BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa

BAB II LANDASAN TEORI

Model-Model User Acceptance

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Evaluasi Penerimaan Teknologi Informasi Mahasiswa di Palembang Menggunakan Model UTAUT

EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional

BAB III METODE PENELITIAN

LANDASAN TEORI. akhir ini, adapun teori-teori yang digunakan sebagai berikut:

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn EISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERILAKU PENGGUNA SISTEM UNIKOM KULIAH ONLINE MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN FAKTOR PENERIMAAN APLIKASI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTERMENGGUNAKAN MODEL UTAUT

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

KAJIAN TEKNOLOGI SISTEM UJIAN ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X

PENERAPAN MODEL UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY ( UTAUT) DALAM MENGANALISIS PENGGUNAAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. informasi adalah manusia yang secara psikologi memiliki suatu perilaku (behavior)

Artikel Ilmiah. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh gelar Sarjana Sistem Informasi. Peneliti: Indahyana Putri Manafe

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. proses bisnis. Teknologi informasi adalah seperangkat alat untuk membantu

KAJIAN TERHADAP PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

Analisis Penerimaan dan Penggunaan Aplikasi Work Order Android Menggunakan Metode UTAUT Pada PDAM Kota Malang

PENERAPAN METODE UTAUT UNTUK MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN APLIKASI TRANSPORTASI ONLINE (STUDI KASUS : WILAYAH JABODETABEK)

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Google Apps for Edu. Menggunakan konsep hybrid learning, pembelajaran bukan

EVALUASI PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI DI BEBERAPA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA PALEMBANG

Artikel Ilmiah. Peneliti : Widya Suprapto

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi menggunakan Pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use Technology

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pengertian Sistem

BAB II LANDASAN TEORI. bertujuan untuk mengetahui sejumlah faktor dan penentu dari penggunaan internet

EVALUASI PENERAPAN FROFAST MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

1. Tahap Awal. a) Studi Literatur b) Pengumpulan data awal (observasi, wawancara) 2. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE UTAUT (UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY) DALAM MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN WEBSITE KKN LPPM UNISI

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi

EVALUASI DAMPAK APLIKASI HUMAN RESOURCE INFORMATION SYSTE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Seminar Nasional Teknologi Informasi 2015

ANALISIS PENERIMAAN RAIL TICKET SYSTEM PADA PT.KAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

ANALISIS PENERIMAAN TEKNOLOGI SISTEM UJIAN ONLINE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN TEKNOLOGI

BAB 2 LANDASAN TEORI. penggunaan teknologi tersebut. Artinya persepsi negatif berkembang setelah

Hannix Sulistyowati 2 NIM Abstrack

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I Gusti Nyoman Sedana dan St. Wisnu Wijaya

Penerapan Metode UTAUT untuk Memahami Penerimaan Aplikasi Kamus Istilah Akuntansi pada Smartphone

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang

ANALISIS PENERAPAN MODEL UTAUT (UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Penerapan Sistem informasi ZISW Dengan Menggunakan Metode UTAUT

ANALISIS PENERIMAAN TEKNOLOGI INTERNET OLEH PENGAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT)

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS) MENGGUNAKAN METODE UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT)

KARYA AKHIR. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi DIAT NURHIDAYAT

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

Seminar Nasional Informatika 2013 (semnasif 2013) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 18 Mei 2013

KAJIAN PENERIMAAN SISTEM PENDATAAN ULANG PESERTA PROGRAM PENSIUN : STUDI KASUS PADA DANA PENSIUN PLN

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI SIFOSTER XL AXIATA DI SMK MUHAMMADIYAH MAGELANG. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Surabaya pada Januari 2014, sebagai repository. Website ini dibuat untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xxi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang

ANALISA PENERIMAAN SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) PADA PT GBS MENGGUNAKAN UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DENGAN MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI

Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP

ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL)

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 281

PENGUKURAN KEPUASAN PENGGUNAAN APLIKASI LSD AIR FREIGHT CARGO DENGAN METODE UTAUT

Evaluasi Terhadap Penerimaan Pengguna Sistem Enterprises Resource Planning PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) Dengan Model Adapted UTAUT

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR ii. DAFTAR ISI..iv. DAFTAR GAMBAR...vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN Batasan Masalah...

