PERENCANAAN KOEFISIEN DEBIT MELALUI PINTU TONJOL DENGAN MODEL FISIK DUA DIMENSI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN» KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK. 1.

MEKANISME PERILAKU GERUSAN LOKAL PADA PILAR TUNGGAL DENGAN VARIASI DIAMETER

PERENCANAAN SALURAN PINTU AIR DI PERTEMUAN 3 SUNGAI

PERENCANAAN NORMALISASI KALI TUNTANG DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN GROBOGAN

DAFTAR PUSTAKA. Aisyah, S Pola Gerusan Lokal di Berbagai Bentuk Pilar Akibat Adanya

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

KARAKTERISTIK ALIRAN SEDIMEN SUSPENSI PADA SALURAN MENIKUNG USULAN PENELITIAN DESERTASI

ANALISIS HIDROLIKA BANGUNAN KRIB PERMEABEL PADA SALURAN TANAH (UJI MODEL LABORATORIUM)

KAJIAN POLA RANTAI PASOK PENGEMBANGAN PERUMAHAN TESIS ERY RADYA JUARTI NIM :

HALAMAN PERNYATAAN. Analisis Model Matematik Gerusan Lokal Pada Pilar Jembatan Dengan Aliran Subkritik (Studi Kasus Pilar Kapsul dan Pilar Tajam)

Transkripsi:

PERBANDINGAN GERUSAN LOKAL YANG TERJADI DI SEKITAR ABUTMENT DINDING VERTIKAL TANPA SAYAP DAN DENGAN SAYAP PADA SALURAN LURUS, TIKUNGAN 90 DERAJAT, DAN 180 DERAJAT TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh WIDYANINGTIAS NIM : 25006034 Program Studi Rekayasa Sumber Daya Air INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008

PERBANDINGAN GERUSAN LOKAL YANG TERJADI DI SEKITAR ABUTMENT DINDING VERTIKAL TANPA SAYAP DAN DENGAN SAYAP PADA SALURAN LURUS, TIKUNGAN 90 DERAJAT, DAN 180 DERAJAT Widyaningtias NIM: 25006034 Program Studi Rekayasa Sumber Daya Air Institut Teknologi Bandung Menyetujui, Pembimbing Tanggal.. Pembimbing Dr. Ir. Agung Wiyono, M.Eng i

ABSTRAK PERBANDINGAN GERUSAN LOKAL YANG TERJADI DI SEKITAR ABUTMENT DINDING VERTIKAL TANPA SAYAP DAN DENGAN SAYAP PADA SALURAN LURUS, TIKUNGAN 90 DERAJAT, DAN 180 DERAJAT Oleh Widyaningtias NIM: 25006034 Melanjutkan penelitian sebelumnya, bahasan kali ini adalah membandingkan gerusan yang terjadi di sekitar abutment dinding vertikal tanpa sayap dan dengan sayap pada saluran lurus, tikungan 90 derajat, dan 180 derajat. Perbandingan ini lebih difokuskan pada gerusan lokal, jenis live-bed scour, dimana gerusan terjadi dikarenakan adanya bangunan air, yaitu abutment, dan terjadi pula transportasi sedimen sepanjang pengaliran debit 4, 5, 6, dan 7 liter/detik di model saluran. Metode yang digunakan adalah penelitian laboratorium. Hasil parameter fisik yang diperoleh, berupa kecepatan dan kedalaman gerusan, dibandingkan secara analitik dengan menggunakan Formula Laursen (1960), Froehlich (1989), dan Mellvile (1997) untuk kedalaman gerusan maksimum. Pengamatan dan pengukuran kedua parameter fisik tersebut juga dilakukan dalam kondisi sebelum mulai tergerus (initial condition). Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa untuk abutment dinding vertikal tanpa sayap, kedalaman gerusan maksimum terjadi relatif di sekitar hulu abutment, untuk abutment dinding vertikal dengan sayap, elevasi terendah terjadi relatif di segmen tengah abutment. Sedangkan sedimentasi tertinggi yang terjadi di sekitar kedua jenis abutment terjadi relatif di sebelah hilirnya. Gerusan maksimum untuk pengaliran 4 (empat) debit rencana dicapai selama pengaliran debit 7 liter/detik. Hal v

ini sejalan dengan teori bahwa kecepatan tinggi mampu menghasilkan gerusan terdalam. Dari hasil perbandingan secara analitik, diperoleh bahwa untuk abutment dinding vertikal tanpa sayap, hasil perhitungan yang paling mendekati hasil pengamatan adalah perhitungan dengan menggunakan adalah Formula Laursen (1960) dengan persentase kesalahan 20,02%. Sedangkan untuk abutment dinding vertikal dengan sayap, persentase kesalahan terkecil adalah sebesar 28,17%, hasil perbandingan dengan menggunakan Formula Froehlich (1989). Kata Kunci : saluran lurus, saluran menikung gerusan, sedimentasi, abutment, kecepatan. vi

ABSTRACT PERBANDINGAN GERUSAN LOKAL YANG TERJADI DI SEKITAR ABUTMENT DINDING VERTIKAL TANPA SAYAP DAN DENGAN SAYAP PADA SALURAN LURUS, TIKUNGAN 90 DERAJAT, DAN 180 DERAJAT By Widyaningtias NIM: 25006034 Continuing the research before, this project study about comparison between local scouring around vertical wall and vertical wing-wall abutment in straight channel, 90 and 180 curve channel. Scouring because of water structure, such as abutment, and sediment transport also occurred along the discharge, with value 4, 5, 6, 7 liter/second in model. Laboratory research is used as method. Physical parameter, are velocity and depth of scouring, analytically compared by Laursen (1960), Froehlich (1989), and Mellvile (1997) Formulas to calculate maximum depth of scouring. The result from each calculation will be compared with the observation data. Observation and measuring for initial condition to both parameters are also done. The conclusions are maximum scouring for vertical wall abutment is occurred around abutment upstream relatively. It s different with vertical wing-wall abutment result; the maximum scouring is occurred around middle abutment. Sedimentation for both of abutment is around abutment downstream. The maximum value of scouring and sedimentation is occurred along 7 liter/second discharge. vii

