BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. di dalam penelitian ini meliputi : Jumlah sampel (N), rata- rata sampel. Tabel 4.1. Deskriptif Variabel Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian. menggunakan rasio return on asset (ROA).

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Daftar sampel penelitian Perusahaan Sub-Sektor Otomotif dan Komponen Periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Keputusan Investasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DEWI JUNIARTI HONDRO JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ukuran perusahaan, dan good corporate governance terhadap kebijakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Nilai tambah ekonomis (EVA) merupakan nilai yang di dapatkan shareholder dari hasil

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. corporate social responsibility. Size (ukuran) perusahaan, likuiditas, dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Tabel 4.1 Prosedur penarikan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan adalah Laporan Laba-Rugi, Laporan Posisi Keuangan, dan Catatan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Data Penelitian Descriptives

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Profitabilitas, Kepemilikan Saham Oleh Publik dan Leverage terhadap Pengungkapan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data dan Penelitian 1. Uji Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil analisis deskriptif statistik, maka berikut di dalam tabel 4.1 akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi : Jumlah sampel (N), rata- rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimum serta standar deviasi bagi masing masing variabel. Tabel 4.1 Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DER 35.153913 1.298578.49099204.363071557 ROA 35.093849.352747.19612209.066970003 CR 35.450007 6.985368 2.96612257E0 1.796131220 SIZE 35 5.052528 1.309430E1 7.75104220E0 2.286399655 DPR 35.638412 2.676317E1 5.15312385E0 7.886354801 FCF 35-5.649320E2 8.425416E2 7.74226568E1 2.778030502E2 Valid N 35 (listwise) Sumber: Data sekunder yang diolah Keterangan: DER ROA =Debet to Equity Ratio (Kebijakan Hutang) = Return Of Asset (Profitabilitas) 58

59 CR SIZE DPR FCF = Current Ratio (Likuiditas) = Size Firm (Ukuran Perusahaan) = Dividen Payout Ratio (Kebijakan Dividen) = Free Cash Flow (Arus Kas Bebas) Tabel 4.1 di atas menunjukkan data dalam penelitian ini berjumlah 35 data. Di dalam penelitian ini terdapat 5 variabel independen yaitu Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Kebijakan Dividen, Free Cash Flow dan 1 variabel dependen yaitu Kebijakan Hutang. berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif pada tabel 4.1 di atas dapat dijelaskan bahwa: a. Rata-rata Kebijakan Hutang (DER) periode 2010-2014 sebesar 0,491. Nilai Maksimum Kebijakan Hutang sebesar 1,299 yang dimiliki oleh PT. Astra Internasional Tbk pada tahun 2012. Sedangkan nilai minimum Kebijakan hutang yaitu 0,154 yang dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk pada tahun 2011. b. Rata-rata Profitabilitas (ROA) periode 2010-2014 sebesar 0,196. Nilai maksimum ROA sebesar 0,353 yang dimiliki oleh PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Persero Tbk pada tahun 2011. Sedangkan nilai minimum ROA sebesar 0,094 yang dimiliki oleh PT Astra Internasional Tbk pada tahun 2014. c. Rata-rata Likuiditas (CR) periode 2010-2014 sebesar 2.966. Nilai maksimum CR sebesar 6,985 yang dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk pada tahun 2011. Sedangkan nilai minimum

60 CR sebesar 0,450 dimiliki oleh PT Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2013. d. Rata-rata Ukuran Perusahaan (SIZE) periode 2010-2014 sebesar 7,751 Nilai maksimum SIZE sebesar 1,309 dimiliki oleh PT Kalbefarma Tbk. Pada tahun 2014, sedangkan nilai minimum sebesar 5,053 yaitu PT Astra Internasional Tbk. Pada tahun 2010. e. Kebijakan Dividen (DPR) nilai maksimum sebesar 2,676 yaitu PT Kalbefarma Tbk. Pada tahun 2012, dan nilai minimum DPR sebesar 0,638 yaitu PT Astra internasional Tbk. Pada tahun 2014, sedangkan rata-rata DPR periode 2010-2014 yaitu 5,153. f. Free Cash Flow (FCF) dengan nilai maksimum sebesar 8,425 yaitu PT Kalbefarma Tbk. Pada tahun 2011, dan nilai minimum sebesar 5,649. yaitu pada PT Astra Agro Lestari Tbk. Pada tahun 2014, sedangkan nilai rata-rata Free Cash Flow periode 2010-2014 adalah 7.742. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan dependen mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik memiliki model yang mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu grafik