Kajian Unified Theory of Acceptance and Use of Technology Dalam Penggunaan Open Source Software Database Management System

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Gambar 3.1. berikut merupakan flow chart dari tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Adopsi Teknologi Informasi Pada Usaha Mikro Kecil Menengah: Studi Pemanfaatan Sosial Media Untuk Menjalankan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut O Brien pada bukunya Management Information Systems 10e (2010), sistem informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari orang (people), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komputer (network) dan komunikasi maupun basis data (database) yang mengumpulkan, merubah dan menyebarkan sebuah informasi dalam suatu bentuk organisasi. Keberhasilan sebuah implementasi sistem informsi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat diukur dengan efektivitas, dimana efektivitas itu sendiri berhubungan dengan faktor kualitas dan kuantitas yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pengguna dan kualitas sistem informasi akademik MyUMN. Sistem Informasi Akademik (SIA) adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menyajikan informasi dan menata administrasi yang berhubungan dengan kegiatan akademis (Satoto, 2008). Dengan penggunaan perangkat lunak diharapkan kegiatan administrasi akademik dapat dikelola dengan baik dan informasi yang diperlukan dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. 5

6 2.2 Proses Pengembangan Sistem Pengembangan sistem informasi merupakan suatu tindakan, metode yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara sistem informasi atau perangkat lunak. Menurut O Brien dan Marakas (2010, p485), siklus hidup pengembangan sistem atau Systems Development Life Cycle (SDLC) merupakan salah satu metode yang menggunakan pendekatan sistem untuk mengembangkan solusi sistem informasi, serta dapat dilihat sebagai suatu tahapan yang dilakukan secara berulang. Gambar 2.1 menggambarkan apa yang terjadi di setiap tahap proses ini: (1) investigation, (2) analysis, (3) design, (4) implementation, and (5) maintenance. Understand the Business Problem or Opportunity Systems investigation Product : Feasibility Study Develop an Information System Solution Systems Analysis Product : Funtional Requirements Systems Design Product : System Spesifications Implement the Information System Solution Systems Implementation Product : Operational System Systems Maintenance Product : Improved System Gambar 2.1 Systems Development Life Cycle (O Brien, 2010 )

7 Pada setiap proses yang terlibat dalam SDLC memiliki hubungan yang sangat terkait dan saling tergantung. Saat ini banyak terdapat metodologi yang bisa digunakan di dalam membantu pengembangan suatu sistem informasi. Spiral Methodology Metodologi spiral ini merupakan salah satu dari metodologi SDLC, dimana telah memperbaiki beberapa permasalahan yang sebelumnya menjadi hambatan di dalam metodologi waterfall, tahapannya tetap sama, tetapi di dalam metode ini keempat tahapan (planning, analyzing, design, dan implementation) akan dilakukan secara berulang dengan cakupan permasalahan yang diperkecil (hanya akan dilakukan sebagian saja dari setiap tahapan tersebut). Model ini memiliki enam aktivitas penting, yaitu: Customer Communication; komunikasi antara pengembang dengan pelanggan. Planning; penentuan tujuan alternatif dan batasan. Risk Analysis; analisa alternatif dan identifikasi/pemecahan resiko. Engineering; pengembangan level berikutnya dari produk. Construction and release, testing dan menyediakan support termasuk dengan training pada user dan pembuatan dokumentasi. Customer Evaluation; penilaian terhadap hasil engineering.