From the analytical comparison, Laursen s Formula gives closer accuracy for vertical wall abutment, the percentage of fault is about 20,02%. While, Froehlich Formula gives 28,17% for wing-wall abutment. Keywords : straight channel, curve channel, scouring, sedimentation, abutment viii

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS Tesis S2 yang tidak dipublikasikan, terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada penulis dengan mengikuti aturan HAKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin penulis dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya. Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh isi tesis haruslah seizing Direktur Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung. Perpusataan yang meminjamkan tesis ini untuk keperluan anggotanya harus mengisi nama, tanda tangan, dan tanggal pinjam. iv

KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala karunia dan kesempatan yang telah diberikan, untuk segala berkah dan kemudahan-nya sehingga Penulis bisa menyelesaikan proses Tesis yang berjudul: Perbandingan Gerusan Lokal yang Terjadi di Sekitar Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan dengan Sayap pada Saluran Lurus, Tikungan 90 Derajat, dan 180 Derajat ini dengan baik. Motivasi pemilihan topik tesis ini adalah berkaitan dengan kontinyuitas penelitian yang telah dilakukan di Laboratorium Uji Model Hidraulika sebelumnya. Besar harapan Penulis agar penelitian ini dapat dilanjutkan, penelitian-penelitian lainnya dapat dilaksanakan dan dikembangkan dengan lebih komprehensif, dan dengan pemilihan tema yang lebih beragam. Penyelesaian Tesis ini telah melalui proses dan melibatkan banyak pihak. Bantuan berupa bimbingan, arahan, semangat, dan doa telah menjadi faktor yang yang menentukan pula terselesaikannya Tesis ini. Karena itu Penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak, Ibu dan Keluarga di Rembang yang selalu memberikan cinta, doa, dan pengorbanan yang tiada terkira. 2. Dr. Ir. Agung Wiyono, M.Eng sebagai dosen pembimbing, dan keluarga yang senantiasa memberikan arahan yang positif selama pengerjaan Tesis ini. 3. Dr. Ir. M. Syahril B.K, Dr. Ir. Joko Nugroho, dan Dr. Ir. Dhemi Harlan, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran untuk sebuah karya yang lebih baik. 4. Dr. Ir. Ilyas Suratman, selaku Sekretaris Program Magister Teknik Sipil. 5. Seluruh staf pengajar Magister Rekayasa Sumber Daya Air untuk ilmu, dan nasehat yang bermanfaat bagi penulis. 6. Teman-teman asisten; Maria, Asih, Eka, Hendra, Dennee, Deden, James, Devi, Bayu, Augusta, Andika untuk semua bantuan, dan dukungannya. 7. Keluarga besar Laboratorium Uji Model Hidraulika; Pak Rahmat, Pak Yadi, Mang Itang atas bantuan dan kerjasamanya selama ini. ix

8. Teman-teman seperjuangan Magister Rekasaya Sumber Daya Air untuk doa, semangat, dan kebersamaan selama ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pengerjaan Tesis ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu Penulis mengharapkan kritik yang positif dan masukan demi perbaikan dan hasil karya yang lebih baik lagi. Besar harapan Tesis ini akan memberi manfaat dan kegunaan bagi dunia Teknik Sipil pada khususnya dan peradaban manusia pada umumnya. Bandung, Juni 2006 Widyaningtias x

DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... ix Daftar Lampiran... x Bab 1 Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Tujuan Penelitian... I-2 1.3. Ruang Lingkup Penelitian... I-2 1.4. Sistematika Penelitian... I-3 1.5. Studi Kasus... I-4 1.5.1. Topografi dan Morfologi Sungai... I-4 1.5.2. Potensi Permasalahan... I-5 Bab 2 Tinjauan Pustaka... II-1 2.1. Aliran Air di Saluran Terbuka... II-1 2.1.1 Perilaku Aliran... II-2 2.2. Distribusi Kecepatan Pada Saluran Terbuka... II-3 2.2.1. Distribusi Kecepatan Karena Kekerasan Dasar Saluran... II-3 2.2.2. Pengukuran Debit... II-5 2.2.2.1. Pengukuran Kecepatan Aliran Pada Sal Terbuka... II-5 2.2.2.2. Pengukuran Penampang Melintang Pada Sal Terbuka... Ii-7 2.3. Transportasi Sedimen... II-9 2.3.1. Jenis Angkutan Sedimen... II-10 2.3.2. Gerakan Awal Angkutan Sedimen... II-10 2.3.3. Perhitungan Angkutan Sedimen... II-11 2.4. Jenis dan Mekanisme Gerusan... II-13 2.4.1. Gerusan Lokal dan Penyebabnya... II-18 2.5 Abutment... II-18 xi