61 histogram dan grafik P-P Plot. Jika dilihat dari tampilan grafik histogram seperti pada gambar 4.1 sebagai berikut: Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Dilihat dari tampilan grafik histogram tersebut bahwa kurva membentuk lonceng maka dapat dikatakan model berdistribusi normal.

62 Jika dilihat dari grafik normal P-P Plot seperti pada Gambar 4.2 Gambar 4.2 Normal Probability Plot Sumber : Data sekunder yang di olah, 2016 Normal Probability Plot untuk uji regresi variabel dependen Kebijakan Hutang terlihat bahwa titik-titik menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dari grafik tersebut maka dinyatakan bahwa model regresi pada penelitian ini memenuhi syarat. Uji kenormalan data juga bisa dilakukan dengan iji ststistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil uji statistik

63 Klomogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat dalam tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Uji Normalitas (Uji Kolmogorov- Smirnov) Unstandardized B Residual N 35 Normal e Parameters a Mean.0000000 r Most Extreme Differences d One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test a Negative -.086 Kolmogorov-Smirnov Z.509 s Asymp. Sig. (2-tailed).958 a. atest distribution is Normal. Std. Deviation.22458668 Absolute.086 Positive.055 Berdasarkan hasil tabel 4.2 tersebut, nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0,509 dengan nilai signifikansi 0,958. Data signifikansi tersebut menunjukkan lebih besar dari 0,05 yang menyatakan bahwa residual terdistribusi secara normal atau dengan kata lain regresi dengan variabel dependen Kebijakan Hutang memenuhi uji normalitas. b. Uji Multikolinieritas Pengujian multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan nilai Collinearity Statistics Tolerance (T) dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama

64 dengan nilai VIF 10. 1 Untuk mengetahui uji multikolonieritas dapat dilihat dari nilai Variance Inflancion Factor (VIF) yang terdapat memiliki masing-masing variabel seperti pada tabel berikut : Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas Model 1(Constant) Collinearity Statistics Tolerance VIF ROA.390 2.563 CR.420 2.380 SIZE.734 1.363 DPR.708 1.413 FCF.901 1.109 a. Dependent variable DER Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016. Suatu regresi dinyatakan bebas dari multikolinieritas mempunyai nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa variabel independen memiliki nilai tolerance > 0,10 yaitu ROA 0.390, CR 0,420, SIZE 0,734, DPR 0,708, FCF 0,901 serta nilai VIF < 10 yaitu ROA 2,563, CR 2,389, SIZE 1,363, DPR 1,413, FCF 1,109. Dengan demikian untuk uji multikolonieritas tidak terjadi masalah antar variabel independen dalam model regresi. 1 Imam Ghozali, AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 (Semarang: BadanPenerbitUndip, 2011),hlm. 106.

65 c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu memiliki periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). 2 Jika terjadi korelasi, maka dinamakan memiliki problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang digunakan untuk mendiagnosa autokorelasi salah satunya adalah dengan Runs Test. Tabel 4.4 Runs Test Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -.00612 Cases < Test Value 17 Cases > = Test Value 18 Total Cases 35 Number of Runs 16 Z -.682 Asymp. Sig. (2-tailed).495 a. Median Sumber : Data sekunder yang di olah, 2016 Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui hasil Runs Test di atas menunjukkan nilai signifikansinya sebesar 0,495 lebih besar dari 0,05 yang artinya bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model penelitian ini. 2 Imam Ghozali, AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 (Semarang: BadanPenerbitUndip, 2011),hlm. 110.