8 Gambar 2.2 Spiral Methodology (Roger S. Pressman, 2001) Gambar 2.2 menunjukkan bahwa dalam Metodologi Spiral memungkinkan adanya feedback dari setiap tahapan, serta adanya suatu kesempatan di mana kesalahan tersebut bisa diperbaiki. Selain itu jika ada perkembangan lebih lanjut bisa langsung disesuaikan dengan sistem yang tengah dirancang. Pengguna akan diberikan kesempatan melihat hasil sementara dari project dan memberikan masukan-masukan. Berdasarkan metodologi ini, penulis mencoba melakukan evaluasi terhadap implementasi sistem informasi akademik MyUMN dengan cara mendapatkan feedback dari pengguna, sehingga akan dihasilkan masukan-masukan yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan. Baik dari sisi sistem yang dibangun dan pendekatan terhadap pengguna.

9 2.3 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) merupakan teori yang berpengaruh dan banyak diadopsi untuk melakukan penelitian penerimaan pengguna (user acceptance) terhadap suatu teknologi informasi. UTAUT yang dikembangkan oleh Venkatesh, et al. (2003) menggabungkan fitur-fitur yang berhasil dari delapan teori penerimaan teknologi menjadi satu teori. Kedelapan teori yang disatukan di dalam UTAUT adalah : 1. Theory of Reasoned Action (TRA) 2. Technology Acceptance Model (TAM) 3. Motivational Model (MM) 4. Theory of Planned Behavior (TPB) 5. Combined TAM and TPB (C-TAM-TPB) 6. Model of PC Utilization (MPCU) 7. Innovation Diffusion Theory (IDT) 8. Social Cognitive Theory (SCT).

10 Gambar 2.3 Research UTAUT Model (Venkatesh, et al., 2003) Teori UTAUT dirumuskan dengan empat macam faktor penentu inti (core determinants) suatu niat dan penggunaan Teknologi Informasi dengan empat moderator dari hubungan pokok (key relationships). Gambar 2.3 menunjukkan kerterkaitan antar factor-faktor yang mempengaruhi use behavior. Empat faktor dalam model UTAUT yang mempengaruhi user acceptance adalah : 1. Performance Expectancy (PE) Tingkatan keyakinan user bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu mereka menghasilkan kinerja yang maksimal. Teori-teori yang tergabung dalam faktor ini adalah : Perceived Usefulness Davis et al. (1989) mendefinisikan persepsi atas kemanfaatan (perceived usefulness) sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa

11 menggunakan sistem tersebut dapat meningkatkan kinerjanya dalam bekerja. Extrinsic Motivation Menurut Venkatesh, et al. (2003), motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation) didefinisikan sebagai persepsi yang diinginkan pengguna untuk melakukan suatu aktivitas karena dianggap sebagai alat dalam mencapai hasil-hasil bernilai yang berbeda dari aktivitas itu sendiri, semacam kinerja pekerjaan, pembayaran, dan promosi-promosi. Job-fit Menurut Venkatesh, et al. (2003), kesesuaian pekerjaan (job fit) didefinisikan bagaimana kemampuan-kemampuan dari suatu sistem meningkatkan kinerja pekerjaan individual. Relative Advantage Menurut Venkatesh, et al. (2003), keuntungan relatif (relative advantage) didefinisikan sebagai seberapa jauh menggunakan sesuatu inovasi yang dipersepsikan akan lebih baik dibandingkan menggunakan pendahulunya. Outcoume Expectations Menurut Venkatesh, et al. (2003), ekspektasi-ekspektasi hasil (outcome expectations) berhubungan dengan konsekuensi konsekuensi dari perilaku. Berdasarkan pada bukti empiris, mereka dipisahkan ke dalam ekspektasiekspektasi kinerja (performance expectations) dan ekspektasi-ekspektasi personal (personal expectations).