2.5.1. Formula Local-Scour pada Abutment... II-20 2.5.1.1. Lacey (1930)... II-20 2.5.1.2. Laursen (1960)... II-21 2.5.1.3. Froehlich (1989)... II-22 2.5.1.4. The Hire Equation (Richardson,1990)... II-24 2.5.1.5. Mellvile 1997... II-24 Bab 3 Metode Penelitian Laboratorium... III-1 3.1.Model Saluran Terbuka... III-1 3.2.Material Dasar... III-3 3.3.Abutment... III-8 3.3.1. Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap... III-8 3.3.2. Abutment Dinding Vertikal Dengan Sayap... III-10 3.4.Alat Ukur... III-11 3.4.1. Alat Ukur Kecepatan (Currentmeter)... III-11 3.4.2. Alat Ukur Debit(Thomson Weir)... III-14 3.4.3. Alat Ukur Topografi Dasar Saluran dan Muka Air... III-16 3.4.4. Alat Ukur Berat... III-17 3.4.5. Alat Suplai Air (Pompa Air)... III-17 3.5.Peralatan Bantu... III-18 3.6.Pengukuran dan Pengamatan... III-19 3.6.1. Langkah Percobaan... III-19 3.6.2. Pengukuran Kecepatan... III-20 3.6.3. Pengukuran Topografi Dasar Saluran... III-21 Bab 4 Hasil pemodelan dan Analisis... IV-1 4.1 Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap... IV-1 4.1.1. Gerusan Lokal yang Terjadi di Sekitar Dinding Vertikal Tanpa Sayap... IV-1 4.1.1.1. Hasil Pengamatan Fisik Kedalaman Gerusan Lokal pada Debit Rencana 4 liter/detik...iv-2 xii

4.1.1.2. Hasil Pengamatan Fisik Kedalaman Gerusan Lokal pada Debit Rencana 5 Liter/Detik...IV-4 4.1.1.3. Hasil Pengamatan Fisik Kedalaman Gerusan lokal pada Debit Rencana 6 Liter/Detik...IV-6 4.1.1.4. Hasil Pengamatan Fisik Kedalaman Gerusan okal pada Debit Rencana 7 Liter/Detik...IV-8 4.1.1.5. Analisis Pengamatan Kedalaman Gerusan yang Terjadi Selama Pengaliran 4 (Empat) Debit Rencana di Model dengan Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap...IV-10 4.1.1.6. Perbandingan Kedalaman Gerusan di Sekitar 4 Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dalam Potongan Memanjang untuk 4 Debit Rencana...IV-13 4.1.1.6.1. Posisi Hulu Abutment...IV-13 4.1.1.6.2. Posisi Tengah Abutment...IV-15 4.1.1.6.3. Posisi Akhir Abutment...IV-15 4.1.1.7. Perbandingan Kedalaman Gerusan di Sekitar 4 (Empat) Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dalam Potongan Memanjang untuk 4 (Empat) Debit Rencana...IV-21 4.1.1.8. Analisis Perbandingan Kedalaman Gerusan di Sekitar 4 (Empat) Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dalam Potongan Melintang dan Memanjang untuk 4 (Empat) Debit Rencana...IV-23 4.1.2. Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap...IV-24 4.2 Abutment Dinding Vertikal Dengan Sayap... IV-25 4.2.1. Gerusan Lokal yang Terjadi di Sekitar Dinding Vertikal Dengan Sayap... IV-25 4.2.1.1. Hasil Pengamatan Fisik Kedalaman Gerusan Lokal pada Debit Rencana 4 liter/detik... IV-26 4.2.1.2. Hasil Pengamatan Fisik Kedalaman Gerusan Lokal pada Debit Rencana 5 liter/detik... IV-28 xiii

4.2.1.3. Hasil Pengamatan Fisik Kedalaman Gerusan Lokal pada Debit Rencana 6 liter/detik... IV-30 4.2.1.4. Hasil Pengamatan Fisik Kedalaman Gerusan Lokal pada Debit Rencana 7 liter/detik... IV-32 4.2.1.5. Perbandingan Kedalaman Gerusan di Sekitar 4 Abutment Dinding Vertikal Dengan Sayap dalam Potongan Melintang untuk 4 Debit Rencana... IV-34 4.2.1.6. Perbandingan Kedalaman Gerusan di Sekitar 4 Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dalam Potongan Memanjang untuk 4 Debit Rencana... IV-37 4.2.1.6.1. Posisi Hulu Abutment... IV-37 4.2.1.6.2. Posisi Tengah Abutment... IV-42 4.2.1.6.3. Posisi Hilir Abutment... IV-45 4.2.1.7.Perbandingan Kedalaman Gerusan di Sekitar 4 (Empat) Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap dalam Potongan Memanjang untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-50 4.2.1.8. Analisis Perbandingan Kedalaman Gerusan di Sekitar 4 (Empat) Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap dalam Potongan Melintang dan Memanjang untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-52 4.2.2. Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Vertikal Dengan Sayap... IV-53 4.2.2.1.Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Kondisi Awal Sebelum Mulai Tergerus di Sekitar Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap... IV-54 4.2.2.1.1. Debit 4 Liter/Detik... IV-54 4.2.2.1.1.1. Posisi Hulu Abutment... IV-54 4.2.2.1.1.2. Posisi Tengah Abutment... IV-56 4.2.2.1.1.3. Posisi Hilir Abutment... IV-59 4.2.2.1.2. Debit 5 Liter/Detik... IV-61 4.2.2.1.2.1. Posisi Hulu Abutment... IV-61 xiv