66 d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya penyimapangan terhadap salah satu asumsi klasik yang mensyaratkan homoskasdestisitas. Jika pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola yang teratur, maka mengidentifikasi telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak membentuk pola yang jelas serta titik yang menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas itu dengan melihat grafik Scatter Plots seperti pada gambar 4.2 di bawah ini : Gambar 4.3 Sumber: Data sekunder yang di olah, 2016 Berdasarkan gambar 4.2 Scatter Plot tersebut titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka nol atau tidak membentuk pola

67 Model yang jelas. Oleh karena itu hasil ini menunjukkan bahwa data telah terjadi homoskasdestisitas atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. e. Uji Glejser Jika variabel independen signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistic mempengaruhi variabel indpenden absolut Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Hasil setelah di uji glejser pada tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Glejser Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant).259.106 2.445.021 ROA.328.518.168.633.532 CR -.028.019 -.388-1.512.141 SIZE -.007.011 -.124 -.638.528 DPR -.003.003 -.172 -.872.390 FCF.000.000.260 1.483.149 a. Dependent Variable: absutt Sumber: Data sekunder yang di olah, 2016

68 Setelah dilakukan uji glejser, maka diketahui bahwa dari 5 variabel independen signifikansi diatas 5% yaitu 0,868, 0,718, 0,908, 0,868, 0,666. Jadi model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. 2. Uji Hipotesis Model a. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui dan menganisis pengaruh variabel Profitabilitas (ROA), Likuiditas (CR), Ukuran Perusahaan (SIZE), Kebijakan Dividen (DPR), dan Freee Cash Flow (FCF) terhadap Kebijakan Hutang (DER). Table 4.6 Hasil Perhitungan Regresi Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 1.441.204 7.057.000 ROA -1.390.997 -.256-1.394.174 CR -.044.036 -.216-1.218.233 SIZE -.083.021 -.522-3.894.001 DPR.017.006.377 2.759.010 FCF 7.161E-5.000.055.453.654 a. Dependent Variable: DER Sumber : Data sekunder yang di olah, 2016 Berdasarkan tabel di atas dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

69 Kebijakan Hutang (DER) = 1,441 + (-1,390) ROA+ (-0,044) CR + (-0,083) SIZE + 0,017 DPR+ (7,161) FCF. Persamaan di atas, mempunyai makna: 1) Koefisien konstanta sebesar 1,441 dan bertanda positif hal ini berarti ROA, CR, SIZE, DPR dan FCF dalam kepemilikan tetap, maka DER akan bernilai sebesar 1,441. 2) Koefisien regresi ROA sebesar 1,390 dan bertanda negatif, hal ini berarti setiap kenaikan satu persen ROA dengan asumsi variabel independen lainnya tetap, maka Kebijakan Hutang akan mengalami penurunan sebesar 1,390. 3) Koefisien regresi CR sebesar 0,044 dan bertanda negatif, hal ini berarti setiap kenaikan satu persen CR dengan asumsi variabel independen lainnya tetap, maka DER akan mengalami penurunan sebesar 0,044. 4) Koefisien regresi SIZE sebesar 0,083 dan bertanda negatif, hal ini berarti setiap kenaikkan satu persen SIZE dengan asumsi variabel independen lainnya tetap, maka DER akan mengalami penurunan sebesar 0,083. 5) Koefisien regresi DPR sebesar 0,017 dan bertanda positif, hal ini berarti setiap kenaikkan satu persen DPR dengan asumsi variabel independen lainnya tetap, maka DER akan mengalami peningkatan sebesar 0,017. 6) Koefisien regresi FCF sebesar 7,161 dan bertanda positif, hal ini berarti setiap kenaikkan satu persen FCF dengan asumsi variabel independen lainnya tetap, maka DER akan mengalami peningkatan sebesar 7,161.