12 2. Effort Expectancy (EE) Tingkatan kemudahan yang dirasakan oleh pengguna dalam menggunakan sistem yang akan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) individu dalam melakukan pekerjaannya. Teori-teori yang tergabung dalam faktor ini adalah : Perceivfed Ease of Use Davis, et al. (1989) mengidentifikasikan bahwa kemudahan mempunyai pengaruh terhadap penggunaan teknologi informasi. Kemudahan penggunaan teknologi informasi akan memberikan perasaan dalam diri seseorang bahwa sistem itu mempunyai kegunaan dan karenanya menimbulkan rasa yang nyaman bila bekerja dengan menggunakannya (Venkatesh dan Davis 2000). Complexity Kompleksitas yang dapat membentuk konstruk ekspektasi usaha didefinisikan oleh Rogers dan Shoemaker (1971) dalam Venkatesh, et al. (2003) adalah tingkat dimana inovasi dipersepsikan sebagai sesuatu yang relatif sulit untuk diartikan dan digunakan oleh individu. Ease of Use Davis (1989) memberikan beberapa indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi, yaitu: TI sangat mudah dipahami, TI mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna, keterampilan pengguna akan bertambah dengan menggunakan TI, dan TI tersebut sangat mudah untuk dioperasikan.

13 3. Social Influence (SI) Kesadaan seseorang mengenai adanya orang lain yang menggunakan sistem dan mampu mempengaruhinya. Teori-teori yang tergabung dalam faktor ini adalah : Subjective Norm Social Factors Image Menurut Venkatesh dan Davis (2000), pengaruh sosial mempunyai dampak pada perilaku individual melalui tiga hal yaitu ketaatan (compliance), internalisasi (internalization), dan identifikasi (identification). Dapat diartikan bahwa semakin banyak pengaruh yang diberikan sebuah lingkungan terhadap calon pengguna teknologi informasi menggunakan suatu teknologi informasi yang baru maka semakin besar minat yang timbul dari personal calon pengguna tersebut karena pengaruh yang kuat dari lingkungan sekitarnya. 4. Facilitating Conditions (FC) Tingkat ukuran keyakinan individu bahwa prasarana organisasi dan teknis tersedia untuk mendukung penggunaan sistem. Teori-teori yang tergabung dalam faktor ini adalah : Perceived Behavioral Control Faciliting Condition Compatibility

14 Empat moderator kunci pada model UTAUT adalah gender, age, Experience, dan Voluntariness of Use sebagaimana yang ditunjukan pada tabel 2.1 Tabel 2.1. Faktor Moderator UTUAT Faktor Moderator Gender Age Experience Voluntariness of Use Definisi peranan jenis kelamin memiliki pengaruh psikologis pada penggunaan sistem Usia memiliki efek pada tingkah laku per individu Latihan perkenalan pada sistem sesuai denghan kemampuan yang dibutuhkan Merupakan penggunaan sistem dengan kesadaran sendiri atau tanpa perlu adanya perintah lagi 5. Behavioral Intention (BI) Minat pemanfaatan teknologi informasi (behavioral intention) didefinisikan sebagai tingkat kemauan atau niat pengguna menggunakan sistem secara terus menerus dengan asumsi bahwa mereka mempunyai akses terhadap informasi. Seorang akan memiliki minat menggunakan suatu teknologi informasi yang baru apabila pengguna tersebut meyakini bahwa dengan mennggunakan teknologi informasi tersebut akan meningkatkan kinerjanya, menggunakan teknologi informasi dapat dilakukan dengan mudah, dan pengguna tersebut mendapatkan pengaruh lingkungan sekitarnya dalam menggunakan teknologi informasi tersebut. 6. Use Behavior (UB) Perilaku penggunaan teknologi informasi (use behavior) didefinisikan sebagai intensitas dan atau frekuensi pengguna dalam menggunakan teknologi informasi. Perilaku penggunaan teknologi informasi sangat bergantung pada evaluasi pengguna