4.2.2.1.2.2. Posisi Tengah Abutment... IV-64 4.2.2.1.2.3. Posisi Hilir Abutment... IV-66 4.2.2.1.3. Debit 6 Liter/Detik... IV-69 4.2.2.1.3.1. Posisi Hulu Abutment... IV-69 4.2.2.1.3.2. Posisi Tengah Abutment... IV-71 4.2.2.1.3.3. Posisi Hilir Abutment... IV-74 4.2.2.1.4. Debit 7 Liter/Detik... IV-76 4.2.2.1.4.1. Posisi Hulu Abutment... IV-76 4.2.2.1.4.2. Posisi Tengah Abutment... IV-79 4.2.2.1.4.3. Posisi Hilir Abutment... IV-81 4.2.2.2.Analisis Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Kondisi Awal Sebelum Mulai Tergerus di Sekitar Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap... IV-84 4.3. Perbandingan Kedalaman Gerusan di Sekitar Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment dinding Vertikal dengan Sayap... IV-84 4.3.1. Potongan Melintang... IV-84 4.3.1.1. Posisi Hulu Abutment... IV-85 4.3.1.1.1. Debit 4 Liter/Detik... IV-85 4.3.1.1.2. Debit 5 Liter/Detik... IV-87 4.3.1.1.3. Debit 6 Liter/Detik... IV-89 4.3.1.1.4. Debit 7 Liter/Detik... IV-91 4.3.1.2. Posisi Tengah Abutment... IV-93 4.3.1.2.1. Debit 4 Liter/Detik... IV-94 4.3.1.2.2. Debit 5 Liter/Detik... IV-96 4.3.1.2.3. Debit 6 Liter/Detik... IV-98 4.3.1.2.4. Debit 7 Liter/Detik... IV-100 4.3.1.3. Posisi Hilir Abutment... IV-102 4.3.1.3.1. Debit 4 Liter/Detik... IV-103 4.3.1.3.2. Debit 5 Liter/Detik... IV-105 4.3.1.3.3. Debit 6 Liter/Detik... IV-107 4.3.1.3.4. Debit 7 Liter/Detik... IV-109 xv

4.3.2. Potongan Memanjang... IV-111 4.3.2.1. Debit 4 Liter/Detik... IV-112 4.3.2.2. Debit 5 Liter/Detik... IV-114 4.3.2.3. Debit 6 Liter/Detik... IV-116 4.3.2.4. Debit 7 Liter/Detik... IV-117 4.3.2.5. Analisis Perbandingan Kedalaman Gerusan di Sekitar Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap dalam Potongan Melintang dan Memanjang untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-119 4.4. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan dengan Sayap... IV-120 4.4.1. Debit 4 liter/detik... IV-120 4.4.1.1. Posisi Hulu Abutment... IV-121 4.4.1.2. Posisi Tengah Abutment... IV-123 4.4.1.3. Posisi Hilir Abutment... IV-126 4.4.2. Debit 5 liter/detik... IV-128 4.4.2.1. Posisi Hulu Abutment... IV-128 4.4.2.2. Posisi Tengah Abutment... IV-131 4.4.2.3. Posisi Hilir Abutment... IV-133 4.4.3. Debit 6 liter/detik... IV-136 4.4.3.1. Posisi Hulu Abutment... IV-136 4.4.3.2. Posisi Tengah Abutment... IV-138 4.4.3.3. Posisi Hilir Abutment... IV-141 4.4.4. Debit 7 liter/detik... IV-143 4.4.4.1. Posisi Hulu Abutment... IV-143 4.4.4.2. Posisi Tengah Abutment... IV-146 4.4.4.3. Posisi Hilir Abutment... IV-148 4.5. Visualisasi dan Pengukuran Kedalaman Gerusan serta Kecepatan yang Terjadi di Posisi Tengah Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap pada Saluran dengan Tikungan 180 Derajat terhadap Fungsi Waktu... IV-151 4.5.1. Debit 4 liter/detik... IV-152 xvi

4.5.2. Debit 5 liter/detik... IV-154 4.5.3. Debit 6 liter/detik... IV-155 4.5.4. Debit 7 liter/detik... IV-156 4.6. Analisis Perhitungan Angkutan Sedimen... IV-157 4.7. Hasil Perhitungan Kedalaman Gerusan Lokal dan Analisisnya... IV-159 4.8. Analisis Dimensionless... IV-162 Bab 5 Kesimpulan dan Saran... V-1 5.1. Kesimpulan... V-1 5.2. Saran... V-2 xvii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Gambar 1.2. Gambar 1.3. Gambar 2.1. Gambar 2.2. Gambar 2.3. Gambar 2.4. Gambar 2.5. Gambar 2.6. Gambar 2.7. Gambar 2.8. Gambar 2.9. Gambar 2.10. Gambar 2.21. Gambar 2.12. Gambar 2.13. Gambar 2.14. Gambar 2.15. Gambar 2.16. Gambar 2.17. Gambar 2.18. Gambar 2.19. Gambar 3.1. Gambar 3.2. Gambar 3.3. Gambar 3.4. Gambar 3.5. Gambar 3.6. Gambar 3.7. Tikungan Sungai di Sekitar Desa Karang Panggung dan Lemau,3 April 2008... I-6 Gerusan dan Sedimentasi yang Terjadi di Sepanjang Tikungan Sungai (Lokasi: Desa Karang Panggung dan Lemau,3 April 2008) I-7 Potensi Keruntuhan Jembatan Akibat Gerusan di Sekitar Abutment (Lokasi: Desa Karang Panggung dan Lemau,3 April 2008)... I-7 Distribusi Kecepatan Aliran dengan Dasar Saluran Halus dan Kasar... II-3 Aliran dengan Dasar Saluran Halus dan Kasar... II-4 Sublapisan untuk Dasar Halus... II-4 Sketsa Pengukuran Arus pada 3 (Tiga) Kedalaman... II-6 Skema Mid Section Method... II-8...Skema Mean Section Method... II-8 Distribusi Kecepatan dan Pergerakan Sedimen pada Tikungan Saluran... II-9 Gaya gaya yang Bekerja pada Suatu Partikel... II-11 Gerusan Umum (General Scour) di Tikungan Sungai (Lokasi: Sungai Simpang Aur-Lemau, Kabupaten Bengkulu Utara, 3 April 2008)... II-13 Contraction Flume, NTNU... II-14 Local Scour Pada Pier (Lokasi Sungai Cimanceuri-Teluk Naga, Banten,Desember 2007)...II-15 Mekanisme Local Scour pada Pier... II-16 Local Scour Pada Abutment... II-16 Mekanisme Local Scour pada Abutment... II-17 Hubungan Kedalaman Gerusan (y s ) sebagai Fungsi dari Waktu (t).. II-17 Bentuk-bentuk Abutment... II-19 a. Vertical-wall Abutment b. Wing-wall Abutment... II-19 Model Saluran dengan Abutment Dinding Vertikal Bersayap... II-20 Faktor Koreksi untuk Kemiringan Abutment terhadap Aliran... II-23 Denah Model Saluran Terbuka dengan Tikungan 90 Derajat dan 180 Derajat... III-2 Tipikal Prototype Saluran dengan Abutment yang Mengakibatkan Penyempitan pada Badan Saluran... III-2 Kurva Gradasi Agregat Halus Pasir yang Digunakan dalam Model. III-4 Kurva Gradasi Agregat Halus Pasir yang Hanyut selama Pengaliran Debit 7 liter/detik... III-6 Kurva Gradasi Agregat Halus Pasir yang Tertinggal Setelah Pengaliran Debit 7 liter/detik... III-7 Sketsa Penempatan Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap pada Model Saluran Terbuka... III-9 Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Penempatannya pada Model Saluran Terbuka... III-10 xviii