70 b. Uji Signifikansi 1) Uji Statistik t (parsial) Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui dari kelima variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Kebijakan Hutang) adalah variabel SIZE dan DPR dengan nilai signifikan 0,001 dan 0,010. Sedangkan ke tiga variabel lainnya yaitu ROA, CR, dan FCF tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan variabel ROA, CR, dan FCF masing-masing sebesar 0,174, 0,233 dan 0,654 lebih besar dari tingkat signifikansi sebesar 0,05. Pengujian Hipotesis (H 1 ) Berdasarkan tabel 4.6 Hasil perhitungan secara parsial variabel Profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh dan signifikan terhadap Kebijakan Hutang, yang ditunjukkan dengan besarnya t hitung sebesar - 1,394 dengan nilai signifikansi 0,174 yang mana signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Hal tersebut menandakan bahwa Ha1 ditolak. Pengujian Hipotesis (H 2 ) Berdasarkan tabel 4.6 Hasil perhitungan secara parsial variabel Likuiditas (CR) tidak berpengaruh dan signifikan terhadap variabel Kebijakan Hutang yang ditunjukkan dengan besarnya t hitung sebesar - 1,218 dengan nilai signifikansi 0,233 yang mana signifikansi tersebut

71 lebih besar dari 0,05. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Likuiditas (CR) tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Hal tersebut menandakan bahwa Ha2 ditolak. Pengujian Hipotesis (H 3 ) Berdasarkan tabel 4.6 Hasil perhitungan secara parsial variabel Ukuran Perusahaan (SIZE) berpengaruh dan signifikan terhadap Kebijakan Hutang, yang ditunjukkan dengan besarnya t hitung sebesar - 3,894 dengan nilai signifikansi 0,001 yang mana signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Ukuran Perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Hal tersebut menandakan bahwa Ha3 diterima. Pengujian Hipotesis (H 4 ) Berdasarkan tabel 4.6 Hasil perhitungan secara parsial variabel Kebijakan dividen (DPR) berpengaruh dan signifikan terhadap Kebijakan Hutang, yang ditunjukkan dengan besarnya t hitung sebesar 2,759 dengan nilai signifikansi 0,010 yang mana signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Kebijakan Dividen (DPR) berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Hal tersebut menandakan bahwa Ha4 diterima. Pengujian Hipotesis (H 5 ) Berdasarkan tabel 4.6 Hasil perhitungan secara parsial variabel Free Cash Flow (FCF) tidak berpengaruh dan signifikan terhadap variabel Kebijakan Hutang yang ditunjukkan dengan besarnya t hitung

72 Model sebesar 0,453 dengan nilai signifikansi 0,654 yang mana signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Free Cash Flow (FCF) tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Hal tersebut menandakan bahwa Ha5 ditolak. 2) Uji Statistik F (Simultan) Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui variabel independen terhadap variabel dependennya secara bersama-sama (simultan). Hasil uji statistik F akan ditunjukkan dalam tabel berikut : Tabel 4.7 Hasil Regresi Uji F ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2.767 5.553 9.358.000 a Residual 1.715 29.059 Total 4.482 34 a. Predictors: (Constant), FCF, DPR, CR, SIZE, ROA b. Dependent Variable: DER Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji F sebesar 9,358 dengan nilai signifikansi 0.000 dibawah 5% maka dapat disimpulkan Ha7 diterima. Hal ini menunjukkan secara simultan variabel independen yang terdiri dari ROA, CR, SIZE, DPR dan FCF berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang artinya besar kecilnya semua variabel independen tersebut secara simultan mempengaruhi Kebijakan Hutang periode mendatang.

73 3) Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar presentase perubahan atau variasi dari variabel dependen bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari variabel independen. 3 Semakin tinggi nilai koefisien determinasi akan semakin baik kemampuan variabel independen dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen. Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai adjusted R square pada analisis regresi berganda. Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut: Model R R Square Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1.786 a.617.551.243178102 2.703 a. Predictors: (Constant), FCF, DPR, CR, SIZE, ROA b. Dependent Variable: DER Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 Dilihat dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui nilai Adjusted R 2 sebesar 0.551 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 55,1%. Sedangkan sisanya sebesar 44,9% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel independen dalam penelitian ini. 3 Imam Ghozali, Aplikasianalisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 (Semarang: BadanPenerbitUndip, 2011) hlm. 97.