15 dari sistem tersebut. Suatu teknologi informasi akan digunakan apabila pengguna teknologi informasi tersebut mempunyai minat dalam menggunakan teknologi informasi tersebut karena keyakinan bahwa menggunkan teknologi informasi tersebut dapat meningkatkan kinerjanya, menggunakan teknologi informasi dapat dilakukan dengan mudah, dan pengaruh lingkungan sekitarnya dalam menggunakan teknologi informasi tersebut. Selain itu, perilaku penggunaan teknologi informasi juga dipengaruhi oleh kondisi yang memfasilitasi pengguna dalam menggunakan teknologi informasi tersebut karena apabila teknologi informasi tersebut tidak didukung oleh peralatan-peralatan, dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan maka penggunaan teknologi informasi tersebut tidak dapat terlaksana. 2.4 Uji Validitas Validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur, Syofian (2014, p.75). Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran. Validitas pada penelitian ini diukur dengan pengujian Validitas Konstruksi (Construct Validity). Pengujian validitas kosntruksi dilakukan dengan mengkorelasikan skor item instrumen dalam suatu faktor dengan skor total faktor. Jika hasil korelasi (r hitung) lebih besar dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa

16 instrument tersebut valid, Sugiyono (2014, p.149). Suatu instrumen penelitian dikatakan valid, bila : 1. Koefesien korelasi product moment melebihi 0,3 2. Koefesien korelasi product moment > r-tabel (α ; n 2) n = Jumlah sampel 3. Nilai sig α 2.5 Uji Reliabilitas Reliabilitas bertujuan untuk menguji sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula, Syofian (2014, p. 87). Dalam penelitian ini reliabilitas diukur dengan metode Internal Consistency. Internal Consistency adalah sebuah pengujian reliabilitas dengan satu kali percobaan instrumen dan kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Uji reliabilitas instrumen dinilai dengan Uji α Cronbach, untuk menilai konsistensi atau stabilitas model internal yang digunakan untuk mengukur kerangka konstruksi yang diusulkan. Apabila r α (positif) atau 0.7, maka variabel tersebut dinyatakan reliable. Dan apabila Apabila r α (positif) atau 0.7, maka variabel tersebut dinyatakan reliable. Tahapan perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik alpha cronbach, yaitu : a. Menentukan nilai varian setiap butir pertanyaan =

17 b. Menentukan nilai varian total = c. Menentukan reliabilitas instrumen = ( 1 ) 1 Keterangan : n : Jumlah Sampel X i X σ 2 σ 2 k r 11 : Jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan : Total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan : Varian Total : Jumlah varian pertanyaan : Jumlah butir pertanyaan : Koefesien reliabilias instrumen 2.6 Structural Equation Modelling (SEM) Structural Equation Modelling (SEM) merupakan salah satu teknik statistik multivariat yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan multivariabel. Struktur hubungan antar variabel dijelaskan melalui persamaan yang menjelaskan konstruk hubungan antar variabel dependen dan variabel independen pada model yang diuji. Konstruk model merupakan variabel laten yang tidak terukur, untuk itu diperlukan variabel manifes yang menjadi model pengukuran bagi masing-masing variabel laten (Hair et. Al., 2010).