Gambar 3.8. Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap dan Penempatannya pada Model Saluran Terbuka... III-11 Gambar 3.9. Grafik Kalibrasi Currentmeter... III-12 Gambar 3.10. Hasil Kalibrasi Currentmeter yang Digunakan dalam Percobaan Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap... III-13 Gambar 3.11. Hasil Kalibrasi Currentmeter yang Digunakan dalam Percobaan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap... III-13 Gambar 3.12. Proses Kalibrasi dengan Menggunakan Flume Ambang Tajam... III-14 Gambar 3.13. Currentmeter dan Frequency Counter... III-14 Gambar 3.14. Pelimpah Thompson (Thomson Weir)... III-15 Gambar 3.15. Sketsa Pengukuran Muka Air pada Pelimpah Thomson... III-16 Gambar 3.16. Meteran Taraf... III-16 Gambar 3.17. Timbangan... III-17 Gambar 3.18. Pompa Listrik... III-18 Gambar 3.19. Kantong Penangkap Pasir... III-19 Gambar 3.20. Pemasangan Abutment untuk Pengukuran Kecepatan pada Initial Condition... III-20 Gambar 3.21. Pengukuran Kecepatan Aliran; a) Pada Saat Initial Condition, b) Pada Saat Debit Sudah Relatif Stabil... III-20 Gambar 3.22. Pengukuran Topografi Dasar Saluran... III-21 Gambar 4.1. Penempatan Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap pada Model Saluran... IV-1 Gambar 4.2. Topografi Dasar Saluran Setelah Dialiri Debit Rencana 4 liter/detik; (a) Saluran Lurus Pertama, (b) Tikungan 180º, (c) Saluran Lurus Kedua, (d) Tikungan 90º... IV-2 Gambar 4.3. Topografi Dasar Saluran Setelah Dialiri Debit Rencana 5 liter/detik; (a) Saluran Lurus Pertama, (b) Tikungan 180º, (c) Saluran Lurus Kedua, (d) Tikungan 90º... IV-4 Gambar 4.4 Topografi Dasar Saluran Setelah Dialiri Debit Rencana 6 liter/detik; (a) Saluran Lurus Pertama, (b) Tikungan 180º, (c) Saluran Lurus Kedua, (d) Tikungan 90º... IV-6 Gambar 4.5. Topografi Dasar Saluran Setelah Dialiri Debit Rencana 7 liter/detik; (a) Saluran Lurus Pertama, (b) Tikungan 180º, (c) Saluran Lurus Kedua, (d) Tikungan 90º... IV-8 Gambar 4.6. Segmen Abutment 1; (a) Posisi Gerusan Maksimum Hasil Pengaliran Debit 7 liter/detik, (b) Posisi Sedimentasi Tertinggi Hasil Pengaliran Debit 5 liter/detik... IV-10 Gambar 4.7. Segmen Abutment 2, Posisi Gerusan Maksimum Hasil Pengaliran Debit 7 liter/detik... IV-11 Gambar 4.8. Segmen Abutment 2, Posisi Sedimentasi Tertinggi Hasil Pengaliran Debit 4 liter/detik... IV-11 Gambar 4.9. Segmen Abutmen 3, Posisi Gerusan Maksimum dan Sedimentasi Tertinggi Hasil Pengaliran Debit 7 liter/detik... IV-12 Gambar 4.10. Segmen Abutmen 4; (a) Posisi Gerusan Maksimum Hasil Pengaliran Debit 7 liter/detik, (b) Posisi Sedimentasi Tertinggi Hasil Pengaliran Debit 6 liter/detik... IV-12 xix