74 B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pembahasan hasil penelitian secara parsial Pada bagian ini peneliti akan memaparkan pembahasan mengenai hasil analisis yang telah dilakukan secara parsial. Secara umum dapat disimpulkan bahwa variabel independen Ukuran Perusahaan (SIZE) dan Kebijakan Hutang (DPR) berpengaruh secara signifikan terhadap Kebijakan Hutang (DER). Sedangkan variabel independen Profitabilitas (ROA) Likuiditas (CR) dan Free Cash Flow (FCF) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Hutang (DER). Hal ini sebagaimana terlihat dalam analisis berikut ini: a. Pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap Kebijakan Hutang (DER) Berdasarkan Tabel 4.6 hasil analisis Profitabilitas (ROA) dengan menggunakan regresi berganda dapat dijelaskan bahwa variabel independen Profitabilitas (ROA) memiliki t hitung sebesar- 1,394 sedangkan t tabel adalah 1,690 dengan nilai signifikansi 0,174. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa t hitung < t tabel (1,394 < 1,690). Nilai signifikansi ini menunjukkan angka yang lebih besardari 0,05 (0,174 > 0,05) maka dapat disimpulkan H a 1 ditolak, yang berarti profitabilitas (ROA) secara parsial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang (DER). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang yang berarti semakin tinggi rasio Profitabilitas, maka tingkat hutang

75 perusahaan akan turun, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Soesetio, yang menyatakan bahwa semakin tinggi rasio Profitabilitas, diikuti pula turunya rasio hutang perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa setiap penambahan Profitabilitas, akan mengakibatkan sumber pendanaan perusahaan dari hutang akan berkurang, karena keuntungan tersebut tidak dibagikan dalam bentuk dividen tunai atau dividen saham, tetapi dijadikan sebagai laba ditahan untuk membayar hutang. 4 Hasil ini mendukung peneliti dari Makaryanawati dan Mamdy yang menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan hutang, dan hasil penelitian dari Indahningrum dan Handayani yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. b. Pengaruh Likuiditas (CR) terhadap Kebijakan Hutang (DER). Berdasarkan Tabel 4.6 hasil analisis Likuiditas (CR) dengan menggunakan regresi berganda dapat dijelaskan bahwa variabel independen Likuiditas (CR) memiliki t hitung sebesar 1,218 sedangkan t tabel 1,690 adalah dengan nilai signifikansi 0,233. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa t hitung < t tabel (1,218 < 1,690). Nilai signifikansi ini juga menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,05 (0,233 > 0,05). Maka dapat disimpulakan H a 2 di 4 Yuli Soesetio, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.12, No.3. September 2008. Hal 384

76 tolak yang berarti Likuiditas (CR) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Teori yang di kemukakan oleh Kasmir, menyatakan bahwa semakin besar rasio lancar perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. 5 Artinya perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2010-2014 tidak dapat dikatakan likuid, karena perusahaan tersebut belum mampu memenuhi kewajibannya. Penelitian ini tidak konsisten dengan peneliti Mersi Narita, yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan hutang. c. Pengaruh Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap Kebijakan Hutang (DER) Berdasarkan Tabel 4.6 hasil analisis Ukuran Perusahaan (SIZE) dengan menggunakan regresi berganda dapat dijelaskan bahwa variabel independen Ukuran Perusahaan (SIZE) memiliki t hitung sebesar -3,894 sedangkan t tabel adalah 1,690 dengan nilai signifikansi 0,001. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (3,894 > 1,690). Nilai signifikansi ini menunjukkan angka yang lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05) maka dapat disimpulkan H a 3 diterima, yang berarti Ukuran Perusahaan (SIZE) secara parsial berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. 5 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta 2010. Hlm.134