18 Menurut Sugiyono (2014), Pemodelan Persamaan Struktural atau Structural Equation Modelling (SEM) adalah suatu analisis yang menggabungkan pendekatan analisis faktor (factor analysis), model struktural (structural model), dan analisis jalur (path analysis). Dengan demikian, di dalam analisis Pemodelan Persamaan Struktural (SEM) dapat dilakukan tiga macam kegiatan secara serentak, yaitu pengecekan validitas dan realibilitas instrumen, pengujian model hubungan antar variabel, dan kegiatan untuk mendapatkan suatu model yang cocok untuk prediksi. 2.6.1 Variabel Dalam SEM 1. Variabel Laten Penggunaan SEM menghendaki variabel-variabel dalam model yang berbentuk laten. Untuk variabel yang teramati (observed variable), perlakuannya dapat dianggap sebagai variable laten dengan satu indikator saja. Dengan demikian pada kasus model yang melibatkan kombinasi variabel laten dan variabel teramati, maka variabel teramati diperlakukan sebagai variabel laten dengan satu indikator teramati. Variabel laten dibedakan menjadi variabel laten eksogen dan variabel laten endogen. Variabel laten eksogen selalu muncul sebagai variabel bebas (independent latent variable) pada semua persamaan yang ada pada SEM. Gambar 2.4 adalah Variabel laten endogen merupakan variabel terikat (dependent latent variabel) dimana paling sedikit terdapat satu variabel laten endogen dalam model.

19 Eksogen (Ɛ) Endogen (ƞ) Gambar 2.4 Variabel Laten Eksogen dan Endogen (Wijanto, 2008) Pada metode survei dengan menggunakan kuisioner, setiap pertanyaan pada kuisioner mewakili sebuah variabel teramati. Simbol dalam lintasan dari variabel teramati adalah bujur sangkar atau kotak atau empat persegi panjang (Wijanto, 2008). 2. Variabel Teramati Variabel teramati (observed variabel) atau variabel terukur (measured variable) adalah variabel yang dapat diamati atau dapat diukur secara empiris dan sering disebut sebagai indikator. Variabel yang terkait dengan variabel laten eksogen diberikan notasi matematik dengan label X, sedangkan yang berkaitan dengan variabel laten endogen diberi label Y. X Gambar 2.5 Simbol Variabel Teramati (Wijanto, 2008) Y 2.6.2 Model SEM 1. Model Struktural (Structural Model) Model struktural menggambarkan hubungan-hubungan yang ada diantara variabelvariabel laten. Hubungan-hubungan ini umumnya linier, meskipun perluasan SEM

20 memungkinkan untuk mengikutsertakan hubungan tidak linier, yaitu sebuah hubungan antara variabel laten serupa dengan sebuah persamaan regresi linier diantara variabel-variabel laten tersebut. Beberapa persamaan regresi linier tersebut membentuk sebuah persamaan simultan variabel-variabel laten (Wijanto, 2008). Dalam SEM, setiap variabel laten biasanya mempunyai beberapa ukuran atau variabel teramati atau indikator. Pengguna SEM paling sering menghubungkan variabel laten dengan variabel-variabel teramati melalui model pengukuran yang berbentuk analisis faktor. Dalam model ini, setiap variabel laten dimodelkan sebagai sebuah faktor yang mendasari variabel-variabel teramati yang terkait (Wijanto, 2008). 2. Model Pengukuran (Measurement Model) Model pengukuran adalah model yang menggambarkan pengukuran terhadap variabel laten berdasarkan variabel manifes yang merepresentasikannya. Model pengukuran memiliki persamaan struktural yang mewakili hubungan antara variabel laten dengan variabel manifes (Bollen, 1993). 2.7 Sintesis Penelitian (State of The Art) Penelitian merupakan cara ilmiah yang berdasarkan ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Sehingga untuk mendapatkan suatu penelitian yang benar perlu adanya perbandingan fakta dan teori-teori dari berbagai sumber (Doaly, 2008). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji minat pemanfaatan dan penggunaan teknologi informasi menggunakan Model UTAUT yang dikembangkan

21 Venkatesh, et al. (2003), baik dalam model aslinya maupun yang dimodifikasi, antara lain: Tabel 2.2. Hasil Penelitian Terdahulu No. 1 2 Peneliti (Tahun Penelitian) Venkatesh, et al. (2003) Marchewka, et al. (2007) Judul Penelitian User Acceptance of Information Technology: Toward a Unified View An Application of the UTAUT Model for Understanding Student Perceptions Using Course Management Software Variabel Penelitian Independen: Performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions, Computer self efficacy, Computer anxiety, Attitude toward using technology Dependen: Behavioral Intention, Use Behavior Independen: Performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions Hasil Penelitian 1. Adanya hubungan positif signifikan ekpektasi kinerja, ekspektasi usaha dan faktor sosial terhadap minat pemanfaatan sistem informasi. 2. Adanya hubungan positif signifikan minat pemanfaatan sistem informasi dan kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai terhadap penggunaan sistem informasi 1. Performance expectancy tidak berpengaruh signifikan positif terhadap behavioral intention.