Gambar 4.11. Gambar 4.12. Segmen Hulu Abutment... IV-13 Kedalaman Gerusan pada Segmen Hulu Abutment 1 (Segmen 110 cm) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV14 Gambar 4.13. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hulu Abutment 2 (Segmen 85 ) untuk 4 (Empat) Debit Rencana...... IV-14 Gambar 4.14. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hulu Abutment 3 (Segmen 60 cm) untuk 4(Empat) Debit Rencana...... IV-15 Gambar 4.15. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hulu Abutment 4 (Segmen 40º) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-15 Gambar 4.16. Segmen Tengah Abutment... IV-16 Gambar 4.17. Kedalaman Gerusan pada Segmen Tengah Abutment 1 (Segmen 100 cm) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-17 Gambar 4.18. Kedalaman Gerusan pada Segmen Tengah Abutment 2 (Segmen 90º) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-17 Gambar 4.19. Kedalaman Gerusan pada Segmen Tengah Abutment 3 (Segmen 70 Gambar 4.20. cm) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-18 Kedalaman Gerusan pada Segmen Tengah Abutment 4 (Segmen 45º) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-18 Gambar 4.21. Segmen Akhir Abutment... IV-18 Gambar 4.22. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hilir Abutment 1 (Segmen 90 cm) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-19 Gambar 4.23. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hilir Abutment 2 (Segmen 95º) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-20 Gambar 4.24. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hilir Abutment 3 (Segmen 80) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-20 Gambar 4.25. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hilir Abutment 4 (Segmen 50º) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-21 Gambar 4.26. Gambar 4.27. Gambar 4.28. Gambar 4.29. Gambar 4.30. Kedalaman Gerusan dalam Potongan Melintang Segmen Abutment 1 (Saluran Lurus I)... IV-22 Kedalaman Gerusan dalam Potongan Melintang Segmen Abutment 2 (Tikungan 180 )... IV-22 Kedalaman Gerusan dalam Potongan Melintang Segmen Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 )... IV-22 Kedalaman Gerusan dalam Potongan Melintang Segmen Abutment 4 (Tikungan 90 )... IV-23 Penempatan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap pada Model Saluran... IV-25 Gambar 4.31. Topografi Dasar Saluran Setelah Dialiri Debit Rencana 4 liter/detik; (a) Saluran Lurus Pertama, (b) Tikungan 180º, (c) Saluran Lurus Kedua, (d) Tikungan 90º... IV-26 Gambar 4.32. Topografi Dasar Saluran Setelah Dialiri Debit Rencana 5 liter/detik; (a) Saluran Lurus Pertama, (b) Tikungan 180º, (c) Saluran Lurus Kedua, (d) Tikungan 90º... IV-28 Gambar 4.33. Topografi Dasar Saluran Setelah Dialiri Debit Rencana 6 liter/detik; (a) Saluran Lurus Pertama, (b) Tikungan 180º, (c) Saluran Lurus Kedua, (d) Tikungan 90º... IV-30 xx

Gambar 4.34. Topografi Dasar Saluran Setelah Dialiri Debit Rencana 7 liter/detik; (a) Saluran 1 Lurus Pertama, (b) Tikungan 180º, (c) Saluran Lurus Kedua, (d) Tikungan 90º... IV-32 Gambar 4.35. Segmen Abutment 1, Posisi Gerusan Maksimum dan Sedimentasi Tertinggi Hasil Pengaliran Debit 7 liter/detik... IV-34 Gambar 4.36. Segmen Abutment 2, Posisi Gerusan Maksimum Hasil Pengaliran Debit 7 liter/detik... IV-35 Gambar 4.37. Segmen Abutment 2, Posisi Sedimentasi Tertinggi Hasil Pengaliran Debit 4 liter/detik... IV-35 Gambar 4.38. Segmen Abutmen 3; (a) Posisi Gerusan Maksimum Hasil Pengaliran Debit 7 liter/detik, (b) Posisi Sedimentasi Tertinggi Hasil Pengaliran Debit 6 liter/detik... IV-35 Gambar 4.39. Segmen Abutmen 4; (a) Posisi Gerusan Maksimum Hasil Pengaliran Debit 7 liter/detik, (b) Posisi Sedimentasi Tertinggi Hasil Pengaliran Debit 6 liter/detik... IV-37 Gambar 4.40. Segmen Hulu Abutment... IV-38 Gambar 4.41. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hulu Abutment 1 (Segmen 120 cm) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-38 Gambar 4.42. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hulu Abutment 2 (Segmen 80º) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-39 Gambar 4.43. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hulu Abutment 3 (Segmen 50 cm) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-39 Gambar 4.44. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hulu Abutment 4 (Segmen 35º) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-40 Gambar 4.45. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hulu Abutment 1 (Segmen 110 cm) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-40 Gambar 4.46. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hulu Abutment 2 (Segmen 85º) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-41 Gambar 4.47. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hulu Abutment 3 (Segmen 60 cm) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-41 Gambar 4.48. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hulu Abutment 4 (Segmen 40º) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-42 Gambar 4.49. Segmen Tengah Abutment... IV-43 Gambar 4.50. Kedalaman Gerusan pada Segmen Tengah Abutment 1 (Segmen 100 cm) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-43 Gambar 4.51. Kedalaman Gerusan pada Segmen Tengah Abutment 2 (Segmen 90 ) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-44 Gambar 4.52. Kedalaman Gerusan pada Segmen Tengah Abutment 3 (Segmen Gambar 4.53. 70 cm) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-44 Kedalaman Gerusan pada Segmen Tengah Abutment 4 (Segmen 45 ) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-45 Gambar 4.54. Segmen Hilir Abutment... IV-46 Gambar 4.55. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hilir Abutment 1 (Segmen 90 cm) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-46 Gambar 4.56. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hilir Abutment 2 (Segmen 95 ) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-47 xxi

Gambar 4.57. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hilir Abutment 3 (Segmen 80 cm) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-47 Gambar 4.58. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hilir Abutment 4 (Segmen 50 ) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-48 Gambar 4.59. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hilir Abutment 1 (Segmen 80 cm) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-48 Gambar 4.60. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hilir Abutment 2 (Segmen 100 ) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-49 Gambar 4.61. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hilir Abutment 3 (Segmen 90 cm) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-49 Gambar 4.62. Kedalaman Gerusan pada Segmen Hilir Abutment 4 (Segmen 55 ) untuk 4 (Empat) Debit Rencana... IV-50 Gambar 4.63. Gambar 4.64. Gambar 4.65. Gambar 4.66. Kedalaman Gerusan dalam Potongan Melintang Segmen Abutment 1 (Saluran Lurus I)... IV-51 Kedalaman Gerusan dalam Potongan Melintang Segmen Abutment 2 (Tikungan 180 )... IV-51 Kedalaman Gerusan dalam Potongan Melintang Segmen Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 )... IV-51 Kedalaman Gerusan dalam Potongan Melintang Segmen Abutment 4 (Tikungan 90 )... IV-52 Gambar 4.67. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hulu Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 4 liter/detik... IV-54 Gambar 4.68. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hulu Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-55 Gambar 4.69. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hulu Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-55 Gambar 4.70. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hulu Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-56 Gambar 4.71. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Tengah Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 4 liter/detik... IV-57 Gambar 4.72. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Tengah Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-57 Gambar 4.73. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Tengah Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-58 Gambar 4.74. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Tengah Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-58 xxii