77 Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang, hal ini berarti semakin besar ukuran perusahaan, mengakibatkan peningkatan penggunaan hutang. Penelitian ini sejalan dengan teori bahwa semakin besar sebuah perusahaan maka perusahaan tersebut dapat dengan mudah mengakses pasar modal, ini disebabkan karena perusahaan besar memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan sumber dana. 6 Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Haruman dan Yeniatie dan Destriana. d. Pengaruh Kebijakan Dividen (DPR) terhadap Kebijakan Hutang (DER) Berdasarkan Tabel 4.6 hasil analisis Kebijakan Dividen (DPR) dengan menggunakan regresi berganda dapat dijelaskan bahwa variabel independen Kebijakan Dividen (DPR) memiliki t hitung sebesar 3,267 sedangkan t tabel adalah 1,690 dengan nilai signifikansi 0,010. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa t hitung >t tabel (2,759 > 1,690). Nilai signifikansi ini menunjukkan angka yang lebih kecil dari 0,05 (0,010 < 0,05) maka dapat disimpulkan H a 4 diterima, yang berarti Kebijakan Dividen (DPR) secara parsial berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dividen memiliki pengaruh searah dengan prediksi kebijakan hutang perusahaan. Semakin 6 Nazrial, Kamaliah, dan Tika Rahmi Syafitri, Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kebijakan Dividen, Kepemilikan Saham Manajerial, dan Kepemilikan Saham Institusional Terhadap Kebijakan Hutang, Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Riau.

78 tinggi Dividen, maka akan semakin tinggi kebijakan hutang perusahaan. Hasil ini sejalan dengan teori yang ada bahwa kebijakan dividen yang stabil menyebabkan adanya keharusan bagi perusahaan untuk menyediakan sejumlah dana guna membayar jumlah dividen yang tetap tersebut. Arah positif dari penelitian ini menunjukkan bahwa jika perusahaan meningkatkan pembayaran dividennya maka dana yang tersedia untuk pendanaan (laba ditahan) akan semakin kecil. Untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan, manajer lebih cenderung untuk menggunakan hutang lebih banyak. 7 Penelitian ini konsisten dengan peneliti Lenra Juni Remember Purba yang menyatakan adanya pengaruh signifikan dan positif antara dividen terhadap kebijakan hutang. e. Pengaruh Free Cash Flow (FCF) terhadap Kebijakan Hutang (DER) Berdasarkan Tabel 4.6 hasil analisis Free Cash Flow (FCF) dengan menggunakan regresi berganda dapat dijelaskan bahwa variabel independen Free Cash Flow (FCF) memiliki t hitung sebesar 0,453 sedangkan t tabel 1,690 adalah dengan nilai signifikansi 0,654. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa t hitung < t tabel (0,453 < 1,690). Nilai signifikansi ini juga menunjukkan angka 7 Riska Putri Indah Ningrum dan Ratih Handayani Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Jurnal: Bisnis dan Akuntansi, Vol.11.No.3, STIE Trisakti 2009.

79 yang lebih besar dari 0,05 (0,654 > 0,05). Maka dapat disimpulakan H a 5 di tolak yang berarti Free Cash Flow (FCF) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Free Cash Flow (FCF) belum mampu untuk mempengaruhi tingkat penggunaan hutang perusahaan dalam rangka untuk mengurangi acency cost. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Fariz Ilham Yudistira dengan hasil penelitian free cash flow (FCF) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang dan tidak konsisten dengan penelitian Kartika Puspita Sari bahwa free cash flow (FCF) berpegaruh terhadap kebijakan hutang. 2. Pembahasan Hasil Penelitian Secara Simultan Dari hasil uji F diketahui bahwa secara simultan variabel independen yang terdiri dari profitabilitas (ROA), likuiditas (CR), ukuran perusahaan (SIZE), kebijakan dividen (DPR), dan free cash flow (FCF) terhadap Kebijakan Hutang (DER) dengan nilai F hitung 9,358 dengan signifikansi 0,000 di bawah 5% artinya besar kecilnya semua variabel independen tersebut secara simultan mempengaruhi Kebijakan Hutang (DER) periode mendatang.