22 No. 3 4 Peneliti (Tahun Penelitian) Bandyopadhyay dan Fraccastoro (2007) Rini Handayani (2007) Judul Penelitian The Effect of Culture on User Acceptance of Information Technology Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta) Variabel Penelitian Dependen: Behavioral intention, use behavior Independen: Performance expectancy, effort expectancy, social influence Dependen: Behavioral intention Independen: Ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor sosial, kondisi yang memfasilitasi pemakai Dependen: Minat pemakaian SI, Penggunaan SI Hasil Penelitian 2. Effort expectancy dan social influence memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap behavioral intention Performance expectancy, effort expectancy, dan social influence berpengaruh signifikan positif terhadap behavioral intention 1. Ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, dan faktor sosial berpengaruh positif signifikan terhadap minat pemakaian SI. 2. Minat pemakaian SI dan kondisi yang memfasilitasi pemakai berpengaruh signifikan positif terhadap penggunaan SI. 5 AlAwadhi dan Morris (2008) The Use of the UTAUT Model in the Adoption of E-government Services in Kuwait Independen: Performance expectancy, effort expectancy, peer influence, facilitating conditions 1. Performance expectancy tidak berpengaruh signifikan positif terhadap behavioral intention

23 No. Peneliti (Tahun Penelitian) Judul Penelitian Variabel Penelitian Dependen: Behavioral intention, use behavior Hasil Penelitian 2. Effort expectancy dan peer influence berpengaruh signifikan positif terhadap behavioral intention. 3. Facilitating conditions memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap use behavior. 6 Bens Pardamean dan Mario Susanto (2012) Assessing User Acceptance toward Blog TechnologyUsing the UTAUT Model Independen : Performance expectancy, Effort expectancy, dan Social influence. Dependen: Behavioral intention, use behavior 1. Performance expectancy dan Social influence berpengarh signifikan positif terhadap behavioral intention. 2. Effort expectancy tidak berpengarh signifikan positif terhadap behavioral intention. 3. Faktor Experience berpengaruh negatif terhadap effort expectancy 4. Gender dan experience tidak menunjukkan indikasi efek apapun pada penggunaan blog Riset-riset mengenai penerimaan pengguna terhadap penggunaan atau pemanfaat teknologi sudah banyak dilakukan sebagaimana yang ditunjukkan dalam

24 tabel 2.2. Penelitian yang ditujukan khusus untuk meneliti penerimaan terhadap implementasi sistem informasi akademik dengan menggunakan framework UTAUT masih sedikit. Oracle Peoplesoft Campus Solution (OPCS) merupakan salah satu solusi sistem terintegrasi yang ditawarkan untuk mengelola data akademik. Dimana sistem yang dikembangkan mengadopsi pola atau budaya pendidikan diluar Indonesia. Sehingga menjadi sebuah tantangan tersendiri ketika sistem tersebut diimplementasikan dan digunakan dalam pengelolaan data akademik perguruan tinggi di Indonesia. Pada saat ini sudah ada tiga Universitas di Indonesia yang mengembangkan OPCS sebagai Sistem Informasi Akademik. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai evaluasi implementasi MyUMN sebagai sistem informasi akademik, dengan harapan dapat memberikan masukan dalam memperbaiki dan mengembangkan sistem akademik yang sesuai dengan kebutuhan yang ada.