Gambar 4.75. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hilir Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 4 liter/detik... IV-59 Gambar 4.76. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hilir Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-60 Gambar 4.77. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hilir Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-60 Gambar 4.78. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hilir Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-61 Gambar 4.79. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hulu Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 5 liter/detik... IV-62 Gambar 4.80. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hulu Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-62 Gambar 4.81. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hulu Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-63 Gambar 4.82. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hulu Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-63 Gambar 4.83. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Tengah Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 5 liter/detik... IV-64 Gambar 4.84. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Tengah Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-65 Gambar 4.85. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Tengah Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-65 Gambar 4.86. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Tengah Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-66 Gambar 4.87. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hilir Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 5 liter/detik... IV-67 Gambar 4.88. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hilir Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-67 xxiii

Gambar 4.89. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hilir Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-68 Gambar 4.90. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hilir Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-68 Gambar 4.91. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hulu Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 6 liter/detik... IV-69 Gambar 4.92. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hulu Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-70 Gambar 4.93. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hulu Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-70 Gambar 4.94. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hulu Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-71 Gambar 4.95. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Tengah Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 6 liter/detik... IV-72 Gambar 4.96. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Tengah Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-72 Gambar 4.97. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Tengah Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-73 Gambar 4.98. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Tengah Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-73 Gambar 4.99. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hilir Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 6 liter/detik... IV-74 Gambar 4.100. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hilir Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-75 Gambar 4.101. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hilir Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-75 Gambar 4.102. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hilir Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-76 xxiv

Gambar 4.103. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hulu Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 7 liter/detik... IV-77 Gambar 4.104. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hulu Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-77 Gambar 4.105. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hulu Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-78 Gambar 4.106. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hulu Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-78 Gambar 4.107. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Tengah Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 7 liter/detik... IV-79 Gambar 4.108. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Tengah Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-80 Gambar 4.109. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Tengah Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-80 Gambar 4.110. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Tengah Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-81 Gambar 4.111. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hilir Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 6 liter/detik... IV-82 Gambar 4.112. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hilir Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-82 Gambar 4.113. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hilir Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-83 Gambar 4.114. Perbandingan Distribusi Kecepatan Selama Pengaliran dengan Hilir Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-83 Gambar 4.115. Visualisasi Potongan Melintang di Posisi Hulu Abutment... IV-85 Gambar 4.116. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hulu Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 4 liter/detik... IV-86 Gambar 4.117. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hulu Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-86 xxv

Gambar 4.118. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hulu Abutment 3(Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-87 Gambar 4.119. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hulu Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-87 Gambar 4.120. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hulu Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 5 liter/detik... IV-88 Gambar 4.121. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hulu Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-88 Gambar 4.122. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hulu Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-89 Gambar 4.123. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hulu Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-89 Gambar 4.124. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hulu Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 6 liter/detik... IV-90 Gambar 4.125. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hulu Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-90 Gambar 4.126. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hulu Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-91 Gambar 4.127. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hulu Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-91 Gambar 4.128. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hulu Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 7 liter/detik... IV-92 Gambar 4.129. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hulu Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-92 Gambar 4.130. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hulu Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-93 Gambar 4.131. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hulu Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-93 Gambar 4.132. Visualisasi Potongan Melintang di Posisi Tengah Abutment... IV-94 Gambar 4.133. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Tengah Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 4 liter/detik... IV-95 Gambar 4.134. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Tengah Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-95 Gambar 4.135. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Tengah Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-96 Gambar 4.136. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Tengah Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-96 Gambar 4.137. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Tengah Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 5 liter/detik... IV-97 Gambar 4.138. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Tengah Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-97 xxvi

Gambar 4.139. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Tengah Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-98 Gambar 4.140. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Tengah Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-98 Gambar 4.141. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Tengah Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 6 liter/detik... IV-99 Gambar 4.142. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Tengah Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-99 Gambar 4.143. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Tengah Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-100 Gambar 4.144. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Tengah Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-100 Gambar 4.145. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Tengah Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 7 liter/detik... IV-101 Gambar 4.146. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Tengah Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-101 Gambar 4.147. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Tengah Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-102 Gambar 4.148. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Tengah Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-102 Gambar 4.149. Visualisasi Potongan Melintang di Posisi Hilir Abutment... IV-103 Gambar 4.150. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hilir Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 4 liter/detik... IV-104 Gambar 4.151. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hilir Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-104 Gambar 4.152. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hilir Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-105 Gambar 4.153. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hilir Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-105 Gambar 4.154. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hilir Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 5 liter/detik... IV-106 Gambar 4.155. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hilir Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-106 Gambar 4.156. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hilir Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-107 Gambar 4.157. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hilir Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-107 Gambar 4.158. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hilir Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 6 liter/detik... IV-108 Gambar 4.159. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hilir Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-108 xxvii

Gambar 4.160. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hilir Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-109 Gambar 4.161. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hilir Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-109 Gambar 4.162. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hilir Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 7 liter/detik... IV-110 Gambar 4.163. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hilir Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-110 Gambar 4.164. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hilir Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-111 Gambar 4.165. Perbandingan Kedalaman Gerusan yang Terjadi di Segmen Hilir Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-111 Gambar 4.166. Visualisasi Potongan Memanjang untuk Masing-masing Segmen Saluran... IV-112 Gambar 4.167. Perbandingan Kedalaman Gerusan dalam Potongan Memanjang Segmen Abutment 1 (Saluran Lurus I) pada Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap untuk Debit 4 liter/detik... IV-113 Gambar 4.168. Perbandingan Kedalaman Gerusan dalam Potongan Memanjang Segmen Abutment 2 (Tikungan 180 ) pada Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap untuk Debit 4 liter/detik... IV-113 Gambar 4.169. Perbandingan Kedalaman Gerusan dalam Potongan Memanjang Segmen Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) pada Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap untuk Debit 4 liter/detik... IV-113 Gambar 4.170. Perbandingan Kedalaman Gerusan dalam Potongan Memanjang Segmen Abutment 4 (Tikungan 90 ) pada Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap untuk Debit 4 liter/detik... IV-114 Gambar 4.171. Perbandingan Kedalaman Gerusan dalam Potongan Memanjang Segmen Abutment 1 (Saluran Lurus I) pada Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap untuk Debit 5 liter/detik... IV-114 Gambar 4.172. Perbandingan Kedalaman Gerusan dalam Potongan Memanjang Segmen Abutment 2 (Tikungan 180 ) pada Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap untuk Debit 5 liter/detik... IV-115 Gambar 4.173. Perbandingan Kedalaman Gerusan dalam Potongan Memanjang Segmen Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) pada Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap untuk Debit 5 liter/detik... IV-115 Gambar 4.174. Perbandingan Kedalaman Gerusan dalam Potongan Memanjang Segmen Abutment 4 (Tikungan 90 ) pada Abutment Dinding xxviii

Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap untuk Debit 5 liter/detik... IV-115 Gambar 4.175. Perbandingan Kedalaman Gerusan dalam Potongan Memanjang Segmen Abutment 1 (Saluran Lurus I) pada Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap untuk Debit 6 liter/detik... IV-116 Gambar 4.176. Perbandingan Kedalaman Gerusan dalam Potongan Memanjang Segmen Abutment 2 (Tikungan 180 ) pada Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap untuk Debit 6 liter/detik... IV-116 Gambar 4.177. Perbandingan Kedalaman Gerusan dalam Potongan Memanjang Segmen Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) pada Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap untuk Debit 6 liter/detik... IV-117 Gambar 4.178. Perbandingan Kedalaman Gerusan dalam Potongan Memanjang Segmen Abutment 4 (Tikungan 90 ) pada Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap untuk Debit 6 liter/detik... IV-117 Gambar 4.179. Perbandingan Kedalaman Gerusan dalam Potongan Memanjang Segmen Abutment 1 (Saluran Lurus I) pada Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap untuk Debit 7 liter/detik... IV-118 Gambar 4.180. Perbandingan Kedalaman Gerusan dalam Potongan Memanjang Segmen Abutment 2 (Tikungan 180 ) pada Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap untuk Debit 7 liter/detik... IV-118 Gambar 4.181. Perbandingan Kedalaman Gerusan dalam Potongan Memanjang Segmen Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) pada Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap untuk Debit 7 liter/detik... IV-118 Gambar 4.182. Perbandingan Kedalaman Gerusan dalam Potongan Memanjang Segmen Abutment 4 (Tikungan 90 ) pada Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan Abutment Dinding Vertikal dengan Sayap untuk Debit 7 liter/detik... IV-120 Gambar 4.183.Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hulu Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 4 liter/detik... IV-121 Gambar 4.184. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hulu Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-122 Gambar 4.185. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hulu Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-122 xxix

Gambar 4.186. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hulu Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-123 Gambar 4.187. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Tengah Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 4 liter/detik... IV-124 Gambar 4.188. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Tengah Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-124 Gambar 4.189. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Tengah Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-125 Gambar 4.190. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Tengah Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-125 Gambar 4.191. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hilir Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 4 liter/detik... IV-126 Gambar 4.192. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hilir Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-127 Gambar 4.193. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hilir Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-127 Gambar 4.194. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hilir Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 4 liter/detik... IV-128 Gambar 4.195.Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hulu Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 5 liter/detik... IV-129 Gambar 4.196. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hulu Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-129 Gambar 4.197. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hulu Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-130 Gambar 4.198. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hulu Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-130 Gambar 4.199. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Tengah Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 5 liter/detik... IV-131 xxx

Gambar 4.200. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Tengah Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-132 Gambar 4.201. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Tengah Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-132 Gambar 4.202. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Tengah Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-133 Gambar 4.203. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hilir Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 5 liter/detik... IV-134 Gambar 4.204. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hilir Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-134 Gambar 4.205. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hilir Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-135 Gambar 4.206. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hilir Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 5 liter/detik... IV-135 Gambar 4.207. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hulu Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 6 liter/detik... IV-136 Gambar 4.208. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hulu Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-137 Gambar 4.209. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hulu Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-137 Gambar 4.210. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hulu Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-138 Gambar 4.211. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Tengah Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 6 liter/detik... IV-139 Gambar 4.212. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Tengah Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-139 Gambar 4.213. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Tengah Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-140 xxxi

Gambar 4.214. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Tengah Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-140 Gambar 4.215. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hilir Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 6 liter/detik... IV-141 Gambar 4.216. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hilir Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-142 Gambar 4.217. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hilir Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-142 Gambar 4.218. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hilir Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 6 liter/detik... IV-143 Gambar 4.219. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hulu Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 7 liter/detik... IV-144 Gambar 4.220. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hulu Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-144 Gambar 4.221. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hulu Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-145 Gambar 4.222. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hulu Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-145 Gambar 4.223. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Tengah Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 7 liter/detik... IV-146 Gambar 4.224. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Tengah Abutment 2 (Tikungan 180 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-147 Gambar 4.225. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Tengah Abutment 3 (Saluran Lurus Setelah Tikungan 180 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-147 Gambar 4.226. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Tengah Abutment 4 (Tikungan 90 ) untuk Debit 7 liter/detik... IV-148 Gambar 4.227. Perbandingan Distribusi Kecepatan di Sekitar Abutment Dinding Hilir Abutment 1 (Saluran Lurus 1) untuk Debit 7 liter/detik... IV-149 xxxii